Anda di halaman 1dari 22

PENURUNAN

PENDENGARAN
M. Priangga Akbar
Anisa Putri Dhewanty

DEFINISI
Definisi ganguan pendengaran adalah
ketidakmampuan secara parsial atau total
untuk mendengarkan suara pada salah satu
atau kedua telinga
Derajat beratnya gangguan pendengaran di
mulai dari gangguan pendengaran ringan (2039 dB), sedang (40-69 dB), berat(70-80 dB)

Klasifikasi Berdasarkan
Letak
TULI

TULI KONDUKTIF

TULI
SENSORINEURAL

TULI
KOKLEA

TULI CAMPUR
(MIXED
DEAFNESS)

TULI
RETROKOKLEA
Buku Ajar Ilmu Kesehatan THT

Tuli Konduktif
Gangguan pendengaran akibat adanya
gangguan terhadap hantaran suara
akibat adanya kondisi patologis pada
kanal telinga externa, membran
timpani, atau telinga tengah. Gangguan
pendengaran konduktif tidak melebihi
60 dB karena dihantarkan menuju
koklea melalui tulang (hantaran melalui
tulang) bila intensitasnya tinggi.
Buku Ajar Ilmu Kesehatan THT

Buku Ajar Ilmu Kesehatan THT


Edisi 6, FKUI

Etiologi Tuli
Konduktif
TELINGA
LUAR

TELINGA
TENGAH

Sumbatan Tuba
Eustachius

Otitis Media

Atresia
Liang Telinga

Otosklerosis

Sumbatan oleh
Serumen

Timpanosklerosis

Otitis Eksterna
Sirkumskripta

Hemotimpanum

Osteoma
Liang Telinga

Dislokasi Tulang
Pendengaran

Gejala-gejala tuli konduktif...


1. Ada riwayat keluarnya carian dari telinga atau
riwayat infeksi telinga sebelumnya.
2. Perasaan seperti ada cairan dalam telinga dan
seolah-olah bergerak dengan perubahan posisi
kepala.
3. Dapat disertai tinitus (biasanya suara nada rendah
atau mendengung).
4. Bila kedua telinga terkena, biasanya penderita
berbicara dengan suara lembut (soft voice)
khususnya pada penderita otosklerosis.
5. Kadang-kadang penderita mendengar lebih jelas
pada suasana ramai

Tuli Sensorineural
Gangguan pendengaran akibat adanya
gangguan terhadap hantaran suara akibat
adanya kelainan yang terjadi pada telinga
dalam. Disebabkan oleh kerusakan atau
malfungsi koklea, saraf pendengaran dan
batang otak sehingga bunyi tidak dapat di
proses sebagaimana mestinya
Klasifikasi :
Tuli sensoneural koklea
Tuli sensoneural retrokoklea
Buku Ajar Ilmu Kesehatan THT

Tuli sensoneural
Koklea

Aplasia (Kongenital)

Etiologi Tuli Sensorineural


Tuli sensorineural
Retrokoklea

Neuroma Akustik
Labirinitis (oleh
Bakteri, Virus)

Intoksikasi Obat
Streptomisin, Kanamisin,
Garamisin, Neomisin,
Kina, Asetosal
dan Alkohol

Tumor sudut pons


Serebelum

Mieloma Multipel

Trauma Kapitis,
Trauma Akustik

Pajanan Bising

Cedera dan
perdarahan otak

Akibat Penggunaan
Obat, Suara Keras
dan Usia Lanjut

Gejala-gejala tuli
sensorineural
1. Bila gangguan pendengaran bilateral dan
sudah diderita lama, suara percakapan
penderita biasanya lebih keras dan
memberi kesan seperti suasana yang
tegang dibanding orang normal
2. Penderita lebih sukar mengartikan atau
mendengar suara atau percakapan dalam
suasana gaduh dibanding suasana sunyi.
3. Terdapat riwayat trauma kepala, trauma
akustik, riwayat pemakaian obat-obat
ototoksik, ataupun penyakit sistemik
sebelumnya

Perbedaan tuli konduktif dan tuli


sensori neural

Tuli Campuran
Gangguan pendengaran akibat adanya
gangguan terhadap hantaran suara akibat
adanya kelainan yang terjadi pada telinga luar,
telinga tengah dan telinga dalam, tuli
konduktif dan sensorineural terjadi bersamaan.
Etiologi :
Radang telinga tengah dengan komplikasi
pada telinga dalam
Tumor nervus VIII dengan radang telinga
tengah
Buku Ajar Ilmu Kesehatan THT

Gejala-gejala tuli campuran


Gejala yang timbul juga merupakan
kombinasi dari kedua komponen
gejala gangguan pendengaran jenis
hantaran dan sensorineural.

