Anda di halaman 1dari 56

Medication

By
Anis Nikmatul Nikmah,SST.M.Kes

Definisi
Obat adalah bahan kimia
yang digunakan untuk
diagnosis, terapi,
penyembuhan, penurunan
atau pencegahan penyakit
(De Laune & Ladner, 2006)

Kriteria standar obat yang


ada di masyarakat
Kemurnian
Potensi
Bioavailability
(jumlah relatif obat atau zat aktif suatu produk
obat yang diabsoprsi, serta kecepatan obat
itu masuk ke dalam peredaran darah
sistemik)
Kemanjuran
Keamanan

Undang-undang dan Kontrol Obat


Di USA, perundang-undangan yang
mengatur obat dimulai dengan
dikeluarkannya pure food and drug
act pada 1906. UU ini memfokuskan
perhatian pada kemurnian makanan
tetapi juga menetapkan standart
resmi obat
Pabrik harus melabel obat dengan
akurat dan menjamin bahwa
kekuatan dan kemurnian obat sesuai
dengan klaim pabrik

Undang-undang dan Kontrol Obat


Institusi perawatan kesehatan menetapkan
kebijakan sesuai dengan peraturan UU yang
ada dan biasanya lebih ketat karena mereka
memusatkan perhatian untuk mencegah
timbulnya masalah kesehatan akibat
penggunaan obat.
Nakes harus mengetahui peraturan yang
mempengaruhi pelaksanaan pengobatan di area
praktik mereka.

Nakes harus mengetahui peraturan yang


mempengaruhi pelaksanaan pengobatan
di area praktik mereka
Nakes harus tahu perannya dan batasan
fungsinya dalam pemberian obat

FARMAKOKINETIK
Adalah nasib obat dalam tubuh
atau efek tubuh terhadap obat
Mencakup 4 proses :
1.proses absorpsi (A)
2.distribusi (D)
3.metabolisme (M)
4.ekskresi (E)

Pharmacokinetics
Absorbsi
Cara molekul obat masuk ke
dalam tubuh (sampai di dalam
pembuluh darah)
Dipengaruhi oleh rute, daya larut
obat, bentuk obat interaksi dengan
makanan dalam lambung dan
karakteristik klien.

Pharmacokinetics

Pharmacokinetics
Distribusi
Gerakan obat dari pembuluh darah ke
jaringan dan organ tubuh dan akhirnya
ke tempat kerja obat tersebut.
Dipengaruhi oleh aliran darah (cardiac
output), permeabilitas membran sel,
kekuatan ikatan obat dengan protein
serum

Pharmacokinetics
Metabolisme
Setelah obat di absorbsi dan
didistribusikan ke tempat kerjanya,
obat di metabolisme menjadi bentuk
tidak aktif dan di ubah menjadi zat
yang larut dalam air sehingga dapat di
ekskresi (biotransformasi)
Sebagian besar terjadi di hati

Pharmacokinetics
Ekskresi
Proses eliminasi obat dari dalam
tubuh
Sebagian besar terjadi di ginjal,
tetapi juga bisa biotransformation,
kelenjar eksokrin, kulit dan paru

Efek Obat
Efek terapeutik
Merupakan respon fisiologis obat yang
diharapkan atau yang diperkirakan
timbul.

Efek samping
Efek sekunder yang tidak diinginkan,
biasanya dapat diprediksi.
Mungkin tidak berbahaya atau bahkan
menimbulkan cedera

Efek Obat
Efek toksik
Minum obat dosis tinggi dalam jangka
waktu yang lama, obat terakumulasi
dalam darah akibat kerusakan
metabolisme atau ekskresi

Reaksi idiosinkratik
Timbulnya efek yang tidak diperkirakan,
meliputi klien bereaksi berlebihan, tidak
bereaksi atau bereaksi tidak normal
terhadap obat

Efek Obat
Reaksi alergi
Reaksi antigen antibodi yang terjadi
pada individu yang pernah terpapar
obat sebelumnya dan tubuh
membentuk antibodi melawan obat
tersebut.
Manifestasinya bisa ringan (skin
rash, urticaria, sakit kepala, mual,
muntah) dan berat (anaphilaksis)

