Anda di halaman 1dari 21

Presentasi kasus

Bells palsy
Oleh :

dr.Wayan erawan

Bab I Pendahuluan
Bells palsy merupakan kelemahan
wajah dengan tipe lower motor
neuron yang disebabkan oleh
keterlibatan saraf fasialis idiopatik di
luar sistem saraf pusat, tanpa
adanya penyakit neurologik lainnya.
Gangguan ini berupa paresis atau
paralisis fasial perifer yang terjadi
tiba-tiba, bersifat unilateral tanpa
penyebab yang jelas.

Bab II Anatomi

CN VII >serebello-pontin > meatus akustikus internus > awal kanalis


fasialis (segmen labirin, 0,66mm)>>1. pterygopalatine. 2. cabang kecil ke
stapedius. M tympanum

Bab II Etiologi
Terdapat lima teori yang
kemungkinan menyebabkan
terjadinya Bells palsy:
1. Iskemik vaskular
2. Virus (virus herpes simpleks)
3. Bakteri
4. Herediter
5. Imunologi.

Bab II Patofisiologi
Patofisiologinya belum jelas
Teori : Proses inflamasi n. fasialis ->
peningkatan diameter n. fasialis ->
kompresi dari saraf -> demyelinisasi
/ iskemik -> gangguan dari konduksi.

Bab II Manifestasi klinis

Bab III Ilustrasi kasus

Identitas pasien
Nama
: Nn. S
Usia
: 19 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Status pernikahan : belum menikah
Pekerjaan
: siswa
Agama
: islam
Alamat
: jln. Basuki rahmat

Bab III Anamnesis


Keluhan utama
Keluhan utama : mulut mencong kekanan dan mata
kiri susah ditutup.
Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang dengan keluhan mulut mencong ke
sebelah kanan saat bicara, tiba-tiba sejak 2 hari
sebelum datang kepoli. Keluarga mengaku , mulut
pasien mencong kearah kanan tanpa disertai
gangguan bicara dan bahasa. Mata kiri pasien juga
tetap terbuka saat menutup mata, tanpa disertai
gangguan penglihatan. Riwayat trauma ( - ), deman
(-), sakit kepala (+) , telinga berdengin (-), riwayat
berpergian (+) dengan mengendarai sepeda motor
setiap hari sejak 1 minggu yang lalu, dengan jarak
tempuh 10 kilometer tanpa kaca pelindung wajah.

Bab III anamnesis


Riwayat penyakit dahulu (-)
Riwayat penyakit keluarga (-)
Riwayat sosial, lingkungan dan
kebiasaan
Berpergian dengan menggunakan
sepeda motor dengan jarak 10
kilometer, tanpa meggunakan
pelindung muka sejak 1 bulan yang
lalu.

Bab III pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik
KESADARAN : Compos mentis
NADI : 75 x/menit
SUHU : 36,30C
TD : 110/80 mmHg
RESPIRASI : 22x/menit
BENTUK BADAN : Atletikus
GIZI : Cukup
KUKU : Sianosis ( - )
Berat badan : 60 kg

Bab III pemeriksaan fisik

Status generalis
KEPALA : Normochepali, dahi sisi kiri tidak dapat berkerut
MATA: Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, Lagophthalmus -/+
HIDUNG : Bentuk biasa, Lapang, Sekret -/MULUT : sudut mulut kiri jatuh (+), sudut mulut kanan mencong (+), uvula
ditengah
TELINGA : Tidak ada kelainan
LEHER : Tidak ada kelainan
TORAKS : Pergerakan dinding dada simetris, kanan = kiri
JANTUNG : BJ I-II Normal, Gallop ( - ), Murmur ( - )
PARU-PARU : suara pernapasan Vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/ABDOMEN : Lemas, Nyeri Tekan ( - ), BU (+) N
HEPAR : Tidak teraba
LIEN : Tidak teraba
VESICA URINARIA : Bulging (-)
GENITALIA EKSTERNA : Tidak dilakukan
EKSTREMITAS : Paresis (-), hipertonus (-)
SENDI-SENDI : Tidak ada kelainan
OTOT-OTOT : Nyeri tekan ( - ),
GERAKAN LEHER : Baik
GERAKAN TUBUH : Baik
NYERI KETOK : ( - )

