Anda di halaman 1dari 36

PEMERIKSAAN ANC

Oleh
Istiana Kusumastuti

Rambut
Keadaan Rambut
(Rambut hitam, coklat, pirang, , mudah
rontok)
Higiene kepala
(kulit kepala kotor, berbau, bisa ditemui lesi
seperti vesicula, pustula, crusta karena
varicella, dermatitis, dan jamur)

Rambut bersih, tidak ada lesi, tidak


menunjukkan tanda-tanda kekurangan
gizi (rambut jagung dan kering)

Muka

Oedema

Pucat

Chloasma gravidarum

Normal, warna sama dengan bagian tubuh lain,


tidak pucat/ikterik, tidak oedema,simetris.

Mata

Sclera, icterus atau tidak


Konjungtiva , anemis atau tidak

Pupil (dilakukan jika diperlukan dengan menggunakan senter)

Px. Dengan cara 2 jari menarik palpebrae, pasien disuruh


melihat ke atas

Normal: simetris mata kika, simetris bola mata kika,


warna konjungtiva pink, dan sclera berwarna putih.

Hidung

Diperiksa septum hidung, ditengah atau tidak,


ada benda asing, sekret hidung, jernih,
purulent, perdarahan, peradangan mukosa,
polip. (periksa menggunakan senter)

Normal, simetris ki.ka,jumlah lubang,


tidak ada polip, tidak ada lesi, tidak ada
sumbatan,perdarahan dan tanda-tanda
infeksi

Gigi dan Mulut

Rongga mulut diperiksa bau mulut, radang mukosa


(stomatitis), ada atau tidak labio/palato/gnato
schizis.
Gigi diperiksa adanya, caries, perdarahan, abses,
benda
asing
(gigi
palsu),
keadaan
gusi,
meradang/ginggivitis.
Lidah kotor atau tidak.
Tonsil/pharynk diperiksa apakah ada peradangan
dan pembengkakan
Normal, warna mukosa mulut dan bibir pink,
lembab, gigi lengkap, tidak ada tanda-tanda
gigi berlobang atau kerusakan gigi, tidak ada
perdarahan atau radang gusi, langit2 utuh
dan tidak ada tanda infeksi.

Telinga

Simetris atau tidak, canalis bersih atau tidak,


pengeluaran cairan bercerumen atau bernanah.
Membran tympani utuh dengan posisi baik akan
memantulkan refleks cahaya politzer pada penyinaran
lampu senter.

Normal, bentuk dan posisi simetris kika, tidak


ada tanda-tanda infeksi, bersih, dan tidak ada
sekret yang keluar

Leher
Lakukan palpasi
Kelenjar thyiroid inspeksi atas, bentuk dan besarnya.
Palpasi dengan cara satu tangan dari samping atau dua
tangan dari arah belakang, jari-jari meraba permukaan
kelenjar dan pasien diminta menelan, normalnya tidak
dirasakan perbedaan dengan jaringan sekitarnya/
Kelenjar getah bening ada pembesaran atau tidak
dengan cara lakukan palpasi menggunakan jari
telunjuk dan jari tengah pada daerah di belakang
telinga bagian bawah.
Normal: warna sama dengan kulit lain, integritas
kulit baik, bentuk simetris, tidak ada
pembesaran kelenjer limfe dan kelenjar thyroid.

Lanjutan

Kelenjar tiroid

Kelenjar getah bening

Dada dan Mamae

Payudara dan fungsi pernapasan


Periksa payudara dan ketiak
Lihat dan palpasi payudara : bentuk, kesimetrisan, benjolan
bentuk putting
Inspeksi dan palpasi daerah ketiak : adanya benjolan /
pembesaran kelenjar getah bening
Ibu diminta berbaring dengan lengan kiri di atas kepala,
kemudian lakukan palpasi payudara kiri. secara sistematis
sampai axilla, catat adanya massa, benjolan yang
membesar, atau retraksi/dimpling. Ulangi prosedur tersebut
untuk payudara kanan.
Perhatikan bagian areola dan papilla untuk dilihat kondisinya
(kering, pecah, pendek, rata).
Apakah ada bagian yang nyeri tekan..Pijat daerah
areola,lihat ada / tidak pengeluaran colostrums

Lanjutan
Auskultasi
Mendengarkan dengan menggunakan stetoskop,
caranya pasien diminta bernapas cukup dalam
dengan mulut terbuka dan letakkan stetoskop
secara sistematik dari atas ke bawah dengan
membandingkan kiri-kanan. Normalnya suara
napas vesiculer (bersifat halus, nada rendah,
inspirasi lebih panjang dari ekspirasi).
Normal: bentuk simetris,lunak, tidak
adanya nyeri tekan, tdk ada
massa/benjolan, tdk ada peradangan, tidak
edema/ bengkak

Abdomen

Inspeksi bentuk abdomen ada/tidaknya bekas


luka operasi/ Sectio, Linea dan Striae

Normal: simetris ki.ka, warna sama dengan


warna kulit lain, tidak ada luka bekas
operasi.

Leopold

Tentukan TFU dengan cara :


- Pasien tidur terlentang dengan kaki di tekuk
- Pemeriksa menghadap ke arah muka pasien
- Uterus di ketengahkan dengan 2 tangan,
setelah fundus uteri di dapat di fiksasi
- Ukur fundus dengan tangan jika UK: < 24 mggu
sedangkan UK : > 24 mggu ukur dengan
menggunakan pita ukur

Leopold I
Untuk menentukan TFU dengan metlin
dan menentukan bagian apa yang
terdapat di fundus uteri

Leopold II

Untuk menentukan bagian apa yang


terdapat di samping kanan dan kiri perut
ibu.

Dengan tekhnik :
Pemeriksa menghadap ke arah muka pasien
Untuk memeriksa bagian kanan janin, tangan kiri
memfiksasi dan tangan kanan meraba bagian
janin
Untuk memeriksa bagian kiri janin, tangan kanan
memfiksasi dan tangan kiri meraba bagian janin.

Leopold III
Untuk menentukan bagian apa yang
terdapat pada bagian bawah perut dan
apakah bagian terbawah janin sudah masuk
PAP
Dengan tekhnik :

Satu tangan pemeriksa di fundus uteri dan satu


tangan lagi di pinggir atas sympisis dengan ibu
jari pada bagian kanan dan 4 jari yang lainnya di
sebelah kiri kemudian di goyangkan dan bagian
apa yang teraba di bagian bawah. Jika masih
dapat digoyangkan berarti belum masuk PAP, jika
tidak dapat digoyangkan berarti sudah masuk
PAP.

Leopold I dan 3

Leopold IV
Untuk menentukan sampai seberapa bagian terbawah
janin masuk PAP.
Dengan tehnik :
Kaki di luruskan , Posisi pemeriksa menghadap ke kaki
pasien
(Dilakukan jika perlu yaitu pada pemeriksaan ini
dilakukan bila kepala sudah masuk PAP)
Ket :
Ciri Kepala : Bulat, keras, melenting (syarat belum
masuk PAP)
Bulat, keras (sudah masuk PAP)
Ciri Bokong : Agak bulat, lunak, tidak melenting
Ciri Punggung : memanjang, keras, seperti papan
Ciri ekstremitas : Bagian bagian kecil janin, jari - jari.

Auskultasi

Menghitung Djj 1 menit penuh, di punktum


maksimum kuadaran kanan/kiri,
atas/bawah.

Dengan tekhnik :
Pemeriksa menghadap kearah kaki pasien
Letakkan lenek di bagian kuadran, kemudian kita
meraba nadi ibu kemudian mendengarkan Djj
setelah kita dapatkan maka hasilnya DJJ lebih
cepat dari nadi Ibu (berarti DJJ tepat).

Extremitas

Lakukan pemeriksaan dengan cara inspeksi dan palpasi


kaki pada daerah pretibia dan punggung kaki untuk
mengetahui oedem/ tidak
Lakukan pemeriksaan pada betis untuk mengetahui
merah, lembek atau keras da nada/ tidaknya varices
tungkai

Normal: simetris kika, integritas kulit baik, tidak


ada oedema

Anogenital
Anogenital, pemeriksaan dengan cara :
Atur posisi pasien dorsal recumbent
Pasangkan perlak dan alas di bawah bokong pasien
Siapkan dan dekatkan alat ke dekat pasien
Cuci tangan dan pasang hand scoon
Lakukan pemeriksaan genetalia eksterna dan anus
Inspeksi vulva : adakah cairan pervaginaan ( secret ), amati warna dan
bau
Palpasi adakah pembengkakan, benjolan mulai dari klitoris, uretra,
kelenjar skene, kelenjar bartholini
Lakukan pemeriksaan anus bersamaan pemeriksaan
genetalia, lihat adakah kelainan, misalnya hemorrhoid
( pelebaran vena) di anus dan perineum, lihat kebersihannya

Lanjutan

Di Lakukan Vulva Hygiene jika di perlukan


Alat-alat dirapikan (alat yang sudah dipakai
dimasukkan ke klorin)
Pemeriksa mencuci hand scoon yang dikenakan
langsung ke dalam larutan klorin
Pasien dirapikan kembali
Cuci tangan (pemeriksa mencuci tangannya memakai
sabun dengan air yang mengalir)

Normal, bersih, mukosa lembab, integritas kulit


baik, simetris tidak ada edema dan tanda-tanda
infeksi (pengeluaran pus/bau), anus tdk ada
hemoroid

Pemeriksaan Pinggang
Pasien di suruh duduk bersila
Lakukan pemeriksaan perkusi pada daerah
pinggang sejajar dengan lumbal III kiri dan
kanan,kaji apakah klien merasa nyeri atau
tidak

Normal, tidak ada nyeri

Ekstremitas
Tujuan :
Untuk mengetahui bentuk, kesimetrisan
Untuk mengetahui kinerja reflek
Untuk mengetahui adanya nyeri tekan
Atas (bahu, siku, tangan): normal, simetris
kika, integritas kulit baik, reflek positif.
Bawah (panggul, lutut, pergelangan kaki
dan telapak kaki), normal: simetris kika,
integritas kulit baik, reflek patella positif

Penyebab Oedema

Cara mengurangi Bengkak


Salah satu caranya dengan
memperlancar peredaran darah di
sana:
Tidur dengan posisi kaki ditinggikan,
jangan duduk dalam waktu lama,
Sering bangun dan berjalan-jalan, dan
Jangan duduk dengan kaki menyilang
karena mempengaruhi peredaran darah
yang bisa meningkatkan pembengkakkan.

Chloasma Gravidarum

Chloasma juga dikenal sebagai melasma atau


seboroik
melanosis
adalah
istilah
yang
digunakan untuk perubahan warna kulit pigmen.
Biasanya ini terjadi dalam coklat kekuniangan
patch atau bintik-bintik, yang diintensifkan oleh
paparan sinar matahari.
Chloasma terjadi selama kehamilan, dan
penggelapan kuliy biasanya terjadi selama 16
minggu usia kehamilan. Lesi dapat menghilang
setelah melahirkan, namun muncul lagi selama
kehamilan berikutnya pada kondisi lain, lesi
terkadang tidak dapat hilang meski bertahuntahun setelah melahirkan.

Penyebab Chloasma Gravidarum

Hyperpigmentasi kadang-kadang terdapat


pada kulit muka (pipi) disebut chloasma
gravidarum. Pada umumnya setelah partus
selesai,
gejala
hyperpigmentasi
ini
menghilang.
Pengaruh hormon estrogen dan progenteron
adalah salah satu penyebab chloasma
gravidarum. Kejadiannya dapat dikaitkan
dengan efek dari hormon karena kehamilan,
pengaruh pil kontrasepsi dan gangguan siklus
menstruasi.

Striae Gravidarum

Striae gravidarum merupakan tanda parut yang berupa


guratan-guratan putih yang memanjang dengan pola yang
tidak beraturan.
Striae gravidarum ini terbentuk karena adanya peregangan
pada kulit sedangkan jaringan elastisnya pada bagian
bawah kulit robek akibat adanya peregangan tersebut.
Untuk ibu hamil, tentunya sangat rentan terkena striae
gravidarum, karena kulit banyak mengalami peregangan
akibat adanya pembesaran kehamilan dari bulan ke
bulannya. Tampak jelas pada bulan ke 6-7. Terdiri dari
arteiole tengah yang datar atau sedikit meningkat dengan
radiasi cabang kapiler yang menyebar; paling jelas
didaerah-daerah kulit yang dialiri darah dari vena cava
superior (sekitar mata, leher, kerongkongan, dan lengan)

Cara Mencegah atau


meminimalisir Striae Gravidarum

Cukupi kebutuhan ibu hamil akan konsumsi air putih. Ibu hamil harus di
biasakan mengkonsumsi air putih minimal 8 gelas sehari, hal ini dapat
membantu kulit menjaga elastisitasnya sehingga diharapkan dapat
meminimalisir terjadinya striae gravidarum. Selain itu untuk menambah
elastisitas kulit, ibu hamil bisa menggunakan pelembab di area yang
rawan terkena.
Jaga kondisi kenaikan berat badan ibu hamil selama kehamilan jangan
sampai mengalami kenaikan yang terlalu drastis. Selama kehamilan
kenaikan normal berat badan ibu hamil antara 12 - 15. Jika kenaikan berat
badan terlalu drastis, selain kurang baik bagi kehamilan, juga tentunya
kulit akan terlalu banyak mengalami peregangan yang menyebabkan ibu
hamil rentan akan terkena striae gravidarum.
Konsumsi makanan yang sehat juga makanan yang berserat seperti
sayuran dan buah-buahan dapat membantu mencegah terjadinya striae
gravidarum. Selain itu konsumsi makanan yang banyak mengandung
vitamin A, E dan C seperti wortel, susu atau telur.
Jangan menggaruk kulit yang gatal pada bagian yang sering timbul striae
gravidarum. Karena garukan akan menarik dan meregangkan kulit lapisan
luar dan tengah sehingga akan lebih membantu terjadinya striae
gravidarum.

Bartolinitis dan
Infeksi Kelenjar
Skene

Bartolinitis

Bartolinitis adalah Infeksi


pada kelenjar bartolin atau
bartolinitis
juga
dapat
menimbulkan pembengkakan
pada
alat
kelamin
luar
wanita.
Biasanya,
pembengkakan
disertai
dengan rasa nyeri hebat
bahkan sampai tak bisa
berjalan. Juga dapat disertai
demam,
seiring
pembengkakan pada kelamin
yang memerah.

Penyebab

Bartolinitis disebabkan oleh infeksi kuman


pada kelenjar bartolin yang terletak di bagian
dalam vagina agak keluar. Mulai dari
chlamydia, gonorrhea, dan sebagainya. Infeksi
ini kemudian menyumbat mulut kelenjar
tempat diproduksinya cairan pelumas vagina
Infeksi alat kelamin wanita bagian bawah
biasanya disebabkan oleh : Virus : kondiloma
akuminata dan herpes simpleks. Jamur :
kandida albikan. Protozoa : amobiasis dan
trikomoniasis. Bakteri : neiseria gonore.

Pencegahan

Hindari melakukan hubungan seksual berganti-ganti


pasangan. Ingat, kuman juga bisa berasal dari pasangan
Anda. Jika Anda berganti-ganti pasangan, tak gampang
mendeteksi sumber penularan bakteri. Peradangan
berhubungan erat dengan penyakit menular seksual dan
pola seksual bebas.
Biasakan membersihkan alat kelamin setelah berhubungan
seksual.
Hindari mengenakan celana ketat, karena dapat memicu
kelembapan. Pilih pakaian dalam dari bahan yang menyerap
keringat agar daerah vital selalu kering.
Berhati-hatilah saat menggunakan toilet umum. Siapa tahu,
ada penderita radang yang menggunakannya sebelum
Anda.

Infeksi Kelenjar Skene

kelenjar Skene, atau kelenjar paraurethral,


ditemukan di kedua sisi uretra. Mereka
adalah homolog prostat pada pria dan
timbul dari sinus urogenital. Penyakit
kelenjar Skene relatif jarang terjadi yang
termasuk antara lain infeksi atau abses,
kista, dan neoplasma. Insiden pasti kondisi
ini tidak diketahui

Tanda dan gejala

Tanda dan Gejala Gejala yang muncul dari abses /


infeksi kelenjar Skene atau kista adalah nyeri uretra,
disuria, dispareunia, kehadiran massa tanpa gejala,
infeksi saluran kemih berulang (ISK), uretra drainase,
dan gejala berkemih. Infeksi kelenjar Skene dapat
hadir dalam beberapa cara.
Dalam beberapa kasus, duktus terlihat dan mungkin
muncul meradang atau mengekspresikan discharge
purulen ketika diraba, tetapi tidak ada massa diskrit.
Lebih umum, ada kistik terkait massa disebabkan
oleh penutupan relatif dari saluran dan pengumpulan
cairan. Kista ini dapat menjadi sangat besar.

Anda mungkin juga menyukai