Efek Obat
Toleransi obat
Terjadi pada seseorang
yang mempunyai
respon fisiologis
rendah terhadap obat
dan memerlukan
peningkatan dosis
untuk mencapai efek
terapeutik

Interaksi obat dengan


makanan
Ada 3 pola utama
Obat tertentu mungkin terganggu
absorbsi dan ekskresinya oleh makanan
tertentu
Makanan tertentu mungkin menurunkan
atau meningkatkan absorbsi obat dalam
tubuh
Makanan tertentu mungkin merubah
susunan kimia obat, mencegah efek
terapeutik dalam tubuh

Faktor yang mempengaruhi


kerja obat

Faktor genetik
Kondisi fisiologis (umur, BB, TB)
Kondisi lingkungan
Faktor psikologis

Nomenclatur dan bentuk obat


Nama obat
Nama kimia
Memberi gambaran pasti komposisi obat
(asetil salisilat, acetaminofen)

Nama generik
Diberikan pada pabrik yang pertama kali
memproduksi obat tersebut

Nama dagang/merek/pabrik
Nama yang digunakan pabrik untuk
memasarkan obat tersebut

Nomenclatur dan bentuk obat


Klasifikasi obat
Sumber obat
Bahaya yang ditimbulkan
Khasiat Obat
Cara Pemakaian
Bentuk Sediaan

Klasifikasi Obat
Berdasarkan Sumber Obat
Obat yang berasal
dari Alam:
Tanaman
Jamu, ganja

Hewan
Insulin, minyak ikan,
madu

Mineral
Belerang, zat besi,
garam

Mikroorganisme
Penicilline,
Streptomicin

Obat yang dibuat


oleh manusia
Obat semi sintetik
Obat yang dari alam
dan disintesa lebih
lanjut untuk
mendapat efek yang
dikehendaki
Kodein, Ampicillin

Obat sintetik
Obat yang dibuat
secara sintetik
Paracetamol,
fenobarbital

Penggolongan obat berdasarkan perundang-undangan


farmasi SK Menkes No 924/ Menkes/ Per / X/ 1993
tentang obat wajib apotik No 2
(Bahaya yang ditimbulkan )

Obat Narkotika (Daftar O)


Obat Psikotropika (OKT=Obat
Keras Terbatas)
Obat Keras (Daftar G)
Obat wajib Apotik (G No 1 dan G
No 2)
Obat Bebas

Obat Bebas
Obat yang telah digunakan dalam
pengobatan secara ilmiah (modern)
dan tidak mempunyai bahaya yang
mengkhawatirkan
Bisa dibeli tanpa resep dokter

Contoh :
- Balsem cap kaki tiga
- Minyak kayu putih
- Vitamin B1 tab
- Vitacimin

Obat Bebas Terbatas


(daftar W)

Obat-obat keras yang tidak begiu berbahaya


bagi pemakainya dan penyakit yang diobatinya
dianggap telah dapat ditetapkan sendiri oleh
rakyat

W= warrschuwing= peringatan
Peraturan dan pengawasan lebih lunak
Bisa dibeli diapotik/ toko obat

P No 1 Awas obat keras, bacalah aturan


pakainya
P No 2 Awas obat keras, hanya untuk
kumur, jangan ditelan
P No 3 Awas obat keras, hanya untuk
bagian luar dari badan
P No 4 Awas obat keras, hanya untuk
dibakar
P No 5 Awas obat keras, tidak boleh ditelan
P No 6 Awas obat keras, obat wasir, jangan
ditelan

Obat Keras
(daftar G)

Obat yang dianggap berbahaya bagi kesehatan manusia, yang


berkhasiat mengobati, menguatkan, memperbaiki, membunuh
kuman dll pada tubuh manusia
Hanya dpt dibeli diapotek dg resep dokter
G= gevaarlijk= berbahaya
Termasuk :
- semua antibiotika
- semua antihistamin, kec. Obat luar dan obat mabuk perjalanan
- antikoagulan, antihipertensi
- semua obat injeksi
- semua obat baru : yg tidak tercantum dlm Farmakope Indonesia
dan Daftar Obat keras

Obat Keras Tertentu


(Psikotropika)

Obat keras yang mempengaruhi


psikis
Harus dg resep dokter
Sebagai obat penenang

Termasuk :
- antidepresan : luminal, fenobarbital
- stimulansia : amfetamin
- halusinogen : THC

Obat Narkotika
Obat yang dapat membius, dan
menimbulkan ketagihan, disamping
khasiatnya untuk pengobatan juga
sangat merusak dan membahayakan
kesehatan dan kehidupan manusia
Harus dengan resep dokter

Contoh :
Codein, morfin, petidin

Klasifikasi Obat
Berdasarkan Khasiat Obat

Antibiotik
Antipiretik
Analgesik
Dll

Klasifikasi Obat
Berdasarkan Cara Pemakaiannya
Obat dalam
Obat yang cara pemakaiannya ditelan
melalui mulut
Diberi etiket warna putih

Obat luar
Obat yang cara pemakaiannya melalui
kulit, dubur, vagina, telinga, dll
Diberi etiket biru

Klasifikasi Obat
Berdasarkan Bentuk Sediaan

Tablet : parasetamol
Kapsul : kemicetin kapsul
Pil : vitamin K
Serbuk tabur : sulfanilamide
Salep : hidrokortison
Sirup : benadryl
Larutan : boorwater
Suppositoria : anusol

Instruksi pemberian obat


Standing order
Sebuah instruksi tetap dilaksanakan sampai ada
penggantian dg instruksi baru

Instruksi tunggal
Obat diberikan hanya sekali pada waktu tertentu

Instruksi PRN
Berdasarkan kebutuhan klien

Instruksi STAT
Dosis tunggal obat diberikan segera dan hanya sekali

Lima hal yang benar dalam


pemberian obat

Benar Klien
Pastikan klien
Bedakan klien dengan
nama yang sama
Benar Obat
Pastikan obat dengan
resep dokter
Pastikan perintah
pengobatan tertulis
Hindari kesalahan dg
baca label obat sebanyak
3X: saat melihat
kemasan, sebelum
dituang, sesudah dituang

Benar Dosis
Hitung dosis dengan
benar, bila ragu tanyakan
pada petugas lain
Benar waktu
Berikan obat sesuai
dengan waktunya

Lima hal yang benar dalam


pemberian obat
Benar rute
Berikan obat sesuai
dengan perintah
pengobatan

IM
IV
SC
SL
PO
VAG
dll

: intramuskular
: intravaskuler
: subcutan
: sublingual
: peroral
: vagina

Satu Hal Lagi...


Benar dokumentasi
Catat semua tindakan yang telah diberikan

Jenis obat
Dosis
Rute
Waktu
tanggal

Catat respon klien terhadap pengobatan

Prosedur Pemberian
Obat yang Benar
Persiapan
Cuci tangan sebelum menyiapkan pengobatan
Periksa riwayat adanya alergi
Periksa perintah pengobatan dengan melihat perintah
dokter/ kartu obat
Periksa label tempat obat sebanyak 3X
Periksa tanggal kadaluarsa pada label obat,
penggunaan jika obat masih berlaku
Periksa ulang perhitungan dosis obat
Tuang tablet atau kapsul dalam tutup obat

Prosedur Pemberian
Obat yang Benar
Pemberian
Periksa identitas klien melalui papan nama/ gelang
identitas
Untuk obat peroral, tawarkan batu es untuk
membaalkan pengecap rasa sewaktu memberikan
obat yang rasanya tidak enak
Berikan obat yang hanya anda persiapkan
Bantu klien mendapatkan posisi yang tepat
(tergantung dari rute pemberian obat)
Jika memberikan obat pada sekelompok klien,
berikan obat terakhir pada klien yang
membutuhkan bantuan ekstra
Jika lewat injeksi, buang jarum dan tabung suntik
pada tempat yang tepat

YANG TIDAK BOLEH DILAKUKAN


PADA SAAT MEMBERIKAN OBAT
Jangan sampai konsentrasi terpecah sewaktu
mempersiapkan obat
Jangan memberikan obat yang dikeluarkan oleh
orang lain
Jangan mengeluarkan obat dari tempat obat
dengan label yang sulit dibaca atau labelnya
terlepas sebagian atau hilang
Jangan memindahkan obat-obat dari satu
tempat ke tempat lain
Jangan memberikan obat yang tanggalnya telah
kadaluarsa

YANG TIDAK BOLEH DILAKUKAN PADA SAAT


MEMBERIKAN OBAT
Jangan menduga-duga mengenai obat dan dosis obat,
tanyakan jika ragu-ragu
Jangan memakaiobat yang telah mengendap, berubah
warna
Jangan tinggalkan obat-obatan yang telah dipersiapkan
Jangan berikan suatu obat kepada klien, jika klien
tersebutmemiliki alergi
Jangan memanggil nama klien sebagai satu-satunya
cara untuk mengidentifikasi
Jangan berikan obat, jika klienmenyatakan obat tersebut
berlainan dengan obat yang telah diterima sebelumnya,
periksa perintah pengobatan

Administrasi
Pengobatan

Administrasi Pengobatan
ORAL
Cara yang paling
mudah dan sering
digunakan
Pengobatan oral tidak
diberikan pada klien
muntah
Dipengaruhi oleh
adanya makanan dan
interaksi obat
Jenis: langsung ditelan,
sublingual, bukal

PARENTERAL
Intradermal/ Intracutan
Efek lokal
Jumlah kecil
Dipakai untuk
pengamatan reaksi
Peradangan/
sensitivitas

Intradermal/Intracutan

Administrasi Pengobatan
PARENTERAL
Subcutan
Efek sistemik
Absorpsi lebih lambat
daripada intramuskuler
Absorpsi dipengaruhi
oleh aliran darah, akan
meningkatkan dengan
latihan dan
menurunkan pada
kondisi shock
Dipakai utk dosis kecil

PARENTERAL
Intramuskuler
Efek sistemik
Efek > cepat
darisubcutan
Absorpsi tergantung
aliran darah
Volume maksimal 5 ml
Bisa terjadi abses
Tempat injeksi:
ventrogluteal,
dorsogluteal, deltoid,
vatus lateralis

Subcutan

Parenteral...
INTRAVENA
Efek sistemik
Absorpsi lebih cepat daripada IM atau SC
Lebih sulit pelaksanaannya
Tempat injeksi: vena cubiti, vena dorsalis

Intravena

Sudut jarum

Administrasi Pengobatan
VAGINAL
Mirip dengan
suppositoria rectal
Pada saat
melakukan
prosedur jangan
didepan umum
Gunakan
aplikakator/ sarung
tangan

INHALASI/ Aerosol
Memakai alat
nebulizer
Lebih baik klien
dalam posisi
semifowler tau
fowler

Inhalasi

Administrasi Pengobatan
TOPIKAl
Dapat diberikan
pada kulit dengan
sarung tangan,
spatel lidah, dll
Perhatian tehnik
steril bila kulit
pecah/ terluka

INSTILASI
Obat cair/ salep
yang biasanya
diberikan sebagai
tetes dalam
bentuk: tetes mata,
salep mata, tetes
telinga
Untuk tetes/ salep
mata jangan
diberikan langsung
pada kornea

Tetes mata

Administrasi Pengobatan
SUPPOSITORIA
Rektal
Efek sistemik maupun lokal
Suppositoria cenderung lunak pada suhu kamar
sehingga perlu disimpan dalam almari es
Pada saat melakukan prosedur jangan didepan
umum
Gunakan aplikator/ sarung tangan pada saat
memasukkan obat

suppositoria

Sumber belajar

Taylor, et al (1997). Fundamentals of Nursing :


The Art and Science of Nursing Care. JB
Lippincott Company : Philadelphia.
Kozier, et al (1991). Fundamentals of Nursing :
Concepts, Process, And Practice. 4th Edition.
Addison-Wesley : California.
De laune & Ladner (2006). Fundamentals of
Nursing, Standard & Practice. Delmar
Published

Anda mungkin juga menyukai