Tuberkulosis
(TB)
penyakit
menular
Mycobacterium
Mycobacterium
tuberculosis
Bovis
dan
t.
),
Mycobacterium
Sejarah
Sejarah
ETIOLOGI
Mycobacterium tuberculosis
Obligat aerob
kepada
ikatan
peptidoglycan-polysaccharide
Sifat Khusus
Dinding sel Mycobacterium Tuberculosis
berhubungan dengan:
Kuman TB :
CARA PENULARAN
KLASIFIKASI TB
I.
KLASIFIKASI TB
II.
Risiko Penularan
DIAGNOSIS TB
Anamnesis
Pemeriksaan fisis
Pemeriksaan penunjang
Laboratorium : darah, dahak
Foto toraks
Uji Mantoux
Sitologi, histopatologi
ANAMNESIS
TB Paru
Gejala umum batuk 3 minggu
Gejala lain yang sering dijumpai
Dahak bercampur darah
Batuk darah
Sesak napas, nyeri dada
Badan lemah, nafsu makan , BB malaise,
keringat malam
demam
PEMERIKSAAN FISIS
Ronki
basah
didaerah
kelainan
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium :
Pemeriksaan darah
Darah rutin tidak spesifik
Lekosit normal atau sedikit
Limfosit
LED
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Dahak
Tujuan :
FOTO TORAKS
Infiltrat
Kavitas
Uji Tuberkulin
( Mantoux )
Intrakutan, 1 cc jarum no 26
0,0001 mg tuberkulin PPD RT 23 kekuatan 2 TU
Dibaca 48-72 jam dianjurkan 72 jam
Positif : indurasi, vesikel, bula
> 10 mm pada gizi baik
> 5 mm pada gizi buruk
Hasil Positif : terinfeksi kuman TB
Positif palsu: infeksi MOTT, vaksin BCG
Negatif : benar atau anergi ( penyakit
sangat berat, malnutrisi, imunosupresi , penyakit
kronik,
kemoterapi)
Jika meragukan uji ulang
Histopatologi
Tuberkulosis
PRINSIP PENGOBATAN
1.
2.
3.
Penggunaan OAT
OAT harus dalam bentuk kombinasi beberapa jenis sesuai
Kategori pengobatan dalam jumlah cukup, dosis tepat dan sesuai
Kategori pengobatan.
Pengobatan dilakukan dengan Pengawasan langsung (DOT =
Directly Observed Treatment) oleh seorang Pengawas Menelan
Obat (PMO) untuk menjamin kepatuhan dalam menelan obat
Pengobatan diberikan dalam dua tahap yaitu:
a. Tahap Intensif (awal)
OAT diberikan setiap hari dan perlu diawasi secara langsung.
Jika pengobatan diberikan secara tepat, penderita menular
menjadi tidak menular dalam waktu 2 minggu. Umumnya TB
BTA + menjadi BTA dalam 2 bulan
b. Tahap Lanjutan
Jumlah OAT lebih sedikit, tapi jangka waktu lebih lama.
REGIMEN PENGOBATAN
OAT PRIMER: Isoniasid (H), Ethambutol (E), Rifampisin (R), Pirazinamid (Z), dan
Streptomisin (S)
OAT LAIN: Na para amino salisilat, Kapreomisin, Mikasin, Kanamisin, sikloserin,
Etionamid, Rifapentin, Rifabutin
PADUAN OAT
1. OAT OBAT TUNGGAL
2. OAT KOMBIPAK
OAT disediakan dalam bentuk paket kombinasi (Paket Kombipak)
Tujuan: memudahkan dalam pemberian obat dan menjamin kelangsungan
pengobatan sampai selesai. Satu paket untuk satu penderita dalam satu masa
pengobatan
3. OAT FIX DOS
Regimen dosis dalam bentuk kombinasi, tetapi di dalam tablet OAT sudah berisi
2,3 atau 4 campuran OAT dalam satu kesatuan
b.
c.
Regimen
Artinya
Tahap
Pengobatan
Tablet.
Ethambutol
@ 250 mg
Intensif
(dosis harian)
2 Bulan
Lanjutan
(dosis
seminggu)
4 Bulan
3x
KATEGORI 2
a. Indikasi : Penderita Baru TB Paru BTA + yang sebelumnya pernah
diobati yaitu: Penderita Kambuh, Penderita Gagal dan
penderita setelah lalai.
b. Regimen : 2HRZES/HRZE/5H3R3E3
c. Artinya
: Tahap intensif 3 bulan terdiri dari 2 bulan dengan HRZES
setiap hari, dilanjutkan 1 bulan lagi dengan HRZE setiap
hari, diteruskan dengan Tahap Lanjutan 4 bulan dengan
diberi HRE 3 kali dalam 1 seminggu.
Tahap
Pengobatan
Intensif
(dosis harian)
Lanjutkan
1 Bulan 1
(dosis 3 x
seminggu)
Lanjutan
5 bulan 1
(dosis harian)
Vial
Streptomisin
@ 1,5 g
0,75
KATEGORI 3
a. Indikasi : Penderita Baru BTA dan rontgen positif ringan
Penderita TB Ekstra paru ringan
b. Regimen : 2HRZ/4H3R3
c. Artinya : Tahap intensif 2 bulan diberikan HRZ setiap hari
diteruskan Tahap Lanjutan 4 bulan dengan diberi HR 3 kali
dalam 1 seminggu.
Tahap
Pengobatan
Intensif
(dosis
harian)
Tablet.
Pirazinamid
@ 500 mg
2 Bulan
Lanjutan
4 Bulan
(dosis
3x
seminggu)
OBAT SISIPAN
a. Indikasi : Jika pada akhir Tahap Intensif pengobatan dengan
Kategori 1 (Penderita Baru TB BTA +) atau Kategori 2
(Penderita BTA + pengobatan ulang) hasil pemeriksaan
dahak masih BTA +
b. Regimen : HRZE
c. Artinya : Pengobatan sisipan dengan HRZE setiap hari selama 1
bulan.
Meninkatkan kepatuhan
Jika terjadi efek samping sulit menentukan jenis OAT mana yang jadi
penyebabnya
2FDC
KOmposisi/Kandungan
Pemakaian
75
150
400
275
mg INH
mg Rifampisin
mg Pirazinamid
mg Etambutol
150 mg INH
150 mg Rifampisin
Pelengkap Paduan Kategori 2:
Tablet Etambutol @ 400 mg
Injeksi vial streptomisin 750 mg
Aquabidest dan Spuit
CONTOH :
Dosis pengobatan Regimen Kategori 1 dan Kategori 3: 2(HRZE)/4(HR)3
Berat Badan Tahap Intensif
Tahap Lanjutan
(Kg)
(Tiap hari selama 2 bulan) 3 kali seminggu selama 4 bulan
30 37
2 tablet 4FDC
2 tablet 2FDC
38 54
3 tablet 4FDC
3 tablet 2FDC
55 70
4 tablet 4FDC
4 tablet 2FDC
Diatas 70
5 tablet 4FDC
5 tablet 2FDC
Berat
Badan
(kg)
Tahap Intensif
(Tiap hari selama 3 bulan
Setiap hari selama 2 Setiap hari selama 1 bulan
bulan
Tahap Lanjutan
(3 kali seminggu
selama 5 bulan)
30 37
2 Tab 4FDC
+ 500 mg
Streptomisin injeksi
2 tablet 4FDC
2 tablet 2FDC + 2
tablet etambutol
38 54
3 Tab 4FDC
+ 750 mg
Streptomisin injeksi
3 tablet 4FDC
3 tablet 2FDC + 2
tablet etambutol
55 70
4 Tab 4FDC
+ 1 g Streptomisin
injeksi
5 Tab 4FDC
+ 1 g Streptomisin
injeksi
4 tablet 4FDC
4 tablet 2FDC + 2
tablet etambutol
5 tablet 4FDC
5 tablet 2FDC + 2
tablet etambutol
Diatas 70
SIFAT
DOSIS YANG
DIREKOMENDASIKAN (mg/Kg)
Harian
3 X Seminggu
Isoniazid (H)
Bakterisid
5
(4-6)
10
(8-12)
Rifampicin (R)
Bakterisid
10
(8-12)
10
(8-12)
Pyrazinamid (Z)
Bakterisid
25
(20-30)
35
(30-40)
Ethambutol (E)
Bakteriostatik
15
(15-20)
30
(20-35)
Streptomycin(S)
Bakterisid
15
(12-18)
15
(12-18)
ISONIAZIDA
ISONIAZIDA
Interaksi Obat;
Sebagai INH Inhibitor kuat Cytochrom P-450 isoenzymes, maka akan
meningkatkan kadar obat dalam darah jika diberikan bersamaan INH.
Seperti:
- Fenitoin, asam valproat, karbamasepin : obat ini dimetabolisme di
hati secara acetilasi, perhatian untuk asetilator lambat efek toksisitas
bisa lebih tinggi.
- Asetaminofen, hepatotoksik meningkat
- Teofilin, toksisitas teofilin meningkat
- Antasida, dapat menurunkan kadar INH
- Makanan menurunkan kadar INH
ISONIAZIDA
Efek Samping:
Neurologi: parestesia, neuritis perifer, insomnia, depresi, konvulsi dll
Hipersensitifitas: demam, menggigil, erupsi kulit (morbili, urtikaria) dll
Hepatotoksik: SGOT dan SGPT meningkat, bilirubinemia, hepatitis
dll
Metabolisme dan endokrin: defisiensi Vit B6, pelagra, glukosuria, dll
Hematologi: anemia, trombositopenia, agranulositosis dll
Saluran cerna: mual, muntah, sakit ulu hati, dll
Intoksikasi lain: sakit kepala, takikardia, mulut kering dll
Perhatian: Penderita sakit hati kronik, gagal ginjal, kehamilan
RIFAMPISIN
Farmakokinetika:
Cp mak 2-4 jam, T1/2 : 1,5-5 jam, terdistribusi ke seluruh jaringan dan
cairan tubuh, metabolisme di hati secara asetilasi, jadi metabolit aktif dan
tidak aktif, diekskresi di kemih, 50% nya dalam bentuk bebas, dapat
melintas plasenta
RIFAMPICIN
Interaksi Obat:
Sebagai inducer kuat Cytochrom P-450 isoenzymes, maka akan
menurunkan kadar obat dalam darah jika diberikan bersamaan
Rifampicin. Seperti:
- Amiodaron,Verapamil,
- Buspiron,
- Kloramfenikol, obat KB, diazepam, benzodiasepin
- Diltiazem
- Fluvastatin
- Gliburid, sulfonilurea
- Losartan dll
Perlu monitoring kadar dalam darah dan efek farmakologis
RIFAMPICIN
Efek Samping:
Saluran cerna: mual, muntah, kembung, diare anoreksia dll
SSP: rasa ngantuk, sakit kepala, pening, ataksia dll
Hipersensitifitas: demam, urtikaria, sariawan, hematuria dll
Hematologi: trombositopenia, anemia, leucopenia dll
Intoksikasi lain: proteinurea, gangguan menstruasi dll
PIRAZINAMID
Farmakodinamika :
Bakterisid, dapat membunuh kuman yang berada dalam sel dengan
suasana asam. Mekanisme kerja: menghambat pembentukan asam
pyrazinamidase dari basil tuberculosis.
Farmakokinetika
Cp mak + 2 jam, T + 9 jam, dimetabolisme di hati dan diekskresi
dalam kemih
Efek Samping;
Hepatotoksis, anoreksia, gagal hati, muntah, mual, muntah, anemia,
Menghambat ekskresi asam urat dari ginjal menimbulkan
hiperurekimia perlu monitoring asam urat.
ETHAMBUTOL
Farmakodinamika
Bakteriostatik, dengan menekan pertumbuhan kuman TB yang telah
resisten terhadap INH dan streptomisin. Mekanisme Kerja:
menghambat sintesis RNA pada kuman yang sedang membelah
sehingga tidak terbentuk mycolic acid pada dinding sel
Farmakokinetika
Cp mak 2-4 jam, lebih kuarng 40% terikat protein plasma, T : 3-4 jam
metabolisme di hati dengan 10% berubah jadi metabolit tidak aktif,
diekskresi melalui kemih
ETHAMBUTOL
Efek Samping
Gangguan penglihatan, jika terjadi segera dihentikan, buta
warna, penyempitan lapang pandang, sakit kepala, muntah
dll
Perhatian:
Perlu periksa fungsi mata sebelum pengobatan, ingatkan
penderita segera lapor jika ada gangguan mata. Tidak
dianjurkan untuk anak kurang 6 tahun. Diminum pada saat
perut isi.
STREPTOMISIN
..Terimakasih..