Anda di halaman 1dari 21

ARGENTOMETRI

Argentometri

atau
titrasi
pengendapan
adalah
analisa
titrimetri yang didasarkan kepada
terjadinya endapan yang sukar
larut.
Titrasi Argentometri menggunakan
larutan
Perak
Nitrat
sebagai
larutan
standar,
dan
yang
dititrasinya terbatas yaitu ion
halida (Cl-), (Br-, I-, F-), Tiosianat
(SCN-) dan Cianida(CN-).

Untuk

mempercepat
terjadinya
endapan terutama menjelang titik akhir
titrasi dapat dilakukan antara lain :
Menambah pelarut organic yang dapat
bercampur,
misalnya
penambahan
etanol kedalam air.
Dengan melakukan pemanasan
Dengan
menambahkan
pereaksi
berlebih, kemudian melakukan titrasi
kembali (cara Volhard)

Kesalahan
pada
titrasi
pengendapan disebabkan antara
lain :
Adanya ion asing yang dapat
mengendap
Terjadi perubahan pH selama
titrasi
Terjadi perubahan suhu selama
titrasi

Titik akhir titrasi dapat diketahui


disebabkan :
Terjadinya endapan lain yang
berwarna (cara Mohr)
Terjadinya senyawa lain yang
berwarna (cara Volhard)
Endapan berwarna dikarenakan
mengadsorpsi zat warna tertentu
(cara Fajans)

Titrasi cara Mohr


Ion Klorida dititrasi oleh larutan standar Perak
Nitrat dengan indikator Kalium Kromat. Selama
ion klorida masih ada dalam lerutan, tidak
terbentuk perak kromat sebab Ksp AgCl jauh lebih
kecil daripada Ksp Perak kromat.
Selama ada Cl- : Ag + + Cl AgCl putih
Kelebihan Ag : 2Ag + + CrO4=
Ag2CrO4
merah

Suasana

larutan selama titrasi harus dijaga agar


tetap netral atau basa lemah (pH larutan antara
7-10), sebab bila suasana asam (dibawah pH 6).
2 H+ + 2 CrO4=
2 HCrO4-
Cr2O7= +
H2O
Bila suasana basa (diatas pH 10) :
2 Ag+ + 2 OH 2 AgOH Ag2O + H2O

Konsentrasi

ion kromat harus diatur


agar selama ada ion Cl- tidak
terbentuk endapan Perak kromat.
Setelah ion Cl habis bereaksi
supaya terbentuk endapan Perak
kromat yang jelas. Saat dimana
AgCl dan Perak Kromat berada
dalam
kesetimbangan,
dalam
larutan berlaku :
(Ag+) (Cl) = Ksp = 1. 10 -10
(Ag+) = Ksp / (Cl-)
(Ag+) = Ksp/(CrO4=)

Pada

titik akhir titrasi dimana,


terbentuk endapan Perak Kromat
(Ag+) = Ksp AgCl/(Cl-) = Ksp
Ag2CrO4/(CrO4=)
Atau :
1,0 x 10 -10 = 2,4 x 10 -12 / (CrO4=)
(Cl-)
(Cl-)
= 6,5 x 10 -5
(CrO4=)
Pada, titik ekivalen (Cl-) = 1 x 10-5
Maka, (CrO4=)= (Cl-)/(6,5 x 10 -5) 2 =
0,02 M

Secara

teoritis
konsentrasi
kromat harus 0,02 M. Dalam
praktek digunakan konsentrasi
yang lebih rendah ( antara 0,002
0,004 M) karena konsentrasi ion
kromat
yang
lebih
pekat
mempunyai
warna
jingga
sehingga mengganggu warna
endapan perak kromat. Cara
Mohr ini selain untuk penentuan
ion klorida juga dapat dipakai
penentuan ion bromida.

Titrasi Cara Volhard


Titrasi ini dapat dilakukan untuk
penentuan ion perak secara
langsung dengan larutan standar
Tiocyanat atau penentuan secara
tidak langsung untuk ion klorida,
dengan
menambah
larutan.
Perak nitrat dititrasi kembali oleh
larutan tiocyanat standar.

Sebagai

indicator digunakan ion Ferri


yang dengan kelebihan ion Tiocyanat
membentuk senyawa Fe(SCN) yang
berwarna merah. Suasana larutan
selama titrasi harus asam kuat (asam
nitrat) sebab dalam suasana netral
atau
basa
akan
terbentuk
Ferrihidroksida yang berwarna coklat.
Penentuan ion Perak secara langsung
:
Ag+ + SCN AgSCN putih
SCN- + Fe +3
Fe(SCN)+2 merah

Penentuan

ion klorida, secara


tidak langsung
Cl- + Ag+ berlebih AgCl putih
+ Ag+
(Kelebihan)
Ag+ kelebihan + SCN- AgSCN
putih
SCN- + Fe +3 Fe(SCN) merah

Cara

volhard sering digunakan


dalam penentuan ion klorida dan
ion halida lainnya, dapat pula
ditentukan ion-ion dari asam
lemah yang sebagai garamnya
larut dalam asam. Ditentukan
dengan mengendapkan sebagai
garam
peraknya,
kemudian
disaring dan dilarutkan sehingga
ion Peraknya dapat dititrasi oleh
larutan standar tiocyanat.

Dalam

menentukan ion klorida dan ion


halide
lainnya
dimana
terjadi
dua
kesetimbangan selama proses titrasi,
misalnya :
Ag+ + Cl-
AgCl putih
Ag+ + SCN- AgSCN putih
Ksp AgCl lebih besar daripada Ksp AgSCN,
sehingga terjadi reaksi
AgCl+
+ SCN-
AgSCN + ClPada titik akhir titrasi mengakibatkan
penggunaan ion SCN- lebih besar, dan
memberikan kadar klorida rendah. Lihat
reaksi akhir :
(Cl-) = Ksp AgCl = 1,0 x 10 -10 = 100
(SCN-)
Ksp AgSCN
1,0 x 10-12

Konsentrasi
ion
klorida
pada
saat
kesetimbangan adalah :
(Cl-) = 100 (SCN-) = 100 x 10-6 = 10 -4
Mol/liter
Sehingga kelebihan SCN- 0,1 M adalah :
100 x 10-4 = 0,1 ml
0,1
Kesalahan tersebut dapat dicegah dengan :
Pada saat titrasi ditambahkan kedalamnya
eter atau nitrobensen
Endapan AgCl disaring, baru kelebihan Ag +
dititrasi
Endapan
AgCl dikoagulasi dengan cara
pemanasan, setelah dingin baru kelebihan Ag
+ dititrasi

Titrasi cara Fajans


Titrasi ini dilakukan untuk menentukan
ion halide dengan larutan Perak nitrat
sebagai
standar.
Indikator
yang
digunakan adalah indicator adsorpsi
seperti flurescein.
Pada
akhir titrasi terjadi, kelebihan
sedikit ion Ag+ menyebabkan partikelpartikel AgCl bermuatan positif.
AgCl . Ag+ berwarna putih
Pada saat itu ion fluorescein akan diserap
oleh AgCl.Ag+ sehingga endapan AgCl
yang berwarna putih akan berubah
menjadi merah.
AgCl.Ag+ FIberwarna merah

Hal-hal yang harus diperhatikan :


1. Selama titrasi harus diaduk dengan kuat
supaya tidak terjadi penggumpalan sebab
intensitas perubahan warna tergantung
kepada jumlah molekul-molekul indicator
yang diadsorpsi (luas permukaan).
2. Untuk mencegah penggumpalan pada
penentuan Cl- dapat digunakan dekstrin
(antikoagulan)
3. Suasana larutan harus diperhatikan sebab Ki
Fluorescein = 10 -7 Fluorescein memberikan
warna yang jelas pada pH 7 10
4. Ki Dilthlorofluorescein = 10-4 memberikan
warna yang jelas pad pH 4 10
5. Eosin dapat digunakan untuk titrasi I- dan Brpada pH 2

6. Eosin hanya dapat digunakan untuk titrasi I dan Br- sebab dua ion itu terikat kuat oleh Ag +
sehingga menimbulkan lapisan ion negative
7. Anion-anion
indicator
tidak
dapat
menggantikan ion halide dalam lapisan
primer (yang langsung berikatan dengan Ag+)
tetapi harus diadsorpsi pada saat titik akhir.
8. Ion indicator harus mempunyai muatan yang
berlawanan dengan ion yang ditambahkan
sebagai zat pentitrasi (muatan partikel)
9. Endapan AgCl mudah terurai karena sinar
matahari karena itu titrasi jangan dilakukan di
tempat yang langsung kena sinar matahari.
Eosin hanya dapat digunakan untuk titrasi I dan Br- sebab dua ion itu terikat kuat oleh Ag +
sehinggan menimbulkan lapisan ion negative

Percobaan
1. Membuat larutan standar Perak Nitrat
Perak nitrat dapat diperoleh murni,
tetapi
sebaiknya
distandarkan
terhadap klorida.
BE = 169,9
Untuk membuat 1 liter Ag-Nitrat 0,1 N ;
larutkan 17 gram Ag-Nitrat dalam 1
liter air dan standarkan terhadap NaCl
menurut cara Mohr atau Volhard.
Larutan Ag-nitrat harus disimpan dalam
botol berwarna coklat dan disimpan di
tempat yang tidak kena sinar matahari
langsung (tempat yang gelap).

2. Membuat larutan NaCl standar


NaCl mudah dimurnikansebagai berikut ;
Buat larutan jenuh NaCl dan saring jika perlu
Kedalam larutan itu alirkan gas HCl yang dibuat
dengan mereaksikan NaCl padat dengan Asam
sulfat pekat. Akan terjadi endapan NaCl
Saring endapan itu dengan kaca masir, cuci dan
keringkan.
Giling sampai halus dan panaskan dalam tungku
listrik pada 500 - 600 oC. Sampai beratnya konstan
3. Menstandarkan AgNO3
0,1 N terhadap larutan
NaCl standar
Prinsip :
Klorida dengan perak nitrat bereaksi ; Ag + + Cl
AgCl

3. Menstandarkan AgNO3
0,1 N
terhadap larutan NaCl standar
Prinsip :
Klorida dengan perak nitrat bereaksi ;
Ag + + Cl-
AgCl
Titik akhir titrasi dinyatakan dengan
indicator Kalium kromat 5 % yang
dengan
kelebihan
ion
Ag
menghasilkan perak kromat yang
berwarna merah. Suasana titrasi
netral atau basa lemah.

Anda mungkin juga menyukai