Anda di halaman 1dari 32

PENGELOLAAN

OBAT HIGH ALERT

achmayanty., S.Si, Apt


SUP Dr. Wahidin Sudirohusodo

PERMENKES RI BAB IV PASAL 8 AYAT 2


Nomor
C
1691/MenKes/
Per VIII/2011
Peningkatan keamanan
Tentang
obat yang perlu
Keselamatan
diwaspadai
Pasien
Rumah Sakit
( high-alert medications )

HIGH ALERT MEDICATION


Sasaran III
SKP

1. Obat yang persentasinya tinggi dalam


menyebabkan terjadinya
kesalahan/error dan atau kejadian
sentinel, obat yang beresiko tinggi
menyebabkan dampak yang tidak
diinginkan (insulin, heparin, obat
kemoterapi)
2. Obat-obat yang tampak dan rupa mirip
(NORUM/LASA)
3. Elektrolit konsentrat

HIGH ALERT
ELEKTROLIK
KONSENTRAT/PEKAT

ELEKTROLIT KONSENTRATE

Cairan ini bisa mengakibatkan KTD/sentinel


event bila tak disiapkan dan dikelola
dengan baik
Terpenting :
Ketersediaan
Akses
Resep
Pemesanan
Persiapan
Distribusi
Label
Verifikasi
Administrasi dan pemantauan

P
E
M
I
L
I
H
A
N

1. Pemilihan Obat high alert


berdasarkan pengalaman
penggunaan obat yang beresiko
tinggi dan memerlukan
kewaspadaan tinggi di rumah sakit
2. Pemilihan Obat high alert
berdasarkan daftar obat high alert
WHO atau ISMP (International for
Safety Medication Practices) atau
literatur lain

P
E
N
Y
I
M
P
A
N
A
N

1. Pisahkan obat-obat yang termasuk


obat high alert sesuai dengan daftar
obat high alert.
2. Tempelkan stiker/tanda/logo yang
membedakan antara obat high alert
dengan obat lainnya
3. Bedakan tanda untuk elektrolit pekat
dan high alert lainnya, misal
narkotik, obat kemoterapi
4. Gunakan penanda pada tempat
penyimpanan obat high alert dan
pisahkan dari obat yang lainnya

P
E
N
Y
I
M
P
A
N
A
N

5. Simpan elektrolit pekat dalam lemari


terkunci
6. Simpan sitostatika secara terpisah
dari obat high alert lainnya dengan
memberikan label obat sitostatika
7. Simpan obat narkotika sesuai
dengan aturan
Penyimpanan
Narkotika
8. Tentukan area mana saja yang boleh
menyimpan elektrolit pekat
9. Pastikan cara penyimpanan pada
ruang perawatan mengikuti cara
penyimpanan di ruang farmasi.

HIGH
ALERT

1. DISIMPAN TERPISAH DENGAN OBAT


LAIN, YAITU DALAM LEMARI
KHUSUS DENGAN PENANDAAN
KHUSUS.
2. CANTUMKAN DAFTAR OBAT HIGH
ALERT PADA LEMARI PENYIMPANAN
3. CATAT SETIAP OBAT YANG
DIKELUARKAN
4. KUNCI LEMARI DIKALUNGKAN PADA
LEHER PETUGAS

P
E
R
E
S
E
P
A
N

1. Dokter meresepkan obat high alert


secara tertulis (manual/elektronik),
2. Hindari verbal order
3. Dokter harus menuliskan
diagnosis,kondisi dan indikasi
penggunaan setiap obat high alert
yang akan diresepkan
4. Pastikan bahwa peresepan sudah
lengkap dan benar dalam hal identitas
pasien, indikasi, ketepatan obat, dosis,
rute pemberian dan waktu pemberian,
5. Untuk elektrolit pekat harus
mencantumkan nama obat, volume
dan cairan pelarut, dosis dalam
mEq,dan rute pemberian

P
E
N
Y
I
A
P
A
N

1. Apoteker/asisten apoteker
memverifikasi dan menelaah resep
obat high alert.
2. Garis bawahi setiap obat high alert
pada lembar resep dengan tinta
merah
3. Lakukan verifikasi kedua oleh
petugas farmasi yang berbeda
sebelum obat diserahkan kepada
perawat
4. Sertakan penjelasan yang memadai
atau meminta perawat untuk
membaca secara teliti prosedur
penanganan obat high alert.

P
E
M
B
E
R
I
A
N

1. Lakukan double check, periksa :


. Kesesuaian antara obat dengan rekam
medik/ instruksi dokter dan resep
. Ketepatan perhitungan dosis obat dan
cara mencampur obat
. Identitas pasien
2. Perawat yang memberikan obat high
alert secara infus harus memastikan:
. Ketepatan kecepatan pompa infus.
. Jika obat lebih dari satu, maka
tempelkan label nama obat pada
syringe pump dan setiap ujung jalur
selang.
3. Setiap kali pasien pindah ruang rawat,
perawat pengantar menjelaskan kepada
perawat penerima pasien bahwa pasien
mendapatkan obat high alert

Cara untuk mengurangi atau


mengeliminasi KTD:
Tingkatkan proses pengelolaan obat-obat
yang perlu diwaspadai

LANGKA
H
LANGKA
H>>>

Pindahkan elektrolit konsentrat dari unit


pelayanan pasien ke farmasi.
RS punya Kebijakan dan/atau prosedur
Daftar obat-obat yang perlu diwaspadai
berdasarkan data yang ada di rumah
sakit
identifikasi area mana saja yang
membutuhkan elektrolit konsentrat,
seperti di IGD atau kamar operasi
pemberian label secara benar pada
elektrolit dan penyimpanannya di area
tersebut, sehingga membatasi akses
untuk mencegah pemberian yang tidak
disengaja / kurang hati-hati.

LOOK ALIKE SOUND


ALIKE

LOOK ALIKE

Look
alike

L
A
S
A

NAME & SOUND ALIKE


Ephedrine

Ephinephrin

Hydroxyne

Hydralazine

Vinblastine

Vincristine

Metformin

Metronidazole

Lantus

Lanvis

Taxotere

Taxol

Diamox

Zimox

Losec

Lasix

MEDIKASI YANG AMAN (1)


A.
A.

Sosialisasikan & tingkatkan kewaspadaan obat Look


Alike & Sound Alike (LASA) atau Nama Obat Rupa
Mirip ( NORUM )
1.
2.
3.
4.

Pisahkan obat-obat LASA


Menimalkan jumlah obat look-alike yang muncul
pada layar seleksi pada order entry
Pisahkan kemasan obat look-alike di area
penyimpanan
Kemas ulang produk dengan kemasan luar yang
berbeda

MEDIKASI YANG AMAN (2)


A.
A.

Sosialisasikan & tingkatkan kewaspadaan obat Look


Alike & Sound Alike (LASA) atau Nama Obat Rupa
Mirip ( NORUM )
5. Pastikan label menampilkan kandungan aktif pada
produk farmasi
6. Gunakan huruf besar untuk seperti DOPamine versus
DoBUTamine
7. Cek diagnosa saat dispensing jika diidentifikasi
potensial tercampur obat look-alike
8. Cek ketepatan dosis saat dispensing

B. TERAPKAN 5 BENAR DALAM PEMBERIAN OBAT :


1. Benar Obat :

Cek order medikasi dan cek kembali label medikasi.


Jika anda tidak dapat membacanya, minta pertolongan !
panggil dokter atau praktisi kesehatan lainnya.
2.
Benar Dosis :

Cek order dan label medikasi.

Jika anda tidak familiar dengan medikasi tersebut, perhatikan !


Apakah dosis ini layak untuk pasien anda ?

3. Benar Waktu :

Cek order dan cek label medikasi

Cek waktu

Berikan medikasi pada saat diresepkan

4. Benar Cara Pemberian :


Cek order dan cek medikasi.
Pastikan cara pemakaian bisa dilakukan.
Jika per-oral, apakah pasien dapat
menelan obat ?
Jika tidak, bisakan obat digerus ?
Jika IV ? Dapatkan diberi jalur
peripheral atau jalur sentral

5.

Benar Pasien :
Cek order dan cek label medikasi
Sekarang
cek
pasien.
Dapatkah
anda
mengidentifikasi pasien ini? JANGAN berasumsi
anda mengenal pasien, dan JANGAN berdasar
nomor kamar dan tempat tidur
Cara termudah untuk memastikan identitas
pasien adalah tanya namanya, tanggal lahir,
nama dokter dan sesuaikan dengan gelang
identitas yang dikenakan.

C. UPAYAKAN MEREDUKSI RISIKO MEDICATION ERROR


1. Melakukan pengkajian obat setiap tahun
2. Membuat kebijakan / prosedur untuk :
Meminimalkan
instruksi lisan dan pertelepon,
klarifikasi / baca ulang
Lakukan read back saat menerima instruksi lisan /
pertelepon.
Lakukan pembacaan label obat secara teliti sebelum
pemberian
Lakukan pengecekan / konfirmasi ulang kepada dokter
yang meresepkan bila resep kurang terbaca / kurang
jelas ...... JANGAN MENEBAK ...!
Lakukan check back kegunaan obat dan diagnosis
penyakit sebelum pemberian obat
Penulisan nama obat generik dengan huruf besar dan
nama dagang pada permintaan dan label obat

3. Mengembangkan strategi untuk mencegah kebingungan


atau misinterpretasi dalam penulisan resep atau
permintaan obat dengan :
Mencetak nama dan dosis obat
Menganjurkan metode huruf besar / talll man untuk
membedakan nama obat yang mirip misalnya :
ChlorproPAMIDE dan
ChlorproMAZINE
4. Menyimpan obat terlihat mirip secara terpisah misalnya
obat yang terlihat mirip tidak boleh disimpan satu kotak
untuk mencegah kesalahan pengambilan obat atau
penggunaan alat dispensing otomatis
5. Penggunaan tulisan tebal atau warna yang berbeda pada
label obat

6. Melibatkan pasien dan pendampingnya untuk mengurangi


kesalahan pemberian obat melalui :
Pemberian informasi tertulis kepada pasien tentang
obat yang digunakan
Membantu
pasien
yang
mengalami
gangguan
penglihatan, beda bahasa dan pengetahuan yang
terbatas tentang kesehatan
Menyediakan petugas farmasi yang dapat memberikan
informasi bila dibutuhkan misalnya bila ingin konfirmasi
tentang indikasi penggunaan obat.
7. Memastikan seluruh langkah proses pengelolaan obat
dilakukan oleh tenaga berkualitas dan kompeten.

D. MEMINIMALKAN MEDICATION ERROR


1. Tulis dengan jelas : nama paten dan nama generik. Juga
termasuk indikasi diperlukan. Tulis dengan jelas apakah
order rawat inap atau peresepan biasa.
2. Komunikasi dengan jelas
Sediakan waktu untuk mengeja nama obat sewaktu
komunikasi oral. Minta perawat mengulang nama obat
dan dosisnya
3. Gunakan nama paten dan generik
Untuk obat-obat yang dapat menimbulkan masalah
4.Jelaskan bentuk kemasan dan dosis, dapat membantu
membedakan nama obat LASA (look alike sound-alike)
atau NORUM (Nama Obat Rupa Mirip)
5. Edukasi pasien tentang obat
6. Jangan gunakan singkatan

KESALAHAN PADA PROSES PRESCRIBING &


DISPENSING
Prescribing /
K
Bentuk
Contoh
dispensing error
Kesalahan
Salah Entry
Salah Baca
Salah Entry

Carboplatin
Chlorphenirami
n
Doxorubicin

Cisplatin Wrong Drug


Chloramphenicol Wrong Drug
Daunoribicin Wrong Drug

Salah Kemas Obat


(entry benar)

Zyloric/Allopurinol

Salah Dosis dan


Bentuk Sediaan

Bisolvon

Salah label obat

Panadol

Salah baca resep

Nairet/Terbutalin

Salah Etiket resep

Nama adik

100 mg
Elixir 4mg/5ml

Wrong Drug
300 mg
Wrong Dose
Sol 10 mg/5ml and
administration
Amoksisilin Wrong Label

Nalget/Metampiro Wrong Drug


n& Vit B1,6,12
Nama kakak Wrong Label

Anda mungkin juga menyukai