Anda di halaman 1dari 20

ORGANISASI DAN ASPEK PERILAKU

Kelompok 5:
1. Fadilla Sagita
2. FatmaYunita
3. Jefriyanto
4. Muhammad Nurhaqiqi
5. OktariniKuntari
6. SuswitaSafitri

ORGANISASI
Kata organisasi mempunyai dua pengertian
umum. Pengertian pertama manandakan
suatu lembaga atau kelompok fungsional,
seperti organisasi perusahaan, rumah sakit,
perwakilan pemerintah, atau suatu
perkumpulan olah raga. Pengertian kedua
berkenaan dengan proses pengorganisasian
sebagai suatu cara dalam mana kegiatan
organisasi dialokasikan dan ditugaskan di
antara para anggotanya agar tujuan
organisasi dapat tercapai dengan efisien.

Pengorganisasian merupakan suatu proses merancang struktur


formal, mengelompokkan, dan mengatur serta membagi tugastugas atau pekerjaan di antara para anggota organisasi agar
tujuan organisasi dapat dicapai dengan efisien.
Proses pengorganisasian dapat ditunjukkan dengan tiga langkah
prosedur berikut:
Perincian seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk
mencapai tujuan organisasi.
Pembagian beban pekerjaan menjadi kegiatan-kegiatan yang
secara logis dapat dilaksanakan oleh satu orang.
Pengadaan dan pengembangan suatu mekanisme untuk
mengkoordinasi pekerjaan para anggota organosasi menjadi
kesatuan yang terpadu dan harmonis.

ASPEK PERILAKU
Perilaku organisasi merupakan ilmu tentang
perilaku tiap individu dan kelompok serta
pengaruh tiap individu dan kelompok
terhadap organisasi, maupun perilaku
interaksi antara individu dengan individu,
individu dengan kelompok, dan kelompok
dengan kelompok dalam organisasi demi
kemanfaatan suatu organisasi.
Dalam aspek perilaku membahas tentang
pengambilan keputusan

Pengambilan keputusan bertujuan


mengatasi atau memecahkan
masalah yang bersangkutan
sehingga usaha pencapaian tujuan
yang dimaksud dapat dilaksanakan
secara baik dan efektif. Selain itu
pembuatan keputusan dipandang
sebagai usaha untuk mencari jalan
keluar dari masalah yang terjadi.

Proses Pengambilan
Keputusan

Tahap 1

Tahap 2

Tahap 3

Tahap 4

Tahap 5

Tahap 6

Tahap 7

Identifik
asi &
diagnos
a
masalah

Pengumpulan &
analisis
data

Pengembangan
alternati
f

Evaluasi
alternati
f

Pemiliha
n
alternati
f terbaik

Impleme
n-tasi
keputus
an

Evaluasi
hasil

Umpa
n balik

1. Perumusan masalah
Kebutuhan akan keputusan sering berupa suatu masalah dalam berbagai bentuk.
Untuk mempermudah mengdentifikasi masalah,maka manajer memerlukan
beberapa cara salah satunya adalah dengan menguji hubungan sebab-akibat.
Contoh: Seorang manajer perusahaan berkonsultasi dengan pihak-pihak lain yang
mampu membeikan pandangan dan wawasan yang berbeda tentang masalah
atau kesempatan.
2. Pengumpulan dan Analisi Data
Stelah menemukan dan merumuskan masalah maka langkah selanjutnya adalah
harus menentukan data-data apa saja yang dibutuhkan untuk membuat
keputusan yang tepat dan kemudian mencapatkan informasi tersebut.
Contoh : Seorang manajer harus memilih dan mengumpulkan data-data yang
dibutuhkan untuk membuat keputusan. Data-data tersebut bisa berupa data yang
terdapat dalam perusahaan maupun luar perusahaan yang ada kaitannya dengan
masalah tersebut.
3. Pengembangan alternatif
Setelah masalah di ditentukan dan dirumuskan, langkah selanjutnya adalah
pengumpulan dan analisa data yang relevan. Atas dasar tersebut, alternatif
dikembangkan sebelum keputusan dibuat. Pengembangan alternatif merupakan
tahap yang paling sulit dan memerlukan pemikiran-pemikiran yang kreatif.
Contoh: Dalam prakteknya manajer tidak selalu mempunyai informasi yang
lengkap. Maka diperlukan tindakan kongkret dari manajer berupa pemunculan
ide-ide atau inovasi brau yang berguna untuk peningkatan mutu perusahaan.

4. Evaluasi alternatif
Evaluasi alternatif tergantung pada pemilihan kriteria keputusan yang tepat.
Kriteria sangat penting karena evaluasi alternatif ini melibatkan kriteria yang
bertentangan.
Contoh: Keputusan manajer untuk menggunakan mesin baru dalam operasi
mungkin akan mengurangi biaya tapi mungkin juga dapat menurunkan fleksibilitas
operasi. Oleh karena itu evaluasi ini diperlukan untuk mengavaluasi resiko yang
mungkin ditimbulkan dari alternatif yang akan diambil tersebut.
5. Pemilihan alternatif terbaik
Meskipun kualitas analisis yang dilakukan untuk mengevaluasi alternatif cukup
tinggi, pemilihannya jarang menjadi mudah dan jelas. Hal tersebut karena masalah
keputusan yang sulit disajikan secara lengkap. Hal ini juga merupakan kompromi
diantara berbagai faktor yang dipertimbangkan.
Contoh: Dengan terpilihnya suatu alternatif terbaik, manajerpun harus mulai
mampu menggerakkan pegawainya lewat pemberian materi atau bahan yang
cukup di mengerti serta pemeriksaan lebih lanjut mengenai apa saja yang
dibutuhkan nantinya.

6. Implementasi keputusan
Suatu keputusan belum selesai sebelum diterapkan dalam praktek.
Implementasi memerlukan perubahan cara orang-orang
berprilaku,sehingga pembuat keputusan dapat dipandang sebagai
pengantar perubahan.
Contoh: Manajer mulai memberikan perintah,wewenang serta tanggung
jawab terhadap pelaksanaan tugas-tugas tertentu dan juga mulai
menetapkan skedul kegiatan atau anggaran,mengadakan dan
mengalokasikan sumber daya yang diperlukan.
7. Evaluasi dari hasil keputusan
Setelah keputusan diimplementasikan, maka yangselanjutnya dilakukan
adalah mengevaluasi apakah alternatif-alternatif tadi sudah dilakukan
dengan tepat dan apakah keputusan telah memberikan hasil-hasil yang
diharapkan.
Contoh: pemonitoran yang dilakukan manajer secara terus menerus.
Dengan evaluasi ini, manajer bisa mengetahui apa saja hal yang harus
dikurangi atau ditambah untuk membuat perusahaan lebih baik lagi.

KESIMPULAN
Suatu organisasi dengan aspek keprilaku
sangat berkaitan dalam mengambil keputusan
untuk mencapai tujuan yang sama. Pengambilan
keputusan tidak bisa dilakukan secara
sembarangan ,karena pengambilan keputusan
adalah suatu proses pemikiran dalam rangka
pemecahan suatu masalah untuk memperoleh
hasil akhir untuk dilaksanakan.

PERTANYAAN
1. Jelaskan bagaimana proses dalam pengorganisasian!
Jawabanya:
Proses pengorganisasian dapat ditunjukkan dengan 3
langkah prosedur:
1. Perincian seluruh pekerjaan yang harus dilaksanan
untuk mencapai tujuan organisasi.
2. Pembagian bebab pekerjaan menjadi kegiatan-kegiatan
yang secara logis dapat dilaksanakan oleh 1 orang
3. Pengadaan dan pengembangan suatu mekanisme
untuk mengkoordinasi pekerjaan para anggota
organisasi menjadi kesatuan yang terpadu dan
harmonis

2. Mengapa perencanaan keuangan dalam


organisasi cenderung sangat berarti? Berikan
contoh!
Jawaban:
Karena menyajikan suatu kerangka untuk
perencanaan ikhtisarnya. Contoh perencaan
keuangan adalah: rencana laba, rencana
perbandingan hutang/modal, dan rencana
manajemen dana. Kebutuhan perencanaan
menunjukkan bahwa perencanaan merupakan
suatu kegiatan manajemen yang berarti.

3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan keputusan terprogram dan


keputusan tidak terprogram!
Jawaban:
a. Keputusan terprogram adalah suatu keputusan yang terkait dengan
persoalan yang berulang-ulang dan rutin dari suatu peristiwa atau
kejadian yang sejenis atau serupa sehingga jika terjadi hal yang sama di
kemudian hari cara penanganan atau penyelesaiannya telah disiapkan.
Keputusan terprogram dibuat sebagai respon terhadap masalah-masalah
organisasi repetitif atau yang sudah baku. Banyak masalah dalam
organisasi yang terjadi berulang-ulang yang sudah biasa, tempat para
manajer bisa membuat kriteria penampilan informasi yang jelas, serta
alternatif keputusan yang lebih baik, keputusan jenis ini lebih sering
disebut sebagai keputusan rutin.
b. Keputusan tidak terprogram adalah keputusan yang terikat kepada
berbagai persoalan yang tidak berulang dan tidak terstruktur yang
biasanya muncul secara tiba-tiba dan mendadak serta umumnya bersifat
unik. Keputusan tidak terprogram dibuat sebagai respon terhadap
masalah-masalah unik yang jarang dijumpai, dan yang tidak dapat
didefiniskan secara tepat, keputusan ini biasanya dikenal dengan nama
keputusan stratejik.

4. Mengapa pengambilan keputusan amat


perlu dalam lingkup suatu organisasi?
Jelaskan!
Jawaban:
Karena setiap masalah yang muncul dalam
organisasi memerlukan suatu keputusan,
dimana keputusan yang di ambil melalui
proses pengambilan keputusan. Sehingga
dapat menghasilkan keputusan yang
layak, dan dapat digunakan sebagai suatu
pemecahan dalam suatu organisasi guna
mencapai tujuan.

Pertanyaan-Pertanyaan
1. Pahri: Jelaskan tahap-tahap dalam pengambilan keputusan!
Jawab: Fatma
Yang pertama adalah tahap Identifikasi & diagnosa masalah dimana tahap ini
kita menetukan masalah apa yang sedang dihadapi.
Yang ke-2 Pengumpulan & analisis data, dimana tahap ini kita mengumpulkan
data dan menganalisis masalah yang dihadapi.
Yang ke-3 Pengembangan alternatif, dimana tahap ini kita mengembangkan
alternatif-alternatif apa saja yang akan digunakan untuk
menghadapi masalah tersebut.
Yang ke-4 Evaluasi alternatif, dimana kita memilihan kriteria keputusan yang
tepat.
Yang ke-5 Pemilihan alternatif terbaik, dimana kita memilih alternatif mana
yang terbaik dan yang akan kita gunakan.
Yang ke-6 Implementasi keputusan, dimana kita sebelum melakukan suatu
keputusan kita harus mempraktekkan dari alternatif yang akan kita
ambil sebelum benar-benar mengambil keputusan agar karyawan
ataupun orang-orang dapat melakukan perubahan.
Yang ke-7 Evaluasi hasil, dimana kita mengevaluasi apakah alternatif-alternatif
tadi sudah dilakukan dengan tepat dan apakah keputusan telah
memberikan hasil-hasil yang diharapkan.
Umpan Balik : Dimana setiap dari tahap-tahap dari yang dijelaskan diatas,
semua nya ada umpan balik terhadap masalah yang sedang dihadapi.
Setelah hasil didapatkan ada umpan balik ke identifikasi dan diagnosa

2. Marwati: Jelaskan contoh pengambilan keputusan terprogram


dan tidak terprogram
Jawab: Suswita
Keputusan terprogram adalah suatu keputusan yang terkait
dengan persoalan yang berulang-ulang dan rutin dari
suatu peristiwa atau kejadian yang sejenis atau serupa
sehingga jika terjadi hal yang sama di kemudian hari
cara penanganan atau penyelesaiannya telah disiapkan.
Contohnya dalam menghasilkan suatu produksi perusahaan
tersebut mengalami masalah tiap tahunnya seperti
kelebihan pesanan dalam produksinya.
Keputusan tidak terprogram adalah keputusan yang terikat
kepada berbagai persoalan yang tidak berulang dan
tidak terstruktur yang biasanya muncul secara tiba-tiba
dan mendadak serta umumnya bersifat unik.
contohnya adalah kerusakan mesin yang terjadi secara tibatiba dan tidak terjadi berulang-ulang.

3. Hastin: apa hubungan organisasi dan


manajemen dalam pengambilan
keputusan?
Jawab: Okta
Menurut saya hubungan organisasi dan
manajemen dalam pengambilan
keputusan itu sangat erat, dimana
organisasi itu wadah dari perusahaan
dan manajemen adalah sistemnya.
Jadi hubungan antara organisasi dan
manajemen dalam pengambilan
keputusan tidak bisa dipisahkan.

4. M.Wandri: Bagaimana hubunngan aspek


prilaku terhadap organisasi?
Jawab: M.Nurhaqiqi
Hubungan aspek perilaku terhadap
organisasi sangat erat, dalam aspek
perilaku tidak hanya ada pengambilan
keputusan, tetapi ada juga motivasi,
inovasi untuk karyawan. Sehingga
dengan melakukan motivasi maka akan
membuat karyawan menjadi lebih baik
untuk tujuan perusahaan yang lebih baik.

5. Susilawati: Dalam tahap pengambilan


keputusan, siapa yg
memutuskannya keputusan
terakhir?
Jawab: Jefriyanto
Menurut kami dalam tahap pengambilan
keputusan, yang memutuskan keputusan
terakhir adalah pemilik perusahaan yang
memiliki saham terbesar ataupun top
manajemen setelah melakukan
penelitian-penelitian dan rapat terhadap
dewan direksi dan manajemen.

6. M.Fikri: Dari tahap-tahap pengambilan


keputusan,manakah yg utama dan
membutuhkan waktu yg tercepat
Jawab: Fadilla
Dari tahap-tahap pengambilan keputusan yang utama
adalah Identifikasi & diagnosa masalah karena
sebelum mengambil keputusan kita harus
mengidentifikasi dan mendiagnosa dulu masalah yang
terjadi tersebut, jika identifikasi dan diagnosa masalah
sudah terselesaikan maka untuk tahap tahap
selanjutnya akan lebih mudah.
Dari tahap-tahap pengambilan keputusan yang
membutuhkan waktu tercepat adalah Pemilihan
alternatif terbaik karena disini hanya memilih alternatif
yang terbaik yang sesuai dengan masalah perusahaan
yang dihadapi.

Anda mungkin juga menyukai