Anda di halaman 1dari 45

Penatalaksanaan

Abses Septum Nasi


Sekunder dari Sinusitis Etmoid
Fauziah Fardizza

Pendahuluan

Abses septum nasi :


pus terkumpul antara tulang rawan
dengan mukoperikondrium atau tulang
septum dengan mukoperiosteum yang
melapisinya.
Kasus sangat jarang
Komplikasi :

rusak tulang rawan septum


gangguan fungsi hidung
hidung pelana
Infeksi intrakranial

Pendahuluan

Penatalaksanaan :
Drainase
Antibiotik

parenteral
Rekonstruksi defek septum

Kekerapan

Massachucsetts Eye and Ear Infirmary (1981) :


16 kasus (10 tahun )
Denmark (1987) :
12 pasien (10 tahun )
Larchenko (Rusia) :
116 kasus hematoma / abses septum nasi (6 tahun)
Royal Childrens Hospital Melbourne (1996),
Australia melaporkan 20 kasus selama 18 tahun
Chukuezi (Nigeria) : 1984-1989

46 kasus hematoma septum


8 menjadi abses septum
4 penderita (50%) deformitas akibat abses

Deformitas hidung pada Negroid < Kaukasian.

Kekerapan

Paling sering terkena :


< 15 tahun diikuti usia
16-31 tahun dan
jarang usia lanjut
Laki-laki > wanita
RSCM 1989-1994 tercatat 9 kasus

Anatomi

Anatomi

ANATOMI

Anatomi
Septum Nasi

Anatomi

Dinding Lateral

Anatomi

Anatomi

Anatomi

Etiologi

Primer
Trauma hidung kecelakaan, perkelahian, olah
raga, mengorek kotoran hidung atau mencabut
bulu hidung.

Sekunder

Furunkel intranasal
Peradangan sinus
Komplikasi operasi hidung dan penyakit sistemik
Da Silva : infeksi gigi dapat menimbulkan abses
septum.

Patogenesis
Trauma
robekan pembuluh darah
darah diantara kartilago mukoperikondrium
Kartilago mukoperikondrium terpisah
gangguan nutrisi kartilago
nekrosis

Patogenesis
penyebaran infeksi dari sinus frontal, sinus
sfenoid ke sinus etmoid
jalur langsung
Tulang etmoid mempunyai lempeng
perpendikular
septum nasi
Abses septum

Patogenesis
Hematoma Septum
S. aureus
S. epidermidis
S. pneumonia
S. pneumonia
S. milleri
S. vridans
H. influenza
Kuman anaerob

Abses Septum

Patogenesis

Nekrosis & fibrosis

retraksi kolumela

Pelebaran dasar hidung

Saddle nose

Diagnosis

Anamnesis:
Riwayat

trauma, riwayat operasi hidung


sebelumnya, peradangan hidung dan
sinus paranasal , furunkel intra nasal ,
penyakit gigi dan penyakit sistemik

Inspeksi:
eksoriasi,

laserasi kulit, epistaksis,


deformitas hidung, edema dan
ekimosis

Diagnosis

Pemeriksaan intranasal dng teliti


Seluruh

septum harus diperiksa dari


kaudal septum sampai nasofaring
Pembengkakan unilateral ataupun
bilateral
Perubahan warna menjadi kemerahan
atau kebiruan hematoma
Palpasi dng forceps bayonet/aplikator
fluktuasi dan nyeri tekan
Aspirasi memastikan hematoma

Penatalaksanaan

Abses septum kasus darurat


Antibiotika
Drainase

& Kuretase
Rekontruksi pada fase akut

Penatalaksanaan

Antibiotika
Sesuai

kultur dari bahan aspirasi


Obat pilihan gol. penicillin

Drainase
Aspirasi

terlebih dahulu
Insisi hemitransfiksi
Debridement
Dipasang drain
Tampon

Penatalaksanaan

Drainase bilateral

Kontraindikasi perforasi
septum
Eksplorasi
Rekonstruksi segera

Rekonstruksi

Bila terjadi destruksi


Mempertahankan punggung septum nasi dan
mukosa septum
Menghindari perforasi
Mencegah kelainan perkembangan tulang muka
Mencegah obstruksi jalan nafas

Materi Yang Digunakan untuk Graft

Auto & allograft kartilago (Huizing)


Kartilago dlm cialit 0,02% resisten
terhadap reabsorbsi & infeksi
Materi terbaik autograft lamina
perpendikularis os ethmoid & vomer
posisi tidak berubah & tahan absorbsi

Kelemahan defek di bagian dorsal

Kartilago kosta dianjurkan

Komplikasi

Komplikasi intrakranial (Meningitis, abses otak,


empiema subarachnoid)
Lewat jalur:
1.
2.

3.

4.
5.

Melalui pembuluh-pembuluh vena dari segitiga


berbahaya
Infeksi masuk melalui mukosa hidung pembuluh
limfe atau pembuluh darah sinus longitudinal
dorsalis & sinus lateralis.
Melalui saluran limfe meatus superior lamina
kribiformis dan lamina perpendikularis os ethmoid
ruang subarakhnoid.
Invasi langsung saat operasi, pada tempat fraktur,
erosi lokal atau kelainan kongenital.
Selubung perineural

Laporan Kasus

2 hari
Hidung Pindah ke
bengkakdokter
spesialis
Nyeri bl lain
disentuh
Bengkak di
bawah dan
atas mata
Demam 3
hari

5
hari

1mingg
u
Hidung
mampet
dan
tersumba
t

26 maret
2004
Poli THT
Swadana

31 Maret
2004
Hasil lab :

Leukosit
Wd/ Abses 18.500
septum nasi GDS
179
bil
Tomografi
Aspirasi &
Komputer
kultur
Insisi 5 cc

2 April
2004

24 Mei
2004

Operasi

Transplan
:
Resorbsi
(-)
Ditolak (-)
Infeksi (-)

Laporan Kasus
pasien pergi ke dokter
spesialis THT
Wd/ Polip
Th/ Antibiotik
Kortikosteroid

Laporan Kasus

Wd/ sinusitis
Th/ Insisi
Keluar 5 cc pus
1 hari pasca insisi hidung pasien
bengkak kembali dan diinsisi ulang,
pus keluar 5 cc

Laporan Kasus

KU : tenang, subfebris
Lab: Leukositosis
GDS 179

Laporan Kasus

Tomografi Komputer

Laporan Kasus

Hasil kultur :
Mengandung

sel-sel lekosit padat, tidal


ditemukan sel tumor ganas.
Kesan : sesuai dengan isi abses (pus)

Laporan Operasi :
A

dan antisepsis daerah operasi


Infiltrasi adrenalin 1:200.000
Insisi hemitransfiksi

Laporan Kasus

Laporan Kasus

Laporan Kasus

Diskusi

Komplikasi orbital dan intrakranial


akibat sinusitis sudah banyak
dilaporkan
Abses septum nasi merupakan
komplikasi yang jarang terjadi.
Pada tahun 1945, dilaporkan satu
kasus abses septum nasi yang
berasal dari sinusitis etmoid akut.

Diskusi

Santiago juga melaporkan kasus serupa


pada tahun 1986
Matsuba,
satu kasus abses septum nasi sekunder
dari sinusitis etmoid dan sfenoid
berhubungan dengan sinus sfenoid
mukopiosel
Collin, 1985
dengan satu kasus abses septum nasi
sekunder dari sinusitis sfenoid akut

Diskusi

Patofisiologi dari abses septum nasi pada


kasus ini terjadi sekunder dari sinusitis
etmoid. Terdapat beberapa mekanisme :
(1) penyebaran langsung melalui jaringan
yang berhubungan seperti yang terlihat
pada sinusitis.
(2) penyebaran langsung dari fisura tulang
(3) melalui tromboflebitis
(4) penyebaran langsung subperiosteal

Diskusi

Beberapa penulis menggunakan

Canty dkk

Penrose drain, yang dapat disisipkan pada rongga


abses lebih kurang 3 hari
Pemasangan tampon hidung anterior .
Untuk mencegah penimbunan pus kembali

Penrose drain tidak terlalu bermakna,


Penelitian pada 4 kasus, terjadi penimbunan pus pada
2 kasus.

Alvarez dkk menyatakan bahwa pemakaian Penrose


drain masih merupakan suatu kontraversi.

Kasus yang diteliti masih jarang,


Masih menggunakan Penrose drain pada 16 kasus.

Diskusi

Rekonstruksi dilakukan pada hari


ke-10
Cottle, sejak tahun 1953
menggunakan graft kartilago konka
daun telinga untuk implantasi
septum nasi. Ia menyarankan agar
rekonstruksi dilakukan dalam 8-12
minggu dari terbentuknya abses
ketika infeksi mereda.

Diskusi

Huizing dan beberapa penulis lain


beranggapan bahwa rekonstruksi
harus dilakukan secepatnya
bersamaan dengan drenase
atau dalam fase akut untuk
memastikan keberhasilan
implantasi.

Diskusi

Hellmich menyarankan 3 pilihan


rekonstruksi septum yaitu :

pada

1) menggunakan kartilago posterior atau


sisa tulang septum untuk menggantikan
kelainan pada anterior septum (exchange
technique)
2) mozaikplasti, dengan menggunakan
lempeng-lempeng kecil dari sisa kartilago
3) menggunakan allograft kartilago kosta
yang telah dipreservasi bila allograft
septum tidak ada.

Diskusi

Hellmich menyarankan implan


dengan bentuk menyerupai
boomerang (boomerang shape).
Bila masih ada lempenglampeng kartilago yang cukup lebar,
yang dapat menyangga di dua
tempat (K area dan spina nasal
anterior) sehingga pertumbuhan
muka dapat berkembang baik.

Diskusi

Komplikasi dapat fatal,


Dokter yang menangani kasus seperti ini
harus mempunyai :

pengetahuan yang luas mengenai patologi,


komplikasi dan tindakan rekonstruksinya.
Komplikasi yang berat dihubungkan dengan
keterlambatan diagnosis, terapi,
terjadinya abses septum, destruksi
kartilago dan kultur bakteri yang positif.

Ct scan

CT SCAN

Anda mungkin juga menyukai