PCMH
SHPAs
Model
MTM
Pharmaceuti
cal Care
Clinical
Pharmacy
Models
(Maddux, 2012)
iMAP
Pelaksanaan Pharmaceutical
Care
Penyusunan Data
Base
S,O
Follow-Up
Implementasi
Care Plan
Asesmen (A)
Penyusunan Care
Plan (P)
Pharmaceutical
Care Plan
Rekomend
asi Terapi
Monitoring
terkait
DRP
Konseling
Efektivitas
Terapi
Monitoring
Terapi Obat
Kompatibilitas,
Sifat FisikaKimia Obat
ADR
MESO
Tidak hanya
memantau
ESO
Terpisah
Hanya
memantau
ESO
Sebagai
bagian
pharm care
- Pasif:
tunggu
panggilan
-Aktif
MESO
Cocok untuk RS dengan jumlah farmasis <3
Review kasus ESO hingga menyimpulkan
obat
Promoting awareness of the consequences of
ADRs,
Establishing mechanisms for identifying and
reporting ADRs, reviewing ADR patterns or
trends, and
Developing preventive and corrective
interventions
Feedback to all appropriate health care staf
MONITORING EFEKTIVITAS
TERAPI
Efektivitas terapi dinilai berdasarkan
tercapai-tidaknya tujuan terapi
Parameter monitoring belum tentu
sama untuk obat yang sama bila
digunakan pada penyakit berbeda
Bukan memonitor progress penyakit
Tergantung obat yang diberikan
Contoh: Kaptopril pada terapi DM
Nefropati,maka efektivitas dinilai dari
kadar albuminuria
Monitoring ADR
Monitoring
Monitoring
Monitoring
Monitoring
diseases
ESO
Interaksi Obat
Toksisitas
Drug-induced
Monitoring ESO
Efek samping obat seringkali terjadi dengan tidak
dikenali (ditandai perubahan hasil lab)
Farmasis harus tahu tanda dan gejala ESO setiap
obat penting dalam terapi setiap pasien
Farmasis mengidentifikasi pasien yang berisiko
tinggi akan mengalami ESO (jenis obat, jenis
penyakit)
Menjadi tujuan farmasi klinik untuk dapat
mengidentifikasi ESO potensial yang akan terjadi
sehingga dapat dicegah sebelum terjadi.
Bila ragu-ragu atau ESO penting, lakukan analisis
dengan skala Naranjo
Literatur: Drug Information Handbook, BNF
Monitoring Toksisitas
Toksisitas obat terjadi karena dosis yang
berlebihan, interaksi yang potensial dengan
obat lain.
Untuk dapat mengenali toksisitas obat perlu
mengetahui tanda-tanda klinis maupun
laboratoris.
Pemeriksaan kadar plasma sangat
membantu menentukan dan manajemen
toksisitas obat.
Waspada bila ada obat yang indeks terapi
sempit: digoksin, teofilin, fenitoin, warfarin
Pemantauan
Kompatibilitas,Stabilitas Obat
Dilakukan secara organoleptis, khususnya pada obat
injeksi yang dicampurkan ke dalam infus. Contoh
Tramadol hanya stabil setelah dilarutkan dalam NS
selama 8 jam.
Lakukan pemeriksaan terhadap obat-obat yang
berpotensi bermasalah, pasien kritis (obat parenteral)
Komunikasi dengan perawat sangat penting untuk
menemukan problem tentang fisika-kimia obat
Seringkali undetected karena ketidaktahuan profesi
lain.
Dapat menggagalkan terapi
Literatur: Injectable Drugs by Trisel
Kasus
Tn HG, 62th, 163cm, 60kg, MRS karena
ascites besar sehingga sesak saat tidur. Hasil
Obs; Temp 37 C, TD 120/80 mmHg, Nadi
95x/men. Hasil lab Alb 2,9mg/dl, SGOT/PT
32/27 U, Na 138meq/l, K 4,1meq/l, Cr
0,4mg/dl. Didukung hasil USG, selanjutnya
dokter mendiagnosa CH dengan ascites.
Terapi yang diberikan adalah Furosemide
3x1ampul, Propanolol 3x20mg, omeprazole
2x20mg po. Bagaimana memonitor terapi
obat pada kasus ini. Komponen biaya apa
yang dipengaruhi akibat monitoring ?
Thank you
If we cannot demonstrate our worth for
patients, hospital pharmacy is
irreparabily damaged.