Anda di halaman 1dari 30

PENGAYAAN OSCE

HEMATOLOGI
MYMED

1. ANAMNESIS
Kemampuan anamnesis
Kemampuan peserta ujian memfasilitasi pasien untuk
menceritakan kesakitannya. Menggunakan pertanyaanpertanyaan yang sesuai untuk mendapatkan informasi
yang akurat dan adekuat. Memberikan respon yang
sesuai terhadap isyarat pasien baik yang verbal
maupun non verbal.

ANAMNESIS
OLD CHART
O= Onset
L= Lokasi
D= Durasi
CH= Characteristic/sifat
A= Aggravating/ bertambah parah/berat
R= Relieving/ meringankan gejala
T= Terapi
Keluhan Tambahan.
RPD
RPK
Personal Sosial
Review Sistem

2. PEMERIKSAAN FISIK
Kemampuan pemeriksaan fi sik
Kemampuan peserta ujian melakukan pemeriksaan fi sik
sesuai
masalah klinik pasien dengan menggunakan
teknik pemeriksaan yang logis, sistematik/runut dan
efi sien. Tanggap terhadap kenyamanan pasien dan
memberikan penjelasan ke pasien

PEMERIKSAAN FISIK
Vital Sign:
Tekanan Darah
Nadi
Suhu
Respirasi
Pemeriksaan Fisik:
Dari kepala sampai kaki seperti biasa.

3. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Melakukan tes/prosedur klinik atau interpretasi
data untuk menunjang diagnosis banding atau
diagnosis
Kemampuan peserta ujian untuk melakukan suatu
tes/prosedur klinik dengan benar dan menyampaikan
prosedur atau hasilnya ATAU menginterpretasi hasil
pemeriksaan penunjang dengan benar dan menjelaskan
kepada pasien dengan tepat.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan darah rutin
Pemeriksaan hapusan darah tebal dan tepi
Pemeriksaan urin rutin

4. DIAGNOSIS
Penegakan diagnosis/diagnosis banding
Kemampuan peserta ujian menetapkan
diagnosis/diagnosis banding yang tepat, sesuai dengan
masalah klinik pasien.

5. PENATALAKSANAAN
Tatalaksana
5a. non-farmakoterapi (tindakan)
Kemampuan peserta ujian melakukan tindakan yang
sesuai masalah klinik pasien dan menyampaikan alasan
dan prosedur pelaksanaan tindakan .
5b. farmakoterapi
Kemampuan peserta ujian memilih obat yang rasional.

6. EDUKASI
Komunikasi dan atau edukasi pasien
Kemampuan peserta ujian menunjukkan kemampuan
berkomunikasi
dengan
baik,
meliputi
menggali
perspektif pasien dengan bahasa yang bisa dimengerti,
memberikan kesempatan bertanya kepada pasien,
menanggapi pertanyaan/pernyataan pasien baik verbal
maupun non verbal, melakukan diskusi, negosiasi dan
membina hubungan baik dengan pasien dan atau
memberikan penyuluhan yang isinya sesuai dengan
masalah pasien dengan cara yang tepat.

7. PERILAKU PROFESIONAL
Perilaku Profesional
Kemampuan
peserta ujian menunjukkan aspek
profesionalisme dengan baik diantaranya meminta
informed consent, melakukan setiap tindakan dengan
berhati-hati dan teliti sehingga tidak membahayakan
pasien, memperhatikan kenyamanan pasien, melakukan
tindakan sesuai prioritas dan menunjukan rasa hormat
kepada pasien. Menyadari keterbatasan.

CONTOH KASUS

MALARIA
Adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh
parasit Plasmodium melalui gigitan anopheles
dengan gejala klinik yang khas demam
intermiten
Faktor Resiko : Riwayat pergi ke daerah
endemic malaria ( Indonesia : Papua )
Trias Malaria :
Menggigil ( 15 60 menit ), Demam ( 2 6
jam ), dan berkeringat ( 2 4 jam ) yang
banyak, tetapi di daerah endemic malaria sering
tidak ada Trias malaria dan diare yang dapat
menjadi gambaran klinisnya, diare (+) , nyeri
punggung, sakit perut.

Anamesa : Riwayat demam yang intermiten


atau remiten?, Datang dari daerah endemic?
Pemeriksaan Fisik : Pemeriksaan abdomen
(Hepato Spleno Megali ), TTV ( Suhu
tinggi )
Pemeriksaan konjungtiva ( Ikterik dan
anemia )
Pemeriksaan Penunjang : Test darah tebal
dan tipis: ditemukan parasite fase tropozoid

Tata Laksana : Klorokuin


R/ Klorokuin tab 150 mg no XX
SUC
Catatan : Hari I dan II : 4 tablet, selanjutnya 2 table
selama 5 hari
Pencegahan : sebelum ke daerah endemic makan
obat pencegahan dahulu ( Doxisiklin 100 mg dua hari
sebelum pergi, selama bepergian sampai 4 minggu
setelah pulang )
Edukasi : Tirah baring
DD : Demam Tifoid, Leptospirosis

LEPTOSPIROSIS

Pemeriksaan laboratorium: hemoglobin, trombosit,


leukosit, hitung jenis, laju endap darah, bilirubin serum,
SGOT, SGOT, ureum, kreatinin, elektrolit
Pemeriksaan radiologis: rontgen toraks, EKG
Uji diagnostik: kultur leptospira, serologis: microscopic
agglutination test (MAT) dan ELISA/ microscopic slide
agglutination test (SAT)
Interpretasi:
MAT:
Titer antibodi IgM >1/80 atau IgG >1/400
Kenaikan titer mengindikasikan adanya infeksi baru
Penurunan titer mengindikasikan infeksi di masa lalu
ELISA/SAT:
Bermanfaat untuk diagnosis infeksi baru
Hasil: positif/negatif (cukup antibodi IgM)

ANEMIA DEFISIENSI BESI

Pemeriksaan Fisik
- Awali dengan cuci tangan
- Minta ijin kepada pasien
- Periksa TTV: TD 110/70, N 100x, suhu 37, nafas 24x
- Pemeriksaan dari kepala hingga kaki, fokus pada
konjungtiva dan telapak tangan
Pemeriksaan Penunjang
- Rencanakan hasil pemeriksaan darah rutin:
o Hb : 9 gr% ( 12 - 16 gr/dl )
- eritrosit: 4 juta/uL
Leukosit : 6000 /l ( 4.500 - 10.700/l )
- Ht: 32%
- Trombosit : 340.000 /l (150.000-400.000/l )
- Tidak ada data SI dan TIBC
- Rencanakan apusan darah

Diagnosis dan DD
- Anemia mikrositik hipokrom ec infeksi hookworm dd/
anemia defi siensi besi
Tatalaksana Farmakologi dan Nonfarmakologi
Menjelaskan kondisi bahwa pasien kurang darah yang
kemungkinan akibat infeksi cacing, sehingga harus
menggunakan sendal
- Edukasi makanan yang mengandung zat besi
- Sarankan istirahat
- Tablet Fe
Tulis resep
- R/ Fe sulfat tab no XXX
S 1 dd tab 1
- R/ Albendazole 400 mg tab no I
S 1 dd tab 1

Anda mungkin juga menyukai