Anda di halaman 1dari 76

Faringotonsilitis

Oleh:
Josephine Ria Pitasari (2014.061.033)
Kristina (2015.061.213)
Pembimbing:
dr. Ricky Yue , Sp.THT-KL

IDENTITAS

Nama
: Tn. S
Usia
: 7 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Pendidikan
: SD
Agama
: Islam
Alamat
: Muara Baru
Tanggal pemeriksaan : 27 September 2016

ANAMNESIS

o Keluhan Utama
Nyeri tenggorokan sejak 3 hari SMRS
o Keluhan Tambahan
Demam sejak 3 hari SMRS
Batuk berdahak sejak 3 hari SMRS

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Pasien datang dibawa oleh ayahnya karena


keluhan nyeri tenggorokan sejak 3 hari SMRS. Nyeri
tenggorokan dapat dirasakan tiba-tiba, dirasakan
timbul sepanjang hari, terus menerus, nyeri tidak
menjalar, bertambah berat terutama saat pasien
menelan makanan. Nyeri juga dirasakan pada
bagian leher. Gejala ini disertai demam yang
muncul 3 hari SMRS, demam dirasakan dapat
muncul kapan saja, naik turun (suhu tidak diukur,
cukup tinggi namun tidak sampai menggigil). Pasien
juga mengeluhkan adanya batuk berdahak sejak 3
hari SMRS. Batuk dirasakan muncul kadang-kadang,
bisa kapan saja. Lendir dahak yang keluar setelah
batuk berupa cairan kuning kehijauan kental,

Pasien menyangkal adanya keluhan lain seperti


penurunan nafsu makan, nyeri kepala, pusing,
pilek, hidung tersumbat, nyeri pada telinga,
perubahan suara, bau mulut, suara serak, sesak
napas, dan mengorok saat tidur. Gangguan BAB,
nyeri/kemerahan pada mata, hingga ruam pada
kulit juga disangkal.
3 hari SMRS pasien diberi minum obat warung
berupa bodrex. Setelah diberi obat keluhan nyeri
dan demam berkurang namun muncul lagi saat
malam hari. 1 hari SMRS pasien kemudian dibawa
ke puskesmas. Disana pasien diberikan obat
penurun panas, antibiotik, dan vitamin, kemudian
juga mendapatkan rujukan ke poli THT RSAJ untuk

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

Riwayat alergi disangkal


Riwayat asma disangkal
Riwayat keluarga:
-penyakit sistemik disangkal
-penyakit yang sama disangkal
Riwayat trauma disangkal
Riwayat operasi disangkal

RIWAYAT LAINNYA

Riwayat imunisasi lengkap


Ayah pasien memiliki kebiasaan
merokok 3-4 batang rokok /hari
Riwayat konsumsi obat-obatan (-)
Riwayat kebiasaan lainnya
disangkal

Pemeriksaan Fisik
(27 September 2016)

PEMERIKSAAN FISIK (1)

Keadaan umum : tampak sakit ringan


Kesadaran:compos mentis,
GCS 15
(E=4; M=6; V=5)
Berat Badan : 20 kg
Tinggi badan : 118 cm
(CDC: status gizi baik)
Tanda tanda vital :
Tekanan darah: 95/60 mmHg
Laju nadi : 84 kali/menit
Laju respirasi : 18 kali/menit
Suhu : 37,2oC

PEMERIKSAAN FISIK (2)

Kepala
: normocephali, tidak
ada deformitas
Mata
: konjungtiva anemis -/-,
sklera ikterik -/-, sekret -/-, pupil
isokor 3mm / 3mm

PEMERIKSAAN FISIK (3)

Paru
Inspeksi : gerakan napas simetris
Palpasi
: gerakan napas teraba simetris,
fremitus taktil kanan = kiri
Perkusi
: sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi : bunyi napas vesikuler +/+,
ronkhi -/- wheezing -/ Jantung
Inspeksi: ictus cordis tidak terlihat
Palpasi: ictus cordis tidak teraba
Perkusi: kesan kardiomegali (-)
Auskultasi : bunyi jantung I dan
reguler, murmur (-), gallop (-)

II

PEMERIKSAAN FISIK (4)

Abdomen
Inspeksi : datar
Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hepatosplenomegali (-)
Perkusi : timpani pada seluruh regio
Auskultasi : bising usus (+) kesan normal

Punggung
Inspeksi : alignment vertebra baik
Palpasi : simetris pada pergerakan napas
Perkusi : sonor seluruh lapang paru
Auskultasi
: bunyi napas vesikular +/+, ronkhi -/-,
wheezing -/ Pinggang

: nyeri ketok CVA -/-

Ekstremitas

: akral hangat, CRT < 2 detik, edema -/-/-/-

Kulit : turgor baik, jaundice (-)

PEMERIKSAAN THT (1)


Telinga bagian luar
Aurikula
AD

Pemeriksaan

AS

Normal

Bentuk

Normal

Laserasi

Hematoma

Edema

Massa

Kista

Nyeri tarik aurikula

PEMERIKSAAN THT (2)


Telinga bagian luar
Pre-aurikula
AD

Pemeriksaan

AS

Nyeri tekan tragus

Hiperemis

Edema

Fistula

Abses

PEMERIKSAAN THT (3)


Telinga bagian luar
Retro-aurikula
AD

Pemeriksaan

AS

Nyeri tekan mastoid

Hiperemis

Edema

Fistula

Abses

PEMERIKSAAN THT (4)


Telinga bagian luar
Liang telinga
AD

Pemeriksaan

AS

Lapang

Lapang/sempit

Lapang

Hiperemis

Laserasi

Massa

Benda asing

Serumen

Sekret

PEMERIKSAAN THT (5)


Telinga bagian luar
Membran timpani
AD

Pemeriksaan

AS

Refleks cahaya

Putih mutiara

Warna

Putih mutiara

Utuh

Keutuhan

Utuh

Perforasi

PEMERIKSAAN THT (6)


Hidung dan Rhinoskopi anterior
ND

Pemeriksaan

NS

Hidung luar tidak ada deformitas


Vestibulum
-

Sekret

Edema

Hiperemis

Laserasi

Krusta

Furunkel

PEMERIKSAAN THT (7)


Hidung dan Rhinoskopi anterior
ND

Pemeriksaan

NS

Cavum nasi
lapang

Lapang/sempit

lapang

Merah muda

Mukosa

Merah muda

Sekret

Edema

Krusta

Darah

Polip

PEMERIKSAAN THT (8)


Hidung dan Rhinoskopi anterior
ND

Pemeriksaan

NS

Septum nasi tidak ada deviasi


Konka inferior
Normal

Ukuran

Normal

Merah muda

Warna

Merah muda

PEMERIKSAAN THT (9)


Tes aliran udara hidung
ND

Pemeriksaan

NS

Simetris

Hembusan

Simetris

ND

Pemeriksaan

NS

Nyeri tekan -

Sinus maksilaris

Nyeri tekan -

Nyeri tekan -

Sinus frontalis

Nyeri tekan -

Nyeri tekan -

Sinus etmoidalis

Nyeri tekan -

Pemeriksaan sinus

PEMERIKSAAN THT (10)

Pemeriksaan mulut:
Bibir
: normal
Lidah
: normal, strawberry tongue (-)
Dasar lidah
: normal
Mukosa buccal
: normal
Palatum durum : normal
Palatum molle : normal
Pemeriksaan faring:
Uvula
: Normal
Arkus faring
: simetris
Hiperemis
:+

PEMERIKSAAN THT (11)


Dinding faring :

edema : +

hiperemis : +

Sekret : +

post nasal drip :


granul:
abses: -

Tonsil
:

ukuran T3/T3

hiperemis : +/+

kripta: tidak melebar

detritus: -/-

Pemeriksaan kelenjar limfe : Terdapat


benjolan pada regio servikalis dextra, nyeri
tekan (+), mobile (+), batas tegas,
permukaan rata, konsistensi lunak, eritema
(-). Ukuran 1 cm X 1 cm X 0.5 cm

RESUME
Anak laki-laki usia 7 tahun datang dengan
keluhan nyeri tenggorokan terutama saat
menelan sejak 3 hari SMRS. Gejala ini juga
disertai demam dan batuk berdahak yang
muncul sejak 3 hari SMRS yang dapat muncul
kapan saja sepanjang hari Batuk dirasakan
muncul kadang-kadang, bisa kapan saja.
Lendir dahak yang keluar setelah batuk berupa
cairan kuning kehijauan kental, kadang sedikit
berbau. 3 hari SMRS pasien sudah diberikan
bodrex, keluhan masih muncul. 1 hari SMRS
pasien dibawa ke puskesmas, diberikan
antibiotik, penurun panas, dan vitamin.
Kemudian pasien dirujuk ke RSAJ.

Dari pemeriksaan fisik didapatkan pada


pemeriksaan:
Faring: Hiperemis +, dinding faring edem,
sekret +
Tonsil: ukuran T3/T3, Hiperemis +/+
Kelenjar Limfe: Terdapat benjolan pada regio
servikalis dextra, nyeri tekan (+), mobile
(+), batas tegas, permukaan rata,
konsistensi lunak, eritema (-). Ukuran 1 cm X
1 cm X 0.5 cm
Pemeriksaan lainnya dalam batas normal

SARAN PEMERIKSAAN

Darah Rutin
swab throat culture

DIAGNOSA KERJA

Faringotonsilitis akut
bakterial

DIAGNOSA BANDING

Faringotonsilitis akut
viral

TATALAKSANA

Medikamentosa:
Cefadoxil 2x500 mg tab PO
(50mg/kgBB/hari)
selama 5 hari
Paracetamol 3x250 mg tab PO (1015mg/kgBB/dosis)
Edukasi :
menghingari makanan berminyak, asam,
pedas, dan manis. Minum air putih minimal 8
gelas per hari, menjaga kebersihan mulut.

PROGNOSIS

Quo ad vitam : bonam


Quo ad fungsionam : bonam
Quo ad sanationam : bonam

Tinjauan
Pustaka

Faringotonsilitis

Epidemiologi
Pada tahun 2000, menurut data dari
National Ambulatory Medical Care
Survey (NAMCS) terdapat 1,1 persen dari
total kunjungan layanan primer. Faringitis
akut juga termasuk 20 besar penyakit
dari total kunjungan. (AFP 2004).
Terdapat 11 juta kasus faringitis di US,
dengan episoode tersering karena virus.
Group A beta-hemolytic streptococcus
(GABHS) merupakan etiologi tersering
15-30% dari kasus faringitis akut pada
anak-anak. Waktu puncak pada akhir
musim dingin dan permulaan musim

Epidemiologi

Pada tahun 2006, sebanyak 530.000


tindakan tonsilektomi dilakukan pada
anak-anak < 15 tahun di US. Terkait
indikasi infeksi tenggorokan berulang,
Tonsilektomi dan adenoidektomi
merupakan tindakan yang paling sering
dilakukan di US.

Embriologi

Langmans Medical Embryology. 12th ed. 2012.

Embriologi

Lapisan epitel
kantung
faringeal kedua
berproliferasi
dan membentuk
tunas-tunas
yang
berpenetrasi ke
mesenkim di
sekelilingnya.

Tunas-tunas ini
kemudian
diinvasi secara
sekunder oleh
jaringan
mesodermal,
membentuk
primordium
tonsil palatina.

Langmans Medical Embryology. 12th ed. 2012.

Selama bulan ke
tiga dan kelima,
tonsil diinfiltrasi
oleh jaringan
limfatik.

Bagian dari
kantung ini
tersisa dan
ditemukan pada
orang dewasa
oleh fossa
tonsilar.

Anatomi

Baileys Head and Neck Surgery Otolaryngology. 5 th ed.


2014.

Anatomi
Tipe

Lokasi

Kapsul

Epitelium

Kripta

Adenoid

Aspek superior
nasofaring

Tidak lengkap

Predominan:
Kolumnar
pseudostratified
bersilia

Minimal

Tonsil tuba

Aspek lateral
Tidak ada
nasofaring, pada
Tuba Eustachius

Kolumnar
pseudostratified
bersilia

Minimal

Tonsil Palatina

Aspek lateral dari Tidak lengkap


orofaring antara
palatoglossus
dan
palatopharyngeu
s

Epitel skuamosa
bertingkat tanpa
keratin

Panjang,
bercabang

Tonsil lingua

Posterior
terhadap sulcus
terminalis lidah

Epitel skuamosa
bertingkat tanpa
keratin

Panjang, tidak
bercabang

Tidak lengkap

Baileys Head and Neck Surgery Otolaryngology. 5 th ed.


2014.

Struktur dasar dari adenoid


ditandai dengan lipatan sagital
dan plika yang dilapisi oleh epitel
pernapasan. Invaginasi endoderm
akan membentuk kripta dari
jaringan tonsilar (bulan ke-3 dan
tuntas pada bulan ke-7)
Ukuran adenoid akan bertambah
hingga usia 7 tahun, kemudian
mengalami atrofi pada awal
Baileys Headpubertas
and Neck Surgery Otolaryngology. 5 ed. 2014
th

ADENOID

Terletak di aspek
superior dari
nasopharynx lateral
Eustachian tubes
Vaskularisasi: cabang
faringeal dari arteri
karotis eksterna + arteri
maksilari interna+
arteri fasialis
Inervasi: N. IX dan X

TONSILITIS

Definisi

Tonsilitis akut (J03.0 J03.9)


Tonsilitis viral atau bakterial dengan
odinofagia, pembengkakan dan
kemerahan dari tonsil, mungkin
dengan eksudat tonsilar,
limfadenopati servikal dan demam
>38,3 derajat Celcius rektal.

Tonsillitis and sore throat in children. GMS Current Topics In Otorhinolaryngology Head and Neck
Surgery, 2014, Vol. 13

Etiologi

Clinical practice guideline: tonsillitis I. Diagnostics and nonsurgical management. Eur Arch Otorhinolaryngol (2016)

Etiologi

Simbiosis bakterial dari Fusobacterium nucleatum dan Borrelia


vincentii menyebabkan penyakit Vincents angina (tonsilitis
ulseratif dan unilateral dengan halitosis berbau busuk.
Clinical practice guideline: tonsillitis I. Diagnostics and nonsurgical management. Eur Arch
Otorhinolaryngol (2016)

PATOFISIOLOGI

Penularan penyakit: infeksi droplet


yang ditularkan oleh pasien lain
dengan tonsilitis GABHS, sangat
jarang oleh karier simptomatik
Autoinfeksi melalui flora normal
mulut dan faring: rasio meningkat
kearah flora yang patogen
Reservoir patogen lain:
Hewan peliharaan
Binatang-binatang sawah
Barang-barang yang dipakai setiap hari, cth:
sikat gigi
Tonsillitis and sore throat in children. GMS Current Topics In Otorhinolaryngology Head and

DIAGNOSIS

Hasil PF
Hipertrofi tonsil
Eritema dan eksudat pada
permukaan tonsil
Limfadenopati servikal
Ruam kulit
Demam
Self-limited, berlangsung 7-14 hari

Diagnosis (pemeriksaan penunjang)

Kriteria Centor

Diagnosis McIsaac
(modifikasi skor Centor)
Gejala

Sk
or

Suhu tubuh (dalam riwayat)


> 38 derajat Celcius

Tidak ada batuk

Pembesaran nodus
limfatikus servikal

Pembesaran atau eksudasi


tonsilar

Usia (tahun)
3-14

15-44

45

-1

Total Skor

Kemungkina
n bukti
GABHS
dalam swab
(%)

-1 atau 0

10

~ 17

~ 35

4 atau 5

~ 50

Skor 3 dan lebih rapid test atau kultur

Clinical practice guideline: tonsillitis I. Diagnostics and nonsurgical management. Eur Arch

Grading Tonsil

Grade % Obstruksi
Jalan Napas
1

0 - 25

25-50

50-75

75-100

Baileys Head and Neck Surgery Otolaryngology. 5 th ed. 2014.

Diagnosis diferensial
Scarlet fever
Penyakit sistemik yang dimediasi oleh eksotoksin
dan disebabkan oleh streptococci serta berbeda
dari tonsilitis streptococcal atau tonsilitis
(purulen) lainnya yang terkait dengan eksantema.

Infectious mononucleosis (Pfeiffers


disease)
Tonsilitis terkait EBV dengan tiga gejala
(tonsilofaringitis, demam, dan pembesaran nodus
limfatikus servikal pada 98% pasien)
Lapisan lebih luas pada permukaan tonsilar
Pembesaran nodus limfatikus juga dapat dipalpasi
dibelakang otot sternocleidomastoideus.
Clinical practice guideline: tonsillitis I. Diagnostics and nonsurgical management. Eur Arch

Tatalaksana
Antibiotik: kasus infeksi streptococci beta
hemolitik (grup A, C, G)
Asetaminofen (Paracetamol):
meredakan gejala
Tidak direkomendasikan jika suspek atau konfirmasi patogen
penyebab EBV

Non-steroidal anti-inflammatory drugs (Ibuprofen):


meredakan gejala, mengurangi ukuran tonsil
Untuk yang suspek atau konfirmasi EBV:
Istirahat fisik
Hidrasi IV cukup
Analgesia
Antipiretik

Tonsilektomi, trakeostomi, dan/atau intubasi


Clinical practice guideline: tonsillitis I. Diagnostics and nonsurgical management. Eur Arch

Antibiotik
Untuk pasien dengan batuk pada waktu dan tempat tanpa
kejadian epidemik infeksi streptococcus beta-hemolitik,
insidensi regional sekuelae streptococcus yang rendah,
dan Skor McIsaac paling sedikit 3:
Usia 3-14 tahun:
Penicillin V (100.000 IU/kg/hari dibagi dalam 3 dosis selama 7 hari)
Phenoxymethylpenicillin-Benzathin (50.000 IU/kg/hari dibagi dalam
2 dosis selama 7 jari)
Pada kasus alergi/inkompatibilitas: Erythromycin-estolate (40
mg/kg/hari dibagi dalam 3 dosis selama 5 hari)
1st generation cephalosporin (cth. Cefadroxil 50 mg/kg/hari dibagi
dalam 2 dosis selama 5 hari)
Usia 15 tahun keatas
Penicillin V (3 x 0,8-1,0 Mio IU/hari selama 7 hari)
Pada kasus alergi/inkompatibilitas: erythromycin-estolate (3 x 500
mg/hari selama 5 hari)
1st generation cephalosporin (cth. Cefadroxil 2 x 1000 mg/hari
selama 5 hari)

Clinical practice guideline: tonsillitis I. Diagnostics and nonsurgical management. Eur Arch

ANTIBIOTIK
Pada anak-anak, penisilin menunjukkan
keuntungan yang lebih baik dan harga
yang lebih murah
Sefalosporin lebih efektif untuk anakanak dibawah 12 tahun dan untuk
tonsilitis rekuren kronis karena dapat
meeradikasi lebih banyak strain
streptococcus
Makrolid dan clindamycin pada anakanak menimbulkan lebih banyak efek
samping dengan efektifitas yang sama,
sehingga sebaiknya hanya diberikan
Tonsillitis and
sore throat
in children. GMSalergi
Current Topics
In Otorhinolaryngology Head and
bagi
penderita
penisilin.

Tonsilektomi (OPS 2013: 5-281.0)


Seluruh tonsil,
termasuk
kapsul dan
kemungkinan
bagian dari
arcus palatum,
diangkat dari
fossa tonsiliar
sehingga tidak
ada lagi
jaringan
limfatik antara
arcus palatum
anterior dan
posterior.
Tonsillitis and sore throat in children. GMS Current Topics In Otorhinolaryngology Head and

Kriteria Paradise untuk Tonsilektomi


Kriteria

Definisi

Frekuensi minimal nyeri Tujuh atau lebih episode dalam tahun sebelumnya, ATAU
tenggorokan
Lima atau lebih episode dalam masing-masing 2 tahun
sebelumnya, ATAU
Tiga atau lebih episode dalam masing-masing 3 tahun
sebelumnya
Manifestasi klinis (nyeri
tenggorokan + adanya
satu atau lebih
kualifikasi)

Suhu > 38,3 derajat Celcius, ATAU


Limfadenopati servikal (nyeri tekan atau ukuran > 2 cm) ATAU
Eksudat tonsilar, ATAU
Kultur positif untuk streptococcus beta hemolitik grup A

Pengobatan

Antibiotik yang diberikan dalam dosis konvensional

Dokumentasi

Setiap episode dan fitur yang mengkualifikasi dicatat dalam


rekam klinis, ATAU
Jika tidak didokumentasi secra lengkap, observasi selanjutnya
dari dua episode infeksi tenggorokan dan frekuensi dan
manifestasi klinis yang konsisten dengan anamnesis awal
(observasi biasanya direkomendasi untuk periode 12 bulan)

Baileys Head and Neck Surgery Otolaryngology. 5th


ed. 2014.

Tonsilektomi (5-281.5)
Sinonim: tonsilektomi
parsial, tonsilotomi
Hanya bagian medial
tonsil yang
disingkirkan
Jaringan limfoid yang
terperfusi dengan baik
dirusak, kripta-kripta
yang tersisa tetap
terbuka terhadap
orofaring
Jaringan limfatik yang
aktif dengan folikel
dan kripta yang
sekunder
tetap
ada
Tonsillitis
and sore throat
in children.
GMS Current Topics In Otorhinolaryngology Head and

Tonsilektomi intrakapsular (5-281.0)


Sinonim: Tonsilektomi
subtotal
intrakapsular/subkapsul
ar
Jaringan aktif limfatik
tonsil termasuk seluruh
kripta
dan
folikel
diangkat
Kapsul
tonsil
tidak
dirusak dan otot-otot
dibawahnya
tidak
diekspos
Pada
akhir
operasi,
Tonsillitis
and sore throat
in children.
GMS Current Topics In Otorhinolaryngology Head and
tersisa
fossa
tonsillar

Kriptolisis
Prosedur dimana cincin jaringan
tonsil dibuka disekitar kripta
secara superfisial dan kripta
mengecil
Jaringan aktif limfatik masih ada
dan intak

Tonsillitis and sore throat in children. GMS Current Topics In Otorhinolaryngology Head and

Thermal atau cryotherapy


Sinonim: koagulasi (elektro) interstitial
pada tonsil palatina, koagulasi laser,
koagulasi termal, cryocoagulation, terapi
fotodinamik, terapi ultrasound,
radiofrequency-induce thermotherapy,
pengobatan tonsil dengan kontrol suhu,
thermotherapy tonsil
Jaringan tonsil dipanaskan (atau
didinginkan) dan kemudian pembentukan
jaringan parut menyebabkan mengecilnya
jaringan limfatik
Tidak ada jaringan yang diangkat dan

Tonsillitis and sore throat in children. GMS Current Topics In Otorhinolaryngology Head and

Tonsillitis and sore throat in children. GMS Current Topics In Otorhinolaryngology Head and

Komplikasi Tonsillitis

Cummings Otolaryngology Head and Neck Surgery. 6 th ed. 2015.

Faringitis

Baileys Head and Neck Surgery Otolaryngology. 5th ed. 2014.

Faringitis viral
Penyebab paling sering: common cold
Virus:
Rhinovirus
Virus influenza
Virus parainfluenza
Adenovirus
Coxsackievirus
Echovirus
Epstein-Barr Virus
Reovirus
Respiratory syncytial virus (RSV)
Cytomegalovirus
Campak
Rubella
Cummings Otolaryngology Head and Neck Surgery. 6 th ed. 2015.

Faringitis viral

Cummings Otolaryngology Head and Neck Surgery. 6 th ed. 2015.

Faringitis viral

Cummings Otolaryngology Head and Neck Surgery. 6 th ed. 2015.

Faringitis terkait epstein-barr virus

Cummings Otolaryngology Head and Neck Surgery. 6 th ed. 2015.

Streptococcal Tonsillitis-Pharyngitis
Group A -hemolytic Streptococcus (GABHS)
Puncak: usia 5-6 tahun
Gejala:
Demam, nyeri tenggorokan mendadak, odinofagia,
malaise, disfagia, otalgia, nyeri kepala, nausea, nyeri
abdomen
Eritema orofaringeal, tonsil membesar dengan atau
tanpa eksudat, uvula membengkak, petekie palatum,
limfadenopati servikal membesar dan nyeri tekan, ruam
scarlatiniform
Anak dibawah 3 tahun: rhinorrhea mukopurulen, nares
ekskoriasi tanpa faringitis
Scarlet fever: variasi, ruam descending dari leher ke
batang tubuh dan ekstremitas 12-24 jam setelah demam,
papilla yang membesar pada lidah dengan atau tanpa
membran putih (lidah stroberi)
Cummings Otolaryngology Head and Neck Surgery. 6 th ed. 2015.

Streptococcal Tonsillitis-Pharyngitis
Diagnosis: Uji mikrobiologis kultur
tenggorokan, uji deteksi antigen cepat
(Rapid Antigen Test)
Tatalaksana: (10 hari)
Peniciliin : Lini pertama
Amoxicillin: Lini pertama
Sefalosporin generasi I
Clindamycin
Clarithromycin
Azithromycin
Asetaminofen/NSAID
Tonsilektomi
Cummings Otolaryngology Head and Neck Surgery. 6 th ed. 2015.

Penyebab lain faringotonsilitis

Mycoplasma pneumoniae
Chlamydia pneumoniae
Treponema pallidum
Neisseria gonorrhoeae
N. meningitides
Arcanobacterium hemolyticum
Francisella tularensis
Yersinia enterocolitica
Helicobacter pylori
Streptococcus kelompok B, C, dan G
Fusobacterium
Peptostreptococcus
C. diphteriae

Cummings Otolaryngology Head and Neck Surgery. 6 th ed. 2015.

Baileys Head and Neck Surgery 5th Ed.

AAFP 2009 Diagnosis and treatment of steptoccocal pharyngitis

AAFP 2009 Diagnosis and treatment of steptoccocal pharyngitis

Daftar Pustaka
Johnson JT, Rosen CA. Baileys Head and Neck
Surgery-Otolaryngology. 5th ed. Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins. 2014.
Flint PW, Haughey BH, Lund VJ, Niparko JK, Robbins
KT, et al. Cummings Otolaryngology Head and Neck
Surgery. 6th ed. Philadelphia: Elsevier Saunders.
2015.
Windfuhr JP, Toepfner N, Steffen G, Waldfahrer F,
Berner R. Clinical practice guideline: tonsillitis I.
Diagnostics and nonsurgical management. Eur Arch
Otorhinolaryngol (2016) 273: 973-987.
Stelter K. Tonsillitis and sore throat in children. GMS
Current Topics in Otorhinolaryngology Head and
Neck Surgery 2014, Vol. 13.
Sadler TW. Langmans Medical Embryology. 12th ed.
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins. 2012.

Anda mungkin juga menyukai