Anda di halaman 1dari 42

KEAMANAN VAKSIN

POLIO

Dr. Meita Damayanti, dr,SpA(K)


KOMDA PP-KIPI JAWA BARAT

APAKAH
POLIO/POLIOMIELITIS?
Polio

merupakan suatu penyakit yang


disebabkan oleh virus polio (tipe 1, 2, 3).
Masuk ke dalam tubuh anak atau orang
dewasa melalui mulut.
Menyebabkan kelumpuhan (lumpuh layu akut
=AFP)
Dapat membunuh orang yang
terkena, biasanya dengan
melumpuhkan otot-otot yang
membantu pernafasan.

PATOGENESIS
POLIOMIELITIS

Melnick J.L., in Viral Infections of Humans,


1997

TRANSMISI
POLIOMIELITIS
- contaminated water
- direct contact
Fecaloral
route:

Nasopharyngeal
route:

virus is shed in the


feces
for up to 5-6
weeks*

virus is shed from the


nasopharynx
for up to 3-4 weeks*

Ghendon Bull WHO 1994;72(6):973-83 in immunocompetent individuals

MANIFESTASI KLINIS INFEKSI POLIOMIELITIS

Asimtomatik
- Viremia minor
- Tanpa gejala
- Bentuk klinis
terbanyak

Klinis
90-95%

4-8% 1-2%

Polio abortif
- Ringan
- Tanpa gejala
neurologis

Ringan

0,1-1%

Polio paralitik
- Virus dalam CNS
- Rangsang meningeal
- Paralisis flaksid
(lumpuh layu)

Meningitis aseptik
Sawar darah
otak

Derajat
penyakit

- Bergejala
- Mild transient muscle
weakness atau paralisis

Berat

Melnick J.L. In Plotkin SA, Mortimer EA (eds). Vaccines, 2nd ed. 1994.p.155-204

PERJALANAN PENYAKIT POLIO


Polio paralitik
30%
Sembuh
- Beberapa bulan
-Tanpa gejala sisa

10%

30% 30%

Jenis
respiratorik
fatal
Prognosis jangka
panjang

Gejala sisa
- meningitis
- facial paralysis
- ensefalitis

Gejala sisa
- muscular atrophy
- gangguan tumbuh-kembang
Sawar darah otak

POLIOMIELITIS

Polio : a severe
disease
Disabling
disease
Highly
contagious
Sequelae +
Death
No treatment

VACCINATION IS THE ONLY PREVENTION

GPEI Accomplishment: Significant


decline in number of persons
paralyzed by wild polioviruses,
1988-2013*

Last case of
type 2 polio

*as of 31 Dec 2013; case count will be updated regularly (current numbers:
http://www.polioeradication.org/Dataandmonitoring/Poliothisweek.aspx

OPV vs IPV

OPV

Antigen dari virus polio hidup yang


dilemahkan, ditemukan Dr Albert
Sabin (1961)
OPV bekerja melalui 2 mekanisme:

Dalam sirkulasi darah membentuk


imunitas humoral (antibodi) terhadap
ke tiga tipe virus, mencegah
penyebaran virus polio ke sistem saraf,
melindungi individu dari kelumpuhan
polio.

Di membran mukosa usus, tempat virus


polio memperbanyak diri. Membentuk
antibodi (SIgA) yang menghambat virus
polio liar memperbanyak diri, sehingga
mencegah penularan.

Efek samping VDPP, dan VAPP


insiden 1:2,5 juta dosis

IPV
Antigen

dari virus polio mati,


ditemukan Dr Jonas Salk
(1955).
IPV bekerja melalui 1
mekanisme:
Dalam

sirkulasi darah
membentuk imunitas humoral
(antibodi) terhadap ke tiga tipe
virus, mencegah penyebaran
virus polio ke sistem saraf,
melindungi individu dari
kelumpuhan polio.
Membentuk IgA di mukosa usus
tetapi tidak sekuat OPV.

OPV

KEUNTUNGAN
DAN KERUGIAN
IPV
Keuntungan:
Timbul imunitas humoral
& lokal
Imunitas mukosa usus
Pemberian mudah
Murah
Meningkatkan herd
immunity

Keuntungan:
Tidak ada risiko terjadi
VAPP & cVDPV
Imunitas konstan, tinggi,
menetap
Pasien imunokompromais
Ada kemasan kombinasi
Herd immunity

Kerugian:
Risiko VAPP, resipien dan
kontak
Risiko cVDPV
Kontraindikasi pd
imunokompromais
Kegagalan vaksinasi
(diare, muntah)

Kerugian:
Imunitas intestinal sedang
Tidak ada contact
immunity
Mahal / dosis tunggal
Produksi baru

New Delhi 27 Februari 2014

The Polio Eradication & Endgame


Strategic Plan 2013-2018

Goal: to
complete the
eradication &
containment
of all wild,
vaccinerelated and
Sabin
polioviruses.
09/18/16

18

THE ENDGAME OF POLIO ERADICATION

2019-2020

Juli 2016

April 2016

Ongoing STRENGTHENING of routine immunization


services
09/18/16

Penarikan tOPV

Mencegah risiko munculnya kasus polio


yang disebabkan oleh virus polio liar Sabin

Penggantian dari tOPV yang mengandung


antigen virus polio tipe 1, 2, dan 3, bOPV
yang hanya mengandung virus polio tipe 1
dan 3.

Penggunaan
positif

tOPV

memberikan

dampak

Berhasil mengeradikasi virus polio liar


tipe 2, dengan kasus terakhir di dunia
ditemukan tahun 1999

Penarikan OPV

Virus polio liar yang masih bersikulasi


sampai tahun 2015
virus

polio liar tipe 1, tipe 3 terakhir pada

2012.

Penggantian tOPV ke bOPV di Indonesia

secara serentak pada 4 April 2016

penggantian harus dilakukan melalui proses


yang terkoordinasi baik di semua tingkatan

telah
dibuat
Pedoman
Pelaksanaan
Penggantian tOPV ke bOPV di Indonesia

Penggantian tOPV menjadi


bOPV secara nasional

4 April 2016
Hentikan penggunaan vaksin tOPV
Keluarkan semua stok vaksin tOPV dari penyimpanan
(cold chain)
Mulai gunakan vaksin bOPV di seluruh fasilitas pelayanan
imunisasi

Rekomendasi ITAGI Rapat


Pleno, 24 Maret 2014
Tahapan

peralihan penambahan satu


dosis IPV dan perubahan dari tOPV
menjadi bOPV

Bulan April 2016 pemakaian vaksin tOPV


diubah menjadi bOPV

Bulan Juli 2016 secara bertahap


dilakukan penambahan satu dosis IPV ke
dalam jadwal imunisasi rutin bersama
dengan DPT/HB-Hib-3 dan tOPV-4.

Bivalent Oral Poliomyelitis


Vaccine Type 1 dan 3

Indication

As a Supplementary Immunization
Activities (SIAs) in children from 0
to 5 years.

Started from year 2016, in


Indonesia the vaccine is used only
for
routine
immunization
programme in infants

Studi: Imunogenisitas bivalent OPV


(tipe 1 & 3) di India
Sebuah

studi uji coba secara acak


terkontrol bOPV dilakukan oleh filler dari
India (Panacea Biotec Ltd) menggunakan
monovalent bulk yang diperoleh dari Bio
Farma dan Sanofi Pasteur

Dilakukan
Sponsor:

di India pada tahun 2008.

Panacea Biotec Ltd, New Delhi,

India
Co-sponsored:

WHO Geneva, Switzerland

Tujuan Utama:
Serokonversi setelah satu atau dua dosis
bOPV dibandingkan dengan satu atau dua
dosis mOPV1 atau mOPV3, atau satu atau
dua dosis tOPV, masing-masing.

