Momen / Kopel
Momen kopel merupakan hasil kali vektor antara vektor
gaya dan vektor lengan gaya.
Sehingga besar momen gaya dapat dinyatakan:
M = L . F sin
Dengan :
M = momen kopel (N . m)
L = lengan gaya (m)
F = gaya (N)
= sudut antara lengan gaya dan gaya
Macam momen kopel ada dua, yaitu kopel positif dan kopel
negatif
momen kopel positif
momen kopel negatif
motor shunt
Pada motor shunt, gulungan medan (medan shunt)
\disambungkan secara paralel dengan gulungan dinamo (A)
seperti diperlihatkan dalam gambar 4. Oleh karena itu total
arus dalam jalur merupakan penjumlahan arus medan dan
arus dinamo.
. Berikut tentang kecepatan motor shunt (E.T.E., 1997):
Kecepatan pada prakteknya konstan tidak tergantung pada
beban (hingga torsi tertentu setelah kecepatannya berkurang,
lihat Gambar 4) dan oleh karena itu cocok untuk penggunaan
komersial dengan beban awal yang rendah, seperti peralatan
mesin.
Kecepatan dapat dikendalikan dengan cara memasang tahanan
dalam susunan seri dengan dinamo (kecepatan berkurang) atau
dengan memasang tahanan pada arus medan (kecepatan
bertambah).
3. Motor DC Kompon/Gabungan.
Motor Kompon DC merupakan gabungan motor seri dan
shunt. Pada motor kompon, gulungan medan (medan
shunt) dihubungkan secara paralel dan seri dengan
gulungan dinamo (A) seperti yang ditunjukkan dalam
gambar 6. Sehingga, motor kompon memiliki torque
penyalaan awal yang bagus dan kecepatan yang stabil.
Makin tinggi persentase penggabungan (yakni
persentase gulungan medan yang dihubungkan secara
seri), makin tinggi pula torque penyalaan awal yang
dapat
ditangani
oleh
motor
ini.
Contoh,
penggabungan 40-50% menjadikan motor ini cocok
untuk alat pengangkat hoist dan derek, sedangkan
motor kompon yang standar (12%) tidak cocok
(myElectrical,
2005).
Pengaturan Kecepatan
Pengaturan dengan mengubah Ia
Ia dapat merupakan parameter besarnya beban,
makin besar beban Ia naik, tapi pada masa
keadaan beban, Ia besarnya seakan-akan tetap,
hal ini disebabkan karena untuk memutar suatu
beban dibutuhkan sebuah kopel.
STARTING MOTOR
Pada motor DC berlaku persamaan :
V = E + Ia.Ra
E = c.n.
atau
Maka berdasarkan persamaan di atas pengaturan
putaran motor DC dapat dilakukan dengan :
Mengubah tahanan jangkar (Ra)
Mengubah fluks magnet ()
Mengubah tegangan jala-jala (V)
MENGEREM
Pengereman secara elektrik, torsi pengereman
dihasilkan berdasarkan nilai arus injeksi yang
diberikan pada belitan stator. Pada pengereman secara
elektrik energi putaran rotor diubah menjadi energi
elektrik yang kemudian dikembalikan ke suplai daya,
atau dengan memberikan suatu medan magnet
stasioner pada stator sehingga putaran rotor akan
berkurang dengan sendirinya, pengereman secara
elektrik lebih halus dan tidak ada hentakan yang
terjadi.
Pengereman elektris ini ada beberapa macam yaitu :
a. Pengereman regenerative
b. Pengereman dengan pembalikan phasa
c. Pengereman dinamis
Pengereman regenerative
Pengereman secara regeneratif dapat dilaksanakan
dengan cara mengembalikan energi kinetik motor
dan beban kembali ke sumber. Cara tersebut
berarti mengembalikan gaya gerak listrik (GGL)
lawan ke GGL sumber yang disebabkan oleh
beban, sehingga motor akan terus berputar
melebihi putaran tanpa beban. Dalam hal tersebut
GGL lawan dari motor akan lebih besar dari GGL
sumber, sehingga motor bekerja sebagai
generator yang bekerja secara paralel dengan GGL
sumber.
I 1 = (E s - E o) IR
Pengereman dinamis
Pengereman ini dilakukan dengan cara memutuskan
dua buah terminal phasa motor dari jala-jala dan lalu
dihubungkan dengan sumber DC tegangan rendah.
Biasanya sumber DC diperoleh dari suatu semi
konduktor rectifier yang terhubung dengan jala-jala
melalui suatu transformator.
Arus DC yang dihubungkan pada kumparan stator akan
menghasilkan suatu medan statis. Maka dalam rotor
akan diinduksikan suatu gaya gerak listrik E, arus
induksi I yang berbanding lurus dengan putaran n.