By
Anis Nikmatul Nikmah,SST.M.Kes
Definisi
Obat adalah bahan kimia
yang digunakan untuk
diagnosis, terapi,
penyembuhan, penurunan
atau pencegahan penyakit
(De Laune & Ladner, 2006)
FARMAKOKINETIK
Adalah nasib obat dalam tubuh
atau efek tubuh terhadap obat
Mencakup 4 proses :
1.proses absorpsi (A)
2.distribusi (D)
3.metabolisme (M)
4.ekskresi (E)
Pharmacokinetics
Absorbsi
Cara molekul obat masuk ke
dalam tubuh (sampai di dalam
pembuluh darah)
Dipengaruhi oleh rute, daya larut
obat, bentuk obat interaksi dengan
makanan dalam lambung dan
karakteristik klien.
Pharmacokinetics
Pharmacokinetics
Distribusi
Gerakan obat dari pembuluh darah ke
jaringan dan organ tubuh dan akhirnya
ke tempat kerja obat tersebut.
Dipengaruhi oleh aliran darah (cardiac
output), permeabilitas membran sel,
kekuatan ikatan obat dengan protein
serum
Pharmacokinetics
Metabolisme
Setelah obat di absorbsi dan
didistribusikan ke tempat kerjanya,
obat di metabolisme menjadi bentuk
tidak aktif dan di ubah menjadi zat
yang larut dalam air sehingga dapat di
ekskresi (biotransformasi)
Sebagian besar terjadi di hati
Pharmacokinetics
Ekskresi
Proses eliminasi obat dari dalam
tubuh
Sebagian besar terjadi di ginjal,
tetapi juga bisa biotransformation,
kelenjar eksokrin, kulit dan paru
Efek Obat
Efek terapeutik
Merupakan respon fisiologis obat yang
diharapkan atau yang diperkirakan
timbul.
Efek samping
Efek sekunder yang tidak diinginkan,
biasanya dapat diprediksi.
Mungkin tidak berbahaya atau bahkan
menimbulkan cedera
Efek Obat
Efek toksik
Minum obat dosis tinggi dalam jangka
waktu yang lama, obat terakumulasi
dalam darah akibat kerusakan
metabolisme atau ekskresi
Reaksi idiosinkratik
Timbulnya efek yang tidak diperkirakan,
meliputi klien bereaksi berlebihan, tidak
bereaksi atau bereaksi tidak normal
terhadap obat
Efek Obat
Reaksi alergi
Reaksi antigen antibodi yang terjadi
pada individu yang pernah terpapar
obat sebelumnya dan tubuh
membentuk antibodi melawan obat
tersebut.
Manifestasinya bisa ringan (skin
rash, urticaria, sakit kepala, mual,
muntah) dan berat (anaphilaksis)
Efek Obat
Toleransi obat
Terjadi pada seseorang
yang mempunyai
respon fisiologis
rendah terhadap obat
dan memerlukan
peningkatan dosis
untuk mencapai efek
terapeutik
Faktor genetik
Kondisi fisiologis (umur, BB, TB)
Kondisi lingkungan
Faktor psikologis
Nama generik
Diberikan pada pabrik yang pertama kali
memproduksi obat tersebut
Nama dagang/merek/pabrik
Nama yang digunakan pabrik untuk
memasarkan obat tersebut
Klasifikasi Obat
Berdasarkan Sumber Obat
Obat yang berasal
dari Alam:
Tanaman
Jamu, ganja
Hewan
Insulin, minyak ikan,
madu
Mineral
Belerang, zat besi,
garam
Mikroorganisme
Penicilline,
Streptomicin
Obat sintetik
Obat yang dibuat
secara sintetik
Paracetamol,
fenobarbital
Obat Bebas
Obat yang telah digunakan dalam
pengobatan secara ilmiah (modern)
dan tidak mempunyai bahaya yang
mengkhawatirkan
Bisa dibeli tanpa resep dokter
Contoh :
- Balsem cap kaki tiga
- Minyak kayu putih
- Vitamin B1 tab
- Vitacimin
W= warrschuwing= peringatan
Peraturan dan pengawasan lebih lunak
Bisa dibeli diapotik/ toko obat
Obat Keras
(daftar G)
Termasuk :
- antidepresan : luminal, fenobarbital
- stimulansia : amfetamin
- halusinogen : THC
Obat Narkotika
Obat yang dapat membius, dan
menimbulkan ketagihan, disamping
khasiatnya untuk pengobatan juga
sangat merusak dan membahayakan
kesehatan dan kehidupan manusia
Harus dengan resep dokter
Contoh :
Codein, morfin, petidin
Klasifikasi Obat
Berdasarkan Khasiat Obat
Antibiotik
Antipiretik
Analgesik
Dll
Klasifikasi Obat
Berdasarkan Cara Pemakaiannya
Obat dalam
Obat yang cara pemakaiannya ditelan
melalui mulut
Diberi etiket warna putih
Obat luar
Obat yang cara pemakaiannya melalui
kulit, dubur, vagina, telinga, dll
Diberi etiket biru
Klasifikasi Obat
Berdasarkan Bentuk Sediaan
Tablet : parasetamol
Kapsul : kemicetin kapsul
Pil : vitamin K
Serbuk tabur : sulfanilamide
Salep : hidrokortison
Sirup : benadryl
Larutan : boorwater
Suppositoria : anusol
Instruksi tunggal
Obat diberikan hanya sekali pada waktu tertentu
Instruksi PRN
Berdasarkan kebutuhan klien
Instruksi STAT
Dosis tunggal obat diberikan segera dan hanya sekali
Benar Klien
Pastikan klien
Bedakan klien dengan
nama yang sama
Benar Obat
Pastikan obat dengan
resep dokter
Pastikan perintah
pengobatan tertulis
Hindari kesalahan dg
baca label obat sebanyak
3X: saat melihat
kemasan, sebelum
dituang, sesudah dituang
Benar Dosis
Hitung dosis dengan
benar, bila ragu tanyakan
pada petugas lain
Benar waktu
Berikan obat sesuai
dengan waktunya
IM
IV
SC
SL
PO
VAG
dll
: intramuskular
: intravaskuler
: subcutan
: sublingual
: peroral
: vagina
Jenis obat
Dosis
Rute
Waktu
tanggal
Prosedur Pemberian
Obat yang Benar
Persiapan
Cuci tangan sebelum menyiapkan pengobatan
Periksa riwayat adanya alergi
Periksa perintah pengobatan dengan melihat perintah
dokter/ kartu obat
Periksa label tempat obat sebanyak 3X
Periksa tanggal kadaluarsa pada label obat,
penggunaan jika obat masih berlaku
Periksa ulang perhitungan dosis obat
Tuang tablet atau kapsul dalam tutup obat
Prosedur Pemberian
Obat yang Benar
Pemberian
Periksa identitas klien melalui papan nama/ gelang
identitas
Untuk obat peroral, tawarkan batu es untuk
membaalkan pengecap rasa sewaktu memberikan
obat yang rasanya tidak enak
Berikan obat yang hanya anda persiapkan
Bantu klien mendapatkan posisi yang tepat
(tergantung dari rute pemberian obat)
Jika memberikan obat pada sekelompok klien,
berikan obat terakhir pada klien yang
membutuhkan bantuan ekstra
Jika lewat injeksi, buang jarum dan tabung suntik
pada tempat yang tepat
Administrasi
Pengobatan
Administrasi Pengobatan
ORAL
Cara yang paling
mudah dan sering
digunakan
Pengobatan oral tidak
diberikan pada klien
muntah
Dipengaruhi oleh
adanya makanan dan
interaksi obat
Jenis: langsung ditelan,
sublingual, bukal
PARENTERAL
Intradermal/ Intracutan
Efek lokal
Jumlah kecil
Dipakai untuk
pengamatan reaksi
Peradangan/
sensitivitas
Intradermal/Intracutan
Administrasi Pengobatan
PARENTERAL
Subcutan
Efek sistemik
Absorpsi lebih lambat
daripada intramuskuler
Absorpsi dipengaruhi
oleh aliran darah, akan
meningkatkan dengan
latihan dan
menurunkan pada
kondisi shock
Dipakai utk dosis kecil
PARENTERAL
Intramuskuler
Efek sistemik
Efek > cepat
darisubcutan
Absorpsi tergantung
aliran darah
Volume maksimal 5 ml
Bisa terjadi abses
Tempat injeksi:
ventrogluteal,
dorsogluteal, deltoid,
vatus lateralis
Subcutan
Parenteral...
INTRAVENA
Efek sistemik
Absorpsi lebih cepat daripada IM atau SC
Lebih sulit pelaksanaannya
Tempat injeksi: vena cubiti, vena dorsalis
Intravena
Sudut jarum
Administrasi Pengobatan
VAGINAL
Mirip dengan
suppositoria rectal
Pada saat
melakukan
prosedur jangan
didepan umum
Gunakan
aplikakator/ sarung
tangan
INHALASI/ Aerosol
Memakai alat
nebulizer
Lebih baik klien
dalam posisi
semifowler tau
fowler
Inhalasi
Administrasi Pengobatan
TOPIKAl
Dapat diberikan
pada kulit dengan
sarung tangan,
spatel lidah, dll
Perhatian tehnik
steril bila kulit
pecah/ terluka
INSTILASI
Obat cair/ salep
yang biasanya
diberikan sebagai
tetes dalam
bentuk: tetes mata,
salep mata, tetes
telinga
Untuk tetes/ salep
mata jangan
diberikan langsung
pada kornea
Tetes mata
Administrasi Pengobatan
SUPPOSITORIA
Rektal
Efek sistemik maupun lokal
Suppositoria cenderung lunak pada suhu kamar
sehingga perlu disimpan dalam almari es
Pada saat melakukan prosedur jangan didepan
umum
Gunakan aplikator/ sarung tangan pada saat
memasukkan obat
suppositoria
Sumber belajar