Anda di halaman 1dari 14

PANCASILA

DALAM KAJIAN SEJARAH


BANGSA INDONESIA

Aqib Dzulfikar 111.150.051


Maulana Abror 111.150.054
Aditya Zaenalfi 111.150.043
Agung Prayoga 111.150.064
Ivan
111.150.066

Pancasilaadalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri


dari dua kata dariSanskerta:pacaberarti lima danlaberarti prinsip
atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan
berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.
Lima sendi utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa,
kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia, dan tercantum pada paragraf ke-4 Preambule
(Pembukaan)Undang-undang Dasar 1945.

MASA KERAJAAN SRIWIJAYA

Unsur-unsur yang terdapat di dalam Pancasila yaitu: Ke-Tuhan-an,


Kemanusiaan, Persatuan, Tata pemerintahan atas dasar musyawarah dan
keadilan sosial telah terdapat sebagai asas-asas yang menjiwai bangsa
Indonesia, yang dihayati serta dilaksanakan pada waktu itu, hanya saja
belum dirumuskan secara kongkrit.
Pada hakekatnya nilai-nilai budaya bangsa semasa kejayaan
Sriwijaya telah menunjukkan nilkai-nilai Pancasila, yaitu:

Nilai Sila pertama, terwujud dengan adanya umat agama Budha dan
Hindu hidup berdampingan secara damai. Pada kerajaan Sriwijaya
terdapat pusat kegiatan pembinaan dan pengembangan agama Budha.
Nilai Sila Kedua, terjalinnya hubungan antara Sriwijaya dengan India
(Dinasti Harsha). Pengiriman para pemuda untuk belajar di India. Telah
tumbuh nilai-nilai politik luar negeri yang bebas dan aktif.
Nilai Sila Ketiga, sebagai negara martitim, Sriwijaya telah menerapkan
konsep negara kepulauan sesuai dengan konsepsi Wawasan Nusantara.
Nilai Sila Keempat, Sriwijaya telah memiliki kedaulatan yang sangat luas,
meliputi (Indonesia sekarang) Siam, semenanjung Melayu.

MASA KERAJAAN MAJAPAHIT


pengamalan-pengamalan nilai-nilai pancasila, diantaranya :
Pengamalan sila pertama telah terbukti pada waktu agama Hindu dan Budha
hidup berdampingan secara damai, Empu Prapanca menulis Negarakertagama
(1365) yang di dalamnya telah terdapat istilah Pancasila. Empu Tantular
mengarang buku Sutasoma dimana dalam buku itu tedapat seloka persatuan
nasional yang berbunyi Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrua,
artinya walaupun berbeda-beda, namun satu jua dan tidak ada agama yang
memiliki tujuan yang berbeda. Hal ini menunjukkan realitas beragama saat itu.
Sila kedua telah terwujud, yaitu hubungan raja Hayam Wuruk dengan baik
dengan kerajaan Tiongkok, Ayoda, Champa dan Kamboja. Menagadakan
persahabatan dengan negara-negara tetangga atas dasar Mitreka Satata.
Sebagai perwujudan nilai-nilai Sila ketiga telah terwujud dengan keutuhan
kerajaan, khususnya Sumpah Palapa yang diucapkan oleh Gajah Mada yang
diucapkannya pada sidang Ratu dan Menteri-menteri pada tahun 1331 yang berisi
cita-cita mempersatukan seluruh nusantara
Sila keempat sebagai nilai-nilai musyawarah dan mufakat yang dilakukan oleh
sistim pemerintahan kerajaan Majapahit Menurut prasasti Brumbung (1329) dalam
tata pemerintahan kerajaan Majapahit terdapat semacam penasehat kerajaan
seperti Rakryan I Hino, I Sirikan dan I Halu yang berarti memberikan nasehat

SIDANG PERTAMA BPUPKI


Pada sidang pertama pada tanggal 29 Mei 1945 , Mr. Muhammad Yamin
mengemukakan usul yang disampaikan dalam pidatonya yang berjudul
asas dan dasar negara Kebangsaan Indonesia :
Peri kebangsaan
Peri kemanusiaan
Peri Ketuhanan
Peri kerakyatan
Kesejahteraan rakyat.

Tangaal 31 Mei 1945 Prof.Dr. Soepomo mengusulkan perihal yang pada


dasarnya bukan dasar negara merdeka, akan tetapi tentang paham
negaranya yaitu negara yang berpaham integralistik. Adapun rancangan
dasar negara oleh Soepomo ialah :
1.

Paham negara persatuan

2.

Penghubungan negara dan agama

3.

Sistem badan permusyawaratan

4.

Sosialisme Negara

5.

Hubungan antarbangsa

Selain itu, Prof.Dr.Supomo juga mengemukakan teori-teori negara, yaitu:


1. Teori negara perseorangan
2. Paham negara kelas
3. Paham negara integralistik

Pada hari berikutnya, tanggal 1 juni 1945 Ir. Soekarno juga


mengusulkan lima dasar bagi negara Indonesia. Lima dasar itu atas
petunjuk seseorang ahli bahasa yaitu Mr. M. Yamin. Lima dasar yang
diajukan Bung Karno ialah
Nasinalisme (Kebangsaan Indonesia),
Internasionalisme atau perikemanusiaa,
Mufakat atau demokrasi,
Kesejahteraan sosial,
Ketuhanan yang Maha Esa (berkebudayaan) (kaelan,2000 :37-40)

BPUPKI juga membentuk Panitia kecil (Panitia Sembilan) dengan ketua Ir.
Soekarno. Pada tanggal 22 Juni 1945 BPUPKI menghasilkan rumusan yang
disebut Piagam Jakarta (Jakarta Charter). Di dalam alenia ke-4 Piagam
Jakarta dirumuskan lima asas Negara Indonesia Merdeka yaitu:
1.Ketuhanan dengan menjalankan syariat Islam bagi pemelikpemeluknya.
2.Kemanusiaan yang adil dan beradab
3.Persatuan Indonesia
4.Kerkyatan yang dipimpin oleh hikmat dalam
permusyawaratan/perwakilan
5.Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

ERA ORDE LAMA


1. Orde Lama Periode 1945-1950
Dalam kehidupan politik, sila keempat yg mengutamakan musyawarah
& mufakat tidak dapat dilaksanakan, sebab demokrasi yg diterapkan
demokrasi parlementer, dimana presiden sebagai kepala negara,
sedang kepala pemerintahan dipegang Perdana Menteri.
Kesimpulannya walaupun konstitusi yg digunakan adalah Pancasila dan
UUD 1945 yg presidensiil, namun dalam praktek kenegaraan system
presidensiil tak dapat diwujudkan.
2. Orde Lama Periode 1950-1956
Walaupun dasar negara tetap Pancasila, tetapi rumusan sila
keempat bukan berjiwakan musyawarah mufakat, melainkan
suara terbanyak (voting).
Selama periode Pancasila diarahkan sebagai ideology liberal yg
ternyata tidak menjamin stabilitas pemerintahan
3. Periode 1956-1965 / Periode Demokrasi Terpimpin
Demokrasi bukan berada pada kekuasaan rakyat sehingga yang
memimpin adalah nilai-nilai Pancasila tetapi berada pada kekuasaan
pribadi presiden Soekarno.

ERA ORDE BARU


. Era ini kemudian dikenal sebagai orde baru dengan konsep
demokrasi pancasila. Visi utama orde baru adalah untuk melaksakan
pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen dalam setiap
aspek kehidupan masyarakat Indonesia.
Dengan P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila)
yang didasarkan pada pengalaman era sebelumnya dan situasi baru
yang dihadapi bangsa.
Pancasila ditafsirkan sesuai kepentingan kekuasaan pemerintah dan
tertutup bagi tafsiran lain.
Kesimpulan, Pancasila selama Orde Baru diarahkan menjadi ideology
yang hanya menguntungkan satu golongan, yaitu loyalitas tunggal
pada pemerintah dan demi persatuan dan kesatuan hak-hak
demokrasi dikekang.

KARAKTERISTIK PADA ERA ORDE BARU


rotasi kekuasaan eksekutif boleh dikatakan hampir tidak pernah terjadi.
Kecuali pada jajaran yang lebih rendah, seperti: gubernur, bupati/walikota,
camat, kepala desa. Kalaupun ada perubahan, selama orde baru hanya
terjadi pada wakil presiden, sementara pemerintah masih tetap sama.
pemilihan umum. Pada masa orde baru, pemilu telah dilangsungkan
sebanyak tujuh kali dengan frekuensi yang teratur setiap lima tahun sekali.
Meskipun telah dilakukan pemilu, pelaksanaan pemilu ini tidak melahirkan
persaingan yang sehat,yang terjadi adalah kecurangan yang sudah menjadi
rahasia umum
Penyelenggaraan Pemilu yang teratur selama masa pemerintahan Orde
Baru telah menimbulkan kesan bahwa demokrasi di Indonesia telah berjalan
dengan baik. Apalagi Pemilu berlangsung dengan asas LUBER (langsung,
umum, bebas, dan rahasia). Namun dalam kenyataannya, Pemilu diarahkan
untuk kemenangan salah satu kontestan Pemilu saja yaitu Golkar.

PADA MASA
REFORMASI
Berupaya mengoreksi penyelewengan

yang dilakukan oleh Orde

Baru termasuk juga Orde Lama


Hak-hak rakyat mulai dikembangkan dalam tataran elit maupun
tataran bawah.
Rakyat bebas berserikat dan berkumpul dengan mendirikan partai
politik, LSM, dll.
Penegakan hukum mulai lebih baik daripada masa Orba.
Namun, sangat disayangkan para elit politik yang mengendalikan
pemerintahan dan kebijakan kurang konsisten dalam penegakan
hukum.
Dalam bidang sosial budaya, disatu sisi kebebasan berbicara,
bersikap, dan bertindak amat memacu kreativitas masyarakat.
Namun, di sisi lain justru menimbulkan semangat primordialisme.
Benturan antar suku, antar umat beragama, antar kelompok, dan
antar daerah terjadi dimana-mana.
Kriminalitas meningkat dan pengerahan masa menjadi cara untuk
menyelesaikan berbagai persoalan yang berpotensi tindakan
kekerasan.

KESIMPULAN
Pancasilaadalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini
terdiri dari dua kata dariSanskerta:pacaberarti lima
danlaberarti prinsip atau asas.
Pancasila artinya lima dasar atau lima asas yaitu nama dari dasar
negara kita, Negara Republik Indonesia. Pancasila juga mempunyai
arti Pelaksanaan atau implementasi (Pancasila Krama)

Pancasila sebagai dasar negara sesungguhnya berisi:


1.Ketuhanan yang Maha Esa, yang ber-Kemanusiaan yang adil dan beradab,
yang ber-Persatuan Indonesia, yang ber-Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan, serta ber- Keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.
2.Kemanusiaan yang adil dan beradab, yang ber-Ketuhanan yang mahaesa,
yang ber-Persatuan Indonesia, yang ber-Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan, dan ber- Keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.
3.Persatuan Indonesia, yang ber-Ketuhanan yang mahaesa, yang berKemanusiaan yang adil dan beradab, ber-Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan, dan ber- Keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.
4.Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/ perwakilan, yang ber-Ketuhanan yang mahaesa, yang berKemanusiaan yang adil dan beradab, yang ber-Persatuan Indonesia,
dan ber-Keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
5.Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, yang ber-Ketuhanan yang
mahaesa, yang ber-Kemanusiaan yang adil dan beradab, yang ber- Persatuan
Indonesia, dan ber-Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/ perwakilan.

Anda mungkin juga menyukai