Anda di halaman 1dari 17

Rini Septiyani, M.Si.

SMK-SMTI BANDAR LAMPUNG


TP. 2015/2016

1
2
3
4

Melaksanakan proses kimia


Mengendalikan proses netralisasi
Mengidentifikasi hasil proses
kimia

* Suatu zat asam yang di masukkan ke dalam air akan

mengakibatkan bertambahnya ion hidrogen (H+) dalam air dan


berkurangnya ion hidroksida (OH).

* Sedangkan pada basa, akan terjadi sebaliknya. Zat basa yang


dimasukkan ke dalam air akan mengakibatkan bertambahnya
ion hidroksida (OH) dan berkurangnya ion hidrogen (H+).

* Jumlah ion H+ dan OH di dalam air dapat di gunakan untuk


menentukan derajat keasaman atau kebasaan suatu zat.

* Semakin asam suatu zat, semakin banyak ion H+ dan semakin


sedikit jumlah ion OH di dalam air.

* Sebaliknya semakin basa suatu zat, semakin sedikit jumlah ion


H+ dan semakin banyak ion OH di dalam air.

Perhitungan pH hasil reaksi netralisasi :


Pada reaksi antara asam / basa kuat dan asam / basa lemah
dengan perbandingan mol asam basa yang tidak sama, akan
diperoleh larutan yang sifatnya tergantung pada reaktan yang
tersisa.
Jika reaktan yang tersisa berupa asam kuat maka larutan akan
bersifat asam dan pH dihitung dengan rumus :
pH = -log[H+]sisa
Sebaliknya jika reaktan yang tersisa basa kuat maka larutan
akan bersifat basa dan pH dihitung dengan rumus :
pOH = -log[OH-]sisa
pH = 14 - pOH

Pada reaksi antara asam dan basa di mana jumlah mol


asam sama dengan jumlah mol basa akan dihasilkan garam
dan air.
Sejumlah REAKSI tertentu JIKA:
larutan asam dititrasi dengan larutan basa sampai mencapai
titik ekuivalen ( asam dan basa tepat habis bereaksi ), jika
salah satu larutan diketahui molaritasnya maka molaritas
larutan yang satu lagi dapat diketahui dengan menggunakan
rumus :
M 1 . V1 = M 2 . V 2
Keterangan 1 = asam
2 = basa

* Titik ekuivalen dapat diketahui dengan


menambahkan suatu indikator.

Indikator ini haruslah berubah warna di sekitar titik


ekuivalen.

* Titrasi dihentikan pada saat indikator menunjukkan


perubahan warna.

* Keadaan ini disebut titik akhir titrasi

Bila larutan basa ditetesi dengan larutan asam maka pH akan


turun.
Sebaliknya, jika larutan asam ditetesi larutan basa maka pH
larutan akan bertambah naik.
Perubahan pH pada proses titrasi digambarkan dengan grafik
kurva titrasi.
Bentuk kurva titrasi tergantung kekuatan asam basa yang
direaksikan. Ada 3 macam titrasi, yaitu :
a. Asam kuat dengan basa kuat
b. Basa lemah dengan asam kuat
c. Asam lemah dengan basa kuat

a. Titrasi Asam Kuat Basa Kuat


Misalnya 50 mL larutan HCl 0,1 M di tritrasi dengan larutan
NaOH 0,1 M, akan diperoleh kurva titrasi seperti gambar
berikut :

Titik ekuivalen tercapai saat volume NaOH 50 mL.


Sedikit penambahan volume NaOH akan menaikkan pH
menjadi 10 dan sedikit pengurangan volume NaOH akan
menurunkan pH menjadi 4.
Titik ekuivalen terjadi pada pH = 7, saat asam dan basa tepat
habis. Pada daerah sekitar titik ekuivalen terjadi perubahan pH
yang cukup drastis.
Secara stoikiometri, titik ekuivalen dicapai pada saat
penambahan 50 mL NaOH 0,1 M.

b. Netralisasi Asam Lemah oleh Basa Kuat


Perubahan pH pada titrasi 50 mL CH3COOH 0,1 M dengan
larutan NaOH 0,1 M diperoleh kurva titrasi seperti gambar berikut:

pH larutan akan naik sedikit demi sedikit dan lonjakan pH di sekitar


titik ekuivalen lebih sempit, hanya sekitar 3 satuan ( pH 7 10 )

c. Netralisasi Basa Lemah oleh Asam Kuat


Perubahan pH pada titrasi 50 mL NH3 0,1 M dengan larutan HCl
0,1 M diperoleh kurva titrasi seperti gambar berikut :

pH larutan turun sedikit demi sedikit dan penurunan pH di


sekitar titik ekuivalen terjadi lonjakan pH yang cukup
sempit yaitu sekitar 3 satuan ( pH 7 pH 14 ).
Titik ekuivalen terjadi pada pH dibawah 7 dan titik
ekuivalen dapat diamati dengan indikator metil merah.

Latihan Soal
1. Berapa pH hasil reaksi netralisasi antara 250 ml HCl 0,01
M dengan 250 ml NaOH 0,02 M?
2. Berapa pH hasil reaksi netralisasi antara 500 ml H2SO4
0,2 M dengan 250 ml KOH 0,5 M?

Anda mungkin juga menyukai