Anda di halaman 1dari 35

gANGGUAN NEUROTIK, SOMATOFORM,

dan Yang terkait dengan stres


Elsinda Eka Sari
PEMBIMBING :
dr. Ismoyowati Putri , Sp.KJ

gANGGUAN NEUROTIK
I.
II.
III.
IV.
V.
VI.
VII.

Gangguan Ansietas Fobik


Gangguan Ansietas Lainnya
Gangguan Obsesif-Kompulsif
Reaksi Terhadap Stres Berat
Gangguan Penyesuaian
Gangguan Disosiatif (Konversi)
Gangguan Somatoform
Gangguan Neurotik Lainnya

dan

I. Gangguan Ansietas Fobik


Agoraphobia

Ketakutan yang sangat dan tidak masuk akal pada


tempat terbuka, ditandai dengan ketakutan yang
nyata saat berada sendiri atau di tempat ramai yang
sulit dihindari atau tidak bisa meminta tolong.
Keadaan ini dibagi menjadi 2 :
- Disertai dengan serangan panik
- Tanpa gangguan panik

Kriteria Diagnosis :
Untuk agoraphobia tanpa riwayat gangguan panik
a.
b.
c.
d.

Adanya agoraphobia berhubungan dengan rasa


takut mengalami gejala mirip panik
Tidak memenuhi kriteria gangguan panik
Gangguan bukan karena efek fisiologis langsung
dari suatu zat atau kondisi medis umum
Jika ditemukan suatu kondisi medis umum yang
berhubungan, rasa takut yg dijelaskan dalam
kriteria a jelas melebihi dari apa yg biasanya
berhubungan dengan kondisi.

Penatalaksanaan :
Terapi kognitif
Antiansietas
Antidepressan
Prognosis :
Pada kasus agoraphobia karena gangguan panik,
jika gangguan panik diobati agoraphobia
seringkali membaik.
Agoraphobia tanpa riwayat gangguan panik
seringkali menyebabkan ketidakberdayaan yg
kronis.

Fobia spesifik

Gangguan cemas yg ditandai dengan rasa takut yg


menetap dan berlebihan atau tidak beralasan pd
objek dan situasi yg terbatas dan jelas,
berlawanan dengan rasa takut sendirian atau
ditempat-tempat umum (agoraphobia) atau takut
mendapat malu pada situasi sosial (fobia sosial).

Etiologi :
1.
Pengalaman emosional
Contoh : pengalaman mengemudi kecelakaan
2.
ModelLing : seseorang mengamati reaksi pada orang lain
3.
Pengalihan
informasi
:
seseorang
bisa
diajarkan/diperingatkan tentang bahaya objek tertentu
4.
Faktor genetik
Epidemiologi :
. Lebih sering dibandingkan dengan fobia sosial
. Pria : Wanita = 1 : 2
. Onset fobia spesifik :
Tipe Lingkungan alami, Tipe Darah, dan Tipe Injeksi : >>
pada rentang usia 5-9 tahun
Tipe Situasional ( kecuali takut ketinggian) : pertengahan
usia 20-an

Kriteria Diagnosis :
Rasa takut yg jelas, menetap, dan berlebihan

terhadap

objek atau situasi tertentu


Pemaparan dengan stimulus fobik hampir selalu
mencetuskan respon kecemasan yg segera
Orang tersebut menyadari bahwa rasa takutnya berlebihan
Situasi
fobik
dihindari/dihadapi
dengan
kecemasan/penderitaan yg kuat
Penghindaran, antisipasi kecemasan yg ditakuti, secara
bermakna mengganggu rutinitas, fungsi pekerjaan /
aktivitas sosial, atau terdapat penderitaan yg jelas karena
menderita fobia
Individu berusia dibawah 18 tahun, durasi min.6 bulan
Kecemasan, serangan panik, atau penghindaran fobik
berhubungan dengan objek atau situasi spesifik adalah
tidak lebih baik diterangkan oleh gangguan mental lain

Penatalaksanaan :
Terapi Pemaparan menggunakan pemaparan
stimulus fobik yg serial dan bertahap
Pendekatan kognitif
Farmakoterapi : antagonis -adrenergik

Fobia Sosial

Gangguan cemas yg ditandai dengan perasaan takut dan


menghindar dari situasi sosial atau pertunjukan; setiap
ketakutan tersebut berupa keadaan yg memalukan dan
penghinaan
Penatalaksanaan :

Psikoterapi
Kombinasi metode perilaku dan kognitif
Farmakoterapi
Fenelzin, Alprazolam, Klonazepam

Prognosis :
Kombinasi farmakoterapi dan psikoterapi menghasilkan
hasil yg lebih baik daripada terapi tersebut sendirisendiri.

II. Gangguan Ansietas Lainnya


Gangguan panik merupakan suatu gangguan yg
ditandai oleh kecemasan yg spontan, episodik dan
hebat. Biasanya berlangsung hanya 30 menit.
Epidemiologi :
1. Wanita 2-3x lebih sering daripada laki-laki
2. Faktor sosial, yaitu riwayat perceraian/perpisahan
yg belum lama
3. Paling sering pada dewasa muda

Gambaran klinis :
Serangan dimulai dengan periode gejala yg
meningkat cepat selama 10menit
Gejala mental utama, yaitu ketakutan yg kuat dan
peasaan ancaman kematian
Pasien tidak mampu menyebutkan sumber
ketakutannya
Pasien merasa kebingungan dan mengalami
kesulitan dalam memusatkan perhatian
Tanda fisik, yaitu takikardi, palpitasi, sesak nafas,
dan berkeringat
Pasien sering mencoba meninggalkan situasi
dimana dia berada untuk mencari bantuan

Bentuk-bentuk Gangguan Ansietas :


1.

Ansietas Paroksismal Episodik


Serangan ansietas berat dan berulang, tidak terbatas
pada situasi tertentu dan tidak terduga. Serangan
berlangsung beberapa menit.

2.

Ansietas Menyeluruh
Gangguan ini menyeluruh dan menetap (bertahan
lama), tidak terbatas pada keadaan lingkungan tertentu.

3.

Campuran Ansietas dan Depresif


Terdapat gejala ansietas dan depresif tetapi masingmasing tidak menunjukkan gejala yg cukup berat.
Beberapa gejala otonomik seperti tremor, palpitasi, dan
mules harus ditemukan. Apabila gejala otonomik tidak
ditemukan maka kategori ini tdak dipergunakan.

III. Gangguan Obsesif-Kompulsif


Obsesi : pikiran, perasaan, ide, atau sensasi yg
mengganggu.
Kompulsi : pikiran atau perilaku yg disadari,
dibakukan, dan rekuren seperti berhitung,
memeriksa atau menghindari.
Etiologi :
Disregulasi serotonin
Peningkatan aktivitas di lobus frontalis,
gangglia basalis, dan singulum pada PET
35% dari faktor genetik

Manifestasi klinis :
Gagasan/impuls yg memaksakan dirinya terus
menerus untuk melakukan pekerjaan yg berulangulang
Perasaan ketakutan yg mencemaskan dan
melakukan tindakan kebalikan melawan gagasan
impuls
Pasien menyadari melakuan perbuatan yg
mustahil dan tidak masuk akal tetapi merasakan
dorongan yg kuat untuk memahaminya

Diagnosis :

Untuk menegakkan d/pasti, gejala-gejala obsesif


atau tindakan kompulsif atau keduanya harus ada
setiap hari sedikitnya 2 minggu berturut-turut.
Hal itu merupakan sumber penderitaan dan
mengganggu aktivitas pasien.

Perjalanan penyakit dan prognosis :


Rata2 pasien memiliki onset gejala yg tiba-tiba
50-70% pasien memiliki onset gejala setelah suatu
peristiwa yg menyebabkan stres seperti kehamilan,
masalah seksual, atau kematian.
Perjalanan penyakit pasien ada yg berfluktuasi dan ada yg
konstan
Prognosis yg buruk dinyatakan oleh mengalah bukannya
menahan pada kompulsi, onset pada masa anak-anak,
kompulsi yg aneh, perlu perawatan diRS, gangguan
disertai depresi yg berat, kepercayaan waham, adanya
gagasan yg terlalu dipegang, dan adanya gangguan
kepribadian.
Pronosis yg baik ditandai oleh penyesuaian sosial dan
pekerjaan yg baik, adanya peristiwa pencetus dan suatu
sifat gejala yg episodik

Penatalaksanaan :
Farmakoterapi
Klomipramin, SSRI (Fluoksetin), Lithium, atau
MAOI (Fenelzin)
Psikoterapi
Terapi perilaku dengan desensitasi
Terapi keluarga

IV. Reaksi Terhadap Stres Berat


dan Gangguan Penyesuaian
Reaksi terhadap stres berat
A. Reaksi terhadap stres akut
Suatu gangguan sementara yg cukup parah yg terjadi pd seseorang
tanpa adanya gangguan jiwa lain yg nyata, sebagai respon thd stres
fisik maupun mental yg luar biasa yg biasanya menghilang dalam
beberapa jam atau hari.

Pedoman diagnostik :

Harus ada kaitan waktu yg langsung dan jelas antara terjadinya


stres yg luar biasa dengan onset gejala
Onset biasanya setelah beberapa menit atau bahkan segera
setelah kejadian

Gejala-gejala :
Terdapat

gejala campuran yg berubah-ubah;


selain gejala permulaan berupa keadaan terpaku
(daze)
Depresif
Ansietas
Kemarahan
Kekecewaan
Hiperaktif
Penarikan diri
Gejala mulai mereda setelah 24-48 jam dan
biasanya menghilang setelah 3 hari.

B. Gangguan Stres Pasca Trauma

Timbul sbg respon yg berkepanjangan dan atau tertunda


terhadap kejadian/situasi yang menimbulkan stres,
cenderung menyebabkan distres pd hampir setiap orang.

Gejala Khas :
.Bayangan2

kejadian traumatik terulan kembali


(flashback) atau dalam mimpi
.Kondisi perasaan beku & penumpulan emosi
.Menjauhi org lain
.Tidak responsif terhadap lingkungannya
.Anhedonia
.Menghindari aktivitas dan situasi yg berkaitan dengan
traumanya
.Kadang terjadi reaksi draatik, mendadak ketakutan,
panik atau agresif bila teringat traumanya

Onset :
Terjadi setelah trauma, masa laten antara
beberapa mgg-bulan (jarang melampaui 6 bln)
Penatalaksanaan :
BZD
Litium
-blocker
Klonidin
Karbamazepin

Gangguan Penyesuaian
Keadaan stres yg subjektif dan gangguan emosional yg
mengganggu kinerja dan fungsi. Timbul pada periode
adaptasi terhadap perubahan yg bermakna atau akibat
dari peristiwa kehidupan yg penuh stres.
Manifestasi klinik :
Afek depresif
Ansietas
Kecemasan
Perasaan tidak mampu menghadapi dan menyesuaikan, serta
merencanakan masa depan
Dissability dalam kinerja kegiatan rutin sehari-hari
Pada remaja : agresif dan dissosial
Pada anak-anak2 : fenomena regresi
Lamanya gejala tidak melebihi 6 bulan kecuali dalam kasus reaksi
depresif berkepanjangan

V. Gangguan Disosiatif (Konversi)


Adanya kehilangan (sebagian/seluruh) dari integrasi
normal antara ingatan masa lalu, kesadaran akan
identitas&penghayatan serta kendali terhadap gerakan
tubuh.
Gangguan ini merupakan hal yg bersifat psikogenik yg
berkaitan dengan kejadian traumatik, problem yg tidak
dapat diselesaikan dan tidak dapat ditolerir atau
gangguan dalam pergaulan.
Pedoman diagnostik :
Tidak ada bukti gangguan fisik
Adanya gangguan psikologis dalam keadaan yg stressfull
atau hub.interpersonal yg terganggu (meskipun disangkal)

Bentuk Gangguan Disosiatif :


1.

Amnesia Disosiatif
Adalah ketidakmampuan untuk mengingat informasi yg baru
saja disimpan dalam ingatan pasien, biasanya tentang peristiwa yg
menegangkan/traumatik dalam kehidupannya bukan disebabkan
oleh gangguan mental organik.
Amnesia dari amnesia disosiatif dapat mengambil 1 dari beberapa
bentuk :
- Amnesia terlokalisasi, kehilangan daya ingat terhadap
peristiwa dalam periode singkat/hanya dlm beberapa jam-hari
- Amnesia umum, kehilangan daya ingat akan pengalaman
selama hidupnya
- Amnesia selektif, kegagalan mengingat beberapa peristiwa
selama waktu yg singkat

2.

Fugue Disosiatif
Memiliki semua ciri amnesia disosiatif ditambah gejala melakukan
perjalanan meninggalkan rumah / tempat kerja yg disengaja,
seringkali mengambil identitas dan pekerjaan yg sepenuhnya baru
walaupun identitas baru biasanya kurang lengkap.

3.

Gangguan Trans dan Kesurupan


Adanya kehilangan penghayatan sementara akan identitas diri dan
kesadaran terhadap lingkungannya.
Gambaran Klinis :
.
.

4.

Gangguan Motorik Disosiatif


.
.
.

5.

Berprilaku seakan-akan dikuasai oleh kepribadian lain, kekuatan gaib,


malaikat, kekuatan lain.
Perhatian dan kewaspadaan terbatas atau terpusat pada satu atau dua
aspek yg ada dilingkungan dan seringkali gerakan, posisi tubuh dan
kata-katanya juga terbatas dan diulang-ulang.

Paralisis bersifat parsial dengan gerakan yg lemah atau lambat


Tremor yg berlebihan pada satu atau lebih ekstremitas atau pada
seluruh badan
Terjadi berbagai bentuk dan taraf inkoordinasi khususnya pada kaki
sehingga cara jalan aneh dan ketidakmampuan berdiri tanpa dibantu.

Konvulsi Disosiatif
Menyerupai kejang epileptik dalam hal gerakannya, tapi jarang
disertai lidah tergigit dan luka karena jatuh saat serangan dan
inkontinensia urine, tidak dijumpai kehilangan kesadaran tapi diganti
dengan keadaan stupor atau trans.

VI. Gangguan Somatoform


.

Suatu kelompok gangguan yang memiliki gejala


fisik (nyeri, mual, pusing) dimana tidak dapat
ditemukan penjelasan medis yang adekuat.
Menyebabkan penderitaan emosional yg
bermakna sehingga peranan sosial
dan
pekerjaannya menjadi terganggu.

DSM-IV, 5 gangguan spesifik :


1.

Gangguan Somatisasi :
.Banyak gejala somatik yg tdk dapat dijelaskan
berdasarkan pem. fisik & lab.
.Melibatkan sistem organ yg multipel.
.Kronis.
.Penderitaan psikologis, gangguan fungsional &
pekerjaan, perilaku mencari bantuan medis yg
berlebihan.

2.

Gangguan Konversi :
.Suatu ggg yg ditandai oleh adanya 1 atau lebih gejala
neurologis (paralisis, kebutaan, parestesia) yg tdk
dapat dijelaskan secara medis.
.Faktor psikologis berhubungan dgn awal gejala.

3.

Hipokondriasis
.Hipokondrium : sering mengalami keluhan

pada abdomen.
.Interpretasi pasien yg tidak realistik & tdk
akurat terhadap gejala atau sensasi fisik,
menyebabkan preokupasi & ketakutan bahwa
mereka menderita penyakit yg serius,
padahal tdk ditemukan penyebab medis.
.Percaya bahwa mereka menderita penyakit
yang parah yg belum terdeteksi & tdk dpt
diyakinkan akan kebalikannya.

4.

Gangguan Dismorfik Tubuh


.Preokupasi dgn suatu cacat tubuh yg dikhayalkan

(tdk memiliki hidung), atau suatu penonjolan


distorsi dari cacat yg minimal atau kecil.
.Gangguan dlm kehidupan pribadi, sosial &
pekerjaan.
5.

Gangguan Nyeri
.Adanya nyeri pd 1 atau lebih tempat yg tidak
sepenuhnya disebabkan oleh kondisi medis atau
neurologis non-psikiatrik.
.Ada hubungan dgn faktor psikologis.

Epidemiologi :
Wanita > Pria
Berhubungan terbalik dgn posisi sosial
Biasanya onset sebelum usia 30 tahun
Etiologi :
1. Faktor Psikososial
Menghindari tanggung jawab, tdk bisa menyelesaikan masalah,
ekspresi emosi yang tdk bisa diungkapkan dgn kata-kata.
2. Faktor Biologis
Genetik, gangguan metabolisme zat di otak.
3. Faktor prilaku
4. Faktor interpersonal
Prognosis :
. Baik
. Semakin lama gejala semakin buruk prognosisnya.

Terapi :
Farmakoterapi :
Psikotropik bila ada ggg mood atau gangguan
kecemasan.
Analgesik ( ggg nyeri )
Antidepressan
Anxiolitik
Psikoterapi :
Psikoterapi kelompok
Hipnosis
Terapi perilaku

VII. Gangguan Neurotik Lainnya


A.

Neurastenia
Keluhan utama yaitu kelemahan fisik hanya karena
kegiatan ringan disertai nyeri dan sakit otot dan tidak
mampu untuk rileks.
Ciri Khas : Kekhawatiran pasien pada kelelahan dan
kelemahan serta penurunan efisiensi mental dan fisik.

B.

Sindrom Depersonalisasi-Derealisasi
Keadaan dimana pasien mengeluh bahwa aktivitas
mentalnya, tubuhnya, lingkungannya, menjadi
berubah kualitasnya sehingga menjadi tidak nyata
dan asing.

Kriteria Diagnosis :
1.

2.

3.

4.

Gejala depersonalisasi yaitu pasien merasa


pengalamannya seperti terlepas, jauh,bukan
dirinya, hilang, dsb
Gejala derealisasi yaitu orang atau lingkungan
sekitarnya tidak nyata, jauh, semu, tanpa warna,
tidak hidup, dsb
Memahami bahwa hal tersebut merupakan
spontan dan subjektif dan bukan disebabkan oleh
kekuatan dari luar atau orang lain
Pengindraan tidak terganggu dan tidak ada
keadaan kebingungan atau epilepsi

SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai