Anda di halaman 1dari 47

TUBERKULOSIS (TB)

Authors:

dr. Efriyan Imantika, M. Sc

FAKULTAS MATEMETIKA DAN ILMU


PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
DOKTER
UNIVERSITAS LAMPUNG

Factsheets:
Dunia:
Sekitar 10 (sepuluh) orang
diantara 1000 penduduk
terinfeksi TB setiap tahunnya

Highlights:
Diperkirakan 95% kasus TB dan 98%
kematian akibat TB di dunia terjadi
pada negara-negara berkembang

Indonesia:
Hasil Survey Prevalensi TB di
Indonesia tahun 2004 menunjukkan
bahwa angka prevalensi TB BTA
positif secara nasional 110 per
100.000 penduduk.
Kemiskinan pada berbagai kelompok
masyarakat seperti pada negara
yang sedang berkembang
Salah persepsi terhadap manfaat
dan efektifitas BCG
Perubahan
demografik
karena
meningkatnya penduduk dunia dan
perubahan
Tidak memadainya
tatalaknsanaumur
struktur
kasus
( diagnosis dan panduan obat
kependudukan
yang
tidakpandemi
standar,infeksi
gagal HIV
Dampak
menyembuhkan kasus yang telah
didiagnosis

Selain merugikan secara ekonomis,


TB
memberikan
dampak
buruk
lainnya secara sosial-stigma bahkan
dikucilkan oleh masyarakat.

Latar Belakang Masalah


Kegagalan
program
TB
Tidak
memadainya
komitmen politik dan
pendanaan
Tidak
memadainya
tatalaknsana
kasus
(
diagnosis
dan
paduanobat
yang
tidak standar, gagal
menyembuhkan
kasus
yang
telah
didiagnosis )
Salah
persepsi
terhadap manfaat dan
efektifitas BCG

PENGOBATAN
TB

COMPLIANCE

Pada Kasus yang


dialami progresif
RESISTENSI
Pengobatan lebih
berkembang
lama
menjadi Post
Tingkat kesembuhan
Primer TB
menurun

POST TB

Biaya pengobatan
melonjak

Latar Belakang Masalah


Fakta
Fakta Tuberkulosis
Tuberkulosis (WHO,
(WHO,
2008)
Insidensi : 8,9 9,9 juta
Prevalensi
Prevalensi :: 9,6
9,6 13,3
13,3
juta
juta
Angka
Angka kematian:
kematian: 1,55
1,55
2,32
2,32

Indonesia
menduduki
peringkat ketiga
kasus TB terbanyak
di dunia

Setiap detiknya,
kuman TB
menginfeksi satu
orang baru!!!

juta

EPIDEMIOLOGI

Latar Belakang

Gambar 1. Posisi TB Indonesia di dunia (2006)


Sub Direktorat TB Departemen Kesehatan RI dan World Health Organization. Lembar Fakta
Tuberkulosis. 2008
1

DEFINISI
ETIOLOGI

TUBERKULOSIS

Mycobacterium
tuberculosis

MANIFESTASI
DEFINISI
KLINIS

TUBERKULOSIS

DEFINISI

Tuberkulosis (TBC) adalah


penyakit

akibat

kumanMycobakterium
tuberkculosis
sehingga

dapat

sistemis
mengenai

semua organ tubuh dengan


lokasi terbanyak di paru paru
yang

biasanya

merupakan

lokasi infeksi primer (Arif


Mansjoer, 2000).

Tuberculosis dapat
juga ditularkan ke
bagian
tubuh
lainnya, terutama
meningen, ginjal,
tulang, dan nodus
limfe
(Suzanne
dan Brenda, 2001).

Agens infeksius utama,


mycobakterium
tuberkulosis
adalah
batang aerobik tahan
asam yang tumbuh
dengan lambat dan
sensitif terhadap panas
dan sinar ultra violet

Klasifikasi
Tuberculosis
TuberculosisPrimer
Minimal
Tuberculosis
Moderateli Post primer
For advanced tuberculosis

Manifestasi Klinis
Gejala utama : batuk berdahak selama 2-3
minggu atau lebih. Gejala TB ekstraparu
tergantung dari organ yang terkena, misalnya
pada limfadenitis TB akan ditemukan
pembesaran pada kelenjar getah bening.

Gejala tambahan yang sering


dijumpai:
Gejala respiratorik : dahak
bercampur darah, batuk
darah, sesak napas dan rasa
nyeri dada.
Gejala sistemik : badan
lemah, nafsu makan menurun,
berat badan turun, rasa
kurang enak badan (malaise),

Gejala Klinis

PATOFISIOLOGI

PATOGENESIS TUBERKULOSIS
Inhalasi

Droplet
M.tubercul
osis
Asimptomatik (50%95%)
TB paru(5%-40%)
Fokus
Primer

TB milier dan atau


TB meningitis(0.5%
- 20%)

Patofisiologi
Penularan tuberculosis paru terjadi karena kuman dibersinkan
atau dibatukkan keluar menjadi droplet nuclei dalam udara.
Partikel infeksi ini dapat menetap dalam udara bebas selama 12 jam, tergantung pada ada tidaknya sinar ultraviolet, ventilasi
yang buruk dan kelembaban. Dalam suasana lembab dan gelap
kuman dapat tahan selama berhari-hari sampai berbulan-bulan.
Bila partikel infeksi ini terhisap oleh orang sehat akan
menempel pada jalan nafas atau paru-paru. Partikel dapat
masuk ke alveolar bila ukurannya kurang dari 5 mikromilimeter.

Patomekanisme TB Primer
Inhalasi
kuman TB

Kuman TB
Menempel
Di alveoli

Fibrosis
Dan Kalsifikasi
[Rankes Complex]

Fagositosis
Oleh Makrofag
Di interstitial
Kalsifikasi
Granuloma
dan Limfadenopati
[Ghons Complex]

Kemotaktil
Makrofag lain

Granuloma
[Ghons focus]

Sembuh
Sembuh dengan fibrosis
Bakteri TB dormant
di tempat fibrosis

Patomekanisme
TB Post Primer (sekunder)

Inhalasi ulang
kuman TB

Kuman TBreaktivasi Fagositosis


Menempel
Oleh Makrofag
Di alveoli
Di interstitial
i

Kemotaktil
Makrofag lain

s
fek
n
i
re

Sel Datia Langhans


(granuloma dengan
Perkejuan ditengahnya)

gagal

Fagosit
Kuman TB

Granuloma
(kumpulan makrofag)

gagal

Perkejuan
Dijaringan paru
Sitokin dan Enzim
Proinflamasi
(lihat slide 6)

Nekrosis
jaringan paru

Cavitas
(gaung)

Patomekanisme Imunologis
dari TB

Granuloma (kumpulan macrophage)

Sel Datia Langhans


Adalah granuloma khas yang ditemukan
pada TB
Bagian tengah granuloma mengalami
nekrosis kaseosa (perkejuan) yang terjadi
akibat matinya makrofag oleh kuman TB
melalui mekanisme hipersensitivitas tipe 4
Sel Datia mengeluarkan enzim dan sitokin
proinflamasi untuk membunuh TB tetapi juga
membunuh jaringan paru-paru

Sel Datia Langhans

Sel Datia Langhans


Kumpulan
Sel makrofag

Sel Datia
Langhans

pada tengah granuloma terdapat nekrosis kaseosa (perkejuan)


Sel datia biasanya memiliki epiteloid yang dibentuk bakteri untuk
mengisolasi dan mematikan makrofag dan akhirnya sel yang padat akan

Cavitas
Kerusakan paru dengan timbulnya kavitas
ditemukan pada 30-35% pasien dengan TB
Proses terbentuknya cavitas:
fresh disintegration

elastic cavity

fibrous cavity

Mekaniseme infeksi TB

Gambar 3. Patogenesis Tuberkulosis

Patogenesis

Tuberkulosis Primer
terjadi karena kuman dibatukkan atau dibersihkan keluar
menjadi droplet nuklei dalam udara di sekitar kita
terhisap pada orang sehat menempel pada sluran nafas
atau jaringan paru (jika ukuran partikel < 5 m) dihadapi
oleh neutrofil makrofag. Terjadi 2 kemungkinan, bila
tidak dikeluarkan maka akan menetap di jaringan paru. Bila
menetap di jaringan paru maka akan berbentuk sarang
tuberkulosis pneumonia kecil (sarang ghon). Bila terjadi di
pleura efusi pleura. Bila masuk ke A. Pulmonalis ke
seluruh tubuh b TB miller. Dan bisa ke organ-organ
penting jika sudah menyebar melalui vena.
Tuberkulosis pasca primer
terjadi sebagai kelanjutan kuman dormant yang bertahun
setlah tuberkulosis primer.

DIAGNOSIS

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Pemeriksaan Radiologi
Kemungkinan gambaran x-ray TB

TATALAKSANA

Tabel 2. Jenis, sifat dan dosis


OAT

Panduan OAT yang digunakan oleh


Program Nasional Penanggulangan
Tuberkulosis di Indonesia :
a. Kategori 1 : 2 (HRZE) / 4(HR)3
Kategori ini diindikasikan untuk penderita baru: penderita
kasus baru TB paru BTA positif, pasien TB paru BTA negatif foto
toraks positif, dan pasien TB ekstra paru.(Tabel 3. Dosis Kat.1)
Berat Badan

Tahap Intensif

Tahap Lanjutan

Tiap hari selama 56 hari

Tiga kali seminggu selama 16

RHZE (150/75/400/275)

minggu
RH (150/150)

30 37 kg

2 tablet 4KDT

2 tablet 2KDT

38 54 kg

3 tablet 4KDT

3 tablet 4KDT

55 70 kg

4 tablet 4KDT

4 tablet 4KDT

71 kg

5 tablet 4KDT

5 tablet 4KDT

b. Kategori 2 : 2HRZES / (HRZE) / 5 (HR)3E3


Kategori ini diindikasikan untuk pasien BTA positif yang
telah diobati sebelumnya: pasien kambuh, pasien
gagal, dan pasien dengan pengobatan setelah putus
berobat (default).
Tabel 4. Dosis untuk panduan OAT KDT Kategori 2
Berat Badan

Tahap Intensif

Tahap Lanjutan

Tiap hari

3 kali seminggu

RHZE (150/75/400/275) + S

RH (150/150)
+ E (400)

30 37 kg

Selama 56 hari

Selama 28 hari

Selama 20 minggu

2 tab 4KDT + 500 mg

2 tab 4KDT

2 tab 2KDT + 2 tab

Streptomisin inj.
38 54 kg

3 tab 4KDT + 750 mg

Etambutol
3 tab 4KDT

3 tab 2KDT + 3 tab


Etambutol

4 tab 4KDT

4 tab 2KDT + 4 tab


Etambutol

5 tab 4KDT

5 tab 2KDT + 5 tab


Etambutol

Streptomisin inj.
55 70 kg

4 tab 4KDT + 1000 mg


Streptomisin inj.

71 kg

5 tab 4KDT + 1000 mg


Streptomisin inj.

c. OAT sisipan (HRZE)


Paket sisipan KDT adalah sama seperti paket untuk
tahap intensif kategori 1 yang diberikan selama 28
hari.
Tabel 5. Dosis KDT untuk Sisipan
Berat Badan

Tahap Intensif tiap hari selama 28 hari


RHZE (150/75/400/275)

30 37 kg

2 tablet 4KDT

38 54 kg

3 tablet 4KDT

55 70 kg

4 tablet 4KDT

71 kg

5 tablet 4KDT

Pencegahan

KOMPLIKASI

KOMPLIKASI
fibrosis (
Penyebaran
Bronkiektasis
Atelektasis
Hemoptisis

Persyaratan PMO
1

PENATALAKSANAAN

Tugas
seorang
PMO
1

penatalaksanaan

Informasi penting yang perlu dipahami PMO untuk


disampaikan kepada pasien dan keluarganya:

Terimakasi
h..

Anda mungkin juga menyukai