Anda di halaman 1dari 29

WAJIB BACA

SEXUALITY AND SEXUAL ACTIVITY IN


PREGNANCY
Cahyawati Arisusilo
Obstetri Ginekologi

Sexuality and Sexual Activity in


Pregnancy
Wasinee Uwapusitanon MD
Thanapan Choobun MD
Departement of Obstetrics and
Gynecology
J Med Assoc Thai Vol 87 Suppl 3 2004

Abstrak
Obyektif : untuk mengevaluasi aktivitas
seksual dan mendeskripsikan perilaku
terkait dengan berbagai informasi yang
didapatkan
Metode : ibu hamil diinterview dengan
kuisioner selama 3 periode. Hasil yang
diukur adalah frekuensi coitus, hasrat,
orgasme, dan kepuasan seksual. Diukur
dalam 3 trimester kehamilan

Hasil :
terjadi penurunan yang signifikan pada
masing-masing indikator yang diukur
(p<0,001).
Posisi seksual mengalami penurunan pada
posisi man on top.
Perhatian terhadap pengaruh aktifitas seksual
yang mempengaruhi terjadinya aborsi
menurun sejalan peningkatan umur kehamilan
Hanya 22% wanita hamil menerima informasi
mengenai aktifitas seksual dalam kehamilan
dari dokter

Kesimpulan :
Seksualitas dan aktifitas seksual menurun
secara signifikan dalam kehamilan.
Pemberian informasi dari dokter kepada
pasien mengenai aktifitas seksual dalam
kehamilan masih sangat kurang
Program edukasi dan konseling dalam
aktifitas seksual selama kehamilan harus
dijalankan antara ibu hamil dan dokter
secara menyeluruh

Pendahuluan
Dalam kehamilan terjadi perubahan secara fisik
dan psikis yang tentunya dapat mempengaruhi
aktifitas seksual.
Perubahan fisik antara lain adalah morning
sickness, bulkiness, awkwardness, changing in
body image, akan dapat mempengaruhi hasrat
seksual
Dari penelitian sebelumnya oleh Masters d Johnson
mengenai seksualitas selama masa kehamilan,
disimpulkan bahwa terdapat peningkatan hasrat
seksual pada trimester kedua kehamilan sebagai
akibat dari adanya kongesti pembuluh darah pelvis

Reany, mempelajari 52 wanita hamil


dengan menggunakan kuisioner dalam
masing-masing trimester dan
menyimpulkan adanya penurunan
kenikmatan seksual dan frekuensi koitus
serta orgasme sejalan dengan
peningkatan usia kehamilan.
Hasrat seksual akan meningkat pada
trimester kedua dan secara progresif akan
menurun pada trimester ketiga.

Banyak penelitian yang meneliti mengenai


kehamilan dan aktifitas seksual, akan tetapi
mayoritas dilakukan oleh peneliti dari negara
barat. Sedangkan dalam penelitian ini akan
dilakukan interview pada ibu-ibu hamil di asia.
Ibu-ibu hamil di Asia, sejalan dengan faktor
budaya dan agama akan lebih kaku atau ketat
dan cenderung merasa tidak nyaman apabila
mendiskusikan mengenai hal ini dengan
dokternya.

Evaluasi dilakukan dalam interview di


rumah sakit.
Peneliti menemukan bahwa karakteristik
dari kehamilan pada ibu asia terdapat
penolakan yang progresif pada aktifitas
seksual dan mayoritas dari penolakan
tersebut dikarenakan kekhawatiran bahwa
intercourse dapat membahayakan
kehamilan dan perlu melakukan diskusi
kepada dokter dahulu untuk melakukannya

Tujuan dari studi ini adalah untuk


mengevaluasi pengalaman seksual
pada ibu hamil selama 3 semester
masa kehamilannya dan untuk
mendeskripsikan perilaku serta
sumber informasi yang didapatkan
sehubungan dengan aktifitas
seksual dalam kehamilan

Material dan Metode

Studi Kohort selama Juni 2003 s/d Mei 2004


Responden : Ibu Hamil dari antenatal klinik di RS Songklanagarind.
Kriteria Inklusi : Wanita hamil pada trimester 1 (Sebelum 14 minggu kehamilan) dan tinggal serumah dengan suami.
Kriteria eksklusi : semua wanita yang disarankan oleh dokter untuk tidak melakukan hubungan seksual sehubungan dengan alasan medis (rw.
Melahirkan prematur, kehamilan kembar, perdarahan antepartum atau penyakit medis lainnya)

[
[

Setelah responden menandatangani inform


consent, responden akan diinterview
menggunakan kuisioner terstruktur dalam kurun
waktu 3 periode; trimester pertama, trimester ke
2, dan trimester ke 3.
Kuisioner ini meliputi pertanyaan data
sosiodemografi, graviditas, paritas, dan perilaku
seksual dalam kehamilan dibandingkan dengan
pada waktu sebelum hamil dan juga mengenai
informasi terhadap hubungan seksual dalm
kehamilan yang didapatkan

Pengukuran Outcome

Yang diukur :
frekuensi hubungan seksual
Hasrat seksual
Orgasme
Kepuasan seksual
Menggunakan skala analogi visual maupun persentase
Data kategorikal menggunakan persentase dan perbandingan
yang digunakan menggunakan test chi square.
Variabell kontinyu merupakan mean dan standar deviasi
apabila terdistribusi normal kontinyu dengan analisis of
variasi
Non normal terdistribusi kontinyu sebagai perbandingan dan
median yang dibuat oleh Kruskal Walis Tes.

Hasil
Dari 300 wanita yang berpartisipasi
dalam studi ini 138 wanita gagal di follow
up, 12 wanita mengalami aborsi dan 1
wanita mengalami APB karena plasenta
previa. Sehingga hanya 149 wanita yang
menyelesaikan kuisioner yang diberikan
Pengurangan sampel ini tidak
menyebabkan perubahan dari data
demografi yang ada.

Demografi

Follow up dan Monitoring


Frekuensi intercourse
Hasrat seksual
Posisi Seksual

Frekuensi vaginal
intercourse
Frekuensi intercourse
menurun sejalan dengan
meningkatnya usia
kehamilan. (p<0,001)
Intercourse pada trimester
kedua sejalan dengan
trimester pertama
Abstinence pada trimester
ke 3 (p<0,001)

Posisi Seksual dan Kepuasan


Seksual
Kepuasan seksual menurun dalam
kehamilan (p<0,001)
dalam penelitian ini posisi seksual
diklasifikasikan dalam 3 grup yaitu :
Man on top
Woman on top
Non weight bearing potition
Posisi ini senantiasa berubah pada tiap
trimester kehamilan
Man on top paling sering dilakukan
sebelum masa kehamilan, tetapi setelah
kehamilan pemilihan untuk posisi ini
mennurun
Trimester selanjutnya lebih
mengutamakan posisi women on top
dan pada akhir kehamilan adalah non
weight bearing

Kondisi yang diperhatikan


PROM sering terjadi pada trimester ke
dua kehamilan
Persalinan prematur sering terjadi
pada trimester ke 3
Ibu hamil sering mendengarkan
informasi mengenai hal ini dari
membaca buku 45%, dari teman 25%
dan hanya 22% yang mendengarnya
dari dokter

Diskusi
Dalam masa kehamilan wanita
beradaptasi terhadap berbagai
perubahan dari dalam dirinya.
Terdapat berbagai perubahan yang
terjadi antara lain perubahan fisiologi,
bentuk tubuh, gaya hidup. Yang
kesemuanya dapat mempengaruhi
seksualitas dan aktifitas seksual

Dari hasil penelitian didapatkan terjadi


penurunan yang signifikan frekuensi intercourse,
hasrat seksual dan kepuasan seksual selama
masa kehamilan
Hasil penelitian ini sesuai dengan beberapa
penelitian sebelumnya oleh Ryding, Reamy dan
Robson akan tetapi menunjukkan pola yang
berbeda. Yaitu terjadi peningkatan hasrat
seksual pada trimester satu dan dua

Pada hasil penelitian yang terdahulu apabila


terjadi penurunan hasrat seksual pada trimester
satu maka disebabkan oleh adanya perubahan
fisiologi pada trimester pertama, yaitu mual dan
muntah, ketakutan terjadinya abortus atau
ketakutan akan membahayakan janinnya
Sedangkan pada trimester kedua, adanya pelvic
vasculate congestion dan peningkatan
hiperemesis gravidarum dan perbaikan kondisi
hiperemesis gravidarum menyebabkan ibu
hamil masih melakukan hubungan seksual

Akan tetapi kekhawatiran mengenai


komplikasi kehamilan menurunkan hasrat
seksual.
Pada penelitian ini frekuensi hubungan
seksual menurun seiring bertambahnya
usia kehamilan.
Pada penelitian ini tidak diobservasi
mengenai adanya komplikasi kehamilan
misalnya perdarahan, kelahiran prematur,
PROM

Posisi hubungan seksual dalam masa kehamilan


berubah seiring peningkatan usia kehamilan
Perubahan posisi dalam hubungan seksual perlu
disarankan ada pasangan-pasangan yang
menanti kelahiran bayinya
Perubahan ini tergantung dari perubahan
bentuk badan yang terhadi selama kehamilan
Semakin besar ukuran perut semakin sulit
melakukan hubungan pada posisi laki-laki diatas

Mayoritas wanita hamil berpendapat


bahwa hubungan seksual akan
membahayakan kondisi janinnya
Kesalah pahaman ini perlu
diklarifikasi oleh tenaga dokter,
bahwa hubungan seksual dalam masa
kehamilan tidak akan memberi
pengaruh berbahaya pada pasangan
yang tidak memiliki kontraindikasi

Tenaga kesehatan dan dokter perlu melakukan hal


ini karena informasi yang didapatkan mengenai
hubungan seksual selama kehamilan masih
sangat sedikit dan masih sangat sedikit literature
yang dibuat oleh tenaga kesehatan
<15% wanita mendapatkan informasi dari tenaga
medis, >50% mendapatkannya dari buku. Adanya
pengaruh agama dan budaya menyebabkan wanita
tidak nyaman untuk membicarakan mengenai hal
ini .
Maka dokter lah yang harus membuka topik
pembicaraan ini terlebih dahulu

Penelitian ini bersifat retrospektif, semua hasil


berasal dari ibu yang sama yang diikuti dalam
kurun waktu yang disediakan.
Masih terdapat beberapa kekurangan misalnya
adanya recall bias, dan 25% ibu hamil yang
diwawancarai memiliki riwayat aborsi
sebelumnya sehingga bisa mempengaruhi hasil
Akan tetapi hal ini dapat merupakan penelitian
pendahuluan sebagai dasar untuk penelitian
selanjutnya khususnya di Thailand dan Asia

Kesimpulan
Seksualitas dan aktifitas seksual
menurun secara signifikan selama
kehamilan
Pemberian pengetahuan mengenai
hal ini masih jarang
Perlunya edukasi dan konseling
mengenai hubungan seksual dalam
masa kehamilan

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai