Anda di halaman 1dari 39

II.

SAMBUNGAN
KELING

Fungsi Menyambung dan Merangkai


Banyak komponen /elemen mesin yang perlu
disambung satu sama lainnya untuk bisa berfungsi
Agar penyambungannya bisa berfungsi optimal
perlu diketahui fungsi dan syarat penyambungan
a. Fungsi menyambung: Sambungan meneruskan
gaya tanpa disertai gerakan; pada sambungan
keling,
sambungan
las,
sambungan
susut,
sambungan baut, sambungan lem dan sebagainya.
b. Fungsi merangkai: Sambungan memindahkan
gaya disertai gerakan. pada: kopling, bantalan,
rem, roda gesek, puli, rantai dan sebagainya.

Fungsi Fungsi Lainnya

c. Fungsi mendukung, sambungan ini


meneruskan
gaya tanpa disertai gerakan, terdapat pada
konstruksi rangka dan pondasi mesin.
d.Sambungan
penuntun,
sambungan
ini
meneruskan gaya dengan gerakan, terdapat
pada rangkaian kepala silang, bantalan, sudu
dan sebagainya.
e. Fungsi melumas dan melindungi. terdapat
pada sambungan yang meneruskan gaya
dengan
gerakan seperti pada bantalan,
pelumas cair, pelumas gas, lapisan penahan
aus, lapisan cat dan sebagainya.

2. PENGGUNAAN SAMBUNGAN KELING


Menurut sifatnya sambungan keling dapat
dibedakan sebagai berikut.
a. Sambungan yang hanya menekankan pada
segi kekuatan saja. Contoh sambungan
kerangka baja pada jembatan, sambungan
kerangka tower, kerangka kap gudang
b. Sambungan yang memerlukan kekuatan dan
kerapatan. Contoh sambungan pada tangki
muatan (zat cair, gas bertekanan tinggi),
dinding kapal, Kekuatan sambungan pada jenis
ini minimal 80 %, dari kekuatan plat yang
disambungkan.
c. Sambungan yang menekankan pada segi
kerapatan saja. Contoh sambungan tangki gas
bertekanan rendah, tangki air, minyak

Contoh Sambungan Rangka Yang Dikeling

3. JENIS KELING
Keling /Paku keling yang digunakan pada

sambungan keling ada yang terbuat dari


baja ( St 36, St 44 dan St 52) seperti
gambar 2.2; ada juga yang terbuat dari
logam ringan
dengan normalisasi DIN
622, DIN 674; seperti gambar 2.3
Jenis paku keling mana yang akan
digunakan disesuaikan dengan sifat yang
harus dipenuhi sambungan

Jenis Jenis Paku Keling

4. CARA MENGELING
Kepala keling diletakkan bagian bawah,
dialas landasan kepala
Palu pembentuk kepala keling dipukul di
bagian atas keling sampai terbentuk
kepala keling yang lain di bagian atas.
Pada waktu pemukulan terhadap keling
bagian atas, palu pembentuk diarahkan
oleh tabung pengarah agar arah pukulan
palu tidak bergerak kearah yang lain
,hanya terarah ke keling

Proses Pembentukan Keling

5. UKURAN KELING
Keling letup kebanyakan d = 8 mm; keling tabung d = 4 sampai 20 mm,
dengan tebal (t) antara 0,25 sampai 2 mm
Rumus / ketentuan yang sering dipakai dalam penentuan ukuran keling :
d 50 x S -2 mm,
l S + (1,4 1,6)d untuk keling berkepala setengah
bulat,
l S + (0,6 1)d untuk keling kepala terbenam,
t 3d + 5 mm,
a (2,5 3,5)d,
e 0,5 t atau (1 1,5)d.

Penjelasan Rumus Rumus


d = diameter keling
l = panjang batang keling
t = jarak pusat keling
a = jarak baris keling
e = jarak tepi pelat sampai pusat
lubang keling
Beberapa data ukuran yang ada di
pasaran dapat dilihat pada Tabel 2.1

Ukuran Keling Yang Ada di Pasaran

6.KERUSAKAN SAMBUNGAN KELING


Beberapa kerusakan sambungan keling karena
beban terpusat adalah :
1. Batang keling putus karena beban tarik
2. Keling putus karena beban geser
3. Keling tergeser dibagian kepala
4. Plat yang disambung membengkok
5. Plat putus karena beban tarik
6. Desakan batang keling terhadap lobangnya
7. Tepi plat tergeser atau robek
8. Keling dengan beban di luar pusat

1.Batang Keling Putus Karena Beban Tarik

Besar Kekuatan Tarik


Besar kekuatan tarik dapat ditentukan dengan
persamaan persamaan dibawah ini :

F --- d2 . t kg, lb . (1)


4
Kalau n = jumlah keling, kekuatan tarik total keling
menjadi,

F ---- d2 . t . n kg, lb . (2)


4
d = diameter batang keling (mm atau inch)
t = tegangan tarik ijin dalam satuan kg/mm2
atau lb/in2

2. Keling Putus Karena Beban Geser

Besarnya Kekuatan Geser


Besarnya kekuatan geser dapat ditentukan
dengan rumus

F --- d2 . . kg, lb, .. (3)


4
Jika pada sambungan ada sejumlah n keling,
kekuatan gesernya

F ---- d2 . . ng. kg, lb,


...(4)
4

3. Keling Tergeser Dibagian Kepala

Besarnya Gaya Geser Di Kepala Keling


Besarnya gaya geser pada kepala keling ditentukan
dengan persamaan (5)
Jika pada sambungan terdapat n keling maka
persamaannya seperti persamaan (6)
F . d . ho . .. kg, lb .. (5)
F n . . d . ho . kg, lb.... (6)
Besarnya ho , , dan h dapat ditentukan sebagai
berikut :
0,8 t , ho 0,35 d. dan h 0,6 d.... (7)

Besarnya Daya Dukung Telapak


Telapak adalah bagian bawah kepala keling disekitar
batang keling
Kalau o = tekanan bidanng telapak kg/mm2 atau lb/in2
maka besar gaya dukung telapak dapat dihitung
dengan persamaan:

F --- (D2 d2) . o kg, lb


(8)
4
D = diameter lingkaran telapak kepala keling (mm)
d = diameter batang keling
Dalam praktek banyak digunakan o = 1,6 t,, D
1,4 d, demi keamanan dibuat D 1,75 d.

4. Pelat Membengkok
Jika plat tidak kuat menahan kopel
didaerah geseran maka plat akan
membengkok :

Momen Pada Pelat Yang Membengkok


Karena gaya yang sama besar dan
berlawanan arah bekerja pada kedua ujung
pelat yang disambung maka timbul momen
kopel.
Besarnya momen kopel dapat ditentukan
dari persamaan (10)
Mk = F . S + F . S = 2F . S
(kg.mm, lb.in) (10)

5. Pelat Putus Karena Beban Tarik

Kekuatan Tarik Pada Pelat


Kekuatan tarik pada plat dapat ditentukan dengan
persamaan (11)
F (t do). S. t kg, lb, (11)
t = jarak antara pusat lubang keling
mm,
do = diameter kubang keling mm,
S = tebal plat mm,
t = tegangan tarik ijin kg/mm2
t ditentukan dengan rumus : t = B : Sf
B = tegangan patah bahan pelat
Sf adalah faktor keamanan

6. Desakan Keling Terhadap Lubangnya


Gaya tarik yang bekerja pada pelat menyebabkan
keling akan mendesak lubangnya
Tanda tanda adanya kerusakan pada lubang
keling dapat dilihat dari sambungan yang
semakin longgar
Kelonggaran ini menyebabkan sambungan tidak
rapat
Besarnya gaya desak dapat ditentukan dengan
F d 0 xSx c
rumus
kg
lb .....(21)
c = tegangan desak ijin =1,6 t

Gambar Konstruksi

Tepi Pelat Tergeser Atau Robek

Gaya Geser Pada Pelat Yang Tergeser


Besarnya gaya geser (Gbr 2.12) adalah :
kg, lb........... (13)
F 2. e r .s.
e = jarak tepi plat sampai pusat lubang
keling (mm)
r = jari jari lubang keling (mm)
s = tebal plat (mm)
= tegangan geser plat (kg / mm2)
plat = 0,8 keling,
d0 = 2s,
e = 1,5 d

Daya Guna Sambungan Untuk Plat


Daya guna sambungan dapat ditentukan untuk
plat (rumus 14) dan untuk keling (rumus 15)

kekuatan plat setelah dilubangi


= ----------------------------------------- x 100 %
kekuatan plat sebelum dilubangi
(t d) . S .

