Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK

DENGAN KEJANG DEMAM


Oleh
DEVITA PERMATA SARI
RUANG ANAK C1 LT.1
RSUP DR KARIADI SEMARANG

APA ITU KEJANG DEMAM..??


Kejang
Demam
atau
Febrile
Convulsion adalah bangkitan kejang
yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh
(suhu rektal > 38 o C) yang disebabkan
oleh proses ekstrakranium (Ngastiyah
2005)

KLASIFIKASI....??

Kejang parsial (lokal)

Kejang Umum

1. Kejang parsial sederhana


2. Kejang parsial kompleks

1.
2.
3.
4.

Kejang absens
Kejang mioklonik
Kejang tonik klonik
Kejang atonik

APA PENYEBABNYA...??

Penyebab utama belum diketahui dengan pasti.


Demam sering disebabkan oleh :
- Infeksi saluran pernafasan atas,seperti:
otitis media, pneumonia, gastroentritis, isk.
- Keadaan umum yang abnormal oleh infeksi
- Perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit

MANIFESTASI KLINIK

Demam tinggi atau peningkatan suhu tubuh secara


tiba-tiba (biasanya lebih dari 380C).
Kejang berlangsung hanya sebentar saja, tidak lebih
dari 15 menit.
Kejang timbul dalam 16 jam pertama setelah
timbulnya demam.
Kehilangan kesadran berlangsung selama 30 detik15 menit (hampir selalu terjadi pada anak-anak yang
kejang demam).

Gerakan tangan, kaki dan muka yang menyentaknyentak dan kaku.


Bola mata berputar kearah belakang kepala.
Mengompol.
Muntah
Gigi atau rahang terkatup rapat.
Gangguan pernafsan.
Kulit kebiruan.

PATOFISIOLOGI

Sumber energi otak glukosaoksidasi CO2 + H20


sel dikelilingi membran: dalam lipoid, luar :
ionikdalam sel :konsentrasi K+ tinggi dan Na+ rendah
potensial membran neuron perlu energi + enzim Na-K
ATP ase keseimbangan
Demam suhu naik 1oC metabolisme basal naik 10-15
% & kebutuhan O2 naik 20 % sirkulasi otak anak 3 th 65
% dari seluruh tubuh (org dewasa 15 %) suhu tubuh
keseimbangan membran sel neuron difusi ion K+ dan Na+
melalui membran lepas muatan listrik ke seluruh sel
atau ke membran sel sekitar + neurotransmiter kejang

Adakah Komplikasi dari KD...?

Kejang berulang
Aspirasi
Asfiksia
Kerusakan jaringan otak yang dapat
mempengaruhi fungsi otak
Retardasi mental
Epilepsi
Injuri

PENATALAKSANAAN MEDIS

Ada 3 hal yang perlu dikerjakan :


Pengobatanfaseakut
Mencaridanmengobatipenyebab
Pengobatanprofilaksisterhadap
berulangnyakejangdemam

PENATALAKSANAAN MEDIS
PengobatanFaseAkut:
Seringkalikejangberhentisendiri
Obat antikonvulsan untuk menghilangkan kejang
Surface cooling untuk menurunkan hiperpireksia
PemberianDiazepam5mg/KgBB(BB<10kg)
Diazepam10mg/KgBB(BB>10kg)intrarectal
DilanjutkanPenobarbital50mgIM

PENATALAKSANAAN MEDIS

Mencaridanmengobatipenyebab:
LPkemungkinanmeningitis
Kejangberulang:
LakukanpemeriksaanLaboratorium
Rongenfotocranium
EEG
Encefalografi

PENATALAKSANAAN MEDIS

PengobatanProfilaksis:
Intermittentsaatdemam
Terusmenerusantikonvulsansetiap
hari

n
a
t
a
w
a
r
e
p
e
k
n
a
h
u
s
A

Analisa Data
No

Datafokus

problem

etiologi

1.

DS:
ibu pasien mengatakan anaknya masih demam.
demam timbul saat menjelang malam dan saat tidur
badan menjadi hangat, disertaimuntah-muntah saat
minum dan makan.
DO:
Ku: sedang
Kesadaran:compos mentis
Ttv: TD: -, Nadi: 110x/mnt, S: 38,50C, RR: 28x/mnt.
Teraba hangat
Hasil lab: leukosit 20,1 10^3/UL (5,5-15,5)

Hipertermi Peningkatan
laju
metabolisme
akibat proses
infeksi

2.

DS:
Ibu pasien mengatakan muntah-muntah saat makan dan
minum.
DO:
Menunjukan aktivitas mual muntah.
Setiap minumterlihat mutah
Makan hanya 3 sendok/porsi.
Ibu pasien menyatakan secara verbal BAB 2x cair dari
semalam dan BAK 3-4x.

Resiko
ketidaksei
mbangan
volume
cairan

Asupan
cairan yang
tidak adekuat

Minum susu formula 2-3 botol kemudian muntah.


Terpasang inus D5 NS :5 tpm
Turgor kulit baik
Mukosa bibir masih lembab
Hasil lab: hematokrit 34,9% (36-44)
3.

DS:
Defisit
Ibu pasien mengatakan An. A jarang mau mandi
perawatan
semenjak dirawat.
DO:
Pasien terlihat berantakan
Keadaan rambut:lepek dan terlihat ksut, berantakan dan
belum di keramas.
Keadaan septum: ada septum/kotoran mengering.
Lubang telinga: terlihat cairan.
Keadaan gigi: warna menguning, posisi normal, terdapat
kerak pada gigi depan.
Lidah: kotor, cukup berbau nafasnya.
Penggunaan popok: terlihat lembab, berbau pesing.

Penurunan
motivasi
asuhan

INTERVENSI
NO WAKTU
TUJUANDANKH
1.

Senin/ 22
Des
2014/
(07.00)

Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x24 jam
diharapkan klien
menunjukkan penurunan
panas/ hipertermi.
NOC:
- Thermoregulation.
Kriteria Hasil:
- Suhu tubuh dalam rentang
normal.
- Nadi dan RR dalam
rentang normal.
- Tidak ada perubahan
warna kuit dan tidak ada
pusing.
- Berkeringat saat panas

INTERVENSI
NIC:
-Fever Threatment
-Temperatur Regulation
-Vital sign monitoring
1.Monitor/ lakukan termogulasi suhu.
2.Monitor TTV meliputi TD, N, S, RR.
3.Pantau tingkat kesdaran, aktivitas
kejang dan hidrasi.
4.Kolaborasi pemberian obat antipiretik.
5.Lakukan kompres hangat pada lipat
paha dan axila
6.Anjurkan perbanyak asupan cairan.
7.Ajarkan keluarga dalam mengukur suhu
untuk mencegah dan mengenali secara
dini hipertermia.

INTERVENSI
NO WAKTU
TUJUANDANKH
2.

Senin/ 22
Des
2014/
(08.00)

Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x24 jam
diharapkan resiko
ketidakseimbangan cairan
dapat teratasi.
NOC:
-Fluid balance
-Hydration
Kriteria Hasil:
-Hydrasi yang adekuat
-Asupan cairan yang adekuat.
-Tidak ada tanda hydrasi.

INTERVENSI
NIC:
- Fluid management.
1.Lakuakan pengkajian dengan memantau
warna, jumlah, dan frekuensi kehilangan
cairan.
2.Lakukan manajemen cairan:
Stats hidrasi, , kelembapan, membran
mukosa, keadekuatan nadi.
Pertahankan keakuratan catatan
asupan dan haluaran.
3. Monitor jumlah cairan yang masuk
dalam 24 jam. Hitung asupan yang
diinginkan.
4. Kolaborasi pemberian terapi intravena,
sesuai kebutuhan.
5. Motivasi keluarga untuk berperan
dalam peningkatan masukan oral,
minuman dan makanan.

INTERVENSI
NO WAKTU
TUJUANDANKH
3.

Senin/ 22
Des
2014/
(08.30)

Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 1x24 jam
diharapkan menunjukkan aktivitas
pemberian asuhan perawatan diri
dengan kriteria hasil:
-Mengungkapkan secara verbal
tentang kepuasan kebersihan tubuh.
-Keluarga ikut serta memberikan
asuhan perawatan kebersihan tubuh.
-Keluarga mampu
mendemonstrasikan perawatan
klien meliputi.
Rambut klien rapi/ disisir
Klien sering dimandikan
Hygiene oral

INTERVENSI
NIC:
1.Lakukan komunikasi terapeutik/
bina hubungan saling percaya.
2.Lakukan bantuan perawatan diri:
3.Ajarkan keluarga penggunaan
metode alternatif untuk mandi
dan oral hygiene
4.Dukung keluarga untuk mengatur
langkahnya sendiri selama proses
perawatan kebersihan tubuh.
5.Tawarkan untuk mencuci tangan
setelah eliminasi dan sebelum
makan.

Implementasi
No.
Dx

1.

WAKTU

IMPLEMENTASI

RESPONPASIEN

Senin/22
des 2014
(08.00)
(09.00)

1. Melakukan
termogulasi suhu.

Ds: ibu pasien mengatakan anaknya masih demam.


Do: suhu tubuh 38,5 0C

2. Memonitor TTV
meliputi TD, N,
S, RR.

Ds: Do: Keadaan umum: sedang


Kesadaran: compos mentis
TTV: N: 110x/mnt, RR: 28x/mnt, Suhu: 38,5 0C

(09.30)

3. Memantau
aktivitas kejang
dan hidrasi.

Ds: ibu pasien mengatakan anaknya semalam masih teraba demam, tapi
tidak sampai kejang.
Do: teraba hangat, tidak kejang, suhu: 38,5 0C, membran mukosa basah,
turgor kulit baik.

(12.00)

4. Kolaborasi
pemberian obat
antipiretik.

Ds: Do: Terapi injeksi: cefotaxim 500 mg/iv, Dexamethasone 125 mg/iv,
Paractamol 1 tab.

(12.30)

5. Melakukan
kompres hangat
pada lipat paha
dan axila

Ds: Do:
bantu ajarkan ibu pasien melakukan kompres hangat pada An. A
Pasien kooperatif

(13.00)

6. Menganjurkan
perbanyak asupan
cairan.

Ds: ibu pasien mengtakan An. A minum susu habis 1 botol (60 ml)
Do: menunjukkan aktivitas meminum susu.

Implementasi
No.
Dx

2.

WAKTU

IMPLEMENTASI

RESPONPASIEN

(13.30)

7. Mengajarkan
keluarga dalam
mengukur suhu
untuk mencegah
dan mengenali
secara dini
hipertermia.

Ds: ibu pasien mengatakan akan membeli termometer untuk persediaan.


Do: pasien kooperatif

(07.30)

1. Melakuakan
pengkajian
dengan
memantau warna,
jumlah, dan
frekuensi
kehilangan
cairan.

Ds: Ibu pasien mengatakan An. A BAB 2x cair, BAK di pempers, sudah
ganti 3x, muntah 2x saat makan.
Do: keadaan umum: sedang, kesadaran compos mentis, masih terpasang
infus D5 NS 5 tpm.

(09.00)

2. Melakukan
manajemen
cairan:

Ds: Do: turgor kulit baik, membran mukosa lmbab, nadi:110x/mnt, teraba kuat.

(09.30)

3. Memonitor
jumlah cairan
yang masuk
dalam 24 jam.

Ds:Do: terpasang infus D5 NS 5 tpm.

Implementasi
No.
Dx

3.

WAKTU

IMPLEMENTASI

RESPONPASIEN

(10.00)

4. Berkolaborasi
pemberian terapi
intravena, sesuai
kebutuhan

Ds: Do: terpasang infus D5 NS 5 tpm, tetesan lancar.

(11.00)

5. Memotivasi
keluarga untuk
berperan dalam
peningkatan
masukan oral,
minuman dan
makanan.

Ds: ibu pasien mengatakan anaknya masih sukar makan dan minum
(masih muntah).
Do: terlihat mual saat minum

(10.00)

1. Melakukan
komunikasi
terapeutik/ bina
hubungan saling
percaya.

Ds: ibu pasien mengatakan mengerti tentang prosedur perawatan anaknya


Do: pasien kooperatif

(11.00)

2. Melakukan bantuan
perawatan diri:
mandi/oral hygiene,
berpakaian/berhias

Ds: Do: pasien mau dimandikan, berkumur dengan air hangat, berganti
pakaian, rambut di sisir, lubang telinga sudah tidak ada cairan,
hidung bersih tidak ada septum.

Implementasi
No.
Dx

WAKTU

IMPLEMENTASI

3. Mengajarkan
keluarga penggunaan
metode alternatif
untuk mandi dan
oral hygiene
4. Mendukung keluarga
untuk mengatur
langkahnya sendiri
selama proses
perawatan
kebersihan tubuh.

RESPONPASIEN
Ds: ibu asien mengatakan mengerti setiap pagi pagi dan sore anak
dimandikan dengan di lap waslap dengan air hangat dan berkumur
dengan air hangat.
Do: menunjukkan peningkatan aktivitas dan keterampilan.

Ds:Do: pasien kooperatf

5. Menawarkan untuk

mencuci tangan
setelah eliminasi dan
sebelum makan.

Ds: Do: pasien mengerti

Evaluasi
Evaluasi (SOAP) dilakukan setiap hari. Sesuai
dengan perkembangan pasien.

PEMBAHASAN
Dalam pelaksanaan study asuhan keperawatan selama 3 hari berturut-turut
terhadap kasus Kejang Demam yang dimulai tanggal 22, 23 dan 24 Desember 2014
melalui proses keperawatan sebagai penyelesaian masalah yang ditemukan.
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap asuhan keperawatan yang bertujuan untuk
mengumpulkan data tentang klien. Dimana pengkajian dilakukan dengan beberapa
cara melalui wawancara, pemeriksaan fisik, observasi dan dokumentasi. Pada
pengkajian didapatkan data dasar, identitas klien, riwayat keluhan utama,
pemeriksaan fisik dan data penunjang berupa pemeriksaan laboratorium, terapi.
2. Diagnosa Keperawatan
Dianosa yang muncul pada kasus ini adalah:
a. Hipertermia
b.d peningkatan laju metabolisme akibat proses infeksi
ekstrakranial.
n Resiko ketidakseimbangan volume cairan b.d asupan cairan yang tidak
adekuat.
n Defisit perawatan b.d penurunan motivasi asuhan.

3. Implementasi
Salah satu bentuk implementasi keperawatan yang dilakukan sesuai
dengan rencana tindakan keperawatan yang telah di susun. Selama melaksanakan
implementasi penulis tidak menemukan kesulitan karena klien dan keluarga klien
sangat kooperatif. Dan implementasi yang dilakukan dapat diterima oleh klien
dan keluarga klien.

N
E
P

P
U
UT

SIMPULAN
a.

b.

c.

d.

Kejang demam merupakan bangkitan kejang yang terjadi pada


kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di atas 38 0C) yang disebabkan oleh
proses ekstrakranium. (Ngastiyah, 2005)
Pada An. A diagnosa yang mncul antara lain:
Hipertermia b.d peningkatan laju metabolisme akibat proses infeksi
ekstrakranial.
Resiko ketidakseimbangan volume cairan b.d asupan cairan yang
tidak adekuat.
Defisit perawatan b.d penurunan motivasi asuhan.
Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan pada An. A dengan
kejang demam yaitu: melakukan pengkajian keadaan umum pasien,
memonitor tanda-tanda vital, memberikan terapi sesuai dengan advis
dokter.
Dari ketiga diagnosa yang muncul, tsemua diagnosa teratasi karena
tidaka ada hambatan apapun dalam memberikan asuhan keperawatan.

SARAN

H
I
S
A
K
A
M
I
R
TE

Anda mungkin juga menyukai