Tujuan sekunder:
Serokonversi setelah satu atau
dua dosis mOPV2 atau mOPV3
dibandingkan dengan satu atau
dua dosis tOPV

Subjects: 900 healthy, full-term,


new born infants, divided into Fivearms

Immunogenicity Results
Seroconversion
rates for
Poliovirus type
1

Seroconversion
rates for
Poliovirus type 2

Seroconversion
rates for
Poliovirus type
3

mOPV1

mOPV2 mOPV
3

tOPV

bOPV

After 1st dose

19.6 %

5.3%

4.2%

14.9 % 20.1%

After 2nd dose

86.7%

11.8%

8.2%

53.8%

80.3%

mOPV1

mOPV2

mOPV3

tOPV

bOPV

Cumulative

89.9%

17.1%

12.7%

63.1%

86.2%

After 1st dose

4.2 %

20.6%

2.4%

25.0%

3.8%

After 2nd dose

8.7%

84.4%

10.6%

84.9%

7.8%

Cumulative

13.1%

90.0%

12.7%

91.1%

11.3%

mOPV1

mOPV2 mOPV
3

tOPV

bOPV

After 1st dose

3.0%

0%

12.1 % 4.2 %

6.9 %

After 2nd dose

4.9 %

4.7 %

80.7%

49.1%

70.9 %

Cumulative

7.7 %

4.7 %

83.6%

51.8%

73.6%

PENILAIAN KEAMANAN
Tidak

terdapat KIPI Serius yang terjadi


dalam 30 menit setelah imunisasi

Dilaporkan

sebanyak 18 KIPI serius


dirawat di RS, dan satu kematian.
Tidak terdapat hubungan kausal
antara pemberian imunisasi dan KIPI
serius maupun kematian.

Tidak

terdapat perbedaan yang


bermakna untuk KIPI yang timbul
dalam masing-masing grup.

KESIMPULAN

Hasil studi menunjukkan keunggulan


bOPV dibandingkan dengan tOPV,
dan
non-inferioritas
bOPV
dibandingkan dengan mOPV1 dan
mOPV3, setelah dua dosis imunisasi.

Vaksin dapat ditoleransi dengan baik.


Terdapat 19 KIPI serius, termasuk
satu kematian; Namun, peristiwa ini
tidak memiliki efek medikolegal.

APA PERAN INACTIVATED


POLIO VACCINE (IPV)?
Mengurangi risiko yang disebabkan
oleh OPV type 2 withdrawal
Membantu memutuskan transmisi
jika terjadi KLB virus polio tipe 2
Sebagai booster (imunisas ulangan)
untuk polio tipe 1 & 3

tOPV, bOPV, bOPV + IPV


tOPV: 3 cincin perlindungan terhadap
virus polio jenis 1, 2, dan 3

Tipe 1
Tipe 2

bOPV

Tipe 3
bOPV
+
IPV

2 cincin perlindungan
terhadap virus polio
jenis 1 dan 3

bOPV + IPV
IPV memberikan
perlindungan terhadap
virus polio tipe 2 &
meningkatkan kekebalan
terhadap virus polio tipe 1
&3
(enhancing bOPV effect)

Schematic
description of
technical rationale
for use of at least
one dose of IPV as
part of the
Endgame Strategy

tOPV: 3 rings of
protection against types 1,
2, and 3

Type 1
Type 2
Type 3
tOPV-bOPV
switch

bOPV
+
IPV

IPV adds protection


against type 2 &
boosts immunity to 1
& 3 (enhancing bOPV
effect)

bOPV
2 rings of
protection against
types 1 and 3

mOPV2

Potential Type 2
outbreak
requiring
mOPV2

bOPV + IPV

mOPV2

bOPV + mOPV2
Protection against
type 2 provided
by supplementary
use of mOPV2 in
the setting of an
outbreak

bOPV + IPV +
mOPV2
bOPV & mOPV2 effect
is enhanced in an IPV
population thus
facilitating outbreak
control

IMUNISASI SIMULTAN

(sc/im)

(sc/im)

SETELAH ERADIKASI
Polio

at birth dihentikan

Diberikan

Penta

Hexa

Cakupan

IPV dengan combined vaccine

imunisasi rutin yang tinggi

Kemampuan

deteksi virus : surveilans

AFP
Mencegah

polio import dengan

Imunisasi Haji

Fire walling by borders

Anda mungkin juga menyukai