Anda di halaman 1dari 42

MOTOR ELEKTRIK

(Motor AC, Motor DC,


dan Motor Stepper)
Beni Tri Sasongko, S.T., M.Eng.

Jurusan Teknik Mesin


IST AKPRIND Yogyakarta
Semester Ganjil 2015

Motor Arus Bolak Balik


(MOTOR AC)
Konstruksi
Motor ac dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok

yaitu motor ac satu fase dan motor ac tiga fase dengan


masing-masing kelompok dibagi menjadi motor induksi
dan motor sinkron.
Motor satu fase biasanya digunakan untuk kebutuhan
daya kecil dan motor tiga fase untuk kebutuhan daya
besar.
Motor induksi satu fase terdiri dari rotor yang terbuat dari
batang tembaga atau alumunium dan stator yang
merupakan kumparan kawat penghantar.

Prinsip Operasi
Ketika arus bolak-balik mengalir melalui kumparan stator
maka akan dihasilkan medan magnet bolak-balik. Karena
arus yang mengalir merupakan arus bolak-balik maka
arah medan magnet berubah-ubah (medan magnet berputar
pada stator).
Medan magnet bolak-balik ini akan menginduksi ke konduktor
dari rotor. Karena adanya induksi elektromagnetik ini maka
arus listrik akan mengalir melalui penghantar rotor ini. Karena
adanya arus listrik pada rotor, sedang rotor tersebut berada
pada medan magnet maka rotor tersebut akan mendapat
gaya, sehingga rotor berputar.

Prinsip Operasi
Motor induksi tiga fase mirip dengan motor

induksi satu
fase tetapi mempunyai stator dengan tiga
kumparan yang
dipisahkan dengan jarak 1200. karena arus
maksimum
dicapai dalam waktu yang berbeda, maka medan
magnet
dapat berputar mengelilingi stator menyelesaikan
satu
putaran dalam satu siklus arus penuh. Putaran
medan

Keuntungan dan kelemahan


motor ac
Motor ac mempunyai keuntungan dibanding dengan
motor
dc yaitu :
1. lebih murah,
2. lebih handal
3. bebas perawatan.
Motor ac mempunyai kelemahan dari motor dc yaitu
:
1. motor ac lebih sulit dikontrol.

Motor AC Sinkron
Motor sinkron merupakan motor yang berputar pada

kecepatan konstan mulai tanpa beban sampai beban


penuh.
Kecepatannya adalah sama dengan kecepatan medan
magnet putar.
Motor sinkron menggunakan stator satu fase atau tiga fase
untuk membangkitkan medan magnet putar dan rotor
elektromagnetis yang disuplai dengan arus searah.
Rotor bertindak seperti magnet dan dan ditarik oleh medan
stator yang berputar.
Penarikan akan menghasilkan torsi pada rotor dan
menyebabkan rotor berputar dengan medan.

Instalasi Motor AC
Untuk mengoperasikan motor AC diperlukan

rangkaian
pengendali, yang terdiri dari tombol tekan untuk
operasi
start dan stop serta relay atau kontaktor untuk
menghubungkan energi listrik dengan daya yang
tinggi
ke motor AC.

Relai pengendali elektromekanis


Relai pengendali elektromekanis

(electromechanical relay = EMR) merupakan


saklar magnetis.
Relai ini menghubungkan rangkaian beban ON
atau OFF dengan pemberian energi
elektromagnetis, yang membuka atau menutup
kontak pada rangkaian.
Relai biasanya hanya mempunyai satu kumparan,
tetapi relai dapat mempunyai beberapa kontak.
Apabila kumparan diberi tenaga, maka pada
kumparan timbul medan elektromagnetis. Aksi
pada
medan ini menyebabkan plunyer bergerak pada
kumparan menutup kontak NO dan membuka
kontak NC.

Kontak normally open (NO)

akan membuka ketika tidak ada


arus mengalir pada kumparan,
tetapi tertutup setelah
kumparan
diberi arus atau diberi tenaga.
Kontak normally close (NC)

akan tertutup apabila kumparan


tidak diberi arus atau daya dan
membuka ketika kumparan
diberi daya.

Relai
Pada

umumnya relai kontrol digunakan


sebagai alat pembantu untuk penghubungan
rangkaian dan beban, misalnya: motor kecil,
solenoide.
EMR dapat digunakan untuk mengontrol
rangkaian beban tegangan tinggi dengan
rangkaian
kontrol
tegangan
rendah,
rangkaian tersebut dimaksutkan untuk
memberikan perlindungan keamanan bagi
operator.
Aplikasi pokok relai yang lain adalah untuk
mengontrol rangkaian beban arus tinggi
dengan rangkaian kontrol arus rendah.

Relai
Spesifikasi kontak relai yang paling penting

adalah ukuran kerja arusnya.


Sebagian besar relai ukuran kerja kontaknya
antara 0 sampai 15 A dan pada tegangan
maksimum 600V.

Kontaktor Magnetis
Kontaktor magnetis sama dalam

operasinya dengan relai


elektromekanis (ESR), keduanya
mempunyai keistimewaan
penting yaitu kontak bekerja
apabila kumparan diberi energi.
Relai digunakan untuk rangkaian
kontrol untuk memutuskan arus
yang kecil umumnya sekitar 15A
atau kuarang, sedangkan
kontaktor untuk memutuskan
arus yang lebih besar.

MOTOR DC

Pendahuluan
Motor listrik merupakan aktuator (penggerak)

yang sangat penting didunia industri.


Motor listrik sebagai aktuator mempunyai banyak
keuntungan antara lain:
Handal (Reliable )
Biaya perawatan rendah (Low maintenance
cost)
Tidak berpolusi ( No pollution ).
Mudah dikendalikan ( Controllable ).

Motor listrik bekerja berdasarkan prinsip-prinsip: gaya

atraksi magnet, hukum kelistrikan dan hukum kemagnetan.


Gaya atraksi magnet : apabila ada dua kutub berdekatan
maka akan timbul gaya atraksi. Apabila kutubnya sejenis
maka akan terjadi gaya tolak-menolak, apabila kutubnya
tidak sejenis akan terjadi gaya tarik-menarik.
Hukum kelistrikan: apabila ada kawat penghantar
bergerak pada medan magnet maka pada kawat
penghantar tersebut akan mengalir arus listrik.
Hukum kemagnetan: apabila ada kawat penghantar
dialiri arus listrik maka disekeliling kawat penghantar
tersebut timbul medan magnet. Dan apabila kawat
tersebut berada pada medan magnet maka kawat
tersebut akan mendapat gaya yang disebut gaya
Lorentz.

Aturan Tangan
Kanan

Apabila ada kawat penghantar

dialiri arus listrik dan kawat


penghantar tersebut berada
pada medan magnet maka
kawat tersebut akan mendapat
gaya Lorentz. Arah gaya lorenz
dapat dicari dengan aturan
tangan kanan sebagai berikut:
ibu jari, jari telunjuk dan jari
tengah tangan kanan
direntangkan saling tegak lurus.
Ibu jari menunjukkan arah arus
listrik (I), jari telunjuk
menunjukkan arah medan
magnet (B) dan arah gaya
Lorentz sesuai dengan arah jari
tengah.

Klasifikasi motor DC
Motor DC
1. Motor DC brush

Magnet permanen
Magnet non permanen
Seri
Paralel (shunt )
Compound
2. Motor DC brushless
( Motor DC digunakan dimana diperlukan kontrol
torsi
dan kecepatan dengan rentang yang lebar ).

Motor arus searah brush (motor DC brush)


Konstruksi
Motor DC brush menggunakan magnet

permanen untuk mengeksitasi


medannya dan memiliki sikat-sikat
(brushes) untuk mengalirkan arus listrik
dari catu daya ke kumparan jangkarnya
(armatur) melalui komutator ( pembalik
arah aliran arus listrik pada kumparan
rotornya ).
Motor dc brush terdiri dari tiga
komponen utama yaitu:
Rotor dengan kumparan jangkar dan
komutatornya.
Magnet permanen pada statornya.
Sikat-sikat (brushes) beserta
dudukannya.

Prinsip Kerja
Motor DC bekerja berdasar hukum

kemagnetan. Kumparan pada rotor


diletakkan dalam stator yang memiliki
magnet permanen. Apabila kumparan
pada rotor dialiri arus listrik maka pada
kumparan tersebut akan timbul medan
magnet. Karena kumparan rotor tersebut
berada pada medan magnet (medan
magnet yang ditimbulkan oleh magnet
permanen pada stator) maka akan terjadi
interaksi antara dua medan magnet
sehingga kumparan rotor tersebut
mendapat
gaya sehingga rotor tersebut berputar.

Arah fluks magnet dari

magnet permanen stator


selalu tetap, maka arah arus
listrik pada kumparan rotor
harus diubah agar rotor
dapat berputar secara
kontinyu. Proses pembalikan
arah aliran arus listrik
dilakukan dengan
menambah alat pembalik
arah aliran arus listrik yang
disebut komutator.

Motor DC Magnet Non Permanen (1)


Motor DC seri
Motor dc seri terdiri dari medan seri (S 1 dan S2)

dibuat dari sedikit lilitan kawat besar yang


dihubungkan seri dengan jangkar (A 1 dan A2).
Sifat istimewa terpenting dari motor dc seri

adalah kemampuannya untuk start atau


menjalankan beban yang sangat berat.
Untuk membalik arah putaran motor dc seri
dengan cara membalik arah arus pada
kumparan seri atau kumparan jangkar.

Motor DC Magnet Non Permanen (2)


Motor DC shunt
Pada motor dc shunt, kumparan medan

shunt (F1 dan F2) dibuat dengan banyak


lilitan kawat kecil, karena itu mempunyai
tahanan yang tinggi.
Motor shunt mempunyai rangkaian jangkar
dan medan yang dihubungkan paralel yang
memberikan
kekuatan
medan
dan
kecepatan motor yang sangat konstant.
Kecepatan motor dapat dikontrol dengan
mengatur tegangan pada medan dengan
cara menambahkan rheostat yang dipasang
seri dengan rangkaian medan shunt.
Untuk membalik arah putaran dengan cara
membalik aliran arus pada medan shunt
atau jangkar.

Motor DC Magnet Non Permanen (3)


Motor DC compound.
Motor

dc
jenis
compound
menggunakan lilitan seri dan lilitan
shunt yang umumnya dihubungkan
sehingga medan-medannya bertambah
secara kumulatif.
Kecepatan motor tersebut bervariasi
lebih sedikit dibandingkan motor shunt,
tetapi tidak sebanyak motor seri.
Motor dc compound mempunyai torsi
starting yang agak besar jauh lebih
besar dibanding motor dc shunt, tetapi
sedikit lebih kecil dibanding motor seri.

Servomotor magnet-permanen
Motor servo magnet permanen

merupakan
motor dc magnet permanen yang
dilengkapi
dengan sensor posisi.
Motor servo magnet permanen
digunakan
pada mesin yang menghendaki posisi
yang
tepat dari obyek atau komponen, dimana
diperlukan torsi start dan torsi
pengoperasian

Pengontrolan motor DC
Ada

tiga hal penting yang


dikendalikan dalam motor listrik
yaitu:
Arah putaran
Posisi
Kecepatan
Untuk mengatur atau mengubah
arah putaran motor DC dengan
cara mengubah arah arusnya
(terminal-terminalnya
yang
dihubungkan ke kutub + dan
catu daya).

Pengaturan kecepatan
Besarnya kecepatan motor DC adalah sbb:

dimana :

Rpm = kecepatan putar motor, Ia = arus


armatur,
Va = tegangan armatur,
Ra = tahanan
armatur
F = kuat medan magnet.
Sehingga untuk mengatur kecepatan motor bisa
dilakukan dengan cara mengatur tegangan (Va)
yang masuk ke kumparan rotor.

Torsi motor
Besarnya torsi motor dc adalah :

T = Kt.Ia
Dimana

T = torsi,

Kt = konstanta

torsi
dan Ia = arus armatur.

Motor DC brushless
Konstruksi
motor dc brushless memiliki performance tinggi, handal dan

biaya perawatan rendah.


Motor dc brush mempunyai komutator dan brush yang
mana terjadi kontak gesekan antara brush dan komutator.
Gesekan ini dapat mengakibatkan keausan sehingga
komponen tersebut secara periodik harus diganti.
Sedangkan motor dc brushless tidak memiliki brush dan
komutator sehingga perawatannya rendah.
Motor dc brushless terdiri dari beberapa komponen utama
yaitu:
Rotor yang berupa magnet permanen
Stator yang berupa kumparan, yang digunakan untuk
menghasilkan medan magnet.
Sensor posisi untuk membalik arah arus.

Prinsip operasi
Apabila kumparan pada stator dialiri arus listrik
maka pada stator tersebut timbul medan magnet.
Akibat adanya medan magnet tersebut maka
pada rotornya yang berupa magnet permanen
mendapatkan gaya sehingga rotor berputar.
Komutasi atau pembalikan arah arus motor dc
brushless dilakukan secara elektronik khususnya
menggunakan transistor. Komutasi dikontrol
berdasarkan posisi dari rotor sehingga selalu ada
gaya yang dialami oleh magnet pada rotor
sehingga menyebabkan rotor tersebut berputar
dengan arah yang sama (berputar kontinyu).

Pengontrolan motor dc brushless


Pengontrolan motor dc brushless caranya sama dengan

motor dc brush, yaitu untuk mengatur arah putaran


dengan cara membalik terminal-terminal power supplynya, sedangkan untuk mengatur kecepatan motor
dengan cara mengatur tegangan yang masuk ke
kumparan stator.
Komutasi (switching) pada motor dc brushless
Agar rotor dapat berputar kontinyu maka arah arus
listrik pada kumparan harus dibalik pada saat yang
tepat (kutub berlawanan mulai dekat). Sehingga motor
dc brushless memerlukan sensor yang dapat
mendeteksi posisi rotor.
Sensor posisi yang digunakan adalah peralatan
semikonduktor yang disebut sensor Hall-effect.

Prinsip kerja dari sensor hall-effect


Prinsip kerja dari sensor hall-effect

adalah sebagai berikut: apabila


sensor hall-effect dialiri arus listrik
dan apabila ada medan magnet yang
mengenai sensor tersebut maka
elektron-elektron yang mengalir pada
sensor tersebut akan berbelok
arahnya sehingga pada kedua kutub
sensor tersebut terjadi beda
tegangan. Arah arus listrik yang
mengalir pada sensor tergantung dari
kutub magnet yang mengenai sensor
tersebut. Sensor ini digunakan untuk
mendeteksi fluk magnetik yang mana
fluk magnet tersebut dihasilkan dari
magnet permanen rotor.

Gambar dibawah menerangkan

bagaimana rotor dapat berputar secara


kontinyu:

Pada keadaan a, hall-effect mendeteksi kutub utara

rotor dan koil W2 aktif untuk menghasilkan kutub


selatan yang akan menggerakkan rotor kearah kiri
(berlawanan arah jarum jam).
Karena tidak ada medan magnet yang mengenai
hall-effect maka kedua transistor dalam kondisi off,
sehingga tidak ada arus yang mengalir melalui W 1
dan W2. rotor akan terus berputar karena moment
inersianya.

Hall-effect mendeteksi kutub selatan, dan


kumparan W1 aktif untuk menghasilkan kutub
selatan yang akan menarik kutub utara rotor untuk
meneruskan putaran kearah kiri. Dengan mengulang
urutan ini maka rotor berputar secara kontinyu.

MOTOR STEPPER
Motor stepper merupakan suatu

perangkat digital yang operasinya


berdasarkan prinsip reluktansi atau
motor sinkron, dimana inputnya
merupakan merupakan suatu
rangkaian pulsa (train of pulses)
dan output yang dihasilkan adalah:
Putaran poros motor sebesar sudut

tertentu dari posisi awalnya, baik


dalam arah jarum jam maupun
kebalikannya.
Putaran poros motor dengan
kecepatan tertentu dalam arah
jarum jam maupun kebalikannya.

Dalam hal tersebut diatas maka jumlah pulsa dari

suatu rangkaian pulsa yang menjadi input dari


motor step akan menentukan besarnya perubahan
posisi sudut dari poros motornya, sedang frekwensi
pulsanya akan menentukan kecepatan putarannya.
Motor step mempunyai dua bagian utama yaitu
rotor dan stator, dengan 2, 3 dan 4 fase kumparan
yang yang terdistribusi secara seragam dalam slotslot pada statornya.
Jumlah kutub pada stator dan rotor bergantung
pada besarnya putaran per pulsa input yang
diinginkan (besarnya perbahan posisi sudut per
pulsa input).

Mode switching (switching mode )


Ada beberapa mode switching yang biasa

dilakukan
untuk mendapatkan step putaran yang
dikehendaki,
misalnya step putaran sebesar 900 atau step
putaran 450.

Mode switching A (step putaran


900)
Bila tegangan + dari catu daya DC dihubungkan

ke terminal T1 dan tegangan dihubungkan ke


terminal T3, maka sumbu dari medan stator akan
terletak pada garis 1 3.
Untuk mencapai posisi kesetimbangan, maka
rotor akan berada pada garis 1 3 dengan kutub
utaranya terletak pada terminal T3.
Bila tegangan + dari catu daya dipindahkan dari
terminal T1 ke terminal T2 dan tegangan
dipindahkan dari terminal T3 ke T4, agar mencapai
posisi kesetimbangan yang baru yaitu garis 2 -4,
maka rotor akan berputar searah dengan jarum
jam sebesar 900.

Mode switching A (step putaran 90 0) Lanjutan


Selanjutnya jika tegangan + dipindah dipindahkan

dari terminal T2 ke T3 dan tegangan dipindahkan


dari terminal T4 ke terminal T1, agar mencapai
posisi kesetimbangan baru yaitu garis 3 -1 maka
rotor akan berputar searah jarum jam sebesar 90 0.
Bila tegangan + dipindahkan dari terminal T 3 ke
terminal T4 dan tegangan dipindahkan dari
terminal T1 ke terminal T2, agar mencapai
kesetimbangan yang baru yaitu garis 4 -2 maka
rotor akan berputar searah jarum jam sebesar 90 0.
Demikian seterusnya.

Mode switching A step putaran 900


CW

Mode switching A step putaran 900


CCW

Mode switching B
(untuk mendapatkan putaran 450)
Mode switching B dapat menghasilkan step

putaran rotor sebesar 450.


Dengan mode switching ini, torsi rata-rata
yang dapat dihasilkan kurang lebih 120%
lebih besar dari torsi yang dihasilkan oleh
mode switching A, tetapi memerlukan daya
listrik kurang lebih 150% lebih besar dari
mode switching A.

Mode switching B step putaran 450

Sekian dan
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai