Anda di halaman 1dari 11

Rona Lingkungan

Anggota Kelompok 2 :

Agung Nugraha
Agung R. Pratama
Dia Dela Rachman
Enos Faiza Novaldy
Fatimah
Gusti Suryanata
Herliana Dinda K.
Oppie Ade Lestari
Sihwindu Adi Nugroho
Tommy Muslim R
Willy H. K. Huka

Rona Lingkungan

PENGERTI
AN

Kondisi lingkungan pada saat ini


yaitu kondisi alam atau
komponen-komponen lingkungan
awal sebelum perencanaan dan
pembangunan fisik dimulai

RONA LINGKUNGAN HIDU PLTG


JAMBI

Komponen GeofisikKimia
Iklim
Kualitas Udara Ambien
Kualitas Kebisingan
Kualitas Getaran
Hidrologi
Aliran Permukaan (run off)
Kualitas Air (Badan Air
Permukaan)
Kualitas Air Sumur
Kualitas Tanah
Ketersediaan Energi Listrik
Kualitas Lingkungan Kerja
Fisik

Biologi

Flora Darat
Biota Air

1. KOMPONEN FEOFISIK-KIMIA
A. Iklim
Pengamatan terhadap
iklim mikro (kondisi
atmosfer sesaat
(01o3546,9LS102o3844,2 BT) dan
lokasi switch yard
( koordinat
01o3541,5LS103o3847,3BT)
menunjukkan bahwa suhu
udara 34o C di wilayah
studi dan kelembapan
udara 65 % (termasuk
rendah)

Curah Hujan :
Di daerah Payo
Selincah dan
sekitarnya
mempunyai ratarata curah hujan
tahunan 2302mm,
dengan satu bulan
kering dengan
curah hujan 60
mm/ bulan.

B. Kualitas Udara Ambien


Dikarenakan lokasi pembangunan telah berlangsung
kegiatan proses produksi energi oleh PLTD & PLTG, serta
pemukiman penduduk, maka kualitas ambien sudah
mengalami pencemaran.
Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, maka
rona awal kualitas udara ambien termasuk kategori
sedang dengan skor 3.

C. Kualitas Kebisingan
Dampak dari adanya pembangunan PLTG 2X50
MW di Payo Selincah Jambi adalah kebisingan
yang ditimbulkan selama pembangkit tenaga
listrik tersebut beroperasi nantinya. Berdasarkan
hasil pengujian yang telah dilakukan maka rona
awal kebisingan, termasuk kategori buruk
dengan skor 2.19

D. Kualitas
Getaran
Pembangunan PLTG 2x50
MW pada areal komplek
pembangkitan PT PLN
diperkirakan akan
dilakukan bersama-sama
aktivitas pembangkitan
yang lain apabila
beroperasi menimbulkan
getaran mekanik.
Berdasarkan pengujian,
bahwa kegiatan
operasional pembangkit
mangakibatkan getaran,
akan tetapi masih pada
batas getaran kategori A
dengan nilai getaran < 5,2
mm/dt. Maka rona awal
getaran termasuk kategori

E. Aliran
Permukaan Air
(Run Off)

Berdasarkan
perhitungan laju
aliran permukaan
pada kondisi awal dan
perkiraan apabila
proyek PLTG 2 x 50
MW dibangun akan
terjadi peningkatan
laju aliran permukaan.
Namun besarnya laju
aliran permukaan
yang terjadi belum
ditentukan standar
baku batasannya.

F. Kualitas Air (Badan Permukaan


Air)
Badan air permukaan yang terdapat di lokasi
rencana pembangunan pembangkit PLTG 2 x 50
MW Payo Selincah, diantaranya rawa/genangan
permanen dan sungai. Kualitas badan air
permukaan ini diperkirakan akan mengalami
perubahan baik secara fisik maupun kimia
akibat penerima pencemaran dari kegiatan
pembangunan pembangkit, dan kegiatan yang
lain di sekitarnya. Berdasarkan hasil pengujian
yang telah dilakukan maka rona awal parameter
kualitas badan air permukaan termasuk kategori
buruk dengan skor 2.a

G. Kualitas Air
Sumur

H. Kualitas Tanah

Pembangunan pembangkit
PLTG di perkirakan tidak
menimbulkan dampak
terhadap pencemaran air
sumur. Berdasarkan hasil
pengujian yang dilakukan
maka rona awal perameter
kualitas air sumur, termasuk
kategori sedang dengan skor
3.
Pembangunan pembangkit
PLTG 2 x 50 MW ataupun
pembangkit lainnya
menyebabkan alih fungsi
lahan. kualitas tanah
menjadi komponen yang
diperkirakan tidak terkena
dampak oleh aktivitas
rencana usaha atau
kegiatan.

I. Ketersediaan Energi
Listrik
Pembangunan penambahan 2 unit pembangkit baru
(PLTG 2x 50 MW) menggunakan bakas gas alam,
ketersediaan energi listrik di pusat pembangkit Payo
Selincah akan bertambah sebesar 210 MW. Akan
tetapi, berdasarkan hasil perhitungan kapasitas
terpasang energi listrik maka rona awal ketersediaan
energi listrik termasuk kategori buruk, dengan skor 2.

J. Kualitas Lingkungan Kerja


Fisik

Berdasarkan pengukuran beberapa parameter


lingkungan kerja fisik, terlihat bahwa kebisingan
dan intensitas cahaya menjadi penyebab
kurangnya kualitas lingkungan kerja fisik.
Berdasarkan hasil pengujian yang telah
dilakukan, maka rona awal beberapa parameter
kualitas lingkungan kerja fisik, termasuk
kategori buruk dengan skor 2.

2. KOMPONEN BIOLOGI

A. Flora Darat

2. BIOTA AIR

Berdasarkan survey yang telah


dilakukan pada lokasi kegiatan
dan sekitarnya ditemukan
flora yang berfungsi sebagai
penghijauan, flora budidaya,
flora semak, dan rerumputan
dan secara umum dapat
dikategorikan dalam kualitas
lingkungan sedang dengan
skor 3
a. Nekton
b. Planton dan Benthos

Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai