Anda di halaman 1dari 32

RAYU DAN IJTIHAD

()
Pengertian Rakyu
melihat, memikirkan, hasil pemikiran
atau rasio (bahasa)
Merupakan upaya yang ditempuh para
ulama setelah tidak menemukan jawaban
atau alasan di dalam nash al-Quran atau
Hadits dari persoalan yang muncul dalam
kehidupan umat (istilah)

Arti Ijtihad
Mengerahkan tenaga dan pikiran
dengan sungguh-sungguh untuk
menyelidiki dan mengeluarkan
(meng-istinbat-kan) hukum-hukum
yang terkandung di dalam Al-quran
dan hadits dengan syarat syarat
tertentu

Kekuatan Rakyu Sebagai


Sumber Hukum
Hukum

yang ditetapkan dengan rakyu


semata dugaan kuat dari mujtahid,
eksistensinya tidak disepakati.
Hukum hasil rakyu bersifat relatif ( zhanni).

Pengertian Ijtihad
Mengeluarkan

segala kemampuan
dan maksimalisasi; kerja keras dan
sungguh-sungguh (bahasa).
Menggunakan seluruh kemampuan
berfikir untuk menetapkan hukumhukum agama (istilah)
Orang yang berijtihad = mujtahid.

Syarat Mujtahid
1. Memahami al-quran dan asbabun nuzulnya, ayat-ayat nasikh
dan mansukh,
2. Memahami hadits dan sebab-sebab wurudnya, serta memahami
hadits-hadits nasikh dan mansukh ,
3. Menguasai bahasa Arab ,
4. mengetahui ijmak ,
5. menguasai Usul Fikih ,
6. Mengusai maksud-maksud syariat
7. Memahami masyarakat dan adat istiadatnya ,
8. Bersifat adil dan taqwa .

Beberapa ulama menambahkan syarat:


mendalami ilmu ushuluddin
memahami ilmu mantik (logika ),
mengetahui cabang-cabang fikih

Tingkatan Ijtihad
1. Mujtahid Mutlak: = mujtahid yang mampu
mengistimbathkan hukum dengan menggunakan
metode yang disusun sendiri. Contohnya = para
Imam mazhab.
2. Mujtahd Muntasib:= mengistimbatkan hukum
dengan mengikuti metode imamnya tetapi tidak
bertaklid. Contoh = Abu Yusuf (muridnya
Hanafi), Al-Muzani (Syafii), Ibnu Abdil Hakam
(Maliki), Abu Hamid (Hanbali), dll.
3. Mujtahid Mazhab: = mujtahid yang mengikuti
imamnya baik dalam usul maupun furu.
4. Mujtahid Murajjih: = mujtahid yang
membandingkan beberapa pendapat imam dan
memilih salah satu yang dipandang kuat.

Komponen Pokok Ijtihad


1.
2.
3.
4.
5.

Ijtihad = usaha maksimal


Ijtihad = hanya dilakukan oleh orang
yang ahli, ulama atau ahli fikih.
Lapangan ijtihad = hukum syarak.
Ijtihad harus ditempuh melalui istibath.
Status hukum hasil ijtihad bersifat
hipotesa (zhanni).

Pembagian Ijtihad
Segi jumlah mujtahidnya
Ijtihad Fardi atau ijtihad individual
dilakukan oleh seorang mujtahid
seorang diri.
2. Ijtihad Jamai atau Ijtihad Kolektif =
dilakukan oleh sekelompok
mujtahidin secara bersama-sama.

Cakupan Bidang Obyek Ijtihad

Ijtihad Kulli (menyeluruh) = ijtihad


sebagai suatu kesatuan yang utuh, tidak
bisa dibagi-bagi atau dipisah-pisah,
meliputi semua bidang keilmuan dalam
syariat Islam.
Ijtihad juzi, - ijtihad pada bidang tertentu
saja.

Orientasi Mujtahid
Ijtihad tradisional = berorientasi pada
ungkapan tersurat dalam al-Quran
maupun Sunnah Nabi (ahlul Hadits atau
kaum tekstualis)
Ijtihad rasional = berorientasi pada
pendayagunaan nalar Mujtahid, (Ahl alRakyi atau kaum kontekstualis).

