Anda di halaman 1dari 19

Penerapan Praktek Farmasi Klinik

dalam upaya mengendalikan


biaya pengobatan pasien melalui
monitoring Terapi

Dr. Widyati, MClin Pharm, Apt-Farmasis Klinik RSAL


dr Ramelan Surabaya
Disampaikan pada

KONAS III dan PIT 2014 HISFARSI-Makasar

PCMH
SHPAs
Model

MTM

Pharmaceuti
cal Care

Clinical
Pharmacy
Models
(Maddux, 2012)

iMAP

Pelaksanaan Pharmaceutical
Care
Penyusunan Data
Base
S,O

Follow-Up

Implementasi
Care Plan

Asesmen (A)

Penyusunan Care
Plan (P)

Penyusunan Care Plan

Pharmaceutical
Care Plan
Rekomend
asi Terapi
Monitoring
terkait
DRP

Konseling

Monitoring Terapi Obat


Menjadi tanggung jawab Farmasis karena terkait
dengan pencapaian outcome, identifikasi DRP
dalam pelaksanaan Pharmaceutical care
Bukan berarti meniadakan peran profesi lain
yang sudah lebih dahulu ada (dokter dan
perawat)
Farmasis harus dapat bekerjasama dengan
dokter dan perawat dalam memonitor terapi
obat
Seringkali disalahartikan dengan pemantauan
kondisi penyakit

Efektivitas
Terapi

Monitoring
Terapi Obat

Kompatibilitas,
Sifat FisikaKimia Obat

ADR

Aktivitas Monitoring Obat


Terpadu
dalam
Pharm Care

MESO

Tidak hanya
memantau
ESO

Terpisah
Hanya
memantau
ESO

Sebagai
bagian
pharm care

- Pasif:
tunggu
panggilan
-Aktif

MESO
Cocok untuk RS dengan jumlah farmasis <3
Review kasus ESO hingga menyimpulkan
obat
Promoting awareness of the consequences of
ADRs,
Establishing mechanisms for identifying and
reporting ADRs, reviewing ADR patterns or
trends, and
Developing preventive and corrective
interventions
Feedback to all appropriate health care staf

Monitoring Dalam Pharm


Care
Efektivitas
,ADR,Toksisit
as,
Kompatibilita
s Obat

MONITORING EFEKTIVITAS
TERAPI
Efektivitas terapi dinilai berdasarkan
tercapai-tidaknya tujuan terapi
Parameter monitoring belum tentu
sama untuk obat yang sama bila
digunakan pada penyakit berbeda
Bukan memonitor progress penyakit
Tergantung obat yang diberikan
Contoh: Kaptopril pada terapi DM
Nefropati,maka efektivitas dinilai dari
kadar albuminuria

Monitoring ADR

Monitoring
Monitoring
Monitoring
Monitoring
diseases

ESO
Interaksi Obat
Toksisitas
Drug-induced

Monitoring ESO
Efek samping obat seringkali terjadi dengan tidak
dikenali (ditandai perubahan hasil lab)
Farmasis harus tahu tanda dan gejala ESO setiap
obat penting dalam terapi setiap pasien
Farmasis mengidentifikasi pasien yang berisiko
tinggi akan mengalami ESO (jenis obat, jenis
penyakit)
Menjadi tujuan farmasi klinik untuk dapat
mengidentifikasi ESO potensial yang akan terjadi
sehingga dapat dicegah sebelum terjadi.
Bila ragu-ragu atau ESO penting, lakukan analisis
dengan skala Naranjo
Literatur: Drug Information Handbook, BNF

Monitoring Interaksi Obat


Interaksi obat dikenali setelah muncul gejala dan
tanda yang menetap pada pasien.
Dapat menggagalkan terapi, meningkatkan
morbiditas
Bila manifestasi interaksi obat tersebut berupa
peningkatan hasil lab seringkali tidak dapat dikenali.
Analisis: kaitkan dengan mekanisme interaksi melalui
CYP, farmakokinetika
Waspada bila ada obat2 yang berpotensi berinteraksi
(warfarin, fenitoin, digoksin, fluconazole, PPI)
Hanya Clinically Significant Drug Interaction yang
perlu diperhatikan.

Monitoring Toksisitas
Toksisitas obat terjadi karena dosis yang
berlebihan, interaksi yang potensial dengan
obat lain.
Untuk dapat mengenali toksisitas obat perlu
mengetahui tanda-tanda klinis maupun
laboratoris.
Pemeriksaan kadar plasma sangat
membantu menentukan dan manajemen
toksisitas obat.
Waspada bila ada obat yang indeks terapi
sempit: digoksin, teofilin, fenitoin, warfarin

Monitoring Drug-Induced Diseases


(DID)
Doctors simply are not trained to look for adverse drug
reactions as the cause of a disease, (James Tisdale,
2005)
Clinicians are slow to recognize ADR and their
associated DID
Sometimes an adverse drug efect may be mistaken for
an exacerbation of a patients preexisting condition.
DID can result from unanticipated or anticipated drug
efects
Some may be preceded by an ADR ; Drug induced liver
injury from OAT then continue to liver failure death
Most of them can not be prevented; knowing after it
occur.

Pemantauan
Kompatibilitas,Stabilitas Obat
Dilakukan secara organoleptis, khususnya pada obat
injeksi yang dicampurkan ke dalam infus. Contoh
Tramadol hanya stabil setelah dilarutkan dalam NS
selama 8 jam.
Lakukan pemeriksaan terhadap obat-obat yang
berpotensi bermasalah, pasien kritis (obat parenteral)
Komunikasi dengan perawat sangat penting untuk
menemukan problem tentang fisika-kimia obat
Seringkali undetected karena ketidaktahuan profesi
lain.
Dapat menggagalkan terapi
Literatur: Injectable Drugs by Trisel

Manfaat Monitoring Terapi


Obat
Sangat penting untuk mencapai tujuan farmasi
klinik yaitu mengidentifikasi, mencegah ADR
Eksistensi profesi nyata, karena profesi lain
tidak dapat melakukannya
Kendali biaya secara langsung: penggantian
obat karena efektivitas (-), meningkatkan
kualitas outcome terapi, mengurangi LOS.
Kendali biaya secara tidak langsung
mengurangi biaya morbiditas, LOS akibat ADR.

Kasus
Tn HG, 62th, 163cm, 60kg, MRS karena
ascites besar sehingga sesak saat tidur. Hasil
Obs; Temp 37 C, TD 120/80 mmHg, Nadi
95x/men. Hasil lab Alb 2,9mg/dl, SGOT/PT
32/27 U, Na 138meq/l, K 4,1meq/l, Cr
0,4mg/dl. Didukung hasil USG, selanjutnya
dokter mendiagnosa CH dengan ascites.
Terapi yang diberikan adalah Furosemide
3x1ampul, Propanolol 3x20mg, omeprazole
2x20mg po. Bagaimana memonitor terapi
obat pada kasus ini. Komponen biaya apa
yang dipengaruhi akibat monitoring ?

Thank you
If we cannot demonstrate our worth for
patients, hospital pharmacy is
irreparabily damaged.

Anda mungkin juga menyukai