Octaviani Sanjaya
Anamnesis
Identitas pasien
Anak A, perempuan, usia 2 tahun 11 bulan,
masuk rumah sakit tanggal 9 September
2016.
Ayah pasien, Tn K usia 34 tahun bekerja
sebagai buruh dan ibu pasien Ny Y usia 30
tahun sebagai ibu rumah tangga.
Anamnesis
Keluhan utama
Sesak nafas satu hari SMRS saat malam hari
Keluhan tambahan
batuk dan pilek sejak 3 hari SMRS
Riwayat perjalanan penyakit
Pasien datang ke poliklinik dengan keluhan sesak nafas saat
malam 1 hari SMRS. Sesak dirasakan saat pasien batuk-batuk.
Ibu pasien mengatakan batuk dialami sejak 3 hari SMRS. Batuk
dirasakan hilang timbul dan berdahak. Saat malam hari
frekuensi batuk meningkat dibandingkan pagi dan siang hari.
Malam saat 1 hari SMRS ibu pasien mengatakan frekuensi
batuk lebih meningkat dan menimbulkan sesak. Batuk tidak
menimbulkan muntah atau menyebabkan kebiruan pada bibir
maupun ujung-ujung jari pasien.
Anamnesis
Anamnesis
Anamnesis
Riwayat imunisasi
(+) BCG, 1 kali pada usia 2 bulan
(+) DPT, 4 kali pada usia 2,4,6 bulan, 2 tahun
(+) Polio, 5 kali pada usia 0,2,4,6 bulan, 2
tahun
(+) Hep-B, 3 kali pada usia 0, 1 dan 6 bulan
(+) Campak pada usia 9 bulan
Kesan : Imunisasi dasar lengkap booster
lengkap
Anamnesis
6 bulan
Psikomotor
Tengkurap
4 bulan
Duduk
7 bulan
Berdiri
11-12 bulan
12 bulan
Pemeriksaan fisik
Kepala :
Normocephali, distribusi rambut merata, rambut tampak tipis, kering, tidak
mudah dicabut, berwarna coklat kehitaman.
Mata :
Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, reflek cahaya pupil kanan-kiri
postif dan isokor,kelopak mata kanan-kiri normal,kelopak mata cekung tidak
ada
Telinga :
Normotia, tidak ada sekret, membran timpani kanan-kiri utuh, refleks cahaya
kanan-kiri(+), tidak ada radang pada telinga, nyeri tekan tragus tidak ada.
Hidung:
Tidak ada septum deviasi, sekret +/+ bening, nyeri tekan sinus tidak
ada,napas cuping hidung tidak ada
Gigi-Mulut :
Mukosa mulut tidak tampak kering,mukosa lidah tidak tampak kering, tampak
caries dentis, tidak tampak atrofi lidah, tidak terdapat hyperplasia maupun
hiperemis pada ginggiva
Tenggorokan :
Faring tidak tampak hiperemis, tonsil (T1-T1),tidak tampak kripta, detritus, atau
eksudat.
Leher : Tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening
Pemeriksaan fisik
Thorax
Depan
Inspeksi
Belakang
Kiri
Kanan
Palpasi
Kiri dan
kanan
Perkusi
Kiri dan
kanan
Pemeriksaan fisik
Thorax
Depan
Auskultasi
Belakang
Suara napas
vesikuler
Wheezing (+)
Tidak ada ronkhi
Pemeriksaan fisik
Thorax
Jantung
Pemeriksaan fisik
Abdomen
Inspeksi : datar,tidak ada retraksi epigastrium, tidak
terlihat gerakan peristaltik
Auskultasi : Bising usus (+) normoperistaltik
Palpasi
Dinding Perut : tidak ada nyeri tekan dan massa
Turgor Kulit : Kembali cepat
Hati : Tidak teraba membesar, konsistensi kenyal, tepi
rata, permukaan halus,tidak ada nyeri tekan.
Limpa : Tidak teraba membesar
Ginjal : Tidak teraba
Lain-lain : tidak ada undulasi dan ascites
Perkusi: Timpani, nyeri ketok CVA -/
Pemeriksaan fisik
Darah rutin
Hemoglobin
Leukosit
Hematokrit
Trombosit
Asthma bronchial
Bronkiolitis
Bronkitis
Tbc paru
Pneumonia
Penatalaksanaan
Medikamentosa
Nebulisasi Salbutamol (0,1-0,15 mg/kg)+
budesonide + NaCl 0,9% 2 cc
observasi 20 menit
Cetirizin syrup 1 x cth
Cefixim syrup 2 x cth
Kortikosteroid inhalasi (Budesonide)
Penatalaksanaan
Non-medikamentosa
Prognosis
Ad vitam
: dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad malam
Follow up 10 September
S : sakit hari ke 5, batuk berkurang setelah diuap, pilek (+) berkurang,
sesak (-), BAB normal. BAK normal.
O :TSS CM
A: asthma bronchial
P:terapi lanjut
IVFD RL 16 tpm
Nebulisasi Salbutamol ( 0,1-0,15 mg/kg)+ budesonide (100-200 g/ hari) + NaCl 0,9% 2
cc
Cetirizin syrup 1 x cth
Cefixim syrup 2 x cth
Follow up 11 September
S : sakit hari ke 6, batuk (+) lebih berkurang dari kemarin, pilek (-), sesak
(-)
O :TSR CM
A: asthma bronchial
P: terapi lanjut
IVFD RL 16 tpm
Nebulisasi Salbutamol ( 0,1-0,15 mg/kg)+ budesonide (100-200 g/ hari) + NaCl 0,9%
2 cc
Cefixim syrup 2 x cth
Follow up 12 September
S : batuk (-), pilek (-), sesak (-), (sudah tidak ada keluhan)
O : baik CM
A: asthma bronchial
P:
IVFD RL 16 tpm
Nebulisasi Salbutamol ( 0,1-0,15 mg/kg)+ budesonide (100-200 g/ hari) +
NaCl 0,9% 2 cc
Cefixim syrup 2 x cth
Follow up 13 September
S : sudah tidak ada keluhan
O: baik CM
A : asthma bronchial
P : pasien dipulangkan
6
5
4
9/9/2016
10/9/2016
11/9/2016
12/9/2016
3
2
1
0
batuk
pilek
sesak
retraksi dada
Definisi
Patogenesis
Fase
sensitisasi
Degranulasi
sel mast
Histamin
leukotrien C4
(LTC4)
prostaglandin D2
(PGD2)
tromboksan A2
tryptase
IgE spesifik
Melekat di sel
mast dan
basofil
immediate
Rangsangan
asthma
alergen
reaction
serupa
spasme otot
bronkus
hipersekresi
kelenjar
Edema
peningkatan
permeabilitas
kapiler
akumulasi sel
eosinofil
Manifestasi klinis
Pemeriksaan penunjang
Uji kulit (cara intradermal, uji tusuk (skin prick test/SPT), dan
uji gores (scratch test))
Pemeriksaan IgE spesifik (metode RAST (Radio Allergosorbent
Test), ELISA (Enzyme-linked Immunosorbent Assay))
Klasifikasi asma
Alur tatalaksana
Anak 5 tahun
Langkah I
Langkah II
Langkah III
Alur tatalaksana
Langkah IV
Langkah V
Anak 5 tahun
Lanjutkan terapi
Inhalasi kortikosteroid
( dosis mediumtinggi) + LABA
Atau
Inhalasi kortikosteroid
( dosis rendah )+
formoterol*
Terapi langkah IV +
Tiotropium bromida
Kortikosteroid oral
( dosis terendah )
Anti IgE
et:
Terapi maintenance gunakan Budesonide atau Beklometason
Tatalaksana-saat serangan
Tatalaksana rawat inap
Jika membaik => nebul tiap 6 jam/ 24 jam
Pasien stabil 24 jam => pulang dengan agonis + kortikosteroid dosis medium ( inhalasi )
-agonis inhalasi
-agonis oral
Asma persisten
Budesonide
< 12 tahun: 200-400 g/hari
12 tahun: 400-600 g/hari
atau
Diagnosis banding
1. Bronkiolitis
Def: penyakit obstruktif akibat inflamasi akut
pada saluran nafas kecil (Bronkiolus), terjadi
pada anak berusia kurang dari 2 tahun
dengan insiden tertinggi sekitar usia 6 bulan
Patofisiologi
Infeksi
Virus
Bakteri
Parainflue
nza
edema,
penimbunan
lendir serta
debris- debris
seluler
Pertukaran
gas
terganggu
Diagnosis banding
I.Bronkiolitis
Manifestasi klinis
Pemeriksaan fisik
Diagnosis banding
I. Bronkiolitis
Pemeriksaan penunjang
Rontgen thorax: hipererasi dan diameter antero
posterior membesar pada foto lateral, bercak
( atelektasis, radang )
Laboratorium
Diagnosis banding
I.
.
Bronkiolitis
Tatalaksana
Oksigen 1 2 L / menit
IVFD dextrose 10 %; Na Cl 0,9 % = 3 : 1 + KCl 10 mq / 500 ml cairan
Jika sesak tidak terlalu hebat, dapat dimulai makanan enteral
bertahap melalui selang nasogastrik dengan feading drip.
Jika sekresi lendir berlebih dapat diberikan inhalasi dengan salin
normal dan beta agonis untuk memperbaiki transpor mukosilier.
Koreksi gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit.
Antibiotik sesuai hasil biakan atau berikan :
Diagnosis banding
II. Tuberkulosis paru
Manifestasi klinis
Diagnosis banding
II. Tuberkulosis paru
Diagnosis
Diagnosis banding
II. Tuberkulosis paru
Diagnosis
Pemeriksaan penunjang
Darah lengkap
Rontgen thorax
Uji tuberkulin
Diagnosis banding
II. Tuberkulosis paru
Tatalaksana
obat
dosis
aktivitas
Efek samping
rifampicin
10 -15 mg/kg
BB/hari
Bakterisidal
Ektra dan
intraseluler
Hepatotoksik
Hipersensitivita
s Nausea
INH
10 20
mg/kgBB/hari
Bakterisidal
Ektra dan
intraseluler
Hepatotoksik
Neuritis perifer
Pyrazinamide
30 35
mg/kgBB/hari
Bakterisidal
intraseluler
Hiperurisemia
hepatotoksik
Sterptomisin
30 35
mg/kgBB/hari
(IM)
Bakterisidal
ekstraseluler
Gangguan
keseimbangan
pendengaran
Ethambutol
1525mg/kg/hari
bakteriostatik
Neuritis optika
Diagnosis banding
III. Pneumonia
Def: Infeksi akut yang mengenai jaringan
paru-paru (alveoli), nanah dan cairan mengisi
alveoli sehingga sulit menyerap oksigen
Manifestasi klinis
Demam
Batuk dan pilek
Sesak nafas
Tarikan dinding dada
Sianosis
Diagnosis banding
III. Pneumonia
Pemeriksaan fisik
Nafas cepat
Retraksi dada
Stridor, wheezing
Pemeriksaan penunjang
Diagnosis banding
III. Pneumonia
Tatalaksana
Diagnosis banding
III. Pneumonia
Tatalaksana
Diagnosis banding
IV. Bronkitis akut
Bronkitis akut virus
Manifestasi klinis
Radiologis
Terapi: suportif
Diagnosis banding
IV. Bronkitis akut
Bronkitis akut bakteri
Etiologi
Bordetella pertussis
Diagnosis banding
Manifestasi
klinis
Bronkioliti
s
Bronkitis
Ba-pil
Demam
1-2 hari
Batuk +
sesak
Sianosis
Merintih
Nafas
berbunyi
Muntah
pasca batuk
Penurunan
nafsu
makan
PF:
takipnea,
takikardi,
suhu >
Batuk
kering stlh
3-4 hari
rinitis dan
faringitis =>
batuk
produktif
Muntah
saat batuk
Nyeri dada
Demam
Sakit
kepala
Kel. GI
(mual,
muntah,
diare)
Batuk
Sesak nafas
Retraksi
dada
Takipnea
PCH
Merintih
Sianosis
Batuk > 3
minggu
Demam
subfebris >
2 minggu
BB tetap
atau
menurun
Malaise,
lemas