Anda di halaman 1dari 9

TUNGAS ILMU KEWILAYAHAN

RESUME

DI SUSUN
OLEH
 NAMA :ARDY ANDI
 NPP :20,1462
 KELAS :C-2
 NO APSEN :4
BAB 2

WILAYAH

2.1. Pengantar
Pengertian suatu wilayah pada dasarnya bukan
sekedar areal dengan batas-batas tertentu melainkan
juga suatu area yang memiliki arti karena adanya
masalah-masalah yang ada di dalamnya sedemikian
rupa (Isard, 1975). Pengertian wilayah sangat penting
untuk diperhatikan apabila berbicara tentang
program-program pengembangan wilayah dan
kawasan.
Istilah wilayah mengacu pada pengertian unit geografis, secara lebih
jelasnya wilayah didefinisikan sebagai suatu unit geografis dengan batas-
batas tertentu di mana berbagai komponen di dalamnya memiliki
keterkaitan dan hubungan fungsional satu dengan lainnya.
 Suatu wilayah pada umumnya tidak sekedar merujuk suatu tempat atau area,
melainkan merupakan suatu kesatuan ekonomi, politik, sosial, administrasi,
iklim hingga geografis, sesuai dengan tujuan pembangunan atau kajian.
 2.2. Perwilayahan Sebagai Alat Pendeskripsian dan Perencanaan/Pengelolaan
 Dari sudut pandang yang lain, pengembangan konsep wilayah dan
penerapannya pada dunia nyata akan menghasilkan suatu perwilayahan.
Perwilayahan tidak lain merupakan alat untuk “memotret” kehidupan nyata
yang beragam secara spasial.
 Secara teknis, perbedaan mendasar klasifikasi pada umumnya adalah : (1)
aspek kontiguitas spasial, memiliki pengertian bahwa tiap-tiap wilayah yang
didefinisikan satu sama lainnya cenderung bersifat bersebelahan secara
kontinyu sehingga secara agregat, menjadi suatu kesatuan yang saling
mempengaruhi, (2) aspek kekompakan spasial,yaitu wilayah-wilayah yang
efisien juga ditunjukkan oleh bentuk-bentuk yang kompak, yang mendekati
bentuk-bentuk lingkaran ( dengan asumsi faktor lain tetap).
Wilayah homogen adalah wilayah yang dibatasi berdasarkan
pada kenyataan bahwa faktor-faktor dominan pada wilayah
tersebut bersifat homogen, sedangkan faktor-faktor yang
tidak dominan bisa saja beragam (heterogen). Konsep
wilayah fungsional justru menekankan perbedaan dua
komponen wilayah yang terpisah berdasarkan fungsinya.
 Berdasarkan struktur komponen-komponen yang membentuknya, konsep sistem wilayah dapat
dipilih atas wilayah sistem sederhana (dikotomis) dan sistem kompleks (non dikotomis).
 2.3. Konsep-konsep Wilayah
 2.3.1. Wilayah Homogen
 Konsep wilayah homogen lebih menekankan aspek homogenitas dalam kelompok dan
memaksimumkan perbedaan/ragam antarkelompok tanpa memperhatikan bentuk hubungan
fungsional antarwilayah atau antarkomponen di dalamnya. Proses pewilayahan dilakukan
untuk mengelompokkan unit-unit data spasial sedemikian rupa agar terjadi keragaman yang
maksimum antarkelompok (antarwilayah), untuk membentuk sejumlah k tipe wilayah.

 Min Z = Σ σ I Di mana.σ = ragam didialam kelompok


 i=1 Z= total keragaman seluru wilaya
 2.3.2 Wilayah Nodal
 Konsep wilayah nodal didasarkan atas asumsi bahwa suatu wilayah diumpamakan sebagai
suatu “sel hidup” yang mempunyai plasma dan inti. Secara filosofis batas wilayah nodal dapat
memotong garis yang memisahkan dua daerah administrasi karena adanya perbedaan orientasi
terhadap pusat pelayanan yang berbeda.
Kapasitas pelayanan yang dimaksud adalah kapasitas sumberdaya
suatu wilayah yang mencakup kapasitas sumberdaya alam,
sumberdaya manusia, sumberdaya sosial, dan sumberdaya buatan.

 Secara sederhana kapasitas pelayanan


infrastrukter dapat di ukur dari:
 -jumla sarana pelayanan
 -jumlah sarana pelayanan
 -kualitas sarana pelayanan
 Prioritas peembangunan diarakan untuk mengoptimalkan
pemanfaatan sarana pelyanan dan meningkatkan
pemerataan jangkoan pelayanan tersebut keseluru lokasie
wilaya.
Model linier untuk menentukan nilai indeks.
n
IP j = Σ I’ ij
I
dimana:
I -I
I’ ij = ij I min
SD
Ipj:indeks perkembangan wilaya ke-j
Iij:nilai(skor) indikator per kembangan
 2.3.3 Wilayah pesisir
 Wilayah pesisir dapat di masukan dalam konsep wilaya sistem
kompleks.
 .secara Formal UU 27 thn 2007 tentang pengelolahan wilaya pesisir
dan plau-plau kecil dipengarui oleh perubahan didarat dan laut.
 Secara diagnostik,wilaya pesisir dapat di tandai dengan empat ciri:
 Pertemuan antara laut,darat dan udara
 Sebangai sona penyanga dan merupakan habitat biota laut
dan pantai.
 Memiliki perubahan sifat ekolongi yang tinggi dan skalanya
sempitdi jumpai kondisi ekolongi yangberbede
 Umumnya memiliki tingkat kesuburan yang tinggi dan menjadi
sumber zat ornganik yang penting dalam suatu sikus rantai
makanan di laut.
 2.3.4 Wilaya perencanan/pengelolan khusus
 Wilaya yang di batasi berdasarkan kenyatan
tertentu pada wilaya baik sifat alamia maupun
non alamia yang sedemikian rupa seinga perlu
direncanakan dalam kesatuan wilaya
perencanan / pegelolahan.
 Pada umumnya penerapan konsep wilaya
homongen menjadi wilaya-wilaya perencanan
sangat di pengarui oleh potensi sumber daya
alam dan permasalahan spesifik yang
serangam.
2.3.5 Wilaya Administratif-politis
Merupakan wilaya yang di batasi atas dasar
kenyataan bahwa wilaya tersebuk berada
dalam batas-batas tersebuk pengelolahan
atministrasi politis tertentu.conto:
 Negara,porovinsi,kabupaten,kecamatan

dankelurahan/desah.

2.4.Penutup
Dari urain-urain diatas dapat di pahami bahwa
pengertian wilayah secara akademis bersifat
sangat relatif,terngantung pada aspek yang di
tinjau.

Anda mungkin juga menyukai