Pendahuluan
Penyakit batu saluran kemih sudah dikenal sejak zaman
Babilona dan zaman Mesir kuno. Sebagai salah satu buktinya
adalah ditemukan batu pada kandung kemih seorang mumi.
Penyakit ini dapat menyerang penduduk di seluruh dunia
tidak terkecuali penduduk di Indonesia
Di negara-negara berkembang banyak dijumpai penyakit
batu saluran kemih bagian atas, hal ini karena adanya
pengaruh status gizi dan aktivitas pasien sehari-hari.
Etiologi
Faktor intrinsik
Herediter
Umur
Jenis Kelamin
Faktor ekstrinsik
Geograf
Iklim & temperatur
Asupan air
Diet
Pekerjaan
BATU
KALSIUM
70-80 % dari
seluruh batu
saluran kemih.
Kandungan batu
jenis ini terdiri
atas kalsium
oksalat, kalsium
fosfat atau
campuran dari
kedua unsure itu.
Faktor pembentukan
batu kalsium :
1. Hiperkalsiuri
2. Hiperoksaluri
3.Hiperurikosuria
4.Hipositraturia
5. Hipomagnesuria
BATU
STRUVI
T
Disebut juga
sebagai batu
infeksi, karena
terbentuknya
batu ini
disebabkan
oleh adanya
infeksi saluran
kemih.
Kuman-kuman
yang termasuk
pemecah urea
diantaranya
adalah :
Proteus spp,
Klebsiella,
Serratia,
Enterobakter,
Pseudomonas
dan
Staflokokus.
Batu
Asam
Urat
Merupakan 5
10% dari
seluruh batu
saluran kemih
- Urine yang
terlalu asam
(Ph urine <
6)
- Volume
urine yang
jumlahnya
sedikit (< 2
liter/ hari)
atau
dehidrasi
hiperurikosuri
Batu Ginjal
Terbentuk pada tubuli ginjal
kemudian berada di kaliks,
infundibulum, pelvis ginjal
Batu yang tidak terlalu besar akan
didorong oleh peristaltik otot
pelvikalis & turun ke ureter menjadi
batu ureter. Lalu batu akan didorong
turun hingga buli-buli
Gambaran klinis
Anamnesis: Nyeri pada pinggang
(nyeri kolik maupun non kolik), Nyeri
ketika BAK atau sering BAK,
Hematuria, Demam
Pem-fs: nyeri ketok pada daerah
vertebra, teraba ginjal pada sisi sakit
akibat hidronefrosis, terlihat tandatanda gagal ginjal, retensi urine, jika
disertai infeksi didapatkan
demam/menggigil
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan sedimen urine menunjukkan adanya : leukosituria,
hematuria, dan dijumpai Kristal-kristal pembentuk batu.
Pemeriksaan
kultur
urine
mungkin
menunjukkan
adanya
Pemeriksaan Penunjang
Radioopasitas
Kalsium
Opak
MAP
Semiopak
Asam Urat/Sistin
Non Opak
Pemeriksaan Penunjang
Pielograf Intravena : Pemeriksaan ini bertujuan menilai keadaan
anatomi dan fungsi ginjal. Selain itu PIV dapat mendeteksi adanya batu
semi-opak ataupun batu non opak yang tidak dapat terlihat oleh foto
polos abdomen.
Ultrasonograf
USG dikerjakan bila pasien tidak mungkin menjalani pemeriksaan PIV,
yaitu pada keadaan-keadaan : allergi terhadap bahan kontras, faal
ginjal yang menurun dan pada wanita yang sedang hamil. Pemeriksaan
USG dapat menilai adanya batu di ginjal atau di buli-buli (yang
ditunjukkan sebagai echoic shadow), hidronefrosis, pionefrosis, atau
pengkerutan ginjal.
TERAPI BEDAH
ESWL
Endourologi
Bedah terbuka
Batu buli-buli
Sering terjadi pada pasien yang menderita
gangguan miksi atau terdapat benda asing
di buli-buli
Gejala khasnya berupa gejala iritasi, antara
lain nyeri saat BAK/disuria hingga stranguri,
perasaan tidak enak sewaktu BAK, BAK tibatiba berhenti kemudian lancar kembali
dengan perubahan posisi tubuh.
Pada anak sering mengeluh adanya
enuresis nokturna
Pemeriksaan penunjang:
Foto polos abdomen: bila komposisi batu
terdiri atas asam urat atau struvit, maka
hasil tidak tampak sebagai bayangan
opak pada kavum pelvis
IVU : hasil akan menunjukkan bayangan
negatif
USG: dapat mendeteksi batu radiolusen
pada buli-buli
Terapi Bedah
Litotripsi
Pembedahan terbuka (vesikolitotomi)
Batu Uretra
Biasanya berasal dari batu ginjal/ureter yang
turun ke buli-buli dan kemudian masuk ke uretra
Keluhan yang biasa dikeluhkan adalah miksi tibatiba berhenti hingga terjadi retensi urine, yang
sebelumnya didahului nyeri pinggang.
Bila batu terdapat di uretra anterior, seringkali
dapat teraba berupa benjolan keras.
Nyeri dapat dirasakan pada glan penis atau pada
tempat batu berada
Nyeri di daerah perineum atau rektum dapat
terjadi bila batu berada pada uretra posterior