Oleh
Istiana Kusumastuti
Rambut
Keadaan Rambut
(Rambut hitam, coklat, pirang, , mudah
rontok)
Higiene kepala
(kulit kepala kotor, berbau, bisa ditemui lesi
seperti vesicula, pustula, crusta karena
varicella, dermatitis, dan jamur)
Muka
Oedema
Pucat
Chloasma gravidarum
Mata
Hidung
Telinga
Leher
Lakukan palpasi
Kelenjar thyiroid inspeksi atas, bentuk dan besarnya.
Palpasi dengan cara satu tangan dari samping atau dua
tangan dari arah belakang, jari-jari meraba permukaan
kelenjar dan pasien diminta menelan, normalnya tidak
dirasakan perbedaan dengan jaringan sekitarnya/
Kelenjar getah bening ada pembesaran atau tidak
dengan cara lakukan palpasi menggunakan jari
telunjuk dan jari tengah pada daerah di belakang
telinga bagian bawah.
Normal: warna sama dengan kulit lain, integritas
kulit baik, bentuk simetris, tidak ada
pembesaran kelenjer limfe dan kelenjar thyroid.
Lanjutan
Kelenjar tiroid
Lanjutan
Auskultasi
Mendengarkan dengan menggunakan stetoskop,
caranya pasien diminta bernapas cukup dalam
dengan mulut terbuka dan letakkan stetoskop
secara sistematik dari atas ke bawah dengan
membandingkan kiri-kanan. Normalnya suara
napas vesiculer (bersifat halus, nada rendah,
inspirasi lebih panjang dari ekspirasi).
Normal: bentuk simetris,lunak, tidak
adanya nyeri tekan, tdk ada
massa/benjolan, tdk ada peradangan, tidak
edema/ bengkak
Abdomen
Leopold
Leopold I
Untuk menentukan TFU dengan metlin
dan menentukan bagian apa yang
terdapat di fundus uteri
Leopold II
Dengan tekhnik :
Pemeriksa menghadap ke arah muka pasien
Untuk memeriksa bagian kanan janin, tangan kiri
memfiksasi dan tangan kanan meraba bagian
janin
Untuk memeriksa bagian kiri janin, tangan kanan
memfiksasi dan tangan kiri meraba bagian janin.
Leopold III
Untuk menentukan bagian apa yang
terdapat pada bagian bawah perut dan
apakah bagian terbawah janin sudah masuk
PAP
Dengan tekhnik :
Leopold I dan 3
Leopold IV
Untuk menentukan sampai seberapa bagian terbawah
janin masuk PAP.
Dengan tehnik :
Kaki di luruskan , Posisi pemeriksa menghadap ke kaki
pasien
(Dilakukan jika perlu yaitu pada pemeriksaan ini
dilakukan bila kepala sudah masuk PAP)
Ket :
Ciri Kepala : Bulat, keras, melenting (syarat belum
masuk PAP)
Bulat, keras (sudah masuk PAP)
Ciri Bokong : Agak bulat, lunak, tidak melenting
Ciri Punggung : memanjang, keras, seperti papan
Ciri ekstremitas : Bagian bagian kecil janin, jari - jari.
Auskultasi
Dengan tekhnik :
Pemeriksa menghadap kearah kaki pasien
Letakkan lenek di bagian kuadran, kemudian kita
meraba nadi ibu kemudian mendengarkan Djj
setelah kita dapatkan maka hasilnya DJJ lebih
cepat dari nadi Ibu (berarti DJJ tepat).
Extremitas
Anogenital
Anogenital, pemeriksaan dengan cara :
Atur posisi pasien dorsal recumbent
Pasangkan perlak dan alas di bawah bokong pasien
Siapkan dan dekatkan alat ke dekat pasien
Cuci tangan dan pasang hand scoon
Lakukan pemeriksaan genetalia eksterna dan anus
Inspeksi vulva : adakah cairan pervaginaan ( secret ), amati warna dan
bau
Palpasi adakah pembengkakan, benjolan mulai dari klitoris, uretra,
kelenjar skene, kelenjar bartholini
Lakukan pemeriksaan anus bersamaan pemeriksaan
genetalia, lihat adakah kelainan, misalnya hemorrhoid
( pelebaran vena) di anus dan perineum, lihat kebersihannya
Lanjutan
Pemeriksaan Pinggang
Pasien di suruh duduk bersila
Lakukan pemeriksaan perkusi pada daerah
pinggang sejajar dengan lumbal III kiri dan
kanan,kaji apakah klien merasa nyeri atau
tidak
Ekstremitas
Tujuan :
Untuk mengetahui bentuk, kesimetrisan
Untuk mengetahui kinerja reflek
Untuk mengetahui adanya nyeri tekan
Atas (bahu, siku, tangan): normal, simetris
kika, integritas kulit baik, reflek positif.
Bawah (panggul, lutut, pergelangan kaki
dan telapak kaki), normal: simetris kika,
integritas kulit baik, reflek patella positif
Penyebab Oedema
Chloasma Gravidarum
Striae Gravidarum
Cukupi kebutuhan ibu hamil akan konsumsi air putih. Ibu hamil harus di
biasakan mengkonsumsi air putih minimal 8 gelas sehari, hal ini dapat
membantu kulit menjaga elastisitasnya sehingga diharapkan dapat
meminimalisir terjadinya striae gravidarum. Selain itu untuk menambah
elastisitas kulit, ibu hamil bisa menggunakan pelembab di area yang
rawan terkena.
Jaga kondisi kenaikan berat badan ibu hamil selama kehamilan jangan
sampai mengalami kenaikan yang terlalu drastis. Selama kehamilan
kenaikan normal berat badan ibu hamil antara 12 - 15. Jika kenaikan berat
badan terlalu drastis, selain kurang baik bagi kehamilan, juga tentunya
kulit akan terlalu banyak mengalami peregangan yang menyebabkan ibu
hamil rentan akan terkena striae gravidarum.
Konsumsi makanan yang sehat juga makanan yang berserat seperti
sayuran dan buah-buahan dapat membantu mencegah terjadinya striae
gravidarum. Selain itu konsumsi makanan yang banyak mengandung
vitamin A, E dan C seperti wortel, susu atau telur.
Jangan menggaruk kulit yang gatal pada bagian yang sering timbul striae
gravidarum. Karena garukan akan menarik dan meregangkan kulit lapisan
luar dan tengah sehingga akan lebih membantu terjadinya striae
gravidarum.
Bartolinitis dan
Infeksi Kelenjar
Skene
Bartolinitis
Penyebab
Pencegahan