Konsep Berubah

Kelompok I

Memandikan Bayi

Memandikan bayi segera setelah lahir masih umum

dikerjakan di daerah tropis, meskipun sudah ada anjuran
untuk memandikan bayi saat 2 sampai 6 jam setelah lahir.
Sampai saat ini belum pernah diteliti kejadian hipotermia
pada bayi yang segera dimandikan setelah lahir di
Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh memandikan bayi segera setelah lahir terhadap
perubahan suhu tubuhnya dan kemungkinan terjadinya
hipotermia.
Subyek penelitian ialah 125 bayi yang lahir pada bulan
Maret 1999, terbagi dalam dua kelompok yaitu 59 bayi
segera dimandikan dan 66 bayi tidak segera dimandikan
setelah lahir. Tidak terdapat diantara kedua kelompok dalam
hal rerata berat badan lahir, masa gestasi, suhu ruangan,
jenis kelamin, cara persalinan, dan risiko infeksi.

Rata-rata suhu tubuh di antara kedua kelompok

pada menit ke-0 dan menit ke-30 tidak menunjukkan
perbedaan bermakna, sementara pada menit ke-15
tampak suhu tubuh kelompok yang segera dimandikan
lebih rendah secara bermakna daripada kelompok yang
tidak segera dimandikan setelah lahir [36,84 (SB 0,25)
OC berbanding 37,02 (SB 0,27) OC, p=0,0001]. Pada
menit ke-15 setelah lahir ditemukan empat (6,8%) bayi
mengalami hipotermia (suhu rektal < 36,5OC) di antara
kelompok yang segera dimandikan dan satu hipotermia
(1,5%) di antara kelompok yang tidak segera
dimandikan (p=0,134).
Kesimpulan, memandikan bayi cukup bulan yang
sehat segera setelah lahir akan mengakibatkan
penurunan suhu tubuh bayi, tetapi secara statistik
belum mengakibatkan hipotermia yang bermakna


Perubahan Konsep
Di Indonesia dulu masyarakat memandikan bayi
segera setelah lahir, tetapi setelah adanya
penelitian tersebut bernilai positif sehingga
sekarang pelaksanaan memandikan bayi di
lakukan setelah 6 jam bayi lahir. Karena
mengontrol suhu bayi yang baru lahir sangat
penting untuk menghindari terjadinya
hipotermia yang mengancam kehidupan bayi

IMD

Penelitian ini dilakukan 1995-1998, di Rusia proyek kolaboratif

dengan Swedia yang mengevaluasi efek dari rutinitas
perawatan ibu-bayi di rumah bersalin Rusia.
Lebih dari 99% wanita melahirkan di rumah bersalin berdiri
bebas di Rusia. Pada saat penelitian ini, rutinitas perawatan
khas termasuk makhluk bayi dibungkus segera setelah lahir
sesuai dengan tradisi budaya, pemisahan ibu dan bayi, bayi
dirawat di ruang terpisah, menyusui dijadwalkan secara rutin
per hari.
Selain itu keluarga tidak diizinkan ke rumah sakit selama
persalinan dan kelahiran, atau selama periode postpartum.
Pada awal penelitian ini tidak ada statistik resmi tentang
durasi pemberian ASI eksklusif yang tersedia di Rusia; Namun,
di St. Petersburg, diperkirakan bahwa sekitar 95% dari ibu
menyusui dimulai saat berada di rumah bersalin. Durasi
menyusui setiap diperkirakan 64% pada 3 bulan, 31% pada 6


Pada hari keempat, multipara memiliki produksi susu rendah dari
primipara ketika mereka dipisahkan dari bayi mereka dan menyusui
sesuai jadwal preskriptif (7 kali sehari; Grup III). Sebaliknya, tidak ada
perbedaan dalam produksi susu antara ibu dan multipara pada
kelompok rooming-in dan makan on demand (Grup I, II dan IV),
meskipun multipara memiliki jumlah yang lebih dari menyusui
dibandingkan primipara.
Selain selama tiga hari postpartum, ibu multipara memiliki persepsi
yang lebih tinggi dari pembengkakan payudara fisiologis dan
intensitas yang lebih rendah dari perasaan "rendah / biru" dari ibu
primipara. Menyusui dini terbukti positif mempengaruhi produksi
susu terlepas dari paritas. Dengan demikian Kelompok I dan II bayi
yang disusui dalam dua jam pertama setelah lahir secara signifikan
lebih banyak susu pada hari 4 dari mereka yang tidak (masingmasing 284 dan 184 ml, SE = 14 dan 27 ml, p = 0,0006).


Konsep Berubah
Proses menyusui dahulu dilakukan tidak
langsung setelah bayi lahir, tetapi sekarang
setelah dilakukan penelitian ternyata banyak
manfaat yang didapat ketika menyusui langsung
setelah pemotongan tali pusat (IMD).
IMD tidak hanya bagus untuk multipara tetapi
juga untuk primipara.

TERIMA KASIH