Anda di halaman 1dari 40

Visi Famasi Rumah Sakit dalam Perspektif Global

(Basel Statements)

Yulia Trisna
Instalasi Farmasi RSCM

LATAR BELAKANG

Penyakit semakin kompleks


Terapi semakin kompleks
Proses penggunaan obat semakin
kompleks
Lingkungan kerja yang makin
canggih
Meningkatnya budaya bagi
keselamatan pasien (safety culture)

Dihadiri oleh 348 Apoteker RS dari


98 negara
Membahas visi praktik kefarmasian
di RS
Menghasilkan 75 butir kesepakatan/
konsensus Basel Statements
Informasi lengkap :
www.fip.org/globalhosp

Basel Statements
Medication
Safety

Patient Safety
Sesuai dengan standar akreditasi RS KARS/JCI

1. Pengadaan (Procurement)
2. Peresepan (Prescribing)
3.

Penyiapan (Dispensing)

4.

Pemberian (Administration)

5.

Pemantauan (Monitoring)

6.

Sumber Daya Manusia (Human Resources)

Pengadaan (9 konsensus)

Transparan, profesional, etis, akuntabel


Mengacu pada formularium RS
Dilaksanakan oleh tenaga yang kompeten
Prinsip QA
Dukungan Sistem Informasi (IT)

Peresepan (7
konsensus)
Implementasi Formularium RS secara optimal
Peran aktif farmasis RS: Tim Farmasi dan Terapi;
edukasi dan rekomendasi untuk tenaga
kesehatan dan pasien, ronde
Menyiapkan farmasis RS untuk menjalankan
perannya sebagai mitra dokter materi dalam
kurikulum pasca sarjana

Penyimpanan dan
Pendistribusian (9 konsensus)
Kontrol penyimpanan (kualitas dan kuantitas)
Produksi sediaan farmasi harus memenuhi
standar kualitas
Penyiapan sediaan I.V. dilakukan dengan teknik
aseptik
Penyiapan obat kanker harus menjamin bebas
kontaminasi dan keselamatan petugas.

Penyimpanan dan
Pendistribusian (..lanjutan)
Implementasi sistem yang dapat meminimalkan
medication error (unit dose, automasi, bar-code)
Kebijakan terhadap obat yang dibawa pasien dari
rumah
FRS harus bertanggungjawab dalam
penyimpanan, penyiapan dan distribusi obat
untuk penelitian
Implementasi sistem untuk menelusuri obat yang
diproduksi dan didistribusikan oleh FRS

Pemberian (16 konsensus)


Safe medication administration
Sumber informasi (pustaka, pedoman) harus
tersedia
Penandaan / labeling
Aturan penyimpanan
Kebijakan medication-use safety

Pemantauan (8
konsensus)
Implementasi sistem dokumentasi dan pelaporan:
obat rusak/substandar, efek samping obat,
medication error, pelayanan farmasi klinik
RS harus mengikuti akreditasi untuk
meningkatkan kualitas pelayanan
Pelayanan farmasi klinik harus semakin maju
untuk meningkatkan hasil terapeutik.

SDM dan pelatihan (10


konsensus)
Universitas/PTF, Organisasi profesi dan
pemerintah harus bekerja sama menyusun
rencana strategik SDM: pendidikan, pelatihan,
rekrutmen, pengembangan kompetensi
RS harus mempunyai sistem informasi tentang
SDM farmasi sebagai dasar untuk perencanaan,
pelatihan, penghargaan dan dukungan terhadap
SDM farmasi

SDM dan pelatihan (lanjutan)


Program pendidikan dan pelatihan untuk SDM
farmasi secara nasional harus diformalkan,
diharmonisasikan dan distandarkan.
Tingkat wewenang dan tanggungjawab pekerjaan
serta persyaratan kompetensi harus ditetapkan
secara nasional

Bagaimana Farmasi RS di
Indonesia?
Sudahkah FRS melaksanakan
pelayanan yang mendukung
patient safety?
Jumlah RS di Indonesia per tahun 2014: 2374

Kategori
Implementasi Basel Statements
A.

Sudah ada dalam Standar Pelayanan Farmasi RS,


sudah dilakukan di sebagian besar RS di
Indonesia
B. Sudah ada dalam Standar Pelayanan Farmasi RS,
dan beberapa RS sudah melakukan
C. Belum ada dalam peraturan / Standar Pelayanan
Farmasi RS, tetapi beberapa RS sudah melakukan
D. Belum dilakukan, tetapi dapat dilakukan dalam 5
tahun ke depan
E. Belum dilakukan, dan belum dapat dilakukan
dalam 5 tahun ke depan

Pengadaan (Procurement)
Transparan, profesional, etis, akuntabel
.(B)
Mengacu pada formularium
RS..(B)
Dilaksanakan oleh tenaga yang
kompeten..(B)
Prinsip QA...
. (B)
Dukungan Sistem Informasi (IT)..
.. (C)

Peresepan
(Prescribing)

Implementasi Formularium RS secara


optimal.. ..(C)
Peran aktif farmasis RS: Panitia Farmasi dan
Terapi; edukasi dan rekomendasi untuk tenaga
kesehatan dan pasien, ronde ..(B)

Penyiapan dan Distribusi (Dispensing)


Kontrol penyimpanan (kualitas dan kuantitas)
... (B)
Penandaan (labeling) ..
..(B)
Produksi sediaan farmasi harus memenuhi standar
kualitas.....(B)
Penyiapan sediaan I.V. dilakukan dengan teknik
aseptik (B)
Penyiapan obat kanker harus menjamin bebas
kontaminasi dan keselamatan petugas
.. (B)

Penyiapan dan Distribusi (Dispensing)


(lanjutan)
Implementasi sistem yang dapat meminimalkan
medication error (unit dose, otomatisasi, barcode) ..................................(C)
Kebijakan terhadap obat yang dibawa pasien dari
luar RS (B)
FRS harus bertanggungjawab dalam penyimpanan,
penyiapan dan distribusi obat untuk penelitian
.(D)
Implementasi sistem untuk menelusuri obat yang
diproduksi dan didistribusikan oleh FRS

Pemberian (Administration)
Safe medication administration
..(D)
Sumber informasi (pustaka, pedoman) harus
tersedia ..(B)
Penandaan / labeling
...(C)
Aturan penyimpanan
...(B)
Kebijakan medication-use safety
... (D)

Pemantauan (Monitoring)
Implementasi sistem dokumentasi dan pelaporan:
obat rusak/substandar, efek samping obat,
medication error, pelayanan farmasi klinik
...(C)
RS harus mengikuti akreditasi untuk meningkatkan
kualitas pelayanan

(B)
Pelayanan farmasi klinik harus semakin advanced
(untuk meningkatkan hasil terapeutik

FARMASI KLINIK

Penelusuran
Riwayat Penggunaan Obat

Medication Review

Monitoring Terapi Obat

Ronde

Pelayanan
Informasi Obat

Konseling Obat Pulang

Sumber Daya Manusia


Universitas/PTF, Organisasi profesi dan
pemerintah harus bekerja sama menyusun
rencana strategis SDM: pendidikan, pelatihan,
rekrutmen, pengembangan kompetensi .....
(E)
RS harus mempunyai sistem informasi tentang
SDM farmasi sebagai dasar untuk perencanaan,
pelatihan, penghargaan dan dukungan terhadap
SDM farmasi ..................................(E)

Kolaborasi

Pemerintah

Organisasi
Profesi

Perguruan
Tinggi
Farmasi

Sumber Daya Manusia (lanjutan)


Program pendidikan dan pelatihan untuk SDM
farmasi secara nasional harus diformalkan,
diharmonisasikan dan distandarkan
.
... (E)
Tingkat wewenang dan tanggungjawab pekerjaan
serta persyaratan kompetensi harus ditetapkan
secara nasional

.(E)

HASIL:
1. Tiga puluh enam
statements secara
eksplisit tercantum pada
EP standar MMU.
2. Dua belas statements
(SDM & pelatihan) tidak
dapat dinilai.
3. Tiga puluh dua
statements : met
4. Dua puluh satu
statements : partially
met
5. Sepuluh statements: not
met
6. Area untuk perbaikan:
pemberian, peresepan
dan pemantauan

Bagaimana selanjutnya?
Visi Praktik Farmasi RS dalam perspektif global
(Basel Statements) perlu disosialisasikan lebih
luas lagi kepada pemangku kepentingan (praktisi
FRS, Kemkes, PTF, HISFARSI, IAI)
Implementasi Basel Statements perlu
ditingkatkan secara bertahap dan merata di RS
Indonesia
Implementasi Basel Statements perlu dimonitor
dan dievaluasi.

Standar Pelayanan
Farmasi Rumah Sakit

Standar Manajemen
dan Penggunaan Obat
Akreditasi RS
KARS/JCI
Basel Statements

Good Pharmacy Practice

Anda mungkin juga menyukai