Anda di halaman 1dari 34

TINJAUAN PUSTAKA

KONDILOMA
AKUMINATA
Preseptor : Dian Mardianti dr., SpKK
Kelompok XLVI-E
Presentan :
Irga Dirgahayu
Citra Aulia Dini
Efi Octaviany
Intan Permatasari

(4151141007)
(4151141404)
(4151141428)
(4151141518)

Partisipan :
Edveleen Br. Simbolon (4151141484)
Berlianie Dea Baby U(4151141496)
Belinda Yoshi Ghaida (4151141505)

DEFINISI
Infeksi Menular Seksual yang
disebabkan oleh Virus Papiloma
Humanus (VPH) tipe tertentu dengan
kelainan berupa fibroepitelioma pada
kulit, mukosa dan keduanya.
Sinonim : Genital warts, kutil
kelamin, jengger
ayam

EPIDEMIOLOGI
Hasil penelitian di RSUP H. Adam malik medan, didapatkan pada Infeksi
Menular Seksual (IMS) yang paling sering terjadi adalah kondiloma
akuminata (29,9%), gonorrhea (28,4%), sifilis (7,5%), herpes simplex (3%),
dan Infeksi genital non spesifik (4,5%).
Prevalensi IMS pada tahun 2008 di dunia, dari 125,7 juta kasus IMS
ditemukan 85,4 juta kasus disebabkan Trichomonas vaginalis, 26,4 kasus
disebabkan oleh Clamidya Trachomatis, 11 juta kasus disebabkan oleh N.
Gonorrhae, 2,8 juta kasus disebabkan oleh sifilis.
Dari hasil penelitian risiko seorang perempuan tertular kondiloma akuminata
dari partner seksualnya adalah sebesar 30%.
Frekuensi pria = wanita
Tersebar kosmopolit dan transmisi melalui kontak kulit langsung
Dari semua total kasus kondiloma akuminata yang ada :
60%-nya tanpa gejala, hanya 1% yang muncul manifestasi klinis sebagai
vegetasi genital
4% hanya bisa dideteksi lewat Kolposkopi
10% hanya bisa dideteksi lewat pemeriksaan DNA / RNA
25% adalah infeksi menetap kondiloma akuminata

FAKTOR RISIKO

Faktor risiko utama yang mempengaruhi


terjadinya distribusi kondiloma akuminata:
1. Pasangan seksual yang berganti-ganti
pasangan
2. Higiene pada alat genital, terutama pada
wanita dengan kelembapan yang meningkat,
seperti pada keputihan, kehamilan, sebelum
menstruasi, sesudah menstruasi dan saat
stress atau kelelahan. Pada laki laki yang tidak
di sirkumsisi.
3. Tidak menggunakan pengaman pada saat
melakukan hubungan seksual

ETIOLOGI
Kondiloma akuminata disebabkan oleh Virus
Papiloma Humanus (VPH) merupakan tipe
virus epiteliotropik (menginfeksi epitel). VPH
termasuk dalam famili Papovaviridae, genus
polyomavirus.
Tipe VPH 6, 11, 16, 18, 30, 31, 33, 35, 39,
41, 42, 44, 51, 52, & 56 kondiloma
akuminata
VPH tipe 6 & 11 Sering ditemukan di
kondiloma akuminata (eksofitik)
VPH tipe 16 & 18 Sering ditemukan pada
kanker serviks

ETIOLOGI

Genom VPH memiliki 8 ORF (Open


Reading Frames), yaitu :
Gene Early (E) = E1, E2,E4,E5,E6,E7
berfungsi untuk replikasi virus dan
endogen
Gene Late (L) = L1, L2
berfungsi
untuk
pembentukan
kapsid

Penularan Hubungan
Seksual dari orang
yang terinfeksi HVP
Genito-genital
orogenital
anogenital

Virus dapat menular


kembali dengan
seksual transmisi

Timbul gejala klinis


simtomatik
Terjadi dalam
berminggu-minggu
karena memerluka
waktu untuk
menginflitrasi sel-sel
di sekitar
Sel inang yang
terinvasi
berproliferasi tidak
terkendali

VIRUS PAPILOMA
HUMANUS
Kanker
Serviks
Karena penetrasi,
terjadi mikrolesi /
mikro abrasi dan
virus masuk sel
gepeng
Menuju lapisan basal,
dan virus melakukan
replikasi di sel inang
Virus menginvasi inti
sel, sehingga terjadi
invasi DNA oleh virus
Virus DNA ikut
berdiferensiasi dan
epitelisasi sel inang

Selama bertahuntahun sel menginvasi


ke serviks, Sel
menjadi lesi
prekanker dan
kemudian menjadi sel
kanker
Tidak terjadi
apoptosis sel yang
terinvasi virus dan
terjadi prolierasi
terus-menerus
genom E6 virus
mendepresi protein
P53 dan genom E7
mendepresi protein
Rb

VPH
Resiko
Tinggi,
afinitas
virus lebih

Gejala Klinis Kondiloma


Akuminata
1. Asimptomatik
. Bentuk datar
terdapat 60%, Lesi terlihat sebagai makula, dan baru
terlihat setelah
dilakukan tes asam asetat.
2. Simptomatik
. Bentuk akuminata
Beberapa kutil dapat bersatu membentuk lesi yang
lebih besar sehingga tampak seperti kembang kol.
. Bentuk papul
Kelainan berupa papul dengan permukaan yang halus
dan
licin, multipel, dan tersebar secara diskret.

