Rekam Medik
IDENTIFIKASI
Nama
: Ny. N
Med.Rec/Reg : 71 88 84
Umur
: 34 tahun
Pendidikan : SMA
Alamat
: Durian amporen,Bengkulu
Utara
MRS
: 24 Mei 2016
Pkl 03.30 WIB
Riwayat Perkawinan
Kawin 1x, Lama perkawinan 9 tahun
Riwayat Reproduksi
Menars 13 tahun, Lama Haid 5 hari,Siklus haid teratur
HPHT 1-9-2015
Keluhan utama :
Mau melahirkan dengan darah tinggi dan bekas operasi
melahirkan
Riwayat Perjalanan Penyakit
Os rujukan RSUD
Argamakmur
dengan mau
melahirkan dengan
darah tinggi dan
bekas operasi
melahirkan
- R/ perut mules yg
menjalar ke
pinggang (+)
- R/ keluar darah
lendir (-)
- R/ keluar air-air (-)
* R/ darah tinggi pd
kehamilan sebelumnya (-)
* R/ darah tinggi sebelum
hamil (-)
* R/ darah tinggi pd
kehamilan skrg (+)
R/ darah tinggi dalam
keluarga (+)
* R/ mual muntah
hebat(+)
* R/ sakit kepala hebat (+)
* R/ penglihatan kabur (+)
* R/ nyeri ulu hati (+)
PEMERIKSAAN FISIK
Status Present
Keadaan Khusus
Keadaan Umum
Sensorium : compos mentis
Tipe badan : piknikus
BB
: 68 kg
TB
: 157 cm
Tek.Darah : 170/110 mmHg
Nadi
: 80 x/menit
RR
: 20 x/menit
Suhu
: 36,5oC
Kepala
Leher
Thorax
Abdomen
Ekstremitas :
Edema pretibial +/+
Refleks patologis -/-
dlm batas
normal
PEMERIKSAAN OBSTETRI
PEMERIKSAAN LUAR :
FUT 3 jari dibawah
proc.xyphoideus (30 cm)
Memanjang, puki, kepala,
penurunan U 5/5, his 2x/10/25,
DJJ 148 x/mnt, reguler, TBJ
2635 gram
PEMERIKSAAN DALAM :
Portio lunak,posterior,eff 50%, 1
cm, H I-II, ketuban dan
penunjuk blm dapat dinilai
INDEKS GESTOSIS
Edema
: 1
Proteinuria
TD sistolik : 2
TD diastolik
: 1
: 2
6
LABORATORIUM (24-05-2016)
DARAH
RUTIN
Hb
Leukosit
: 11,7 g/dl
: 18000/mm3
Trombosit : 234000/mm3
Ht
: 35 vol%
SGOT
: 17 U/L
SGPT
: 9 U/L
URIN
RUTIN
Warna
: kuning
Sel epitel
:+
Kejernihan : jernih
Protein
: ++
DIAGNOSIS KERJA
TERAPI
-
Follow UP
St.Presens
Kel
KU
Sens
TD
N
RR
T
Pem.Luar
Tifut
24-5-2016
Pkl 13.00 WIB
25-5-2016
Pkl 07.00 WIB
26-5-2016
Pkl 07.00 WIB
Habis operasi
melahirkan
Sedang
Compos mentis
150/110 mmHg
82 x/menit
18 x/menit
36,5 oC
Sedang
Compos mentis
140/90 mmHg
80 x/menit
20 x/menit
36,6oC
Sedang
Compos mentis
130/80 mmHg
80 x/menit
20 x/menit
36,4oC
Follow UP
24-05-2016
Pkl 13.00 WIB
25-05-2016
Pkl 07.00 WIB
26-05-2016
Pkl 07.00 WIB
Diagnosis
Terapi
- Observasi TVI,
perdarahan
-IVFD RL gtt
XX/menit
-Kateter menetap
-Inj. Cefotaxim 1
g/ 8 jam IV
-Inj. Asam
traneksamat 250
mg / 8 jam IV
-Inj. Tramadol 100
mg/ 8 jam IV
-Inj. MgSO4 40%
s.d 24 jam post
-Observasi TVI,
perdarahan
IVFD RL gtt
XX/menit
Kateter aff
- Methyldopa 250
mg/ 8 jam
- Ciprofloxacin
500 mg/12 jam
- Paracetamol
500 mg/12 jam
- Observasi TVI,
perdarahan
- IVFD RL aff
- Methyldopa 250
mg/ 8 jam
- Ciprofloxacin
500 mg/12 jam
- Paracetamol
500 mg/12 jam
- Ganti perban
- Pasien boleh
pulang
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pre Eklampsia dan Impending Eklampsia
Preeklampsia adalah kelainan multisistem spesifik pada kehamilan yang
ditandai oleh timbulnya hipertensi dan proteinuria setelah umur kehamilan 20
minggu. Kelainan ini dianggap berat jika tekanan darah dan proteinuria
meningkat secara bermakna atau terdapat tanda-tanda kerusakan organ
(termasuk gangguan pertumbuhan janin)
Preeklampsia ringan
- Tekanan darah 140/90 mmHg yang diukur pada posisi terlentang; atau
kenaikan sistolik 30 mmHg; atau kenaikan tekanan diastolik 15
mmHg.
- Proteinuria kuantitatif 0,3 gram/liter; kualitatif 1+ atau 2+ pada urin
kateter atau mid stream.
- Oedem umum, kaki, jari tangan dan muka, atau kenaikan berat badan 1
kg per minggu.
Preeklampsia berat
preeklampsi dengan tekanan darah sistolik 160 mmHg dan
tekanan darah diastolik 110 mmHg disertai proteinuria lebih
dari 5 gram/24 jam.
Dibagi menjadi:
Preeklampsia berat dengan impending eklampsia
Preeklampsia berat tanpa impending eklampsia
Pre eklampsia digolongkan berat bila terdapat satu atau lebih gejala:
- Tekanan sistole 160 mmHg atau lebih, atau tekanan diastole 110 mmHg
- Proteinuria 5 gr atau lebih per jumlah urin selama 24 jam
- Oliguria, air kencing kurang dari 500 cc dalam 24 jam.
- Kenaikan kreatinin serum
- Gangguan visus dan serebral; kesadaran, nyeri kepala, dan pandangan kabur
- Nyeri di daerah epigastrium dan nyeri kuadran atas kanan abdomen karena
teregangnya kapsula Glisson
- oedema paru-paru dan sianosis
- Hemolisis mikroangiopatik
- Terjadi gangguan fungsi hepar peningkatan SGOT dan SGPT
- Pertumbuhan janin terhambat
- Trombositopenia berat (< 100.000 sel/mm3) atau penurunan trombosit dengan
cepat
- Sindroma Hellp.
ETIOLOGI
Penanganan
Prinsip penatalaksanaan preeklamsia berat adalah mencegah
timbulnya kejang, mengendalikan hipertensi guna mencegah
perdarahan intrakranial serta kerusakan dari organ-organ
vital dan melahirkan bayi dengan selamat.
Pengobatan Medikamentosa
1).Infus RL atau D5%
2). MgSO4 40%
- dosis awal: 8 g IM ( bokong kiri dan bokong kanan)
- dosis lanjutan 4 g IM/ 6 jam (bokong kiri atau bokong
kanan)
3). Antihipertensi ( Nifedipine 10 mg)
4). Diuretika (hanya jika ada edema paru, gagal jantung
kongestif, edema anasarka)
5). Diet seimbang
6). Kortikosteroid pada usia kehamilan 28-36 minggu
Cara Persalinan:
Diutamakan pervaginam, kecuali ada indikasi SC
Jika belum inpartu,
Induksi persalinan jika BS > 8
Bila perlu matangkan serviks dengan misoprostol
Induksi persalinan harus mencapai kala II dalam 24 jam. Jika tidak
dianggap gagal dan harus dilakukan SC
Prognosis
Prognosis PEB dan eklampsia dikatakan jelek karena kematian
ibu antara 9,8 20,5%, sedangkan kematian bayi yaitu 42,2
48,9%.
Kematian ibu biasanya karena perdarahan otak, decompensatio
cordis, oedem paru, payah ginjal dan aspirasi cairan
lambung. Sebab kematian bayi karena prematuritas dan
hipoksia intra uterin.
BAB IV
PEMBAHASAN
1. Apakah diagnosis pasien ini sudah tepat ?
2. Apakah penatalaksanaan pasien ini sudah
tepat ?
KESIMPULAN
1.Pada pasien ini didiagnosis dengan impending eklampsia
karena didapatkan gejala sakit kepal,gangguan
gastrointestinal dan gangguan mata, selain itu didapatkan
tekanan darah tinggi dan proteinuria yang positif dua
2.Penatalaksananan pasien sudah tepat yaitu dilakukan
stabilisasi terlebih dahulu sebelum dilakukan terminasi
perabdominam
RUJUKAN
Norwitz ER,Dong Shu C, Repke JP, Acute complications of
preeclampsia in Clinical Obstetric and Gynecology : Lippincott
Williams & Wilkins. Inc; vol 45 ;number 2.308-329:2002
Wiknjosastro H, Sumpraja S, Saifuddin AB. Ilmu kebidanan. Edisi
kedua. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 1986: 7, 480487, 476-477. Jakarta
Arias F. Partical guide to high-risk pregnancy and delivery. 2 nd ed.
Missouri : Mosby Year Book inc., 1993; 433-440
Cavanagh D, Knuppel RA, OConnor TCF. Preeclampsia and eclampsia
In: Cavanagh D, Woods RE, OConnor TCF, Knuppel RA. Obstetric
emergencies. Philadelphia: Harper and Row publisher, 1982; 107132
Cunningham FG, Fernandez CO, Hemandez C. Blindness associated
with preeclampsia and eclampsia. Am J Obstet Gynecol
1995;172:1291-8.
Vikse BE, Irgens LM, Leivestad T, Skjaerven R, Iversen BM. Preeclampsia and the
risk of end-stage renal disease. N Engl J Med 2008;359:800-9.
Angsar MD, Kristanto H, Kusuma AANJ et al. Pedoman pengelolaan
hipertensi dalam kehamilan di Indonesia, Edisi kedua, Himpunan
Kedokteran Fetomaternal Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi
Indonesia, 2005.p9-20
Mattar F, Sibai BM. Eclampsia: Risk factors for maternal morbidity, Am J
Obstet Gynecol. 2000; 182: 307-12
Hayman R, Myers J. Diagnosis and clinical presentation, In Baker PN,
Kingdom JCP, editors, Pre-eclampsia current prespective on
management, New York: The parthenon publishing group; 2004.p 133-43
Krisnadi SR, Johanes CM, Effendi JS. Pedoman Diagnosis dan Terapi Obstetri
dan Ginekologi Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin, Edisi ke 2, Bandung:
Bagian Obstetri Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran
Rumah sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung; 2005.p60-70
TERIMA KASIH