------------------------ x

t.S.

100 % .......................... (14)

Daya Guna Sambungan Untuk Keling


kekuatan keling terhadap
geseran
= ----------------------------------------- x
100 %
kekuatan2 plat sebelum dilubangi
/ 4.d .

t .S . t
..............
(15)

5. Keling Dengan Beban Diluar Pusat

Beban dan Momen Yang Bekerja Pada Konstruksi


Dari gbr 2.13 dapat dilihat akibat beban F yang bekerja
diluar pusat benda arah vertikal kebawah maka :
Timbul momen putar Mp = F. e ; dimana e = jarak F ke
pusat berat.
Beban F akan diimbangi beban sebesar F/n yang
bekerja pada setiap keling dengan arah vertical ke atas
Momen Mp akan dimbangi resultan momen dari bebanbeban yang bekerja di setiap keling (F1, F2 ...Fn)
Sesuai ketentuan , besar (F1, F2 ...Fn) sebanding
dengan radiusnya ke pusat berat: F1= C.r1; F2=C.r2 ...
Fn = C . Rn

C disebut konstante susunan sambungan

Perhitungan Kons tant a Susunan Sambungan (C)

Karena : F1 = C. r1; F2 = C.r2, maka s emua Fn bis a


diganti dengan C.rn Rumus Mp menjadi :
... .. (16)
F. E
C = -- --- --- -- -- --- -- --- --- -- -- --- -- --- --- -- -- --- -- -- (1 7
(n 1 . r1 2 + n 2 . r22 +n 3 . r3 2 + dt)

M p T F .e n1.F1.r1 n2 .F2 .r2 ...nn .Fn .rn

M p C n1.r1 n2 .r2 ...nn .rn

Perhitungan Ordinat Titik Berat


Titik berat akan terletak pada sumbu
simetri, dimana sumbu simetri terletak
ditengah-tengah baris keling
Tinggi titik berat pada sumbu simetri (Y)
dapat ditentukan dengan rumus :
n1 . y1 + n2 . y2 + n3 . y3 + dst
y = -------------------------------------(18)
n1 + n2 + n3 + .. dst
ni = jumlah keling pada baris horisontal ke i
Y i = jarak vertikal baris keling ke i terhadap baris
ke 1

Perhitungan Resultan Beban Di Tiap Keling


Di setiap keling ada 2 jenis beban : Gaya vertikal Fv yang
mengimbangi beban luar F yang besarnya (F/n) dan penyeimbang
momen karena beban luar (Fi )
Fi kemudian diurai menjadi Fv dan Fh
Resultan gaya di setiap keling dapat ditentukan :

R = {(F/n + Fv)2 + (Fh)2}

...... (19)

Besarnya gaya Fv dan Fh ditentukan sbb :


Panjang garis gaya
Fv
Fv = --------------------------- x besar gaya F
Panjang garis gaya F1
Panjang garis gaya Fh
Fh = ---------------------------- x besar gaya F
Panjang garis gaya F1

Sambungan lapis seperti yang terlihat


dalam Gambar, dikeling tunggal. Bahan
plat dan keling masing-masing dari St 34
dan St 35. Faktor keamanan Sf = 5, tebal
plat S = 16 mm, diameter keling d = 20
mm

1. Hitung jarak pusat keling


2. Daya guna plat terhadap sambung
3. Besar F yang diijinkan

KOnstruksi Yang Menggunakan Sambungan


Keling

Contoh Lain

Anda mungkin juga menyukai