Klasifikasi Tuli Lainnya


Gangguan
Pendengaran
Lainnya

Gangguan
Pendengaran
Berdasarkan
Usia

Pada Bayi dan


Anak

Gangguan
Akibat Bising
(Noice Induce)

Tuli Mendadak
(Suddenly
Deafness)

Gangguan
Akibat
Obat Ototoksik

Pada Usia
Lanjut

Buku Ajar Ilmu Kesehatan THT

DIAGNOSIS
Diagnosis meliputi anamnesis,
pemeriksaan fisik atau otoskopi
telinga, hidung dan tenggorok, tes
pendengarn, yaitu tes bisik, tes
garputala dan tes audiometri dan
pemeriksaan penunjang.

TEST PENDENGARAN
Ruang kedap suara :
1. Test bisik
2. Test dengan garputala ;

- Rinne
- Weber
- Schwabach
3. Audiometri audiogram

1. Test Bisik
Jarak antara pemeriksa dengan os 6 m
Pasien tidak boleh melihat pemeriksa
Berbisik dengan 2 suku kata berulang-ulang 4
5 x.
Bila pasien mendengar berarti normal
Bila pasien tidak mendenar, pemeriksa maju 1
m bila masih tidak mendengar maju 1 m,
begitu seterusnya sampai mendengar
4/ 6 : Tuli ringan
2/ 6 : Tuli sedang
1/6 - 0 : Tuli berat

2. Test Garputala
a) Test Rinne
- Garputala digetarkan ujung pangkal
garputala diletakkan di tulang mastoid.
- Bila tidak terdengar garputala diangkat
diletakkan kedepan 3 cm
- Bila masih mendengar : Rinne (+) normal
- Bila tidak mendengar
: Rinne (-) Tuli
conduktif

b) Test Weber
- Garputala
digetarkan
letakkan
digaris median
kepala, dagu, jidad.
- Normal bila pasien mendengar ka&ki
sama kuat tidak ada lateralisasi
- Bila pasien mendengar salah satu sisi >
kuat dari
lainnya ada lateralisasi
Ka > kuat
: Lateralisasi telinga
kanan
telinga
kanan tuli
konduktif karena ada
Masking
Effect hantaran
suara m
udara terputus
sehingga
hantaran
suara tulang jelas
terdengar.

c) Test Schwabach
Prinsip : Membandingkan pendengaran
os dengan pemeriksa. Teling apemeriksa
harus normal. Schwabach memendek
Tuli
3. Test Audiometer
Sering dipakai penting untuk general
chek up.
Dengan audiometer kita dapat
menentukan :
- Jenis kelainan (tuli)
- Derajat ketulian 90 dB os harus
memakai APM

Nilai :
1. Tuli konduktif
Hantaran suara melalui udara terganggu,
tapi hantaran suara tulang normal ok tidak
melewati membran timpani.
BC
30-40 dB : Tuli conduktif ringan
AC
60 dB : Tuli conduktif sedang
> 90 dB : Tuli conduktif berat

2.

Tuli Saraf
- AC & BC turun dan berhimpit
- 30-40 dB
: SNHL ringan
60-70 dB : SNHL sedang
90 dB
: SNHL berat
3. Tuli Campur
ex : OMSK & TBC shg organon corti rusak
BC hanya sekali terganggu, AB & BC tapi AC >
- BC : 30 dB
- AC : 60 dB Terdapat ABG > 25 dB
AC : Air Conduction
BC : Bone Conduction

PENATALAKSANAAN
Menggunakan alat bantu dengar
amplifikasi khusus
Jika disebabkan oleh penyakit
metabolik, autoimun, dsb dapat
diberikan pengobatan sesuai penyakit
yang mendasarinya
Pada tuli sensorineural yang berat
dapat dipertimbangkan untuk implan
koklea

Anda mungkin juga menyukai