Anda di halaman 1dari 14

LOGIKA, SENI BERPIKIR

KRITIS
Hafni Bachtiar

Tujuan:
Mahasiswa mampu menunjukkan
konsep, tipe, sejarah, dan manfaat
belajar Logika serta
menghubungkannya dengan disiplin
Ilmu Psikologi

Definisi Logika

Adalah
ilmu
pengetahuan,
kecakapan,
keterampilan, seni berpikir lurus dan tepat.
Logika
menyelidiki,
merumuskan
dan
menerapkan hukum-hukum yang harus ditepati
sehingga orang mampu berpikir lurus, tepat,
benar, logis dan teratur.
Logika
bukan
teori
belaka
melainkan
keterampilan/kecakapan
untuk
menerapkan
hukum berpikir dalam praktek, disebut juga
Filsafat Praktis.
3

Sejarah Ringkas Logika


Yunani Kuno
Kaum Sofis dan Plato (427-347 SM) sudah
merintis jalan di bidang ini. Sokrates dengan
metode bidan (mayeutica tecne) pun telah
banyak memberi dasar bagi Logika. Namun
penemuan logika banyak terjadi zaman
Aristoteles
(384-322
SM).
Aristoteles
mewariskan 6 buku yang disebut to Organon.

To Organon terdiri dari:


Categoriae (pengertian)
De Interpretatione (keputusan)
Analytica Priora (silogisme)
Analytica Posteriora (pembuktian)
Topica (metode berdebdat)
De Sophisticis Elenchis (kesalahan Berpikir)

Lalu ada usaha sistematisasi logika, di


antaranya dengan menggunakan ilmu
ukur yang dikembangkan Galenus (130201 M) dan Sextus Empiricus (200 M).
Logika lalu berkembang terus hingga
memasuki Abad Pertengahanan (IX-XVI).

Abad

Pertengahan

Usaha melakukan sistematisasi dikembangkan


terus oleh Thomas Aquinas (1224-1274) lalu
muncul logika modern Eropa yang
dikembangkan Petrus Hispanus, Roger Bacon,
Raymunduc Lullus dan W. Ockham. Lullus
temukan metode logika baru Ars Magna (Aljabar
Pengertian). Sementara Logika Aristoteles terus
dikembangkan murni oleh Thomas Hobbes
(1588-1679) dan John Locke (1632-1704).

Eropa

Modern

Pada masa ini ada penemuan baru. Francis


Bacon (1561-1626) mengembangkan metode
induktif, Lebnitz menyusun Logika Aljabar untuk
menyederhanakan kerja akal budi memberikan
kepastian. Sementara Logika Aristoteles terus
dikembangkan murni Neo-Thomis dengan
menekankan metode induksi (J.S. Mill, 18061873). Lalu logika dikembangkan menjadi
sebuah peristiwa psikologis dan metodogis
(J.Wund, J. Dewey 1859-1952, dan Baldwin
1861-1934). Lalu tiba di Abad 20 ini.
8

Di Indonesia: masih sedikit orang saja yang


berminat mengembangkan Logika, padahal
Logika berperan penting dalam memecahkan
masalah-masalah keilmuan. Yang patut
diacungi jempol, Logika terus diajarkan di
lingkungan perguruan tinggi (PT) sebagai
upaya
menciptakan
generasi
Indonesia
berintelek tinggi.

Tipe-Tipe Logika

Makna Sempit: Logika Deduktif, Logika Formal.


Makna Luas: sistem mencapai kesimpulan dalam Ilmu
Alam
Deduktif: menarik kesimpulan dari pangkal pikirnya
(contoh=silogisme)
Induktif: asa penalaran yang benar dari sejumlah hal
khusus sampai pada kesimpulan umum yang boleh jadi
benar. (Contoh: 500 dari 1000 responden mahasiswa
Binus berusia 15-25 tahun. Maka boleh jadi 40-55 %
Binusian berumur 15-25 tahun.

10

Formal: kadang disamakan dengan


Logika deduktif, kadang dianggap bagian
dari logika, disebut juga Logika Mayor.
Material: Pelajari kemampuan akal untuk
mencapai kebenaran yaitu kesesuaian
antara pikiran dan kenyataan, disebut
juga Epistemolog atau Logika Mayor.

11

Murni: Asas Logika yang berlaku umum, terlepas


dari arti istilah-istilah dalam ilmu-ilmu tertentu
(Contoh: kalau X punya hubungan dengan Y, dan Y
punya hubungan dengan Z, maka X punya
hubungan dengan Z.
Terapan:
diterapkan
dalam
Ilmu,
Filsafat,
percakapan sehari-hari (Contoh: Kalau manusia
purba keturunan kera dan kalau manusia itu
keturunan
manusia
purba,
maka
manusia
sekarang keturunan kera (Logika Biologi).
Selanjutnya kita akan memakai Logika Filsafat
Aristoteles saja.

12

Manfaat Belajar Logika

Bantu orang berpikir lurus, tepat, teratur, rasional,


kritis, tertib, metodis, koheren.
Bantu orang berpikir sendiri/otonom
Bantu manusia mendasarkan tindakannya di atas
pikirannya
Membantu orang untuk masuk ke dalam dunia Ilmu
Pengetahuan (termasuk Psikologi), karena dunia ilmu
pengetahuan tak mungkin diselami tanpa Logika.

13

Hubungan Logika dengan Psikologi

Psikologi menyelidiki perkembangan pemikiran,


khususnya
pengalaman-pengalaman
pribadi/subjektif
sebagai
proses-proses
psikologis/kejiwaan dalam diri manusia dan
memberikan sejarah/historisasi perkembangan
aktivitas berpikir manusia.
Sebagai cabang filsafat, Logika berperan
mengatur/membimbing akal budi manusia agar
menjalankan proses berpikir/refleksi secara
tepat, lurus, benar, logis dalam mencapai
kebenaran.
14

Anda mungkin juga menyukai