MANIFESTASI KLINIS
Masa inkubasi : antara 1 8 bulan, ratarata selama 2 3 bulan.
Pria

Wanita

Predilek
si

OUE, sulkus koronarius,


perineum dan disekitar
anus, muara uretra
eksterna, korpus penis,
dan pangkal penis

Vulva (labia mayor, labia


minor, klitoris, ostium
uretra eksternum), introitus
vagina, dan porsio uteri.

Lesi

Papula multipel (merah


jambu) bersatu massa
lebar, basah lembab

- Papula multipel yang


proliferatif bila lesi di
daerah vulva
- Bentuk papula datar bila
lesi di daerah serviks

Pemeriksaan Penunjang

Tes asam asetat 3-5% (+): Lesi berubah menjadi warna


putih (acetowhite)

Pemeriksaan histopatologi: gambaran papilomatosis,


akantosis, rete ridges yang memanjang dan menebal,
parakeratosis dan vakuolisasi pada sitoplasma (koilositosis)
Kolposkopi untuk melihat lesi

DIAGNOSIS

Anamnesis: Pasien datang dengan benjolan pada


alat kelamin
Pemeriksaan Genital: Terdapat kutil kelamin
Ada tumbuhan
Ada benjolan
(vegetasi) yang
verukosa
tidak verukosa
-Obati sebagai
kondiloma akuminata
dengan pengobatan
topikal
Perbaikan (-)

Perbaikan (+)

Rujuk/
Pengobatan
alternatif lain
(Kauter)/
tuntaskan
pengobatan
sebelumnya,
sebelum

Kontrol
sesuai
anjuran
dokter

Acetowhit
e (+)

Acetowhit
e (-)

Rujuk

PENATALAKSANAAN
Umum
Pasien diberitahukan, agar tidak
berganti ganti pasangan
Bila akan berhubungan seksual
dengan suami/istri, sebaiknya
menggunakan kondom
Hindari Kelembaban sebagai faktor
predisposisi
Konseling

PENATALAKSANAAN
Khusus
1. Kemoterapi
. Tinktura podofilin 15-25% :
Oleskan tinktura podofilin pada lesi dan biarkan
4-6 jam, kemudian cuci. Pemberian obat
dilakukan seminggu 2x sampai lesi hilang,
dianggap gagal jika 6x berturut-turut kondiloma
akuminata tidak lepas.
R/ Podofilin 25%
Etil alkohol ad 100
m.f.l.a tink
u.e

Asam trikloroasetat 50% :


Digunakan larutan konsentrasi 50% dioleskan setiap
minggu. Pemberianya adalah seminggu sekali dan
harus hati-hati karena dapat menimbulkan ulkus
yang dalam. Bila 3 kali tidak berturut-turut, lakukan
kauterisasi.
Krim 5-fuorourasil 1-5% :
Konsentrasi 1-5% dalam krim, pemberian setiap hari
sampai lessi hilang. Obat ini terutama untuk
kondiloma akuminata yang terletak di atas meatus
uretra. Pemberianya setiap hari sampai lesi hilang.

Podofilotoksin 0,5%
(podofiloks) :
Obat ini dapat dioleskan sendiri
oleh penderita sebanyak dua kali
sehari selama tiga hari berturutturut

2. Tindakan Elektif
Bedah skalpel
Bedah listrik
Bedah beku (N2 cair, N2O cair)
Bedah laser (CO2 laser)

3. Interferon
- Pemberiannya dalam bentuk suntikan
(intramuskular atau intralesi) atau bentuk
krim
- Dosis
. Interferon alfa : 4-6 kali 10 mega IU
intramuskular, 3 kali seminggu selama 6
minggu
. Interferon beta : 2 kali 10 mega IU
intramuskular selama 10 hari berturut-turut

4. Immunoterapi
Imiquimod dalam bentuk krem,
dioleskan 3x seminggu, paling lama
16 minggu. Dicuci setelah 6-8 jam
pemakaian

PENCEGAHAN
1. Intervensi Perilaku
A - Abstinence : adalah tidak melakukan
hubungan seksual sama sekali sebelum menikah.
Cara ini adalah cara yang paling utama
mencegah IMS terutama pada orang muda.
B - Be Faithfull : Be faithfull adalah bersikap setia
hanya pada satu pasangan saja.
C - Condom : Penggunaan kondom sebagai salah
satu metode pencegahan IMS dan mengurangi
resiko untuk transmisi terjadinya HIV

PENCEGAHAN
2. Vaksin VPH
Merupakan
upaya
pencegahan
primer
yang
diharapkan
akan
menurunkan terjadinya infeksi VHP
berisiko tinggi yaitu kanker serviks.
Pemberian
vaksin
dilaporkan
memberi proteksi sebesar 89%
karena vaksin tersebut mempunyai
cross protection dengan tipe lain.

Indikasi pengggunaan vaksin HPV:


Sebaiknya diberikan pada
kelompok usia 10-26 tahun yaitu
pada seseorang yang puberitas,
atau seseorang yang belum pernah
melakukan hubungan seksual.

JENIS VAKSIN
1. Gardasil:
- Vaksin quadrivalen 40 g protein
HPV 11 L1 HPV
- Tiap 0,5 cc mengandung 20 g HPV 6
L1, 40 g protein HPV 11 L1, 20 g
protein HPV 18 L1.
- Pemberian IM 0,5 cc pada M. Deltoid, di
berikan pada bulan ke 0,2,6. Dianjurkan
pemberian tidak melebih waktu 1 tahun.

2. Cervarix
- Jenis Vaksin Bivalen HPV 16/18 L1
VLP
- Pemberian IM 0,5 cc pada M.
Deltoid, di
berikan bulan ke 0,1,6.
Dianjurkan pemberian tidak melebihi
waktu 1 tahun.

Cara Kerja Vaksin


Kedua vaksin tersebut bekerja dengan cara vaksin terbentuk
sebagai kapsid dari VHP tipe 6, 11, 16, dan 18 (pada Gardasil) serta
tipe 16 dan 18 (pada Cervarix), namun tidak berisikan genom dari
virus-virus tersebut, sehingga tubuh membentuk antibody terhadap
virus tersebut namun tidak menimbulkan gejala. Hal ini akan
memberikan proteksi sebesar 81 % terhadap VPH pada lapisan sel
basal dalam tubuh yang belum pernah terinfeksi, sedangkan dalam
tubuh yang pernah terinfeksi virus VPH memberikan proteksi sebesar
50-60 %.
Kegagalan 19% pada tubuh yang belum terinfeksi dikarenakan
vaksin hanya terbentuk oleh kapsid virus tipe VPH 6,11,16,18
(Gardasil) atau 16,18 (Cervarix) saja, sedangkan beberapa tipe VPH
lainnya tidak terlindungi. Pada tubuh yang pernah terinfeksi, virus
VPH sudah menginvasi sel inang, sehinggal sel yang telah terinvasi
tersebut tidak terlindungi yang dapat kembali timbul gejala, namun
pada sel lainnya yang belum terinfeksi akan terlindungi.

VAKSINASI

VAKSINASI

KOMPLIKASI
a. Kanker serviks
b. Lama infeksikondiloma akuminata meningkatkan risiko terjadinya kanker
serviks.Kanker serviks merupakan penyebab kematian kedua padaperempuan
karena kanker di negara berkembang dan penyebab ke11 kematian pada
perempuan di AS. Tahun 2005, sebanyak 10.370kasus kanker serviks baru
ditemukan dan 3.710 diantaranyamengalami kematian.
c. Kanker genital lain
Selain menyebabkan kanker serviks, kondiloma akuminata juga dapat
menyebabkankanker genital lainnya seperti kanker vulva, anus dan penis.
d. Infeksi HIV
Seseorang dengan riwayat kondiloma akuminata lebih berisiko terinfeksi HIV.
e. Komplikasi selama kehamilan dan persalinan
Kondiloma akuminata selama masa kehamilan, dapat terus berkembang
membesardi daerah dinding vagina dan menyebabkan sulitnya prosespersalinan.
Selain itu, kondisi kondiloma akuminata dapat menurunkan kekebalan tubuh,
sehingga terjadi transmisi penularan kondiloma akuminata pada janinsecara
transvertikal,
dan
janin
dapat
menderita
kondiloma
akuminata
padatenggorokannya.

PROGNOSIS
Walaupun sering mengalami residif,
prognosisnya baik. Faktor predisposisi
dicari, misalnya higiene, adanya fluor
albus, atau kelembaban pada pria
akibat tidak disirkumsisi.

Daftar Pustaka
Fitzpatrick TB. Sexually transmitted disease. In: Dermatology in
general medicine. 7th ed. USA: McGraw-Hill Companies, Inc; 2008.
James WD. Syphilis, yaws, bejel, and pinta. In: Andrews diseases of
the skin. 11th ed. UK: Elsevier; 2011.
Perspectives on Sexually TransmittedDiseases : Challenges for
Prevention and Control. In Holmes :Sexually Transmitted Diseases.
New York : McGraw Hill. 2002; 3rded; chapter 2; p 15 20.
FK UI. Infeksi Menular Seksual. Jakarta : FK UI. 2009; edisi ketiga : hal
140-145.
FK UI. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta : FK UI. 2011; edisi
keenam : hal 113-114.
Andrijono. Vaksin HPV Merupakan Pencegahan Primer Kanker Serviks.
Jakarta : Departemen Obsteri dan Ginekologi FK UI. 2007; vol. 57.
Pradipta B, Sungkar S. Penggunaan Vaksin Human Papilloma Virus
dalam Pencegahan Kanker Serviks. Jakarta : FK UI. 2007; vol. 57.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai