Anda di halaman 1dari 19

TOT BCLS

Ginanjar Tri Asmara

Pengertian
Bantuan Hidup Dasar (Basic Life Support, disingkat BLS) adalah suatu
tindakan penanganan yang dilakukan dengan sesegera mungkin dan bertujuan
untuk menghentikan proses yang menuju kematian.
Menurut AHA Guidelines tahun 2005, tindakan BLS ini dapat disingkat
dengan teknik ABC pada prosedur CPR (Cardio Pulmonary Resuscitation)yaitu :
1) A (Airway) : Menjaga jalan nafas tetap terbuka
2) B (Breathing) : Ventilasi paru dan oksigenasi yang adekuat
3) C (Circulation) :Mengadakan sirkulasi buatan dengan keompresi jantung paru.
Pada tanggal 18 Oktober 2010, AHA (American Hearth Association)
mengumumkan perubahan prosedur CPR (Cardio Pulmonary Resuscitation)yang
sebelumnya menggunakan A-B-C (Airway Breathing Circulation)sekarang
menjadi C-A-B (Circulation Airway Breathing).

Indikasi
Basic life support (BLS) dilakukan pada pasien-pasien dengan keadaan
sebagai berikut :
1) Henti nafas (respiratory arrest)
Henti napas ditandai dengan tidak adanya gerakan dada dan aliran udara
pernapasan dari korban / pasien. Henti napas merupakan kasus yang harus
dilakukan tindakan Bantuan Hidup Dasar. Henti napas dapat terjadi pada keadaan :
a. Tenggelam
b. Stroke
c. Obstruksi jalan napas
d. Epiglotitis
e. Overdosis obat-obatan
f. Tersengat listrik
g. Infark miokard
h. Tersambar petir
i. Koma akibat berbagai macam kasus

Pada awal henti napas oksigen masih dapat masuk ke dalam darah untuk
beberapa menit dan jantung masih dapat mensirkulasikan darah ke otak
dan organ
vital lainnya, jika pada keadaan ini diberikan bantuan napas akan sangat
bermanfaat
agar korban dapat tetap hidup dan mencegah henti jantung.
2) Henti jantung (cardiac arrest)
Pada saat terjadi henti jantung secara langsung akan terjadi henti
sirkulasi.
Henti sirkulasi ini akan dengan cepat menyebabkan otak dan organ vital
kekurangan
oksigen. Pernapasan yang terganggu (tersengal-sengal) merupakan
tanda awal akan
terjadinya henti jantung.

Tujuan
Tindakan Basic life support (BLS) memiliki berbagai macam tujuan,
diantaranya yaitu:

1) Mempertahankan dan mengembalikan fungsi oksigenasi organ organ vital (otak,


jantung dan paru)
2) Mempertahankan hidup dan mencegah kematian
3) Mencegah komplikasi yang bisa timbul akibat kecelakaan
4) Mencegah tindakan yang dapat membahayakan korban

5) Melindungi orang yang tidak sadar

6) Mencegah berhentinya sirkulasi atau berhentinya respirasi.


7. Memberikan bantuan eksternal terhadap sirkulasi dan ventilasi dari korban
yang mengalami henti jantung atau henti napas melalui Resusitasi Jantung Paru

(RJP).

Ketepatan Waktu Pelaksanaan BLS


Kemungkinan keberhasilan dalam penyelamatan bila
terjadi henti nafas
dan henti jantung:
Keterlambatan Kemungkinan berhasil
1 Menit 98 dari 100
2 Menit 50 dari 100
10 Menit 1 dari 100

1
Unresponsive
No breathing or no normal
breathing
(ie, only gasping)

ADULT BCLS HEALTHCARE


PROVIDERS

ALGORITH
M CPR

Activate emergency response system


Get AED/Defibrilator
or send second rescuer (if available) to
do this
3
3
B
Definite Give
1 breath every 5-6
A
Check pulse
pulse
seconds
DEFINITE pulse
Within 10
Recheck pulse every 2 minutes
seconds
No pulse
4
Begin cycles of 30 COMPRESSIONS
and 2 BREATHS
5
AED/Defibrilator
ARRIVES
6
Shockab
le

Check rhythm
Shockable
rhythm?

Slide No. 7

Not
Shockable
8

Give 1 shock
Resume CPR
immediately
for 2 minutes

Resume CPR immediately


for 2 minutes
Check rhythm every 2
minutes
Continue until ALS
providers take over or

CPR/RJP

Mulai dari kompresi dada (C-A-B)


Titik tekan: setengah bagian bawah sternum diantara
kedua putting susu
Ratio 30 Kompresi : 2 Nafas,
Jika advanced airway terpasang (Intubasi ETT), Kompresi
dan Ventilasi Tidak Sinkron/Jalan Sendiri-sendiri.
Minimalkan penghentian kompresi
Chek nadi hanya jika terdapat tanda ROSC (Return of
Spontaneus Circulation/Kembalinya Sirkulasi Spontan),
Adanya Cek Irama EKG tiap 2 menit.
Kompresor & ventilator bertukar posisi tiap 2 menit,
waktu < 5 detik
Continue CPR sampai:
AED datang & siap untuk digunakan/tim ALS
korban menunjukkan respon hidup kembali (ROSC),
misal batuk, muntah, ada gerakan.
penolong kelelahan.

Slide No. 9

HIGH QUALITY CPR


REKOMENDASI AHA 2010
1.

2.

3.

4.

5.

Kecepatan kompresi MINIMAL 100


x/min
Kedalaman kompresi MINIMAL 2 inches
(5 cm)
Biarkan dinding dada kembali sempurna
tiap kompresi (RECOIL)
Minimalkan interupsi kompresi dinding
dada, waktu bergantian antar penolong
< 5 detik.
Hindari ventilasi berlebihan, cukup dada
mengembang

Kedalaman
Minimal 2 inchi / 5 cm

Kecepatan
Minimal
100 x /menit

RECOIL

Slide No. 12

SEKIAN TERIMA KASIH

PENGERTIAN
1. Triage adalah suatu sistem untuk menyeleksi problem
pasienyangdatang ke Unit Gawat Darurat (UGD)sesuai
dengan skalaprioritas kegawat daruratannya.
2. Triage officeradalah petugas yang bertanggung
jawab melakukan triage
pasien yang datang memerlukan pelayanan UGD.
3.Triagedilakukanolehseorangdokter,bilakondisitida
kmemungkinkan triage dilakukan oleh perawat Senior
UGD (katim)yang telah dilatih untuk menyeleksi pasien
sesuai dengan prioritas kegawat daruratannya

4.Pembagianpasien
a.Prioritas I (label merah) :Emergency
Pasiengawatdarurat;mengancamnyawa/
fungsivital; penanganan dan pemindahan
bersifat segera, antara lain: syok
olehberbagaikausa;gangguanpernapasa
n;perdarahan eksternal massif; gangguan
jantung yang mengancam; problem
kejiwaan yang serius;

Prioritas II (label kuning): Urgent


Pasiendalamkondisidaruratyangperluevalua
sisecara
menyeluruhdanditanganiolehdokteruntukst
abilisasi, diagnosa dan terapi definitif,
potensial mengancam jiwa/fungsi
vitalbilatidaksegeraditanganidalamwaktusi
ngkatpenanganan dan pemindahan bersifat
jangan terlambat, antara lain: pasien dengan
resiko syok; fraktur multiple; fraktur
femur/pelvis;lukabakarluas;gangguankesad
aran/traumakepala; pasien dengan status
yang tidak jelas;

c. Priotas III (label hijau): Non


Emergency
Pasiengawatdaruratsemu(False
emergency) yangtidak memerlukan
pemeriksaan dan perawatan segera.
d. Prioritas IV (label hitam): Death
Pasien datang dalam keadaan sudah
meninggal

Anda mungkin juga menyukai