Metode Ijtihad

Ijtihad bayani = menjelaskan hukum-hukum syarak


dengan cara mendasarkan argumentasi langsung
pada nash al-Quran dan as-Sunnah
Ijtihad Qiyasi = menetapkan hukum syarak mengenai
masalah-masalah baru yang tidak terdapat
penjelasannya dalam al-Quran dan as-Sunnah dengan
cara menganalogikannya karena ada kesamaan illat.
Ijtihad Ishtishlahi = menetapkan hukum syarak
terhadap masalah baru yang tidak ditemukan
penjelasannya dalam al-Quran atau as-Sunnah
dengan cara panalaran yang didasarkan pada asas
kemaslahatan.

Peranan Ijtihad

Merupakan sumber norma dan hukum Islam


ketiga sesudah al-Quran dan Hadits Nabi.
Termasuk sumber dinamika Islam.
Islam dapat dikawal kemurnian dan
keasliannya dari kemungkinan masuknya
faham-faham non-Islam yang tidak dapat
dibenarkan.
Berbagai perkara baru yang timbul dapat
ditentukan hukumnya menurut Islam.
Merupakan manifestasi kemerdekaan berfikir
yang dijunjung tinggi dalam Islam.

BENTUK/CARA BERIJTIHAD
) ( 1. Ijmak
) ( 2. Qiyas
( 3. Istihsan
)
) ( 4. Mashalihul Mursalah
) ( 5. Urf
) ( 6. Istishab
) ( 7. Saddu adz-Dzariah

Ijmak ( )
Ijma` = menghimpun, mengumpulkan atau
bersatu dalam pendapat (bahasa).
Kesepakatan para ulama Islam (mujtahidin)
dalam menentukan suatu masalah
ijtihadiyah sepeninggal Rasulullah (istilah)

Pembagian Ijmak
Ijma Sharih (jelas):
mujtahid mengemukakan pendapatnya
secara jelas dan terbuka.
2. Ijma Sukuti (diam) = mujtahid
mengemukakan pendapatnya dan tidak
ada yg menolaknya
1.

Contoh Ijma:
Wajibnya zakat, shalat, haji, puasa, atau
haramnya zina, mabuk, serta hal-hal
yang menyangkut masalah-masalah
pokok dalam agama, dan ternyata
hingga dewasa ini tidak ada yang
menyanggahnya.
Sahabat bersepakat boleh
mengkodifikasikan ayat-ayat al-Quran,

Qiyas ( )

Mengukur sesuatu menurut contoh


yang lain, kemudian menyamakannya
(bahasa).
Menyamakan hukum tentang kasus
yang tak ada teksnya dalam al-Quran
atau Hadits Nabi dengan kasus yang
ada teks hukumnya, karena
mempunyai illat (sebab) yang sama
(istilah)

Contoh qiyas
Tuak,

morfin, ganja, ekstasyi, sabu-sabu,


pil koplo, dan yang sejenisnya = minuman
keras yang dibuat dari korma atau anggur.
Illat (sebab) = memabukkan.
berkata ah (uff) terhadap kedua
orangtua = memukul, menyakiti, dan yang
sejenisnya terhadap kedua orang tua
haram hukumnya. illat-nya =
menyakitkan.

Rukun Qiyas

Ash (asal/pokok) / maqis alaih (yang disamai)


/musyabbah bih (yang diserupai) = masalah yang telah
ada nashnya mengenai hukumnya.
Far' (cabang) / maqis (yang disamakan) /musyabbah
(yang diserupakan) = masalah yang tidak ada nashnya
mengenai hukumnya.
Hukum ashl (hukum pokok) = hukum syarak yang
telah ditetapkan nashnya untuk pokok, dan
dikehendaki hukumnya berlaku juga untuk cabang.
Illat hukum = yang menjadi motif (alasan) adanya
ketentuan hukum pada ashl, dan ingin dicari apakah
illat hukum pada pokok itu juga terdapat cabang

Istihsan (
menganggap

baik suatu hal (bahasa).


menetapkan suatu hukum terhadap
sesuatu persoalan ijtihadiyah atas dasar
prinsip-prinsip umum ajaran Islam seperti
keadilan (istilah)

Contoh istihsan
Menjual

harta wakaf yg sudah tidak berfungsi


lagi sesuai dengan tujuan pewakaf, utk dibelikan
barang yang sejenis atau bermanfaat.
Melihat aurat orang lain demi maslahat dan
kebaikan bagi pasien dalam pengobatan yang
dapat mengakibatkan kematian atau lebih
parahnya penyakit =darurat, dianggap sebagai
perbutan baik.

Mashlahah Mursalah ( )
Kebaikan

yang tidak terikat pada


dalil/nash al-Quran dan Sunnah.
Menetapkan hukum terhadap sesuatu
persoalan ijtihadiyah atas pertimbangan
kegunaan dan kemanfaatan yang sesuai
dengan tujuan syariat (istilah).

Contoh Maslahah Mursalah


Pengkodifikasian

al-Quran pada masa Khalifah


Abu Bakr dan penulisan serta pembakuan teks
pada masa Usman bin Affan.
Dijadikannya hari Maulid Nabi, Isra Miraj,
Nuzulul Quran, tahun baru hijriah, dan lain-lain =
hari-hari besar Islam
Mencetak mata uang sebagai alat tukar
menukar,
mengadakan rumah tahanan atau lembaga
pemasyarakatan bagi orang yang terhukum

Urf ( )
Adat

yang tidak bertentangan dengan teks


al-Quran atau hadits.

Contoh Urf
Kebiasaan

orang memesan sesuatu


barang atau jasa dengan membayar dulu
harganya tetapi barangnya baru mau
dibuat,
Menyerahkan sejumlah pakaian atau
perhiasan kepada calon isteri
(tunangannya) sebagai hadiah bukan
mahar (maskawin).

Istishab ( )
Minta

bersahabat, membandingkan
sesuatu dan mendekatkannya, juga
berarti membawa serta susuatu yang telah
ada pada waktu yang lampau sampai
sekarang (bahasa).
Menjadikan hukum yang telah tetap pada
masa lampau terus berlaku sampai
sekarang karena tidak diketahui ada dalil
(bukti) yang mengubahnya (istilah).

Contoh Istishab
Segala

sesuatu dalam alam ini = ibahah, tidak


dilarang memakai, memakan, meminum, atau
menggunakannya, selama tidak ada dalil yg
melarangnya.
Semua jenis bahan makanan, minuman, obatobatan = halal, kecuali ada dalil yang
mengharamkannya.
Menetapkan sesuatru berdasarkan keyakinan
atau yang telah ada sebelumnya.

Saddu adz-Dzariah ( )
Menutup

penyumbat jalan (bahasa).


"Sesuatu yang bisa menyampaikan kepada hal
yang terlarang yang mengandung unsur
kerusakan (istilah).
Atau, "menutup jalan atau perantara yang bisa
menyampaikan kepada susuatu kejelekan".
Menutup (melarang) masalah yang lahiriahnya
mubah, karena masalah tersebut membuka
jalan atau mendorong kepada perbuatan yang
dilarang oleh agama.

Contoh Saddu adz-Dzariah


Melihat aurat wanita yang bukan isterinya
atau dalam batas tertentu mahramnya
atau sebaliknya = haram, karena bisa
membawa kepada zina.
Larangan menghina sesembahan nonMuslim dan yang dianggap keramat/suci =
melanggar kebebasan beragama,
mendorong mereka ganti menghina Islam.

Perbedaan Hasil Ijtihad


1.
2.
3.
4.
5.
6.

Perbedaan memaknai nash yang memiliki banyak arti,


Perbedaan menangkap maksud nash yang berkaitan
dengan pengunaan kaidah ushul fikih.
Perbedaan penilaian terhadap status hadits.
Perbedaan dalam menentukan hukum suatu nash,
bersifat tabbudi atau taaqquli,
Perbedaan dalam menentukan syarat dan penentuan
illat masalah yang diperselisihkan.
Perbedaan penggunaan dalil yang diperselisihkan oleh
para mujtahid, istihsan, istishab, urf, syaru man
qablana, dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai