Kuliah S1 (DR Ratna)
Kuliah S1 (DR Ratna)
SCLEROSIS (ALS)
Dr. Ratna Anggraeni, Sp.S (K)
AMYOTROPHIC LATERAL
SCLEROSIS (ALS)
Epidemiologi
Etiologi
Tidak diketahui
Beberapa Penyebab
Familial ALS 10 % kasus
Autosomal dominan dg Gene di
kromosom 21,
Autosomal resesif di kromosom 2 atau
21.
Mutasi berhub dg abnormalitas SOD
90 % ALS tanpa kelainan kromosom dg
persentasi kecil adanya mutasi SOD
Diduga ada overaktivitas sistem
glutamat dimana asam amino normal
diubah menjadi exotoxin.
mekanisme otoimun tidak terbukti
poliovirus tidak terbukti
Faktor autoimun
Eksitatoksitas glutamat
Patologi
Gambaran
Makroskopik
Atrofi korteks
frontalis ,
berkurangnya
neuron motorik
didaerah servikal
dan lumbal
Gambaran PA
Hilangnya neuron
motorik di kornu anterior
spinal cord, batang
otak, kortek serebri.
Adanya inklusion bodies
hyalin, Lewy bodies,
basofilik iclusions,
Bunani bodies pada
familial dan nonfamilial
ALS.
Filamentous neuronal
inclusion body pada
nonfamilial ALS.
Pemeriksaan patologi
Neuroimaging
Gambaran Klinik
Gejala klinik
Diagnosa
Diagnosa Banding
Pengobatan (1)
Pengobatan (2)
Pengobatan (3)
Prognosa
Syringomyelia,
Syringobulbia
Siringomieli
Siringomieli
Siringobulbi
Diagnosa Banding
Hematomieli
Tumor intramedular
Tumor extramedular
Amyotrophic lateral sclerosis
Spondilosis servikalis
Pengobatan (1)
Pengobatan (2)
Prognosa
Spinomuscular Atrophy
Batasan :
Merupakan kelompok penyakit
yang tidak diketahui etiologinya
yang diakibatkan oleh degenerasi
cornu ant. medula spinalis dan
kadang-kadang batang otak.
Etiologi
Tidak diketahui.
Pada banyak kasus diturunkan
secara autosomal resessif, dan
jarang secara autosomal dominant,
dengan kelainan di kromosom 5.
Chilhood form
Pada awalnya normal sampai 1
tahun, kemudian terjadi kelemahan
progresif, atrofi, hipotonia dan
hiporefleksia. Fasikulasi pada lidah.
Stadium lanjut terjadi kontraktur
sendi, skoliosis, gangguan otot
pernafasan.
Bentuk fokal
Diagnosa
Penyuntikan 1 mg Prostigmin im
menyebabkan timbulnya fasikulasi
pada kasus yg dicurigai SMA.
EMG : fasikulasi dan fibrilasi
Biopsi otot dengan histokimia
abnormal
Pengobatan
Subacute Combined
Degeneration
Dr.Ratna Anggraeni, SpS (K)
Subacute Combined
Degeneration
Etiologi
Patologi
Awitan : subakut
Gringgingen (parestesia) di tangan dan
tungkai disusul rasa tebal dan kelemahan
otot bagian distal
Gangguan sensibilitas dalam
Paraparesis spastik dengan refl patologik
(+)
Kelainan vegetatif : pada pria impoten dan
pada wanita gangguan kandung kemih
Kadang2 didapatkan gg mental dan N II.
Pemeriksaan Lab
darah : anemia makrositer, peningkatan
MCV,MCHC normal, leukopeni/trombositopeni
ringan, pemeriksaan LCS noirmal
Pengobatan :
Injeksi B12 1 mg setiap hari selama 1 minggu
kemudian 3x/minggu sampai hapusan darah
tepi normal. Setelah itu 1 bulan sekali 1 mg
Prognosa : Jika tidak diobati progresif, tetapi
jika diobati dapat sembuh sempurna
Pengobatan
Prognosa
Multiple Sclerosis
Dr.Ratna Anggraeni, SpS (K)
Multiple Sklerosis
Definisi :
Merupakan penyakit demielinisasi
SSP disebabkan reaksi autoimun
akibat interaksi kompleks antara
faktor genetik dan faktor
lingkungan.
Multiple Sclerosis
Etiologi
Retrovirus dari kelompok HTLV
Perubahan imunitas
menyebabkan respon autoimun
periodik terhadap oligodendrosit,
sehingga terjadi demielinasi
yang tidak teratur
Epidemiologi
Klasifikasi (1)
Klassifikasi (2)
Gejala sensorik.
Gejala motorik.
Gejala visuil.
Gangguan kandung kemih.
Gangguan pencernaan.
Gejala serebellum
Gejala batang otak.
Diagnosa
Leukodistrofi
Degenerasi spinoserebeller
Sifilis
Penyakit Wilson
Sindroma antiphospholipid
Lyme disease
Penyakit Behcet
Pengobatan (1)
Tirah Baring
Pengobatan infeksi
Kortikosteroid : Metilprednisolon 1g/hari
iv selama 3 jam selama 7 hari
dilanjutkan oral 96 mg dan dikurangi dg
8 mg qod menyebab- kan remisi 6 bulan.
Obat Imunosupresan
Plasmapheresis
Interferon Interferon 1b
Pengobatan (2)
Prognosa (1)
Prognosa (2)