Anda di halaman 1dari 30

KELOMPOK 2

A
P
I
I
X

Ade Fajar Nugraha


Dhiya Dwi .M
Dyah Aulia .P
2 Fatimah Azzahrah
Nur Afra .R
La Ode Muh. Sadam
Muh. Fauzan
Muh. Nur Fadly

Bab 6
Momentum Sudut dan
Rotasi Benda Tegar

Standar Kompetensi:

Menerapkan konsep dan prinsip mekanika


klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan
masalah.

Kompetensi Dasar:

Merumuskan hubungan antara konsep torsi,


momentum sudut, dan momen inersia, berdasarkan
hukum II Newton serta penerapannya dalam masalah
benda tegar

A.
1.

Torsi
Pengertian Torsi

Torsi atau momen gaya, hasil


perkalian antara gaya dengan
lengan gaya.


r F
Keterangan:
= torsi (Nm)
r = lengan gaya (m)
F = gaya (N)

Jika gaya F yang bekerja


pada jarak r arahnya tidak
tegak lurus terhadap
sumbu rotasi putar benda
maka besar torsi pada
benda

r rr
Fr sin

Keterangan:
= torsi (Nm)
r = lengan gaya (m)
F = gaya (N)
= sudut antara gaya dan sumbu
rotasi putar

Torsi positif

Torsi negatif

( Fi ri )
i

A. Kopel dan Momen Kopel


1. Kopel
Kopel, pasangan gaya-gaya
sejajar tetapi berlawanan
arah yang mengakibatkan
benda berotasi.
Kopel terdiri atas 2 buah
gaya sebesar F dipisahkan
oleh jarak tegak lurus garis
kerja kedua gaya d

2. Momen
Kopelkopel dinyaBesarnya
takan dalam momen
kopel, didefinisikan
sebagai perkalian
antara gaya F dengan
jarak kedua gaya d.

M Fd

Kopel negatif

Kopel positif

M ( Fi d i )

Keterangan:
M = momen kopel (Nm)
F = gaya (N)
R = jarak antara kedua gaya (m)

B.

Momen Inersia

1. Momen Inersia Partikel


Momen inersia, sebuah
partikel bermassa m yang
melakukan gerak rotasi
atau gerak orbital pada
jari-jari lintasan r adalah

I mr

Keterangan:
I = momen inersia (kgm2)
m = massa partikel (kg)
r = jari-jari lintasan (m)

Hubungan langsung antara percepatan


sudut
dengan torsi yang diberikan adalah

Keterangan:
= torsi (Nm)
= percepatan sudut
(rad/s2)

2. Momen Inersia Benda


Tegar

Benda tegar, benda yang tidak mengalami


perubahan bentuk atau volume akibat
bekerjanya gaya pada benda tersebut.
Momen Inersia Beberapa Benda

C. Dinamika Gerak Rotasi


1. Pusat Massa
Titik pusat massa, titik yang bergerak dalam
lintasan yang sama dengan yang dilewati
partikel jika mendapat gaya yang sama.
Pusat koordinat titik pusat massa suatu benda
panjang (1 dimensi) ditentukan sebagai berikut.
pm = (Xpm ; Ypm)

X pm

mi xi
i

mi
i

Ypm

mi yi
i

mi
i

2. Gerak Rotasi Benda


Tegar
Hukum II Newton untuk
gerak rotasi dapat
dinyatakan sebagai
berikut
Besar torsi resultan sama
dengan momen inersia
dikalikan percepatan sudut.

Keterangan:
= torsi pada benda (Nm)
I = momen inersia benda (kgm2)
= percepatan sudut benda
(rad/s2)

3. Katrol
Dengan anggapan bahwa
antara katrol dengan tali tidak
terjadi selip, torsi resultan pada
katrol adalah

Keterangan:
rT1 rT2
r = jari-jari katrol
(m)
T = tegangan tali
Hubungan percepatan
linier
(N)

dengan percepatan sudut gerak


rotasi katrol adalah

a r

Keterangan:
a = percepatan gerak beban
(m/s2)
= percepatan sudut katrol
(rad/s2)

Hukum II Newton untuk gerak kedua beban


m1 dan m2 dapat dinyatakan dengan
persamaan

m1 g T1 m1a
T2 m2 g m2 a

Dengan menjumlahkan kedua persamaan di atas


diperoleh,

a g

m1 m2

I
m1 m2 2
r

E. Gerak Menggelinding
Suatu benda yang menggelinding tanpa
selip, melibatkan gerak translasi dan
rotasi.
Hubungan sederhana antara laju linier v
dengan kecepatan sudut pada benda yang
menggelinding berjari-jari r dinyatakan
dengan

v r

Keterangan:
v = laju linier (m/s)
= kecepatan sudut
(rad/s2)
R = jari-jari (m)

1. Gerak Menggelinding pada Bidang


Horizontal
Gerak translasi silinder:

F fs ma
Gerak rotasi silinder:

I
Torsi penyebab gerak rotasi silinder hanya
ditimbulkan oleh gaya gesek statis maka:

rf s

Gaya gesek statis


yang terjadi dapat
bervariasi
tergantung pada
besarnya momen
inersia I,
percepatan
a a, dan
f s Ir 2
jari-jari

Percepatan gerak
translasi silinder
dapat ditulis dalam
persamaan:

F
I
m
2
r

Percepatan translasi silinder


Keterangan:
pejal yang menggelinding
a = percepatan linier (m/s2)
F = gaya penggerak (N) adalah
I = momen inersia (kg m2)
r = jari-jari (m)
m = massa (kg)

2F
a
3m

2. Gerak Menggelinding pada Bidang


Miring

Gerak translasi silinder yang


tidak mengalami selip:

mg sin fs ma
Gerak rotasi silinder:

Percepatan
gerak translasi
silinder:

mg sin
a
I
r2 m

a
I
r

Percepatan translasi silinder pejal yang


menggelinding tanpa selip sepanjang bidang
miring dengan sudut kemiringan terhadap
horizontal adalah

2 g sin
a
3

Keterangan:
a = percepatan gerak translasi
(m/s2)
m = massa (kg)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
= sudut kemiringan bidang (
)
I = momen inersia (kgm2)
r = jari-jari (m)

E. Momentum Sudut
1. Pengertian Momentum Sudut
Sebuah benda bermassa m berotasi pada sumbu
tetap dengan kecepatan sudut sehingga memiliki
momen inersia I, besar momentum sudutnya:

L I
Keterangan:
L = momentum sudut (kg
m2/s)
I = momentum inersia (kg
m2)
= kecepatan sudut
(rad/s)

2. Hukum Kekekalan Momentum


Sudut sudut total
Momentum
pada benda yang berotasi,
tetap konstan jika torsi total
yang bekerja padanya sama
dengan nol.

I 11 I 2 2
I konstan

Aplikasi hukum
kekekalan
momentum sudut

E. Keseimbangan Benda
Tegar
1. Keseimbangan Statis dan Dinamis
Sebuah benda berada dalam keadaan setimbang
jika benda tersebut tidak mengalami percepatan
linier ataupun percepatan sudut.
Benda yang diam merupakan benda yang berada
pada kesetimbangan statis.
Benda
yang
bergerak
tanpa
percepatan
merupakan
benda
yang
berada
pada
kesetimbangan dinamis.

2. Syarat Kestimbangan Benda Tegar

F 0
Pada kondisi ini, kemungkinan keadaan benda
adalah:
a. diam (kesetimbangan statis), dan
b. bergerak dengan kecepatan linier tetap
(kesetimbangan dinamis).

Pada kondisi ini kemungkinan keadaan benda


adalah:
a. diam (kesetimbangan statis), dan
b. berotasi dengan kecepatan sudut
tetap (kesetimbangan dinamis).

3. Macam-Macam Kestimbangan
Benda
Tegar
a. Kesetimbangan Stabil
Ketimbangan stabil,
kesetimbangan yang
dialami benda, dimana
jika pada benda diberikan
gangguan yang
mengakibatkan posisi
benda berubah, setelah
gangguan tersebut
dihilangkan, benda akan
kembali ke posisi semula

b. Kesetimbangan Labil
Kesetimbangan labil,
kesetimbangan yang dialami
benda, di mana jika pada
benda diberikan ganguan
yang mengakibatkan posisi
benda berubah, dan setelah
gangguan tersebut
dihilangkan maka benda
tidak kembali ke posisi
semula.

c. Kesetimbangan Indiferen
Kesetimbangan indiferen,
kesetimbangan yang
dialami benda di mana jika
pada benda diberikan
gangguan yang
mengakibatkan posisi
benda berubah, dan
setelah gangguan tersebut
dihilangkan, benda tidak
kembali ke posisi semula,
namun tidak mengubah
kedudukan titik beratnya.

Anda mungkin juga menyukai