Anda di halaman 1dari 8

Kelompok 1

G A G A S A N P IK IR A N
A R IS TO TELES D A N
M A N FA ATN YA

G agasan pikiran
1. Logika

Logika adalah pengetahuan tentang


kaidah berpikir. Menurut Aristoteles,
berpikir harus dilakukan dengan bertitik
tolak pada pengertian-pengertian sesuatu
benda. Suatu pengertian memuat dua
golongan, yaitu subtansi (sebagai sifat
umum), dan aksidensia (sebagai sifat
yang secara tidak kebetulan). Dari dua
golongan tersebut terurai menjadi sepuluh
macam kategori, yaitu:

Subtansi (hal-hal yang bersifat nyata dan yang sungguh-sungguh

bereksistensi) contohnya manusia dan binatang.


Kuantitas (satu, dua)
Kualitas (merah, baik)
Relasi (rangkap, separuh)
Tempat (di rumah, di pasar)
Waktu (sekarang, besok)
Keadaan (duduk, berjalan)
Mempunyai (berpakaian, bersuami)
Berbuat (membaca, menulis)
Menderita (terpotong, tergilas).

2. Silogisme
Menurut Aristoteles, pengetahuan manusia hanya dapat dimunculkan
dengan dua cara, yaitu induksi dan deduksi. Induksi adalah suatu proses
berpikir yang bertolak pada hal-hal yang khusus untuk mencapai
kesimpulan yang sifatnya umum. Sementara itu, deduksi adalah proses
berpikir yang bertolak pada dua kebaenaran yang tidak diragukan untuk
mencapai

kesimpulan

sebagai

kebenaran

yang

ketiga.

Menurut

pendapatnya, deduksi ini merupakan jalan yang baik untuk melahirkan


pengetahuan baru. Berpikir deduksi yaitu silogisme, yang terdiri dari
premis mayor dan premis minor dan kesimpulan.
Contoh:
Manusia adalah makhluk hidup (premis mayor)
Dina adalah manusia (premis minor)
Dina adalah makhluk hidup (kesimpulan)

3. Pengelompokan ilmu pengetahuan

Aristoteles

mengelompokkan

ilmu

pengetahuan menjadi tiga golongan, yaitu:


Ilmu pengetahuan praktis (etika dan politik)
Ilmu pengetahuan produktif (teknik dan

kesenian)
Ilmu

pengetahuan

matematika, metafisika)

teoritis

(fisika,

4. Aktus dan Potensia


Mengenai realitas atau yang ada, Aristoteles tidak
sependapat
dengan
gurunya
Plato
yang
mengatakan bahwa realitas itu ada pada dunia
ide. Menurut Aristoteles, yang ada itu berada pada
hal-hal yang khusus dan konkret. Realitas yang
sungguh-sungguh ada bukanlah yang umum dan
yang tetap seperti yang dikemukakan Plato, tetapi
realitas terdapat pada yang khusus dan yang
individual. Keberadaan manusia bukan di dunia
ide, tetapi manusia berada yang satu persatu.
Dengan demikian, realitas itu terdapat pada yang
konkret, yang bermacam-macam, yang berubahrubah. Itulah realitas yang sesungguhnya.

5. Pengetahuan
Menurut Aristoteles, terdapat dua
macam pengenalan, yaitu pengenlan
inderawi dan pengenalan rasional.
Dengan pengenalan inderawi kita
dapat memperoleh pengetahuan
tentang
bentuk
benda
(bukan
materinya) dan hanya mengenal halhal yang konkret. Sementara itu,
pengenalan rasional kita akan dapat
memperoleh pengetahuan tentang
hakikaat dari suatu benda. Dengan
pengenalan rasional ini kita dapat

6. Etika
Aristoteles mempunyai perhatian yang khusus
terhadap masalah etika. Karena etika bukan
diperuntukkan sebagai cita-cita, akan tetapi
dipakai sebagi hukum kesusilaan. Menurut
pendapatnya, tujuan tertinggi hidup manusia
adalah
kebahagiaan
(eudaimonia).
Kebahagiaan adalah suatu keadaan dimana
segala sesuatu yang teramsuk dalam keadaan
bahagia telah berada dalam diri manusia. jadi,
bukan
sebagai
kebahagiaan
subjektif.
Kebahagiaan harus sebagai suatu aktivitas
yang nyata, dan dengan perbuatannya itu
dirinya semakin disempurnakan. Kebahagiaan
manusia yang tertinggi adalah berpikir murni.

Anda mungkin juga menyukai