Anda di halaman 1dari 30

leh : Novi Indah Aderita,

S. Kep.,Ns
Noer/KDM/Teknik Pemberian
Obat

Pemberian obat atas dasar resep/instruksi

dokter, perawat yang memberikan obat ke


pasien sekaligus melihat respon pasien
terhdp terapi obat yang diberikan.
Dosis tunggal (singgle dose) berarti
didalam sebuah resep dokter hanya
menulis (misal) amoxilin 3x 500 mg
perhari. Jadi tidak menyebutkan berapa
butir, bila pasien drasa sudah sembuh baru
dokter memberikan instruksi untuk
menghentikan pengobatan.

Opi/KDM/Teknik Pemberian Obat

Jenis-jenis order
staat order untuk obat yang diberikan mendadak misalnya pada

keadaan gawat darurat (beberapa rumah sakit mnggunakan istilah


cyto
Single order merupakan pasangan pengobatan satu kali pemberian
pada saat tertentu namun tidak harus segera diberikan, misalnya
order pemberian Sulfa atropin sebagai persiapan operasi
Standing order merupakan pesanan pengobatan yang diberikan
pada jangka waktu tertentu, misalnya pemberian injeksi
gentamisin 500 mg selama 7 hari pada pasien pascaoperasi
Order kalau perlu merupakan pesanan pemberian obat yang dapat
dilakukan kalau diperlukan saja, misalnya Ponstan yang hanya
diberikan sewaktu pasien mengeluh nyeri

Opi/KDM/Teknik Pemberian Obat

Peran dan tanggung jawab


perawat dlm pemberian obat :
1. Menjaga keamanan pasien
2. Menjaga keakuratan, dengan menerapkan
5 benar (5R)

Person (pasien)
Route (cara : oral, IM, IV, IC, SC, topikal)
Dose (dosis : mg/gr/cc)
Drug (obat)
Time (waktu)
Opi/KDM/Teknik Pemberian Obat

Rute pemberian obat


Contoh : obat diminum 3x /hari, maka meminumnya adalah jam 08.00,
16.00 dan 24.00

C max

obat di dalam darah

T max
Tmax = waktu untuk obat sampai ke dlm darah
Cmax = konsentrasi maksimum obat

Opi/KDM/Teknik Pemberian Obat

3. Mengerti aksi obat dan efek sampingnya


ex : Valium obat tidur orang tertentu ada
yang alergi bila meminumnya SJS
4. Melaksanakan prinsip 5 R, ada yg menambah
mjd 7 R yakni : teknik penyimpanan benar dan
teknik pendokumentasian juga hrs benar
termasuk pemberian tanda tgn setelah obat
diberikan.
5 Monitoring respon pasien
untuk pemberian AB perlu tes dahulu utk
mengetahui adanya alergi.

Opi/KDM/Teknik Pemberian Obat

6. Memandirikan pasien utk dapat


mengkonsumsi obat dgn benar, kecuali
pd pasien gangguan jiwa (depresi) obat
dpt diberikan langsung oleh perawat.
7. Riwayat Pengobatan
Utk mengetahui apakah pasien alergi
terhadap obat tertentu /tidak (gatal,
mual/muntah, sesak nafas dll)

Opi/KDM/Teknik Pemberian Obat

Peran dan tanggung jawab


perawat dlm pengobatan :
Peran dalam mendukung keefektifan obat
Peran dalam mengobservasi alergi dan
efek samping obat
Peran perawat dalam menyimpan,
menyiapkan dan administrasi obat
Peran perawat dalam memberikan
pendidikan kesehatan tentang obat
Opi/KDM/Teknik Pemberian Obat

Dampak Pemberian Obat


1. Menyembuhkan (menguntungkan)
a. diharapkan/diantisipasi (aspirin menurunkan
panas)
b. tdk diharapkan (aspirin dpt sbg anti trombosis
bila diberikan dlm dosis rendah)
2. Membahayakan
3. Efek samping
a. diduga / tercantum dlm brosur (mual, muntah,
ngantuk, gastritis)
b. tidak diduga ( bila Si A minum tdk apa-apa, tp
bila Si B minum tjd alergi)
Opi/KDM/Teknik Pemberian Obat


1.
2.

Metabolisme Obat

Ada 4 tahap (farmakokinetik):


Absorbsi (diserap)
Transportasi (diangkut melalui
pembuluh darah)
3. Biotransformasi (fungsi obat terlihat)
4. Ekskresi (sisa-sisa penggunaan obat
dikeluarkan melalui urine dan keringat)

Opi/KDM/Teknik Pemberian Obat

10

Peran Perawat Sehubungan


Dengan Metabolisme Obat :

Adalah memberi informasi, mencatat reaksi


obat dan mengambil keputusan secara benar
dan cepat. Perawat harus tahu tentang :
1. Karakteristik masing-masing obat (ex ;
diminum sebelum/setelah makan)
2. Implikasi obat : supaya tdk salah indikasi dan
kontraindikasinya krn berpengaruh terhadap
sistem tubuh (ex; obat diuretik utk
meningkatkan BAK pada penderita ascites)
Opi/KDM/Teknik Pemberian Obat

11

Tipe-tipe Kerja Obat


1. Efek terapeutik : efek yg diharapkan
2.
3.

4.

bersifat menyembuhkan.
Efek samping : efek yg tidak diharapkan tp
sudah diketahui.
Efek toxic : bersifat racun dan merugikan
ex ; obat kanker mempunyai efek toxic
trombosis dan leukositosis.
Reaksi ideosyneratic : reaksi yang tidak
normal, unpredictable.

Opi/KDM/Teknik Pemberian Obat

12

5. Reaksi alergi ; bervariasi, pada pemberian


berulang, dapat ringan sampai berat (reaksi
anafilaktif)
6. Toleransi obat : pd orang tertentu
membutuhkan dosis yang lebih besar, ex : para
pecandu membutuhkan dosis lebih tinggi untuk
obat bius atau anestesi.
7. Interaksi obat
obat tertentu bila dicampur obat lain justru
menetralkan, boleh/tdk obat tertentu
diminum dengan susu.
Opi/KDM/Teknik Pemberian Obat

13

Persiapan pemberian obat :


Proses keperawatan meliputi : pengkajian,

perencanaan, tindakan (penerapan prosedur) dan


evaluasi.
Dosis toxic : dosis yg menmbulkan gejala keracunan
Dosis minimal : dosis paling kecil yg masih
mempunyai efek terapeutik
Dosis maximal : dosis terbesar yang mempy efek
terapeutik, tanpa gejala dan efek toxic
Dosis terapeutik : dosis diantara dosis minimal dan
maximal. Dipengaruhi oleh umur, BB, jenis kelamin,
waktu pemberian, cara pemberian, kecepatan
pengeluaran obat, kombinasi, jenis bangsa, spesies
dan temperamen.
Opi/KDM/Teknik Pemberian Obat

14

Penyebab reaksi yg tdk diinginkan


(overdosis atau kelalaian):
1. Usia : lansia sering lupa sudah minum obat tapi
2.
3.
4.

minum lagi shg salah dosis.


Merk dagang : banyak merk dagang utk obat yg
sama ex: furosemid (antidiuretik) dikenal dgn nama
lasix, uremia dan unex.
Penyakit : penyakit yg menurunkan metabolisme
obat dihati atau ekskresi obat melalui ginjal akan
meracuni darah.
Gangguan emosi dan mental menyebabkan ketagihan
penggunaan obat utk terapi penyakit (habituasi),
misal barbiturat, anti depresan dan tranquilizer

Opi/KDM/Teknik Pemberian Obat

15

Penatalaksanaan keracunan obat :


1. Pertahankan fungsi vital (respirasi, fungsi
2.

3.

kardiovaskuler, pemeliharaan cairan dan


elektrolit, lindungi fungsi ginjal)
Singkirkan racun dari pasien (jk tdk ada
kontraindikasi induksi muntah, bilas lambung
(jarang pd anak), cuci mata atau kulit dgn
air, singkirkan dr racun gas, tingkatkan
ekskresi: katarsis, diuresis, dialisis) cegah
absorbsi lbh lanjut.
Obati scr simtomatis, memberi antidot jk
ada thdp toxic spesifik.
Opi/KDM/Teknik Pemberian Obat

16

Faktor ketidakpatuhan terhdp


pengobatan :

1. Pasien kurang paham tujuan pengobatan


2. Pasien tdk mengerti pentingnya mengikuti
3.
4.
5.

aturan pengoabatn terkait dgn prognosisnya.


Sukarnya memperoleh obat ttt diluar RS
Mahalnya harga obat
Kurangnya perhatian dan kepedulian
keluarga, yang mungkin bertg jawab dalam
pembelian atau pemberian obat kpd pasien.

Opi/KDM/Teknik Pemberian Obat

17

Yg hrs diketahui pasien sblm pulang


dari RS :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Nama dan kekuatan obatnya


Kegunaan obat itu
Jumlah obat utk dosis tunggal
Jumlah total kali minum obat
Waktu minum obat, misalnya berkaitan dengan
makan.
Berapa hari obat hrs diminum
Rute pemberian obat (tetes mata, telinga, hidung
atau suppositoria)
Tindakan yg hrs dilakukan bila lupa minum obat.
Opi/KDM/Teknik Pemberian Obat

18

Menghitung dosis obat


yg ditentukan (A) x jml yg ada ( C )
( Dosis
dewasa)
:
Dosis yg ada (B)
Ex: jml yg ditentukan (A) : 375 mg ampicilin
dosis yg ada (B) : 250 mg
jml yg ada (C) : 5 ml
jml yg hrs diberikan 375 mg x 5 ml = 7,5
ml
250 mg
bila 1 ampul berisi 5 ml berarti butuh 1,5
ampul
Opi/KDM/Teknik Pemberian Obat

19

Menghitung dosis anak


(pediatrik)
Rumus Clarke :
Dosis = BB anak (kg) x dosis dws
70
Rumus Young
Dosis = Umur anak ( th)
x dosis dws
umur anak + 12
Rumus luas permukaan Clarke
dosis = luas permukaan anak (m2) x dosis dws
1,73

Opi/KDM/Teknik Pemberian Obat

20

Beberapa cara mencegah kesalahan


pemberian obat :

1. Baca label obat dengan sangat hati2.


3.
4.

hati
Yakinkan kembali tentang nama obat
Tanyakan pemberian obat yg multiple
tablet, yakinkan dosisnya.
Cek desimal point dosis obat

Opi/KDM/Teknik Pemberian Obat

21

Proses Keperawatan dalam Pemberian


Obat

Riwayat medis/penyakit
Riwayat alergi
Data obat
Riwayat diit

Opi/KDM/Teknik Pemberian Obat

22

Kondisi pasien saat ini


Perseptual pasien/masalah koordinasi
Perilaku pasien terhadap penggunaan
obat-obatan
Pemahaman pasien tentang terapi obat
Kebutuhan pasien akan informasi
tentang obat

Opi/KDM/Teknik Pemberian Obat

23

Diagnosa Keperawatan (NANDA)


1. Kurang pengetahuan mengenai terapi
obat b.d
Kurang informasi
Keterbatasan kognitif
Tidak mengenal sumber informasi

2. Tidak bersedia mendapat terapi obat b.d


Sumber ekonomi yang terbatas
Keyakinan akan kesehatan
Nilai-nilai budaya
Opi/KDM/Teknik Pemberian Obat

24

Lanjutan Diagnosa
3. Gangguan mobilitas fisik b.d

Gangguan muskuloskeletal
Menurunnya kekuatan
Nyeri

4. Gangguan sensori visual b.d penglihatan


kabur

Opi/KDM/Teknik Pemberian Obat

25

Lanjutan Diagnosa
5. Kecemasan b.d

Perubahan status kesehatan


Perubahan status ekonomi
Perubahan pola interaksi

6. Gangguan menelan b.d

Iritasi rongga mulut


Gangguan neuromuskular

Opi/KDM/Teknik Pemberian Obat

26

Intervensi Umum (hal-hal yg perlu


diperhatikan) :
1. Resep obat benar dan dikomunikasikan
dengan dokter ( cek nama pasien,
kamar, nomor bed, nama obat, dosis,
waktu, rute, cek kartu dan kondisi
obat)
2. Kalkulasi dosis secara akurat dan
lakukan pengukuran
Opi/KDM/Teknik Pemberian Obat

27

3.
4.
5.

Berikan obat secara benar


Catat pemberian obat
beri penjelasan pada pasien dan
keluarga
6. Pertahankan hak-hak pasien

Opi/KDM/Teknik Pemberian Obat

28

Evaluasi
1.
2.
3.

Observasi reaksi pasien


Tanyakan adanya keluhan
Kaji gangguan gastrointestinal yang
mungkin timbul
4. Inspeksi daerah insersi IV kateter

Opi/KDM/Teknik Pemberian Obat

29

Opi/KDM/Teknik Pemberian Obat

30

Anda mungkin juga menyukai