Presentation 1 SMA
Presentation 1 SMA
KELOMPOK :
KLAREZA DEOTAVIAN A.
PUTERI SALMA P.
SALSABILA PUTRI
CHAERUNISSA
POKOK BAHASAN :
Letak Geografis
Sumber sejarah
Kehidupan politik
Kehidupan sosial
Kehidupan ekonomi
Kehidupan budaya
LETAK GEOGRAFIS
Letak kerajaan kutai berlokasi di daerah kutai,
kalimantan Timur. Kerajaan ini terletak di Muara
Kaman, Kalimantan Timur (dekat kota
Tenggarong), tepatnya di hulu sungai Mahakam.
SUMBER SEJARAH
Kerajaan Kutai (Martadipura) merupakan kerajaan Hindu tertua di
Indonesia. Kerajaan Kutai diperkirakan muncul pada abad 5 M atau
400 M. Nama Kutai diambil dari nama tempat ditemukannya
prasasti yang menggambarkan kerajaan tersebut. Nama Kutai
diberikan oleh para ahli karena tidak ada prasasti yang secara jelas
menyebutkan nama kerajaan ini. Karena memang sangat sedikit
informasi yang dapat diperoleh akibat kurangnya sumber sejarah.
Keberadaan kerajaan tersebut diketahui berdasarkan sumber berita
yang ditemukan yaitu berupa prasasti yang berbentuk yupa / tiang
batu berjumlah 7 buah.
Yupa yang menggunakan huruf Pallawa dan bahasa sansekerta
tersebut, dapat disimpulkan tentang keberadaan Kerajaan Kutai
dalam berbagai aspek kebudayaan, antara lain politik, sosial,
ekonomi, dan budaya. Adapun isi prasati tersebut menyatakan
bahwa raja pertama Kerajaan Kutai bernama Kudungga. Ia
mempunyai seorang putra bernama Asawarman yang disebut
sebagai wamsakerta (pembentuk keluarga). Setelah meninggal,
Asawarman digantikan oleh Mulawarman. Penggunaan nama
Asawarman dan nama-nama raja pada generasi berikutnya
menunjukkan telah masuknya pengaruh ajaran Hindu dalam
Kerajaan Kutai dan hal tersebut membuktikan bahwa raja-raja Kutai
- Raja Aswawarman
Prasasti yupa menceritakan bahwa Raja Aswawarman adalah
raja yang cakap dan kuat. Pada masa pemerintahannya, wilayah
kekuasaan Kutai diperluas lagi. Hal ini dibuktikan dengan
dilakukannya Upacara Asmawedha pada masanya. Upacaraupacara ini pernah dilakukan di India pada masa pemerintahan Raja
Samudragupta ketika ingin memperluas wilayahnya. Dalam upacara
itu dilaksanakan pelepasan kuda dengan tujuan untuk menentukan
batas kekuasaan Kerajaan Kutai ( ditentukan dengan tapak kaki
kuda yang nampak pada tanah hingga tapak yang terakhir nampak
disitulah batas kekuasaan Kerajaan Kutai ). Pelepasan kuda-kuda itu
diikuti oleh prajurit Kerajaan Kutai.
-Raja Mulawarman
Raja Mulawarman merupakan anak dari Raja Aswawarman yang
menjadi penerusnya. Raja Mulawarman adalah raja terbesar dari
Kerajaan Kutai. Di bawah pemerintahannya, Kerajaan Kutai
mengalami masa kejayaannya. Rakyat-rakyatnya hidup tentram dan
sejahtera hingga Raja Mulawarman mengadakan upacara kurban
emas yang amat banyak
2. Kehidupan Sosial
Kehidupan sosial di Kerajaan Kutai merupakan terjemahan dari prasasti-prasasti yang
ditemukan oleh para ahli. Diantara terjemahan tersebut adalah sebagai berikut:
Masyarakat di Kerajaan Kutai tertata, tertib dan teratur.
Masyarakat di Kerajaan Kutai memiliki kemampuan beradaptasi dengan budaya
luar (India), mengikuti pola perubahan zaman dengan tetap memelihara dan
melestarikan budayanya sendiri.
3. Kehidupan Ekonomi
Kehidupan ekonomi di Kutai, tidak diketahui secara pasti, kecuali disebutkan dalam
salah satu prasasti bahwa Raja Mulawarman telah mengadakan upacara korban
emas dan tidak menghadiahkan sebanyak 20.000 ekor sapi untuk golongan
Brahmana. Tidak diketahui secara pasti asal emas dan sapi tersebut diperoleh.
Apabila emas dan sapi tersebut didatangkan dari tempat lain, bisa disimpulkan
bahwa kerajaan Kutai telah melakukan kegiatan dagang. Jika dilihat dari letak
geografis, Kerajaan Kutai berada pada jalur perdagangan antara Cina dan India.
Kerajaan Kutai menjadi tempat yang menarik untuk disinggahi para pedagang. Hal
tersebut memperlihatkan bahwa kegiatan perdagangan telah menjadi bagian dari
kehidupan masyarakat Kutai, disamping pertanian.
3. Kehipudan Budaya
Sementara itu dalam kehidupan budaya dapat dikatakan
kerajaan Kutai sudah maju. Hal ini dibuktikan melalui
upacara penghinduan (pemberkatan memeluk agama
Hindu) yang disebut Vratyastoma. Vratyastoma
dilaksanakan sejak pemerintahan Aswawarman karena
Kudungga masih mempertahankan ciri-ciri
keIndonesiaannya, sedangkan yang memimpin upacara
tersebut, menurut para ahli, dipastikan adalah para
pendeta (Brahmana) dari India. Tetapi pada masa
Mulawarman kemungkinan sekali upacara penghinduan
tersebut dipimpin oleh kaum Brahmana dari orang
Indonesia asli. Adanya kaum Brahmana asli orang
Indonesia membuktikan bahwa kemampuan intelektualnya
tinggi, terutama penguasaan terhadap bahasa Sansekerta
yang pada dasarnya bukanlah bahasa rakyat India seharihari, melainkan lebih merupakan bahasa resmi kaum
Brahmana untuk masalah keagamaan
2. Ketopong Sultan
Ketopong adalah mahkota yang biasa dipakai oleh Sultan Kerajaan Kutai yang terbuat dari
emas. Ketopong ini memiliki berat 1,98 kg dan saat ini masih tersimpan di Museum Nasional
Jakarta. Benda bersejarah yang satu ini ditemukan di Mura Kaman, Kutai Kartanegara pada
tahun 1890. Sedangkan yang dipajang di Museum Mulawarman merupakan ketopong tiruan.
3. Kalung Ciwa
4. Kura-kura Emas
Bukti sejarah Kerajaan Kutai yang satu ini cukup unik, karena
berwujud kura-kura emas. Benda bersejarah ini saat ini berada di
Museum Mulawarman. Benda yang memiliki ukuran sebesar
kepalan tangan ini ditemukan di daerah Long Lalang, daerah yang
berada di hulu Sungai Mahakam.
Dari riwayat yang diketahui benda ini merupakan persembahan
dari seorang pangeran dari Kerajaan China untuk Putri Raja Kutai,
Aji Bidara Putih. Kura-kura emas ini merupakan bukti dari
pangeran tersebut untuk mempersunting sang putri.