Anda di halaman 1dari 25

Presentasi Besar

HUBUNGAN ASMA DENGAN GERD


Pembimbing:
dr Indah Rahmawati, Sp.P
Oleh :
Irvianna Hamdja
G4A013078

Latar belakang

Asma merupakan penyakit inflamasi kronis pada saluran per

Latar belakang
Asma merupakan kondisi kronis yang
ditandai dengan sesak napas dan serangan
mengi
Prevalensi asma pada populasi umum
adalah sekitar 4-5%.

Dalam kehamilan, prevalensi dilaporkan


sekitar 1-4%

Definisi Asma
Status bronkostasis pada system respirasi ibu yang
hamil

keadaan klinis yang ditandai oleh masa penyempitan


bronkus yang reversibel, dipisahkan oleh masa di
mana ventilasi jalan nafas terhadap berbagai
rangsang
radang kronis pada jalan nafas yang berkaitan
dengan obstruksi reversible dari spasme, edema, dan
produksi mucus dan respon yang berlebihan
terhadap stimuli

Patofisiologi
Alergen

Alergi

Otot saluran nafas mengkerut

Selaput lendir menebal


Dinding saluran nafas bengkak
Saluran nafas menyempit

Sesak / Asthma

Patofisiologi
Lange et al (2001)

Klasifikasi Berdasar Gambaran Klinis


Secara Umum

Cont

Klasifikasi Menurut Derajat Serangan

Cont

Menghilangkan factor pencetus

Obat hisap (inhaler) cukup efektif mengatasi


serangan
Pemberian obat mengikuti urutan CBA
(corticosteroid, bronchodilator/B-agonis dan
aminofilin

Tatalaksana

Cont

Definisi GERD

Morbiditas selama kehamilan


Gagal nafas dan membutuhkan ventilasi
mekanik, atau dapat berupa barotraumas
dan komplikasi pemakaian steroid

Outcome perinatal
Preeclampsia, hipertensi kehamilan,
perdarahan uterus, prematuritas
Anomaly congenital, fetal growth
restriction, BBLR, hipoglikemia neonatal,
kejang, takipneu, dan meningkatkan
perawatan di NICU

Patogenesis

Patogenesis
> Faktor defensif

Diagnosis
American College of Gastroenterology

Tatalaksana Medikamentosa

Konsensus nasional penatalaksanaan GERD

Tatalaksana Non Medikamentosa


meninggikan posisi kepala saat tidur

Hubungan Asma Dengan GERD


> Disregulasi otonom pada nervus vagus.

Tatalaksana
Tujuan utama pengobatan adalah
mengobati asma dan GERD, sekaligus
mengurangi refluks esofageal dan
memproteksi mukosa esofagus. Telah
terbukti bahwa mengobati GERD pada
penderita asma bronkial akan mengurangi
keluhan subyektif seperti batuk dan
pirosis (70% kasus) serta mengurangi
serangan asma (60%), yang akan
memperbaiki kualitas hidup penderita.

Kesimpulan

Timbulnya refluks gastroesofagus pada pasien asma


bronkial dipengaruhi beberapa faktor yaitu:
disregulasi otonom pada nervus vagus
peningkatan perbedaan tekanan antara rongga
toraks dan abdomen oleh karena obstruksi saluran
napas
adanya hernia hiatal yang mengganggu mekanisme
bersihan asam esofagus, sebagai penampung asam
dan mengganggu aksi diafragma krural sebagai
sfingter, pendataran diafragma krural yang
mengganggu fungsi LES sebagai barier antirefluks
penggunaan obat-obat asma yang dapat
menurunkan tekanan LES

Pustaka

Nelson WE. 2007. Ilmu kesehatan anak. 15th. ed 5. Jakarta: EGC : (1): 561-3.

Global Initiative for Asthma (GINA). 2014. Global Strategy for Asthma Management and Prevention,
Diakses pada tanggal 5 Maret 2015 dari http://www.ginasthma.com/GuidelineItem.asp?intId=1170.

[RISKESDAS] Riset Kesehatan Dasar. 2007. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan, Departemen Kesehatan, Republik Indonesia.

Makmun D. 2006. Penyakit refluks gastroesofageal. Dalam: Sudoyo AW, Setyohadi B, Alwi I,
Simadibrata M, Setiati S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 4. Jakarta: Pusat Penerbitan
Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI; hlm.317-321.

Harding SM. 2001. Gastroesophageal reflux, asthma and mechanisms of interaction. Am J


Med;111(suppl):8-12.

Permenkes. 2014. Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Pelayanan Kesehatan Primer. Permenkes
no. 5 th 2014. Jakarta : Menteri Kesehatan RI

PDPI. 2011. Asma: Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan di Indonesia. Jakarta: PDPI.

Postma DS. 2007. Gender differences in asthma development and progression. Gender Medicine;4:
133146.

Lange P, Parner J, Prescott E, Ulrik CS, Vestbo J. 2001. Exogenous female sex steroid hormones and
risk of asthma and asthma-like symptoms: a cross sectional study of the general population.
Thorax;56: 613616.

Schatz M, Camargo CA. 2003. The relationship of sex to asthma prevalence, health care utilization,
and medications in a large managed care organization. Ann Allergy Asthma Immunol;9:553558.

Lim RH, et al. 2008. Sexual tension in the airways: the puzzling duality of estrogen in asthma. USA :
American Journal of Respiratory Cell and Molecular Biology; pp. 499-500.

Vrieze A, Postma DS, Kerstjens HA. 2007. Perimenstrual asthma: a syndrome without known cause
or cure. J Allergy Clin Immunol Nrway;112:271-282

Cont

Syam AF, Aulia C, Renaldi K, Simadibrata M, Abdullah M, Tedjasaputra. 2013. Revisi konsensus nasional
penatalaksanaan penyakit refluks gastroesofageal (Gastro-esophageal Reflux Disease/ GERD) di Indonesia.
Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia; hlm.4-9,14-16.

Djojoningrat D. 2011. Penyakit refuks esophageal. Dalam: Rani AA, Simadibrata M, Syam AF. Jakarta : Buku Ajar
gastroenterologi. hlm. 245-5

Vakil N, van Zanten S, Kahrilas P, Dent J, and Jones R. 2006. The Montreal definition and classification of
gastroesophageal reflux disease: a global evidence-based consensus. Am J Gastroenterol;101:1900-20

Armstrong D, Gittens S, Vakil N. 2008. The montreal consensus and the diagnosis of gastroesophageal reflux
disease (Gerd). A central american needs analysis. CDDW.

Hongo M, Kinoshita Y, Shimozuma K, Kumagai Y, Sawada M, Nii M. 2007. Psychometric validation of the Japanese
translation of the quality of life in reflux and dyspepsia questionnaire in patients with heartburn. J gastroenterol;
42: 802-15.

Miyamoto M, Haruma K, Takeuci K, Kuwabara M. 2008. Frequency scale for symptoms of gastroesophageal
refluxdisease predicts the need for addition of prokinetics toproton pump inhibitor therapy. J Gastroenterol
Hepatol;23:74651.

Susanto AD, Syafruddin ARL, Sawitri N, Wiyono WH, Yunus F, Prasetyo S. 2005. Gambaran klinis dan endoskopi
penyakit refluks gastroesofagus (GERD) pada pasien asma persisten sedang di RS Persahabatan Jakarta.
[dikunjungi4 Maret 2015]; tersedia di : http://jurnalrespirologi.org/jurnal/Jan09/Jurnal%20kekerapan%20esof
agitis-dr.Agus.pdf.

Harding SM, Guzzo MR, Richter JE. 2009. The prevalence of gastroesophageal reflux in asthma patients without
reflux symptoms. Am. J. Respir. Crit. Care Med;162:1:34-39

Hancox RJ, Poulton R, Taylor DR, Greene JM, McLachlan CR, Cowan JO, et al. 2006. Association between respiratory
symptoms, lung function and gastroesophageal reflux symptoms in a population-based birth cohort. Respir
Res;7(1):142

Aulia C. 2005. Prevalence of non-erosive reflux disease in Pondok Indah Hospital: a preliminary study. Acta Med
Indones - Indones J Intern Med;37: 79-81.

Alexander JA, Hunt LW, Patel AM. 2000. Prevalence, pathophysiology, and treatment of patients with asthma and
gastroesophageal reflux disease. Mayo Clin Proc;75:1055-63.

Jaimchariyatam N, Wongtim S, Udompanich V, Sittipunt C, Kawkitinarong K, Chaiyakul S, et al. 2011. Prevalence of

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai