Anda di halaman 1dari 64

1.

LUKA AKIBAT TEMBAKAN


Oleh
Hendro Widagdo

TUJUAN
Memahami bagaimana cara mengidentifikasi luka
tembak
Memahami bagaimana cara menentukan arah
tembakan dengan menganalisis luka tembak
Mampu membedakan luka tembak masuk dengan
luka tembak keluar
Mampu memperkirakan kaliber senjata

DEFINISI

Luka tembak adalah luka yang diakibatkan oleh


terjangan anak peluru ( proyektil ) dengan atau tanpa
disertai terjangan komponen tembakan lainnya yang
keluar dari laras senjata pada saat penembakan

KOMPONEN YANG KELUAR DARI


LARAS SENJATA BERSAMA
PROYEKTIL

Bubuk mesiu
Asap
Api

KOMPONEN YANG KELUAR SAAT TEMBAKAN

ASAP
BUBUK MESIU
ANAK PELURU

API
LARAS

ANALISA LUKA TEMBAK MASUK.

1. Efek Terjangan Proyektil


Proyektil adalah komponen yang paling
bertanggungjawab terhadap terjadinya luka tembak
Terjangan peluru pada permukaan target tembak
membentuk luka tembak masuk
Prinsipnya, terjangan sebuah proyektil akan membentuk
sebuah luka tembak masuk, yg terdiri atas dua luka,
yaitu lubang proyektil dan zona lecet di sekelilingnya
Luka tembak masuk mempunyai nilai investigasi tinggi
dibandingkan dengan luka tembak keluar

LUKA TEMBAK MASUK

LUBANG
PROYEKTIL

ZONA ABRASI

Terbentuknya Zona Lecet


Setelah pelatuk ditarik, proyektil meluncur meninggalkan
moncong laras relatif bergerak mengikuti garis lurus
menuju sasaran/target
Gerakan mengikuti garis lurus disebabkan/dipertahankan
oleh rotasi proyektil pada sumbunya yg tercipta karena
bagian dalam laras mempunyai alur berbentuk spiral
Gerakan rotasi proyektil ini ketika menyentuh kulit dan
jaringan lunak akan menyebabkan terbentuknya zona
lecet

Terbentuknya Lubang Proyektil

Karena energi kinetik dari proyektil saat penembakan


jauh lebih kuat dibandingkan daya elastis kulit dan
jaringan lunak sekitarnya, maka proyektil dengan
mudah menembusnya membentuk lubang proyektil

BENTUK ZONA LECET

Bentuk zona lecet dipengaruhi oleh arah datangnya


tembakan
Bila proyektil menerjang target secara tegak lurus, maka
akan terbentuk sebuah lubang proyektil dikelilingi zona lecet
berbentuk cincin
Bila arah terjangan menyamping/miring/oblique, maka akan
terbentuk luka tembak masuk yang terdiri atas lubang
proyektil yang dikelilingi zona lecet berbentuk oval. Zona
lecet ini asimetris, dimana salah satu sisi lecet yang
mengelilingi lubang proyektil lebih lebar

PROYEKTIL DATANG TEGAK LURUS DG TARGET

LUBANG
PROYEKTIL

ZONA ABRASI
(BENTUK CINCIN)

PROYEKTIL DATANG DG ARAH MIRING


( BENTUK OVAL )

LUBANG
PROYEKTIL

ZONE ABRASI

MENILAI ARAH TEMBAKAN

Sisi zona lecet yang lebih lebar menunjukkan sisi dari


arah mana datangnya proyektil

PROYEKTIL DATANG DG ARAH MIRING

LUBANG PROYEKTIL

ZONA ABRASI

KELIM LEMAK

Bagian dalam laras senjata api yang terawat dengan


baik akan selalu dilumasi oli, hal ini dapat
menyebabkan permukaan proyektil menjadi berminyak
setelah melewati laras tsb
Proyektil berminyak ini akan membentuk zona lecet
yang kotor kehitaman yang disebut kelim lemak

PROYEKTIL BERMINYAK MENGENAI TARGET


DG ARAH MIRING

LUBANG
PROYEKTIL

ZONA ABRASI
KEHITAMAN
( KELIM LEMAK )

BENTUK LUKA TEMBAK MENURUT BAGIAN TUBUH

Sebuah proyektil yang secara tegak lurus menerjang


bagian tubuh yang mempunyai densitas rendah,
seperti perut,menyebabkan luka tembak berbentuk
bulat
Sedangkan bila menerjang bagian tubuh yang
mempunyai densitas tinggi, seperti pada kepala,
menyebabkan sebagian dari energi kinetik dan gas
panas akan terpantul kembali menyebabkan
terbentuknya luka robek berbentuk bintang/stelata di
sekeliling lubang proyektil

PROYEKTILMENGENAI BAGIAN LUNAK DENGAN


ARAH TEGAK LURUS

LUBANG
PROYEKTIL

ZONA ABRASI

PROYEKTIL TEGAK LURUS MENGENAI DAHI

LUBANG
PROTEKTIL

LASERASI

Luka Tembak Keluar

Jika proyektil yang menerjang tubuh masih mempunyai


energi dan kecepatan yang cukup, maka proyektil dapat
menembus tubuh, keluar pada sisi yg berlawanan dengan
luka tembak masuk membentuk luka tembak keluar
Luka tembak keluar ini tidak memiliki zona lecet,
umumnya lebih lebar, bentuk tak beraturan dan terdiri dari
lubang dan area luka robek
Bentuk yg demikian itu akibat serpihan tulang ikut
terdorong keluar oleh proyektil

LUKA TEMBAK KELUAR

MIRIP LUKA
ROBEK
TAK ADA ZONA
ABRASI

2. EFEK BUBUK MESIU

Bubuk mesiu memberikan efek bintik-bintik hitam di


sekeliling luka tembak masuk yang dikenal sebagai kelim
tattoage
Kelim tattoage ini masuk cukup dalam ke dalam jaringan
lunak sehingga tidak dapat hilang saat diusap
Bubuk mesiu dapat mencapai sasaran penembakan
hingga jarak 60 cm

EFEK BUBUK MESIU

LUBANG
PROYEKTIL

TATOAGE
ZONA ABRASI

3. EFEK ASAP/JELAGA

Suatu tembakan yang pembakaran mesiunya tak


sempurna akan menghasilkan asap/jelaga
Jelaga ini hanya menempel pada permukaan target
membentuk kelim jelaga yang mudah hilang dengan
pengusapan
Jelaga ini dapat mencapai target hingga jarak 30 cm

EFEK ASAP

LUBANG
PROYEKTIL
JELAGA
TATOAGE
ZONA ABRASI

4. EFEK API

Api/gas panas akan memberi efek luka bakar pada kulit


yang disebut kelim api pada saat penembakan terjadi
Api dapat mencapai sasaran hingga jarak 15 cm

EFEK API

LUBANG
PROYEKTIL
JELAGA
TATOAGE
ZONA ABRASI
KELIM API

KLASIFIKASI LUKA TEMBAK MASUK

1. LUKA TEMBAK TEMPEL


Jejas laras terjadi ketika ujung laras senjata
ditempelkan dengan kuat terhadap permukaan target
pada saat penembakan, sehingga terjadi benturan
antara rim ujung senjata dengan target
Jejas laras ini akan tampak jelas pada luka tembak
tempel pada bagian tubuh yang mempunyai densitas
tinggi, mis. pada kepala
Luka tembak tempel terdiri dari luka tembak tempel
hard contact dan soft contact

JEJAS LARAS

Luka tembak tempel biasanya berbentuk bulat dengan


luka lecet berbentuk cincin di sekeliling lubang
proyektil
Di bagian luar dari luka utama akan ditemukan jejas
laras
Luka tembak tempel ini akan tampak kotor kehitaman
akibat produk tembakan yang terdorong masuk ke
dalam luka

BENTUK LUKA TEMBAK TEMPEL

Bentuk luka tembak tempel tergantung dari densitas


jaringan di bawah luka
Tembakan tempel pada kepala yg memiliki densitas
tinggi akan menghasilkan luka robek tak beraturan
berbentuk stelata yang terkesan kotor akibat efek
pantul energi tembakan dan produknya
Pada daerah perut yang berdensitas rendah, luka
tembak tempel akan berbentuk bulat dengan atau
tanpa jejas laras di bagian luar luka utama

SKEMA LUKA TEMBAK TEMPEL PADA DAHI

LUBANG
PROYEKTIL
(KESAN KOTOR)
LASERASI

EFEK PANTUL ENERGI TEMBAKAN PADA TEMBAKAN


TEMPEL

Saat tembakan terjadi, bersamaan dengan keluarnya


peluru muncul pula api/gas panas, bubuk mesiu, dan
asap/jelaga yang masuk ke dalam target akan membentur
jaringan padat, mis tulang, selanjutnya sebagian akan
dipantulkan kembali ke luar

HARD CONTACT

Tekanan laras yang kuat pada tembakan tempel akan


menyebabkan kulit membentuk sumbatan di sekeliling
lingkar laras
Energi dan produk tembakan yang terpantul akan
menerobos dengan hebat jaringan lunak di bawah
sumbatan kulit tersebut, menghasilkan luka robek
ireguler disekeliling luka dengan jejas laras di bagian
luarnya

JEJAS LARAS

LUBANG
PROYEKTIL
( TAMPAK KOTOR )

JEJAS LARAS
ZONA ABRASI
( KEHITAMAN )

Jejas Laras pada luka tembak tempel.

SOFT CONTACT

Tekanan laras yg ringan tidak akan menghasilkan


sumbatan kulit, sehingga masih mungkin terdapat celah
di sekeliling lingkar laras
Sehingga efek pantul energi dan produk tembakan akan
menerobos celah yang ada, menyebabkan zona lecet
yang kotor dan kehitaman di sekeliling luka dengan atau
tanpa jejas laras di sekeliling luka utama

LUKE TEMBAK SOFT CONTACT

LUBANG
PROYEKTIL
( TAMPAK KOTOR )

ZONA ABRASI
( KEHITAMAN )

2. LUKA TEMBAK JARAK DEKAT

Luka tembak jarak dekat terjadi bila di sekeliling luka


tembak masuk hanya terdapat kelim tattoage akibat
bubuk mesiu.
Jarak jangkau mesiu mencapai sekitar 60 cm

2. LUKA TEMBAK JARAK SANGAT DEKAT

Terdapatnya kelim jelaga dan kelim api pada luka


tembak masuk menunjukkan jarak tembak yang
sangat dekat
Jelaga mampu menjangkau sasaran hingga jarak 30
cm
Api/gas panas mampu menjangkau sasaran hingga
jarak 15 cm

4. LUKA TEMBAK JARAK JAUH

Luka tembak jarak jauh terjadi jika luka tembak hanya


terdiri dari lubang proyektil yang dikelilingi zona lecet
Komponen tembakan penyerta proyektil yang
mempunyai jangkauan terjauh adalah bubuk mesiu,
yaitu sekitar 60 cm
Maka jarak tembak > 60 cm akan menghasilkan luka
tembak jarak jauh

60 cm

Luka Tembak Tempel

Jarak Dekat

Jarak Jauh

MEMPERKIRAKAN KALIBER SENJATA API

Dengan mengukur diameter luka tembak masuk, maka


akan diketahui kaliber senjata
Rumus: K (kaliber)= Diameter (mm)
25,4
Misal: diameter lubang luka= 8,128 mm. Maka kaliber
senjata ditransfer ke dalam inci: 8,128
=0,32
25,4
Kaliber senjata adalah .32

2. PERLUKAAN AKIBAT LEDAKAN


OLEH
HENDRO WIDAGDO

TUJUAN
Memahami perlukaan atau kematian akibat suatu
ledakan

TEMPAT LEDAKAN

Perlukaan atau kematian akibat ledakan dapat


terjadi di lingkungan sipil maupun militer
Ledakan di lingkungan sipil umumnya terjadi di
kawasan industri, pertambangan ataupun ledakan
pada kawasan industri kimia

MEKANISME PERLUKAAN ATAU KEMATIAN


AKIBAT SUATU LEDAKAN
Suatu ledakan akan menghasilkan gelombang kejut,
gas panas, bara api, puing/pecahan benda padat yang
beterbangan, serta debu produk ledakan
Bila gelombang kejut menerjang tubuh saat ledakan
terjadi, akan berakibat kerusakan tubuh yang parah
Suatu ledakan terutama akan menyebabkan
kerusakan parah pada jaringan tubuh atau bagian
tubuh yang kaya dengan rongga udara, misalnya
paru-paru

EFEK GELOMBANG KEJUT


Gelombang kejut dapat melewati jaringan/organ tubuh
yang kepadatannya merata dan homogen, seperti hati dan
otot tanpa menyebabkan kerusakan
Sebaliknya, kerusakan hebat akan terjadi pada paru-paru
karena struktur paru yang terdiri atas alveoli berisi
udara, stroma serta vasa, yang menyebabkan rancang
bangun paru-paru tidak homogen dan kepadatannya tidak
merata.

EFEK GELOMBANG KEJUT ( lanjutan )

Struktur seperti paru-paru ini menyebabkan


energi gelombang kejut yang memasuki udara
alveoli memberikan tekanan retraksi hebat pada
alveoli dan terjadilah destruksi

EFEK DARI PECAHAN BENDA PADAT


Tubuh rawan mengalami perlukaan akibat pecahan benda
padat seperti bodi dan isi bom, juga dari benda-benda di
sekitar tempat tersebut yang terlempar akibat ledakan
Pecahan-pecahan benda ini akan melukai tubuh dengan
efek kinetik yang sama dengan suatu tembakan senjata
api, membentuk luka-luka robek yang dalam dan kadangkadang berciri seperti luka tusuk
Debu panas dan kotoran akan menerjang tubuh dengan
hebat, menyebabkan luka bakar yang luas dan kotor

EFEK GAS PANAS


Luka-luka bakar yang kotor dapat terjadi akibat gas
panas bercampur debu yang menerjang tubuh,
terutama pada bagian yang tidak tertutup pakaian
Luka bakar juga dapat diakibatkan secara tidak
langsung, yaitu dari benda di sekitar ledakan yang
terbakar yang kemudian menerjang tubuh

3. BAROTRAUMA
Hendro Widagdo
Ikf medikolegal fk ugm

Tujuan:
Mengetahui Efek Tekanan Atmosfer Sangat
Tinggi dan Sangat Rendah pada Tubuh.

PENDAHULUAN
Perbedaan tekanan udara tubuh dan lingkungan
misalnya pada saat melakukan penerbangan atau
menyelam dapat membuat respon tubuh berubah.
Bila tubuh tidak mampu menyeimbangkan tekanan
dengan kondisi di luar tubuh maka akan timbul
trauma yang disebut Barotrauma.
Trauma akan dialami oleh bagian tubuh yang
memiliki rongga seperti telinga bagian tengah,
sinus, dan paru-paru.

DEFINISI
Barotrauma adalah kerusakan jaringan dan
sekuelenya yang terjadi akibat perbedaan antara
tekanan udara (tekan barometrik) di dalam rongga
udara fisiologis dalam tubuh dengan tekanan di
sekitarnya.

ETIOLOGI
Tubuh manusia mengandung gas dan udara dalam
jumlah yang signifikan. Beberapa diantaranya larut
dalam cairan tubuh.
Udara sebagai gas bebas juga terdapat di dalam saluran
pencernaan, telinga tengah, dan rongga sinus, yang
volumenya akan bertambah dengan bertambahnya
ketinggian.
Tiap kenaikan 10 meter tekanan berkurang 1 atmosfer
Tiap kenaikan 120 meter volume gas yg terperangkap
dalam rongga tubuh bertambah 1%

PATOFISIOLOGI
TELINGA
- Telinga tengah merupakan suatu rongga tulang dengan
hanya satu penghubung ke dunia luar, yaitu melalui tuba
Eustachii. Ujung tuba di bagian telinga tengah akan
selalu terbuka, karena terdiri dari massa yang
keras/tulang.
- Ujung tuba di bagian pharynx akan selalu tertutup
karena terdiri dari jaringan lunak,yaitu mukosa pharynx
dan hanya akan membuka pada waktu menelan,
menguap, dan saat valsava maneuver.
- Kelainan yg terjadi disebut Barotitis.

Perbedaan anatomi antara kedua ujung tuba ini


mengakibatkan udara yg melaluinya lebih mudah
mengalir keluar daripada masuk kedalam cavum
tympani. Hal inilah yang menyebabkan kejadian
barotitis lebih banyak dialami pada saat menurun dari
pada saat naik.
Dengan menurunnya tekanan lingkungan, udara dalam
telinga tengah akan mengembang dan secara pasif akan
keluar melalui tuba eustakius.
Dengan meningkatnya tekanan lingkungan, udara dalam
telinga tengah dan dalam tuba eustakius menjadi
tertekan. Hal ini cenderung menyebabkan penciutan
tuba eustakius.

Jika perbedaan tekanan antara rongga telinga tengah


dan lingkungan sekitar menjadi terlalu besar (sekitar 90
sampai 100mmhg), maka bagian kartilaginosa diri tuba
eustakius akan semakin menciut.
Jika tidak ditambahkan udara melalui tuba eustakius
untuk memulihkan volume telinga tengah, maka strukturstruktur dalam telinga tengah dan jaringan didekatnya
akan rusak dengan makin bertambahnya perbedaan.
Mula-mula membrana timpani tertarik kedalam. Retraksi
ini menyebabkan pecahnya pembuluh-pembuluh darah
kecil
Kadang-kadang tekanan dapat menyebabkan ruptur
membrana timpani.

Gejala-gejala klinik barotrauma telinga

Gejala descent barotrauma:


-Nyeri (bervariasi) pada telinga yang terpapar.
-Kadang ada bercak darah dihidung atau nasofaring.
-Rasa tersumbat dalam telinga/tuli konduktif.
Gejala ascent barotrauma:
-Rasa tertekan atau nyeri dalam telinga.
-Vertigo.
-Tinnitus/tuli ringan.
-Barotrauma telinga dalam sebagai komplikasi.

Sinus Paranasalis
Ada 4 buah sinus pada tubuh kita, tapi yang sering
terganggu adalah 2 buah, yaitu sinus maxilaris dan
sinus frontalis, sedang yang 2 buah lagi, yaitu
sinus ethmoidalis dan sinus sphenoidalis jarang
terganggu.
Kelainan di sinus-sinus ini disebut : Barosinusitis.
Sinus barotrauma terjadi ketika terjadi
perbedaan tekanan antara udara di dalam sinus
dengan tekanan di luar.

Patofisiologi
Sinus paranasalis bermuara di rongga hidung. Lubang
muara tersebut relatif sempit. Dinding rongga sinus ini
dilapisi oleh mukosa dan selalu dalam keadaan basah.
Sewaktu di permukaan laut, tekanan udara di sinus sama
dengan di rongga hidung/di udara luar sekitar tubuh,
Ketika kita berada di tempat tinggi (mis naik pesawat),
maka bila kecepatan naik dari pesawat demikian besar,
maka mengingat sempitnya lubang muara sinus itu, aliran
udara yang terjadi tidak akan dapat mencapai
keseimbangan tekanan, berarti tekanan di dalam rongga
sinus lebih tinggi daripada di rongga hidung, dengan
akibat terjadinya penekanan terhadap mukosa sinus.
Inilah yang mengakibatkan timbulnya rasa sakit dan
inflamasi, yang disebut Barosinusitis.

Penyakit dekompresi
Salah satu komplikasi dari barotrauma adalah kolaps
paru.
Barotrauma yang berefek pada paru adalah trauma pada
paru selama naik ke permukaan air dari kedalaman.
Pada saat naik ke permukaan air, tekanan atmosfer
turun dan volume di paru meningkat.
Bila tumpukan udara dalam alveoli tidak dapat di
buangdengan pernapasan normal maka alveoli dapat
pecah ketika naik ke permukaan air.

Bila alveoli pecah, udara dapat keluar ke cavitas


pleura.
Beberapa saat kemudian udara dapat menembus
jaringan menyebabkan emphysema subcutaneous
(terlihat gelembung udara di bawah kulit) atau
emphysema mediastinal (udara tertimbun di
jaringan & rongga dada).
Bila gelembung gas menembus system peredaran
darah dapat menyebabkan emboli ehingga
mengurangi suplai darah ke organ.

RAMPUNG

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai