Anda di halaman 1dari 64

Stroke Non Hemoragik

Enrico Fermi Hutagalung,


S,ked
Pembimbing : dr.
Fitriyani, Sp.S, M.kes

KEPANITRIAAN KLINIK BAGIAN/SMF


ILMU PENYAKIT SARAF
RS PERTAMINA BINTANG AMIN

Identitas Pasien
Nama
: Ny. A
Umur
: 49 tahun
Alamat
: Kemiling
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Status
: Menikah
Suku Bangsa
: Indonesia
Tanggal Masuk : 15/6/2016

ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis
pada tanggal 15 Juni 2016 dan data sekunder
Keluhan Utama
Tangan dan kaki kiri terasa lemah sejak 3 hari
SMRS
Keluhan Tambahan
Mulut mencong ke kanan disertai bicara pelo

Riwayat Penyakit

Sekarang

Pasien datang dengan keluhan mendadak


lemas pada anggota gerak sebelah kiri sejak 3
hari sebelum masuk rumah sakit, keluhan ini
dirasakan setelah pasien bangun dari tidur. Pada
awalnya os mengeluh tangan dan kaki kirinya
terasa kesemutan dan masih bisa digerakkan.
Namun
lama-kelamaan
keluhan
dirasakan
semakin berat sehingga sulit untuk digerakkan.
Os juga mengatakan mulut terasa mencong ke
kanan dan disertai bicara pelo. Keluhan lainnya
seperti nyeri kepala yang berat mual,muntah,
kejang, dan pingsan disangkal. Kemudian pasien
dibawa ke IGD RS Pertamina Bintang Amin. Pasien
dirawat selama 3 hari di ruang inap.

Riwayat Penyakit Dahulu


Hipertensi (tidak diketahui), DM (-)
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada yang mengalami hal yang
sama

Riwayat Pengobatan
Os mengaku sebelumnya telah berobat ke
klinik rawat inap dengan keluhan yang sama.
Dalam pemeriksaan awal di klinik tersebut
didapatkan TD : 160/100 mmHg,
mendapatkan perawatan selama 2 hari dan
diberikan pengobatan yaitu captopril,
amlodipin, piracetam, ranitidin dan neurodex.
Riwayat Sosial Ekonomi
Os merupakan ibu rumah tangga dengan 3
anak. Os tinggal bersama dengan suami saja.
Karena ketiga anaknya telah berkeluarga.

PEMERIKSAAN FISIK
- Keadaan umum : Tampak sakit sedang
- Kesadaran : compos mentis
- GCS : E4V5M6
- Vital sign
Tekanan darah : 140/90 mmHg
Nadi : 83 x/menit
RR : 24 x/menit
Suhu : 36,7C

Status Generalis

-Kepala
Rambut
: Berwarna hitam terdistribusi
merata
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sclera
ikterik (-/-), RCL +/+,
RTCL +/+, pupil
isokor 3mm/3mm
Telinga
: Normotia, deformitas (-), nyeri
tekan tragus(-)nyeri tekan mastoid (),sekret (-)
Hidung
: Pernapasan cuping hidung (-), sekret
(-), deviasi (-), mukosa hiperemis (-)

Mulut : Tidak simetris,


mencong/miring
(+) kearah kanan wajah
Leher
Bentuk
: Simetris, normal
KGB : Tidak teraba membesar
Trakhea
: Lurus di tengah
Kelenjar tiroid : Tidak teraba membesar

Thoraks
Paru paru
Inspeksi: Gerakan dada simetris saat inspirasi dan ekspirasi
Palpasi : Gerakan dada simetris, vokal fremitus simetris, krepitasi (-),
nyeri tekan (-)
Perkusi : Tidak dilakukan
Auskultasi : Suara nafas vesikuler, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Jantung
Inspeksi : Tidak tampak pulsasi ictus cordis, tidak ada tanda radang
Palpasi : Ictus cordis teraba di sela iga V, 2 cm sebelah medial garis mid
clavicularis sinistra
Perkusi : Tidak dilakukan
Auskultasi : Bunyi jantung I-II regular, murmur (-), gallop (-)

Abdomen : Soepel, tidak tampak tanda radang, defans


(-/-), nyeri tekan (-/-), nyeri lepas (-/-),
bising usus (+).

muskuler

Ekstermitas :
Superior : jejas (-/-), skar (-/-), vulnus (-/-), massa (-/-),
sianosis (-/-), edema (-/-), capillary refill < 2
detik, akral hangat (+/+). Terdapat kelemahan
ekstremitas kiri
Inferior ` : jejas (-/-), skar (-/-), vulnus (-/-), massa (-/-),
sianosis(-/-), edema (-/-), capillary refill < 2
detik, akral hangat (+/+).Terdapat kelemahan
ekstremitas kiri

Pemeriksaan Neurologis

12 nervus cranialis
Rangsang meningeal
Motorik
Sensorik

N. olfaktorius ( N. I )
sup/inf
Daya Penciuman hidung :
N. opticus ( N. II)
Tajam penglihatan
Lapang penglihatan
Tes warna
:
Fundus oculi
:

(+/+)

:
6/6 / 6/6
:
Normal
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan

N. occulomotorius, N. trochlearis, N. abducen ( N. III N.IV N.


VI)
Kelopak mata
Ptosis : (-/-)
Endoftalmus : (-/-)
Exopthalmus : (-/-)
Lagoftalmus : (-/-)
Pupil
Diameter : (3mm/3mm)
Bentuk :
Bulat/Bulat
Isokor / anisokor : Isokor/Isokor
Posisi : Medial/Medial
Reflek cahaya langsung : +/+
Reflek cahaya tidak langsung : +/+

Gerakan bola mata


Medial: (normal/normal)
Lateral : (normal/normal)
Superior : (normal/normal)
Inferior : (normal/normal)
Obliqus, superior : (normal/normal)
Obliqus, inferior : (normal/normal)
Reflek pupil akomodasi : Tidak dilakukan
Reflek pupil konvergensi: Tidak dilakukan

N. trigeminus ( N.V )
Sensibilitas
Ramus oftalmikus: (+/+)
Ramus maksilaris : (+/+)
Ramus mandibularis : (+/+)
Motorik
M. maseter : (+/+)
M. temporalis : (+/+)
M. pterigoideus: (+/+)
Reflek
Reflek kornea : (+/+)
(sensoris N.V, motoris N. VII)
Reflek bersin : (+/+)

N. fascialis ( N. VII )
Inspeksi wajah sewaktu
Diam : Tampak tidak simetris
Tertawa : Tampak tidak simetris
Meringis : Tampak tidak simetris
Bersiul : Tampak tidak simetris
Menutup mata : (normal / normal)
Pasien disuruh untuk
Mengerutkan dahi : Tampak simetris
Menutup mata kuat-kuat : Tampak simetris
Menggembungkan pipi : Tampak tidak simetris
Sensoris
Pengecapan 2/3 depan lidah : (normal/normal)

N. vestibulocochlearis ( N.VIII )
N. cochlearis
Ketajaman pendengaran:
(normal/normal)
Tinitus
: (-/-)
N. vesibularis
Test vertigo
Nistagmus

: Tidak dilakukan
: Tidak dilakukan

N. glossopharingeus dan N. vagus ( N. IX dan


N. X )
Suara bindeng / nasal : (-)
Posisi uvula : ditengah
Arcus palatoglossus : simetris
Arcus pharingeus : simetris
Reflek batuk : (+)
Reflek muntah : Tidak dilakukan
Peristaltik usus : (+)
Bradikardi : (-)
Takikardi: (-)

N. accesorius ( N. XI )
M. sternocleidomastoideus: (+)
M. trapezius
: (+)
N. hipoglossus ( N.X )
Atropi
: (-)
Fasikulasi
: Tidak dilakukan
Deviasi
: Lidah mencong ke
kanan


Tanda perangsangan selaput otak
Kaku kuduk
Kernig test
Lasseque
Brudzinky I
Brudzinky II

: (-)
: (-/-)
: (-/-)
: (-/-)
: (-/-)

Sistem motorik
Sup ka/ki
Inf ka/ki
Gerak
:
(+/+)
Kekuatan otot
:
(5/4)
(5/4)
Reflek fisiologis :
Bicep (+)
Pattela (+)
Trisep (+)
Achiles (+)

(+/+)

Reflek patologis
Hoffman (-)
Chaddock (-)
Schaefer (-)
Gonda (-)

:
Babinsky (-)
Oppenheim (-)
Gordon (-)

Sensorik
Sensibilitas
-Eksteroseptif / rasa permukaan
(sup / inf)
Rasa raba
: (+/+)
Rasa nyeri
: (+/+)
Rasa suhu panas : (+/+)
Rasa suhu dingin : (+/+)

Propioseptif / rasa dalam


Rasa sikap : baik
Rasa getar : Tidak diperiksa
Rasa nyeri dalam : (+/+)
Miksi : Tidak ada keluhan
Defekasi : Tidak ada keluhan
Fungsi luhur
Fungsi bahasa : Tidak terganggu
Fungsi orientasi : Tidak terganggu
Fungsi memori : Tidak terganggu
Fungsi emosi : Tidak terganggu

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium (15 Juni 2016)

Hematologi rutin
Hb 14.2 12 16g/dl
Ht 43 38 47%
MCV - 80 96fl
MCH - 27 31pg
MCHC - 32 36g/dl
Leukosit 7500
4.5 10.710^3/ l
Trombosit222.000
159 40010^3/ l

Kimia darah
GDS76
< 200 mg/dl
SGOT 22 lk 6-30 U/L / wn 0,7 1,5 U/L
SGPT 20 lk 6 - 45 U/L / wn 5 35 U/L
Urea 38 10 40 mg/dl
Kreatinin 1,2 lk 0,9 1,5 mg/dl / wn 0,7 1,3
mg/dl

Pemeriksaan CT SCAN non kontras

Hasil CT Scan kepala non kontras,


- Infark serebri multiple a/r substansia
alba periventrikuler lateralis cornu
anterior bilateral terutama kanan dan
centrum semiovale bilateral
- Tidak tampak tanda-tanda SOL, infark
maupun perdarahan intra kranial.

RESUME
Pasien datang dengan keluhan mendadak lemas
pada anggota gerak sebelah kiri sejak 3 SMRS,
keluhan ini dirasakan setelah pasien bangun dari
tidur. Awalnya os mengeluh tangan dan kaki kirinya
terasa kesemutan dan masih bisa digerakkan.
Namun dirasakan semakin berat sehingga sulit
untuk digerakkan. Os juga mengatakan mulut
terasa mencong ke kanan dan disertai bicara pelo.
Riwayat Hipertensi tidak diketahui, DM (-)
Os mengaku sebelumnya telah berobat ke klinik
rawat inap dengan keluhan yang sama. Dalam
pemeriksaan awal di klinik tersebut didapatkan TD :
160/100 mmHg, mendapatkan perawatan selama 2
hari dan diberikan pengobatan yaitu captopril,
amlodipin, piracetam, ranitidin dan neurodex.

RESUME
pemeriksaan fisik, pasien

Pada
datang dengan
keadaan tampak sakit sedang, kesadaran compos
mentis, GCS 15, Vital Sign normal
Pada pemeriksaan neurologi didapati kelainan pada
N.VII dan N. XII. Kelainan pada N. VII didapatkan
ketidaksimetrisan ekspresi wajah seperti saat diam,
tertawa, meringis, bersiul dan menggembungkan
pipi. Namun Pasien mampu menutup kedua mata
dan mengerutkan dahi. Sedangkan kelainan pada N.
XII didapatkan deviasi lidah ke arah kanan.
pemeriksaan laboratorium tidak didapati kelainan
dan pada CT Scan kepala non kontras tampak lesi
hipodens, batas tidak tegas, multipel, di parenkim
serebri daerah substansia alba periventrikuler
lateralis cornu anterior bilateral terutama kanan dan
centrum semiovale bilateral

DIAGNOSIS
Klinis : Hemiparesis ekstremitas kiri, Paralisi
N. VII sentral wajah kiri dan Paralisis N.
XII kiri sentral
Topis : Substansia alba periventrikuler
lateralis cornu anterior bilateral
terutama kanan dan centrum semiovale
bilateral
Etiologi : Stroke non hemoragik e.c multiple infark
serebri

DIAGNOSIS BANDING
Stroke Hemoragik
SOL
PENATALAKSANAAN
1. IVFD RL XX gtt/mnt
2. Captopril 3 x 12,5 tab
3. Ranitidin 2 x 1 tab
4. Neurodex 1 x 1 tab
5. Piracetam 3 x 1 tab
6. Rencana Ct scan

PROGNOSIS
Quo ad vitam
: dubia ad bonam
Quo ad fungtionam : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam

FOLLOW UP
16/5/2016

: Keluhan masih sama

: TD: 120/90
R: 24x/mnt
N: 83x/mnt
T: 36.0 C
Hasil CT Scan : Belum dibacakan

: Hemiparesis Sinistra ec susp SNH

: 1. IVFD RL XX gtt/mnt
2. Captopril 2 x 1/2 tab
3. Ranitidin 2 x 1 tab
4. Neurodex 1 x 1 tab
5. Piracetam 3 x 1 tab (stop) citicolin 2

x1
6. Jika hasil bacaan CT-Scan tidak ada
perdarahan
Aspilet 1 x 80 mg
7. Cek laboratorium profil lipid

17/5/2016

FOLLOW UP

S : Os masih merasa lemas namun sudah


ada perbaikan
O : TD: 120/90
R: 22x/mnt
N: 82x/mnt
T: 36.2 C
Lab Profil Lipid : Kolesterol total 209,
Kolesterol HDL 52, Kolesterol LDL 131,
Trigliserida 133
Hasil CT Scan : Infark serebri multiple
a/r
substansia alba periventrikuler lateralis
cornu
anterior bilateral terutama kanan dan
centrum
semiovale bilateral dan Tidak tampak
tanda-tanda
SOL maupun perdarahan intra cranial
A : SNH ec Multiple Infark Cerebri
P
: 1. IVFD RL XX gtt/mnt
2. Captopril 2 x 1/2 tab
3. Ranitidin 2 x 1 tab
4. Neurodex 1 x 1 tab

ANALISA KASUS
DIAGNOSIS KLINIS

Hemiparesis
ekstremitas kiri

paralisis
N. VII
sentral
wajah kiri

Paralisis N. XII
sentral

Hemiparesis
ekstremitas kiri
Pasien
datang
dengan
keluhan
mendadak
lemas pada
anggota
gerak
sebelah kiri
sejak 3 hari
sebelum
masuk

Sesuai dg teori

hemiparesis
adalah kondisi
dimana
terjadinya
kelemahan
kekuatan otot
pada separuh
tubuh.1 Hampir
selalu terjadi
kelumpuhan
sebelah
anggota badan.

paralisis N. VII
sentral
wajah kiri

Os mengeluhkan
mulut terasa
mencong ke kanan

Otot-otot
dahi
mendapatkan
persarafan
supranuklearnya dari
kedua
hemisfer
serebri, tetapi otototot ekspresi wajah
lainnya
hanya
dipersarafi
secara
unilateral yaitu oleh
korteks presentralis
kontralateral

Sumber : Diagnosis Topik


Neurologi DUUS.

Paralisis N. XII
sentral
Os
mengeluhka
n kesulitan
bicara/pelo

Sesuai dg teori

jika pada stroke


juga dapat
mengenai N.
hipoglosus (XII)
tipe sentral yang
ditandai dengan
bicara pelo dan
deviasi lidah bila
dikeluarkan dari
mulut.4

ANALISA KASUS
DIAGNOSIS TOPIS
Substansia alba periventrikuler lateralis
cornu anterior
bilateral terutama kanan dan centrum
semiovale bilateral
Penilaian letak lesi ditinjau dari kelainan
motorik yang melibatkan traktus motorik
yang persarafi oleh jaras kortikospinalis
(piramidalis)

DIAGNOSIS
Etiologi : Stroke non hemoragik e.c
multiple
infark serebri

Berdasarkan
anamnesis
Os datang
dengan
keluhan
mendadak
lemas pada
anggota
gerak
sebelah kiri
sejak 3 hari
sebelum
masuk
Rumah Sakit,
keluhan ini
dirasakan
setelah
pasien
bangun dari

Sesuai dg teori

World Health
Organization
(WHO), stroke
adalah gangguan
fungsional otak
yang terjadi
mendadak
dengan tanda
dan gejala klinis
baik fokal
maupun global
dan berlangsung
lebih dari 24 jam
disebabkan oleh
gangguan
peredaran darah
otak.

Berdasarkan
anamnesis
os mengeluh
tangan dan
kaki kirinya
terasa
kesemutan
dan masih
digerakkan.
Namun lamakelamaan
keluhan
dirasakan
semakin
berat
sehingga
sulit untuk
digerakkan

Sesuai dg teori

hemiparesis
adalah kondisi
dimana
terjadinya
kelemahan
kekuatan otot
pada separuh
tubuh. Hampir
selalu terjadi
kelumpuhan
sebelah anggota
badan

Berdasarkan
anamnesis
Os juga
mengatakan
mulut terasa
mencong ke
kanan dan
disertai
bicara pelo.

Sesuai dg teori

pada stroke juga


dapat mengenai
parese N.
hipoglosus (XII)
tipe sentral yang
ditandai dengan
bicara pelo.

Anamnesa
untuk
riwayat
riwayat
hipertensi
(tidak
diketahui)
namun os
mengaku
sebelumnya
telah berobat
ke klinik
rawat inap
dengan
keluhan yang
sama. Dalam
pemeriksaan
awal di klinik
tersebut
didapatkan
TD : 160/100

Sesuai dg teori

Hipertensi
merupakan faktor
resiko utama
terjadinya stroke.
Hipertensi
meningkatkan
risiko terjadinya
stroke sebanyak
4 sampai 6 kali.

Pemeriksaan
Fisik

Pemeriksaan
Neurologis :
N. fascialis ( N.
VII ) : Tampak
tidak simetris
pada ekspresi
wajah
Namun Pasien
mampu menutup
kedua mata dan
mengerutkan
dahi.
N. hipoglossus
( N.X ) Tampak
deviasi lidah ke
arah kanan

Sesuai dg teori

jika kelainan
dapat melibatkan
lebih dari
1 nervus
cranial.4

CT SCAN

Tampak lesi
hipodens,
batas tidak
tegas,
multipel, di
parenkim
Serebri
daerah
substansia
alba
periventrikul
er lateralis
cornu
anterior
bilateral
terutama
kanan dan
centrum

Sesuai dg teori

pada stroke
iskemik, tampak
gambaran
hipodens, batas
dapat tegas dan
tidak tegas
sesuai daerah
yang
divaskularisasi

Berdasarkan Skor Sirriraj


Rumus : (2.5 x tingkat kesadaran) + (2 x muntah) + (2 x nyeri
kepala) +
(0.1 x tekanan darah diastolik) - (3 x penanda atheroma) 12
Keterangan:
Derajat kesadaran : Sadar penuh = 0, Somnolen = 1, Koma = 2
Nyeri kepala: Tidak ada = 0, Ada = 1
Vomitus: Tidak ada = 0, Ada = 1
Ateroma : Tidak ada penyakit jantung, DM = 0, Ada = 1
Dengan hasil sebagai berikut :
SS > 1 = Stroke Hemoragik
-1 > SS > 1 = Perlu pemeriksaan penunjang (Ct- Scan)
SS < -1 = Stroke Non Hemoragik
Dari kasus ini :
(2,5 x 0) + (2 x 0) + (2 x 0) + (0,1 x 90) (3 x 0) 12 : - 3 ( SNH)

Tatalaksana sudah
tepat ?

Tatalaksana sebelumnya
PASIEN

Os mendapat obat
anti-hipertensi
sebanyak 2 jenis.

TEORI

kurang tepat dilakukan karena


menurut literatur yang ada
mengenai
pengendalian
hipertensi pada kasus iskemik,
Terapi anti hipertensi diberikan
bilamana terdapat tekanan darah
sistolik > 220 mmHg atau
diastolik > 120 mmHg (pada dua
kali
pengukuran
selama
20
menit) dan batas penurunan TD
tidak melebihi 20-25% MAP.4 Dan
literature lainnya menyebutkan
jika penurunan TD secara masif
pada stroke non hemoragik harus
melewati fase akut yaitu selama
7 hari.

PASIEN

Pada kasus ini os


diberikan aspilet 1 x
80 mg

TEORI
Aspilet adalah obat anti
agregasi platelet berfungsi
untuk mencegah terjadinya
agregasi trombosit sehingga
menghambat pembentukan
thrombus.Pemberian anti
platelet ini terutama
berguna untuk mencegah
terjadinya stroke ulang. Hal
ini hendaknya juga disertai
dengan mengontrol faktor
resiko yang dtemukan pada
pasien.

PASIEN
os awalnya diberikan piracetam dan
digantikan dengan citicolin. Hal
ini sudah tepat karena pemberian
piracetam mungkin efektif untuk
pengobatan afasia paska stroke
dan mungkin bermanfaat dalam
kurun waktu kurang dari 7 jam
pada
stroke
iskemik
akut,
sedangkan pemberian citicolin
memiliki manfaat klinis untuk
memperbaiki outcome fungsional
dan
mengurangi
deficit
neurologis
tanpa
adanya
pembagian waktu kerja maksimal
obat tersebut dari serangan awal
stroke.

TEORI

Penggunaan
neuroprotektan dapat
bermanfaat dalam
memperbaiki deficit
neurologi yang terjadi
dan dapat memperbaiki
aliran darah di otak.

PASIEN

os diberikan terapi
neurodex sudah tepat
dengan dosis 2 x 1 tab

Neurodex adalah
TEORI
preparat aktif B12, B6
dan B1 yang berperan
sebagai kofktor
dalam proses
remielinisasi dengan
membantu sintesa
metionin yang
diperlukan untuk
mensintesa fosfolipid
dan myelin sehingga
mempercepat
perbaikan jaringan
saraf.

PASIEN

os diberikan terapi
ranitidin 2 x 1 tab

TEORI
Pemberian profilaksis antagonis H2
reseptor oleh karena stroke dapat
menyebabkan berbagai macam
resiko komplikasi sistemik termasuk
perdarahan gastrointestinal yang
disebabkan oleh karena stress
ulcer. Stres ulcer dapat terjadi
karena pada pasien stroke terjadi
peningkatan barier mukosa
lambung terhadap H+ dan
menurunnya proliferasi sel. Selain
itu pemberian obat ini juga
dimaksudkan untuk menjaga
lambung dari efek samping
pemberian antiplatelet dan
neuroprotektan

Sistem karotis

1. Motorik : Hemiparese
kontralateral, disatria
2. Sensoris : Hipestesia
kontralateral, paresthesia
3. Gangguan visual :
hemianopsia homonym
kontralateral, amaurosis
fugax
4. Gangguan fungsi luhur :
dapat terjadi afasia,
agnosia

1. Terjadi penurunan
Sistem
vertebrobasiler
kesadaran
2. Motorik : hemiparese
kontralateral, disatria
3. Gangguan visual :
hemianopsia
homonym
kontralateral
4. Gangguan
keseimbangan
(vertigo) diplopia

Refleks akomodasi pupil


Penderita disuruh melihat jauh,
kemudian ia disuruh melihat dekat,
misalnya jari kita yang ditempatkan
dekat matanya. Refleks akomodasi
dianggap positif bila terlihat pupil
mengecil

Refleks konvergensi pupil


Pasien diminta untuk melihat
telunjuk pemeriksa pada jarak yang
cukup jauh, kemudian dengan tiba
tiba dekatkanlah pada pasien lalu
perhatikan reflek konvergensi pasien
dimana dalam keadaan normal
kedua bola mata akanberputar
kedalam atau nasal.

Sindrom Sirkulasi
anterior

Sindrom Sirkulasi anterior

A. Serebri media (total)


Hemiplegia kontralateral
(lengan lebih berat) Afasia
(hemisfer dominan)
hemihipestesia kontralateral,
agnosia, disfagia
A. Serebri media (bagian
atas) Hemiplegia
kontralateral(lengan lebih
berat) Afasia (hemisfer
dominan), hemiestesia
kontralateral hemianopsia,
disfagia

A. Serebri media (bagian bawah)


Tidak ada gangguan Afasia
(hemisfer dominan) Agnosia
Kontruksional apraksia
A. Serebri media dalam Hemiparese
kontralateral Afasia (hemisfer
dominan) Tidak ada gangguan
sensoris, atau ringan sekali Visual
dan sensoris sementara
A. Serebri anterior
Hemiplegia kontralateral, Apraksia
hemiestesia kontralateral
(umumnya ringan) perubahan
perilaku dan
personalitas Inkontinensia urin

Sindrom sirkulasi
posterior
A. Basilaris (total)
Kuadriplegia, Sensoris
umumnya normal
Gangguan kesadaran,
Gangguan saraf
kranial yang
menyebabkan
diplopia, disartria,
disfagia, ganggguan
emosi

A. Serebri posterior
Hemiplegia
sementara, gangguan
lapang pandang,
hipestesia atau
anestesia, Aleksia

Sistem Karotis

Parese syaraf otak dan


ekstrimitas ipsilateral

Sistem
Vertebrobasiler

Parese syaraf otak dan


ektrimitas
kontralateral

Sistem Vertebrobasiler

Sistem Karotis

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai