Anda di halaman 1dari 26

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH


LAPORAN PENDAHULUAN

KAJIAN KEWENANGAN DESA

CV. REKA INTI SARANA

LATAR BELAKANG

Desa mengatur dan mengurus hak asal usul dan hak tradisional.
Kesenjangan antarwilayah, kemiskinan, urbanisasi, dan masalah
sosial budaya yang dapat mengganggu keutuhan NKRI.
Pasal 18B:2: Negara mengakui dan menghormati kesatuankesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak
tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan
perkembangan masyarakat dan prinsip NKRI, yang diatur dalam
undang-undang

KONSEP KEWENANGAN

Istilah wewenang atau kewenangan


yang dalam bahasa Belanda disebut
bevoegdheid yang berarti
wewenang atau berkuasa.
Wewenang merupakan bagian yang
sangat penting dalam literasi politikkekuasaan dan Hukum Tata
Pemerintahan atau Hukum
Administrasi, karena suatu
pemerintahan atau organisasi
pemerintah dapat menjalankan
fungsinya atas dasar wewenang
yang diperolehnya. Keabsahan
tindakan pemerintahan diukur
berdasarkan wewenang yang diatur
dalam konstitusi maupun regulasi
turunannya, seperti peraturan
perundang-undangan.

SF.
Marbun
(1997),
Perihal
kewenangan dapat dilihat dari
Konstitusi Negara yang memberikan
legitimasi kepada Badan Publik dan
Lembaga Negara, seperti halnya
desa dalam menjalankan fungsinya.
Dengan kata lain, wewenang desa
adalah kemampuan bertindak yang
diberikan oleh undang-undang yang
berlaku untuk melakukan hubungan
dan perbuatan hukum

Prajudi
Atmosudirdjo
(1981)
menyebutkan bahwa kewenangan
adalah
apa
yang
disebut
kekuasaan formal, kekuasaan yang
berasal dari Kekuasaan Legislatif
(diberi oleh Undang-Undang) atau
dari
Kekuasaan
Eksekutif/Administratif.
Kewenangan adalah kekuasaan
terhadap segolongan orang-orang
tertentu atau kekuasaan terhadap
sesuatu
bidang
pemerintahan
(atau bidang urusan) tertentu yang
bulat, sedangkan wewenang hanya
mengenai
sesuatu
onderdil
tertentu
saja.
Di
dalam
kewenangan terdapat wewenangwewenang.
Wewenang
adalah

Merujuk pada defenisi UU No. 6/2014,


maka kewenangan berdasarkan hak
asal usul adalah hak yang merupakan
warisan yang masih hidup dan
prakarsa Desa atau prakarsa
masyarakat Desa sesuai dengan
perkembangan kehidupan
masyarakat. Artinya bahwa
kewenangan tersebut merupakan
kewenangan yang dimiliki desa, bukan
karena pemberian dari pemerintah
pusat, melainkan kewenangan yang
bersifat otonom hasil dari rahim
riwayat desa tersebut

RUANG LINGKUP KEWENANGAN BERDASARKAN HAK


ASAL USUL

UU No. 6/2014 merupakan


lompatan besar adanya
pengakuan kedaulatan desa.
Kebijakan ini sangat
progresif, karena membuka
akses dan relasi antara
negara dan masyarakat
desa. Dimana selama ini
relasi tersebut sangat
timpang dan bersifat
subordinat, sehingga
melumpuhkan kreatifitas
dan inovasi desa dalam
membangun dirinya dan
masyarakatnya

Melalui UU No. 6/2014, khususnya Permendes


No.1/2015, negara mengakui adanya
kewenangan desa. Dimana secara eksplisit
dijelaskan bahwa ruang lingkup kewenangan
berdasarkan hak asal usul Desa meliputi:
1. sistem organisasi perangkat Desa;
2. sistem organisasi masyarakat adat;
3. pembinaan kelembagaan masyarakat;
4. pembinaan lembaga dan hukum adat;
5. pengelolaan tanah kas Desa;
6. pengelolaan tanah Desa atau tanah hak
milik Desa yang menggunakan sebutan
setempat;
7. pengelolaan tanah bengkok;
8. pengelolaan tanah pecatu;
9. pengelolaan tanah titisara; dan
10.pengembangan peran masyarakat Desa.

Kewenangan hak asal usul desa, pada Pasal 3


(Permendes No. 1/2015), juga dijelaskan soal
kewenangan berdasarkan hak asal usul Desa adat
meliputi:
1)
penataan sistem organisasi dan
kelembagaan masyarakat adat;
2)
pranata hukum adat;
3)
pemilikan hak tradisional;
4)
pengelolaan tanah kas Desa adat;
5)
pengelolaan tanah ulayat;
6)
kesepakatan dalam kehidupan masyarakat
Desa adat;
7)
pengisian jabatan kepala Desa adat dan
perangkat Desa adat; dan
8)
masa jabatan kepala Desa adat.

Kriteria kewenangan lokal berskala Desa


meliputi:
kewenangan yang mengutamakan kegiatan
pelayanan dan pemberdayaan masyarakat
(Pasal 5 (bab III);
1) kewenangan yang mempunyai lingkup
pengaturan dan kegiatan hanya di dalam
wilayah dan masyarakat Desa yang
mempunyai dampak internal Desa;
2) kewenangan yang berkaitan dengan
kebutuhan dan kepentingan sehari-hari
masyarakat Desa;
3) kegiatan yang telah dijalankan oleh Desa
atas dasar prakarsa Desa;
4) program kegiatan pemerintah, pemerintah
provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota
dan pihak ketiga yang telah diserahkan
dan dikelola oleh Desa; dan
5) kewenangan lokal berskala Desa yang
telah diatur dalam peraturan perundang-

Bidang pemerintahan Desa,

penetapan dan penegasan batas Desa;

pengembangan sistem administrasi dan informasi Desa;

pengembangan tata ruang dan peta sosial Desa;

pendataan dan pengklasifikasian tenaga kerja Desa;

pendataan penduduk yang bekerja pada sektor pertanian


dan sektor non pertanian;

pendataan penduduk menurut jumlah penduduk usia


kerja, angkatan kerja, pencari kerja, dan tingkat
partisipasi angkatan kerja;

pendataan penduduk berumur 15 tahun ke atas yang


bekerja menurut lapangan pekerjaan jenis pekerjaan dan
status pekerjaan;

pendataan penduduk yang bekerja di luar negeri;

penetapan organisasi Pemerintah Desa;

pembentukan Badan Permusyawaratan Desa;

penetapan perangkat Desa;

penetapan BUM Desa;

penetapan APB Desa;

penetapan peraturan Desa;

penetapan kerja sama antar-Desa;

pemberian izin penggunaan gedung pertemuan atau balai


Desa;

pendataan potensi Desa;

pemberian izin hak pengelolaan atas tanah Desa;

penetapan Desa dalam keadaan darurat seperti kejadian


bencana, konflik, rawan pangan, wabah penyakit,
gangguan keamanan, dan kejadian luar biasa lainnya
dalam skala Desa;

pengelolaan arsip Desa; dan

KEWENANGAN LOKAL
BERSKALA DESA
Bidang Pembangunan Desa;

pelayanan dasar Desa;


sarana dan prasarana Desa;
pengembangan ekonomi lokal Desa;
dan
pemanfaatan sumberdaya alam dan
lingkungan Desa.

KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA MELIPUTI:


Bidang Kemasyarakatan Desa;

Bidang Pemberdayaan masyarakat Desa

membina keamanan, ketertiban


dan ketenteraman wilayah dan
masyarakat Desa;
membina kerukunan warga
masyarakat Desa;
memelihara perdamaian,
menangani konflik dan melakukan
mediasi di Desa; dan
melestarikan dan mengembangkan
gotong royong masyarakat Desa.

pengembangan seni budaya lokal;


pengorganisasian melalui pembentukan dan fasilitasi lembaga
kemasyarakatan dan lembaga adat;
fasilitasi kelompok-kelompok masyarakat melalui: 1) kelompok
tani; 2) kelompok nelayan; 3) kelompok seni budaya; dan 4)
kelompok masyarakat lain di Desa.
pemberian santunan sosial kepada keluarga fakir miskin;
fasilitasi terhadap kelompok-kelompok rentan, kelompok
masyarakat miskin, perempuan, masyarakat adat, dan difabel;
pengorganisasian melalui pembentukan dan fasilitasi paralegal
untuk memberikan bantuan hukum kepada warga masyarakat
Desa;
analisis kemiskinan secara partisipatif di Desa;
penyelenggaraan promosi kesehatan dan gerakan hidup bersih
dan sehat;
pengorganisasian melalui pembentukan dan fasilitasi kader
pembangunan dan pemberdayaan masyarakat;
peningkatan kapasitas melalui pelatihan usaha ekonomi Desa;
pendayagunaan teknologi tepat guna; dan
peningkatan kapasitas masyarakat melalui: 1) kader
pemberdayaan masyarakat Desa; 2) kelompok usaha ekonomi
produktif; 3) kelompok perempuan; 4) kelompok tani; 5)
kelompok masyarakat miskin; 6) kelompok nelayan; 7)
kelompok pengrajin; 8) kelompok pemerhati dan perlindungan

PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA


Wajah baru desa menjadi harapan mengiringi
UU Desa dengan posisi, peran dan
kewenangan desa yang baru. Karena pada
peraturan perundang-undangan sebelumnya,
kewenangan desa hanya bersifat target, dan
dengan UU Desa ini kewenangan desa bersifat
mandat.
Kedudukan desa menjadi pemerintahan
masyarakat, hybrid antara self governing
community dan local self government, bukan
sebagai organisasi pemerintahan yang berada
dalam sistem pemerintahan kabupaten/kota
(local state government). Desa mempunyai
posisi dan peran yang lebih berdaulat, posisi
dan peran yang sangat besar dan luas dalam
mengatur dan mengurus desa.
Model pembangunan yang dulunya bersistem
Government driven development atau
community driven development, sekarang

PENGUATAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA


Dalam penyelenggaraan pemerintahan desa peran
lembaga kemasyarakat desa menjadi komponen penting
dalam rangka turut mendukung terwujudnya
pembangunan dan kemandirian desa. Upaya ini ditempuh
dengan langkah-langkah sebagai berikut :
Melakukan assessment dan pemetaan kapasitas
organisasi kemasyarakatan desa,
Mengorganisasi dan menfasilitasi proses penguatan
kapasitas organisasi kemasyarakatan desa melalui
penyelenggaraan program/kegiatan yang berorientasi
pada peningkatan kapasitas organisasi tersebut
Pelibatan organisasi kemasyarakatan desa dalam
proses-proses pengambilan kebijakan publik yang
diselenggarakan pemerintah desa
Interaksi yang dinamis antara organisasi warga dengan
pemerintah desa akan menjadi energi pembaharuan
yang memiliki nilai lebih manakala bertemu dengan
local leadership kepala desa yang berkarakter mau
mendengarkan warga dan inovatif- progresif.

TUJUAN PENGATURAN
DESA
a)

b)

c)

d)

e)

f)
g)

h)
i)

Pengakuan dan penghormatan atas Desa dengan


keberagamannya;
Memberikan kejelasan status dan kepastian hukum
atas Desa demi mewujudkan keadilan bagi seluruh
rakyat Indonesia;
Melestarikan dan memajukan adat, tradisi, dan
budaya masyarakat Desa;
Mendorong prakarsa, gerakan, dan partisipasi
masyarakat Desa untuk pengembangan potensi dan
Aset Desa untuk kesejahteraan;
Membentuk Pemerintahan Desa yang profesional,
efisien dan efektif, terbuka, serta bertanggung jawab;
Meningkatkan pelayanan publik
Meningkatkan ketahanan sosial budaya masyarakat
Desa
Memajukan perekonomian
Menjadi subjek pembangunan

Sistem Pemerintahan Desa


dalam UU Desa
Musyawarah Desa Kepala Desa Badan
Permusyawaratan Desa (BPD) Warga/Masyarakat
Perangkat Desa (Pelayanan) Panitia (ad-hok)
BUMDes Klp. Dengan kepentingan khusus
BagianWilayah Desa
RPJM-Desa dan RKP- Desa
APB-Desa
Peraturan Desa
Kinerja Pemerintah
Kerja Sama
RPJM-Desa
Asset Desa
Hal-hal Strategis Prinsip dasar Pemerintahan Desa
Check and balances antara Kepala Desa dengan
Badan Permusyawaratan desa.
Demokrasi perwakilan + permusyawaran.
Proses demokrasi partisipatoris melalui Musdes
Dipilih langsung Perwakilan Bagian Wilayah desa
yang dipilih secara Demokratis Lembaga
Kemasy/Adat

KEPALA DESA
Masa jabatan 6 tahun, 3 kali periode. Kalau
sudah tiga periode, tidak boleh menjadi kades
di tempat lain di wilayah RI.
Boleh menjadi anggota partai politik tetapi
dilarang menjadi pengurus partai politik.
Kades dilarang meninggalkan tugas selama 30
hari kerja berturut-turut tanpa alasan yang jelas
dan tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Syarat calon kades antara lain:
(a) berpendidikan paling rendah tamat sekolah
menengah pertama atau sederajat;
(b) (b) berusia paling rendah 25 (dua puluh lima)
tahun pada saat mendaftar jadi tidak ada
batas atas;
(c) tidak pernah sebagai Kepala Desa selama 3
(tiga) kali masa jabatan. Kepala Desa dipilih
langsung oleh penduduk Desa melalui
pemilihan yang bersifat langsung, umum,
bebas, rahasia, jujur, dan adil. Pemilihan
Kepala Desa dilaksanakan secara serentak di
seluruh wilayah Kabupaten/Kota.

Perangkat
Perangkat
Desa terdiri atas sekretariat Desa;
Desa
pelaksana kewilayahan; dan pelaksana teknis.

Perangkat desa bertugas membantu


bertanggungjawab kepada Kepala Desa.

dan

Perangkat desa diangkat oleh Kepala Desa


setelah dikonsultasikan dengan Camat atas
nama Bupati/Walikota.
Persyaratan pengangkatan perangkat desa:
berpendidikan
paling
rendah
sekolah
menengah umum atau yang sederajat;
berusia 20 (dua puluh) tahun sampai dengan
42 (empat puluh dua) tahun; terdaftar
sebagai penduduk Desa dan bertempat tinggal
di Desa paling kurang 1 (satu) tahun sebelum
pendaftaran; dan syarat lain yang ditentukan
dalam Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.
Ada maksud agar jangan sampai terjadi ganti
kepala desa ganti perangkat desa.

BPD

BPD menjalankan fungsi pemerintahan:


a)
membahas
dan
menyepakati
Ranperdes bersama Kepala Desa
b)
menampung dan menyalurkan
aspirasi masyarakat
c)
melakukan pengawasan kinerja
Pemdes
Anggota BPD merupakan keterwakilan
wilayah
yang
dilakukan
secara
demokratis, pemilihan langsung atau
melalui musyawarah perwakilan
Jumlah anggauta ganjil antara 5-9
orang, dan menjamin keterwakilan
perempuan
Masa keanggotaan BPD selama 6
(enam) tahun, paling banyak 3 (tiga)
kali secara berturut-turut atau tidak
berturut-turut

Musyawarah Desa
Musyawarah
Desa
diselenggarakan oleh BPD

(Musdes)

Musdes atau yang disebut dengan nama


lain adalah forum musyawarah antara BPD,
Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat
untuk memusyawarahkan dan menyepakati
hal yang strategis (penataan Desa;
perencanaan; kerja sama Desa; rencana
investasi masuk ke Desa; pembentukan
BUM Desa; penambahan/pelepasan Aset
Desa; dan kejadian luar biasa (bencana,
wabah, keamanan, dll)
Dengan demikian Musdes bukan lembaga
yang permanen, melainkan forum perluasan
dari BPD

UU DESA MEMBERIKAN KELELUASAAN MENGELOLA ASET DESA

Setiap desa pasti memiliki aset yang harus dikenali


oleh perangkat dan warganya
Selain fisik, desa memiliki aset sosial yang sangat
besar
UU Desa bertujuan agar desa mampu mengelola aset
untuk kesejahteraan warga

SUMBERDAYA (ASET) DESA


Sumberdaya desa untuk melaksanakan
kewenangan desa antara lain: Keuangan
Desa

Manusia

Sosial dan Budaya

Ekonomi

Alam
Keberhasilan desa bergantung pada
bagaimana
desa
mengelola
Sumberdayanya

Pembangunan Desa dalam UU


Desa Bab IX Pembangunan Desa
Bab IX bagian ke-1 Pembangunan
Lokal
Skala
Desa
(Desa
Membangun) Bab IX bagian ke-2
Pembangunan
Kawasan
Perdesaan (Membangun Desa)
13

SUMBERDANA MELAKSANAKAN KEWENANGAN


(PASAL 90 PP NO. 43/2014)

Penyelenggaraan
kewenangan
Desa
berdasarkan hak asal usul dan kewenangan
lokal berskala Desa didanai oleh APB Desa.
Selain APB Desa, juga dapat didanai APBN &
APBD
Penyelenggaraan kewenangan Desa yang
ditugaskan oleh Pemerintah didanai oleh
APBN.
Penyelenggaraan kewenangan Desa yang

PENYALURAN & PENGELOLAAN PENDAPATAN (PEMERINTAH) DESA

Penyaluran :
Seluruh pendapatan Desa diterima dan disalurkan melalui rekening kas
Desa dan penggunaannya ditetapkan dalam APB Desa (Ps 91, PP
43/2014)
Pencairan dana dalam rekening kas Desa ditandatangani oleh kepala
Desa dan bendahara Desa (Ps 92, PP 43/2014)
Pengelolaan Keuangan meliputi :
Perencanaan
Pelaksanaan
Penatausahaan
Pelaporan
Pertanggungjawaban

PERENCANAAN

RKPDesa (dan RPJMDesa) disusun


berdasarkan Hasil Musyawarah Desa
(Bulan Juni)
RKP Desa mulai disusun (Juli).
RKP Desa ditetapkan dengan peraturan
Desa (akhir September) - RKP Desa
menjadi dasar penetapan APB Desa.
Kades dan BPD menyepakati Ranperdes
APB (Oktober).
Paling lambat 3 (tiga) Hari sejak
disepakati disampaikan oleh Kades
kepada bupati/walikota melalui camat
utk evaluasi
Penetapan Perdes tentang APB Desa
(31 Desember)

Pengelolaan Belanja
Minimal
70%
APB
Desa
utk
penyelenggaraan
Pemerintahan,
pelaksanaan
pembangunan,
pembinaan kemasyarakatan, dan
pemberdayaan masyarakat (Psl 100
PP 43/2014)
Maksimal 30% APB Desa utk :
- penghasilan tetap dan tunjangan
kepala Desa dan perangkat Desa;
- operasional Pemerintah Desa;
- tunjangan dan operasional BPD;
dan
- insentif RT & RW

SUMBER PENDAPATAN (PEMERINTAH) DESA


Sumber Pendapatan (Pemerintah) Desa meliputi :
a.
Pendapatan Asli Desa (pendapatan dari kewenangan asal usul dan
kewenangan skala lokal Desa)
b.
Alokasi APBN (Dana Desa) - 10% dari dan di luar danaTransfer Daerah
(on top) secara bertahap.
c.
Bagian Pajak & Retribusi Daerah (min. 10%) 60% dibagi rata 40%
proporsi pajak & retribusi desa
d.
ADD (min. 10% Dana Perimbangan Daerah DAK)
e.
Bantuan keuangan dr APBD Provinsi & Daerah
f.
Hibah & sumbangan yg tidak mengikat
g.
Lain-lain
Info ADD dan Bantuan Keuangan (Provinsi & Kab/Kota) harus disampaikan
paling lambat 10 Hari setelah kebijakan umum, prioritas, serta plafon
anggaran sementara disepakati bersama DPRD

CONTOH PENDAPATAN DESA

Perhitungan ADD Klaten (2013):


DBH Kab Klaten
: Rp42,610,173,638
DAU
: Rp1,066,318,427,000
Jumlah Desa
: 391
Rerata ADD
: Rp 283,613,453
Rerata DD (APBN 2014)
: Rp 812,404,036
Hak desa (DD+ADD)
: Rp 1,096,017,489

PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN

Kepala Desa menyampaikan laporan realisasi


pelaksanaan APB Desa tiap semester kepada
bupati/walikota. (Juli & Januari)
Laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APB
Desa kepada bupati/walikota setiap akhir tahun
anggaran
Pemdes wajib menginformasikan perencanaan dan
pelaksanaan RPJMDesa, RKP Desa, dan APBDesa
kepada masyarakat melalui layanan informasi dan
Musyawarah Desa (Ps 82 UU 6/2014)

BUM DESA

Salah Satu kewenangan Desa yang terbuka


yaitu Desa dapat membentuk BUM Desa
BUM Desa dibentuk untuk mendayagunakan
potensi ekonomi, kelembagaan perekonomian,
serta potensi sumber daya alam dan sumber
daya manusia dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
BUM Desa melaksanakan pelayanan jasa,
perdagangan, dan pengembangan ekonomi.
Dibentuk melalui Musdes & ditetapkan dg
Perdes
Organisasi
Pengelola
terpisah
dengan
Organisasai Pemdes
Pengola berkewajiban mengurus BUMDesa
sesuai AD & ART

Siklus Desa
Merintis Kemandirian RPJMDes 6
tahun RKPDes Jun-Sept APBDes
Okt-Des Pelaksanaan Pengawasan
Jan-Des
th
berj
Laporan
&
Pertangjwbn RKPDes & APBDes Juli
& Jan Siklus Kab APBDes P Inklusi
Gender dan Sosial

KERANGKA FIKIR DAN ALUR PELAKSANAAN PEKERJAAN

ORGANISASI PELAKSANAAN PEKERJAAN

Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

APA YANG PERLU DISIAPKAN?


Tercapainya UU Desa ini bergantung pada kualitas perencanaan
dan pengawasan implementasi agenda pembangunan desa. Hal
terpenting yang perlu disiapkan adalah:
1. sosialisasi UU harus dilakukan kepada seluruh komponen desa
(Pemdes, BPD, Organisasi Warga,Tokoh Adat;
2. pendidikan politik warga agar UU Desa diimplementasikan
berbasis modal sosial yang berkarakter saling percaya dan
inklusif;
3. pengelolaan anggaran desa harus diintervensi agar akuntabel
dan transparans mengarah pada good governance; dan
4. Capacity building kepada pemerintah desa, BPD, Kader, dan
SKPD Kabupaten

Kelilan

Anda mungkin juga menyukai