Anda di halaman 1dari 15

Kegawat Daruratan II

Gangguan Keseimbangan
Asam Basa

Asidosis
Alkalosis
Asidosis Respiratorik
Alkalosis Metabolik
Asidosis Respiratorik
Alkalosis Metabolik

Asidosis Respiratorik adalah keasaman darah yang berlebihan karena


penumpukan karbondioksida dalam darah sebagai akibat dari fungsi
paru-paru yang buruk atau pernafasan yang lambat.
Kecepatan dan kedalaman pernafasan mengendalikan jumlah
karbondioksida dalam darah. Dalam keadaan normal, jika terkumpul
karbondioksida, pH darah akan turun dan darah menjadi asam.

Asidosis Metabolik adalah keasaman darah yang berlebihan, yang


ditandai dengan rendahnya kadar bikarbonat dalam darah. Bila
peningkatan keasaman melampaui sistem penyangga pH, darah akan
benar-benar menjadi asam.
Seiring dengan menurunnya pH darah, pernafasan menjadi lebih
dalam dan lebih cepat sebagai usaha tubuh untuk menurunkan
kelebihan asam dalam darah dengan cara menurunkan jumlah karbon
dioksida.
Pada akhirnya, ginjal juga berusaha mengkompensasi keadaan
tersebut dengan cara mengeluarkan lebih banyak asam dalam air
kemih. Tetapi kedua mekanisme tersebut bisa terlampaui jika tubuh
terus menerus menghasilkan terlalu banyak asam, sehingga terjadi
asidosis berat dan berakhir dengan keadaan koma.

PH = 7,35 7,45
PCO2 = 35 45 mmHg
HCO3 = 22 -26 mmol/l

Kegawatdaruratan II pada DM
KDA
HHNK (Hiperosmolar Hiperglikemia Non Ketosis)

Tangani Syok dengan pemberian 3 kali kehilangan


dengan menggunakan NaCl 0,9%
Resusitasi Cairan syok selama 36-48 Jam sesuai dengan
keadaan derajat dehidrasi
Selama Keadaan metabolic belum stabil ( Bikarbonat >
25mEq/l, Glukosa > 200 mg/dl, dan PH > 7,3) maka
pasien dipuasakan
Apabila terjadi Hipernatrimea dilakukan resusitasi
selama 72 jam
Apabila gula darah < 250 maka cairan dganti dengan
Dextrose 5% dalam Nacl 0,45%

Setelah syok teratasi


Gunakan Insulin rapid (regular) melalui IV dengan dosis 0,05 0,1
U/KgBB/jam. Insulin Bolus tidak diperlukan
Insulin Intravena dihentikan dan dilakukan asupan per oral jika
sudah stabil (kadar Bikarbonat, Glukosa, PH)
Insulin dinaikkan 2 kali selama sampai setelah makan 30 menit
selama makan ringan
Insulin dinaikkan 3 kali selama sampai setelah makan 60 menit
selama makan besar
Setelah itu insulin SC dengan dosis 0,5 1 U/KgBB/hari
Rujuk ke dokter sp endo

Kegawat Daruratan II pada Luka


Bakar

Fase pada luka bakar


1.Fase awal
masalah : pernapasan
sirkulasi

2. Fase sub akut


Masalah
: proses inflamasi
infeksi
yang
menimbulkan
sepsis proses penguapan cairan
tubuh di sertai energi

3. Fase lanjut
Masalah : kontraktur
gangguan fungsi
penampilan

Metode Rule of Nines


Sistem ini menggunakan
prosentase
kelipatan
sembilan terhadap luas
permukaan tubuh.
- Adult: kepala = 9 %,
tangan kanan-kiri = 18%,
dada dan perut = 18%,
genetalia = 1%, kaki kanankiri = 36%, dan punggung =
18%
- Child : kepala = 18%,
tangan kanan-kiri = 18% ,
dada dan perut = 18%, kaki
kanan-kiri = 28%, dan
punggung = 18%
- Infant : kepala = 18%,
tangan kanan-kiri =18%,
dada dan perut = 18%, kaki
kanan-kiri = 28%, dan
punggung = 18%

Kategori penderita dan indikasi


rawat
1. berat

Derajat II III > 20 % (Usia 10 tahun atau > 50 tahun)


derajat II III > 25 % Selain kelompok usia di atas
Mengenai muka, telingga, tanggan, kaki perineum
Cedera inhalasi
Luka bakar listrik
Disertai cedera lain
Pasien resiko tinggi
2. Sedang
Luas 15-25 % dengan derajat III < 10 % pada dewasa
Luas 10-20% ( usia < 10 tahun atau > 50 tahun dengan derajat III < 10%
tidak mengenai muka tangan kaki dan perineum pada anak dan dewasa )
3. Ringan
Luas < 15% pada dewasa
Luas < 10 % pada segala usia lanjut
Derajat III < 20% pada segala usia tidak mengenai muka , tangan , kaki
dan perineum

Rumus brader atau prakland


4 ml RL x BB kg x % LLB

o
o
o

PEMBERIAN :
8 jam I diberikan dari kebutuhan cairan
8 jam II diberikan dari kebutuhan cairan
8 jam III diberikan sisanya
Berdasarkan waktu mulai saat terjadi trauma

Anda mungkin juga menyukai