Bab III Pemfis


Saraf kranialis

N. VII (FASIALIS)
SIKAP WAJAH (dalam istirahat) : Simetris,
MIMIK : Biasa
Kanan
Kiri
ANGKAT ALIS Baik
datar
KERUT DAHI Baik
datar
LAGOFTALMUS +
KEMBUNG PIPI +
+
MENYERINGAI (sudut mulut) Mencong
Mendatar
RASA KECAP (2/3 depan) Tidak dilakukan
FENOMENA CHVOSTEK Tidak dilakukan

Gambar wajah

Bab III daftar masalah


Paresis N. Facialis sinistra (bells
palsy)

Bab III rencana


Rencana
Medikamentosa :
Prednison 5 mg, 3 x 4 tab selama 7 hari.
Neurodex 1x1
Kesimpulan
Perempuan 19 tahun, dengan keluhan sudut mulut
kanan mecong dan mata kiri susah ditutup.
Prognosis
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia
Quo ad sanationum : dubia ad bonam

Bab IV Pembahasan
Diagnosis dan diagnosis
banding
`
Stroke
`
sklerosis multipel
`
Trauma
Tumor` intra kranial
Otitis media supuratif
Mastoiditis
herpes zoster otikus
sindroma Guillain-Barre
miastenia gravist
umor serebello-pontin
tumor kelenjar parotis
sarcoidosis,
bells palsy

Akut
Hemiparesis sisi yang sama
dan ditemukan proses
patologis di hemisfer serebri
kontralateral.
Unilateral
kelainan neurologis lain seperti
hemiparesis atau neuritis optika
Fraktur
os
temporalis
pars
petrosus,
basis
kranii,
atau
terdapat
riwayat
trauma
sebelumnya.
Tubuh lumpuh atau tampilan
distorsi wajah yang akan bersifat
permanen, onset gradual dan
disertai perubahan mental status
atau riwayat kanker di bagian

Bab IV Pembahasan
Diagnosis dan diagnosis
banding
`
Stroke
`
Tumor intrakranial
`
sklerosis
multipel
`
Trauma
`
Otitis media supuratif
`
Mastoiditis
`
herpes zoster otikus
`
sindroma Guillain-Barre
`
miastenia gravist
`
Tumor serebello-pontin
`
Tumor` kelenjar parotis
Sarcoidosis,
Bells palsy

Demam , Reaksi radang dalam


kavum timpani dan foto mastoid
menunjukkan suatu gambaran
infeksi

Tuli perseptif, tampak vesikel


yang terasa amat nyeri.
Paresis bilateral dan akut
Tanda patognomonik berupa
gangguan gerak mata kompleks
dan kelemahan otot orbikularis
okuli bilateral
Kelainan nervus kranialis V
dan VIII
Massa di wajah (angulus
mandibula)

Febris, perembesan kelenjar limfe


hilus, uveitis, parotitis, eritema
nodosa, dan kadang

Bab IV Pembahasan
Tata laksana
-> Farmakologi kortikosteroid yaitu
prednison 5 mg , 3 x 4 tablet.
Literature : prednison Dosis 1 mg/ kgBB/
hari dengan dosis terbagi, selama 6 hari,
tappering off selama 4 hari.
-> Farmakologi antiviral seperti asiklovir,
atau valasiklovir. (-)
Literature : Acyclovir 2000-4000 mg/24 jam
peroral dibagi 5 kali selama 7-10 hari.
Valacyclovir dosis1 000-3 000 mg

Bab IV pembahasan
Neurodex (vit B1, B6, B12) vitamin B
complex + vit C 1x1
Prognosis kesembuhan pasien adalah baik
karena pasien masih berusia 19 tahun,
tanpa ada faktor yang memperberat
seperti gejala menurunnya fungsi
pengecapan atau aliran saliva pada sisi
yang lumpuh. Nyeri pada bagian belakang
telinga, berkurangnya air mata.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai