Anda di halaman 1dari 28

PENYAKIT ASMA

PADA ANAK

OLEH : dr. Murdoyo Rahmanoe, SpA

DEFINISI OPERASIONAL (PNAA):


Wheezing dan/atau batuk dgn kharakteristik sbb; timbul secara episodik dan / atau
kronik, cenderung pada malam / dini hari
(nokturnal), musiman, adanya faktor pen
cetus diantaranya aktifitas fisik, dan bersifat reversibel baik secara spontan maupun
dgn pengobatan, serta adanya riwayat asma atau atopi lain pada pasien / keluarga,
sedangkan sebab2 lain sdh disingkirkan.

PATOGENESIS ASMA:
Mekanisme Imunologis Inflamasi
Saluran respiratorik

Respons imun berupa aktifasi sel limposit T oleh


antigen

Inflamasi akut dan kronik

Aktifasi eosinofil, sel mast, makrophag, dan sel


limposit T pada mukosa sal.resp.

Remodeling Saluran Respiratorik


Perubahan struktural dan fungsional yang
menyimpang pada sal. Resp.

PATOFISIOLOGI ASMA
OBTRUKSI SALURAN RESP.
Kontraksi otot polos bronkus yg diprovokasi
oleh pelepasan agonis dari sel2 inflamasi.
Penebalan dinding sal.resp. akibat edema
akut, infiltrasi sel2 radang, remodeling,
hiperflasi, hipertropi kronis otot polos,
vaskuler & sel2 sekretori serta deposisi
matrik.
Produksi sekret yg banyak, kental, lengket
oleh sel goblet dan klj submukosa.

PATOFISOLOGI ASMA
HIPERREAKTIFITAS SAL.RESP.
Mekanisme yang pasti belum jelas.
Kemungkinan berhubungan dgn
prbhn otot polos (hiperflasi,
hipertropi) yg terjadi secara sekunder
yg menyebabkan perubahan
kontraktilitas.

DIAGNOSIS
WHEEZING
BATUK KRONIK BERULANG
UJI FUNGSI PARU
-Variabilitas pada PFR /FEV1 >15%
-Reversibilitas pd PFR / FEV1 > 15%
-Penurunan >20% pd FEV1 (Provokasi)

KLASIFIKASI DERAJAT PENYAKIT

Asma Episodik Jarang


Asma Episodik Sering
Asma Persisten

Asma Episodik Jarang


-Frek: <1x / bulan
-Lama serangan : < 1minggu
-Intensitas serangan: biasanya ringan
-Diantara serangan: tanpa gejala
-Tidur & aktifitas : tidak terganggu
-Pem.fisik. diluar ser.: nomal
-Obat pengendali (anti inflamasi):tdk perlu
-Uji faal paru diluar ser.: PEV/FEV1>80%
-Variabilitas faal paru (bila ada ser.): Variabilitas
>15%.

Asma Episodik sering


-Frek.serangan : > 1x / bulan
-Lama serangan : > 1 minggu
-Intensitas serangan : sedang
-Diantara serangan : sering ada gejala
-Tidur dan aktifitas : sering terganggu
-Pem.fisik.diluar ser. : mungkin terganggu
-Obat pengendali : perlu
-Uji faal paru diluar ser.: PFR/FEV1 60-80%
-Variabilitas faal paru > 30%

Asma Persisten
-Frekw. Serangan : sering
-Lama serangan :hampir sepanjang tahun
-Intensitas serangan : berat
-Diantara serangan :gejala siang dan malam
-Tidur dan aktifitas : sangat terganggu
-Pem. fisik diluar ser.: tdk pernah normal
-Obat pengendali : perlu
-Uji faal paru diluar ser.:PFR/FEV1 <60%
-Variabilitas faal paru : > 50%

Tatalaksana Asma Anak (Jangka


panjang)
Tujuan umum:

Untuk menjamin tercapainya potensi Tumbuh Kembang


Anak (TKA)secara optimal
Tujuan khusus:
1.Dpt menjalani aktifitas normal, termsk bermain & OR
2.Sesedikit mungkin angka absensi sekolah.
3.Gejala tdk timbul siang ataupun malam hari
4.Uji fungsi paru senormal mungkin.
5.Kbthn obat seminimal mungkin & tdk ada serangan
6.Efek samping obat dpt dicegah agar tdk atau sesedikit
mungkin timbul, terutama yg mempengaruhi TKA

TATALAKSANA MEDIKAMENTOSA
Ada 2 kelompok besar obat asma :

1.Obat pereda (reliever)


Untuk meredakan serangan

2.Obat pengendali ((controller)


Untuk mencegah atau obat
profilaksis

TATALAKSANA MEDIKAMENTOSA

Asma episodik jarang


Cukup dengan obat pereda berupa
bronkodilator :
- obat2 b.agonis (salbutamol,
terbutalin)
- obat2 gol. santin (teofilin)

TATALAKSANA MEDIKAMENTOSA

Asma Episodik Sering


-Obat b.Agonis
-Obat gol santin.
-Obat pengendali
- Obat steroid hirupan dosis
kecil

TATALAKSANA MEDIKAMENTOSA

Asma Persisten
- Obat steroid hirupan dosis tinggi
- Obat steroid oral

TATALAKSANA MEDIKAMENTOSA

Tabel jenis alat inhalasi disesuaikan dengan usia :


Umur Alat inhalasi
< 2th
Nebuliser, Aerochamber, Babyhaler
2-4th

, -
+spacer
5-8th
NebuliserMDI dengan spacer
> 8th NebuliserMDI

PENCEGAHAN
Pengendalian lingkungan (hindari

asap rokok)
Pemberian ASI ekslusif 6 bulan
Pengurangan pajanan (tungau, debu
rumah, bulu binatang)

TATALAKSANA SERANGAN ASMA

Serangan asma adalah episod

peningkat- an yg progresif dari


gejala2 batuk, sesak napas,
wheezing, rasa dada tertekan atau
berbagai kombinasi dari gejala
tersebut.

TATALAKSANA SERANGAN ASMA


Tujuan tatalaksana serangan asma:
- Meredakan penyempitan
sal.respiratorik
secepat mungkin
- Mengurangi hipoksemia
- Mengembalikan fungsi paru ke
keadaan
normal secepatnya.
- Rencana re-evaluasi tatalaksana jangka
panjang untuk mencegah kekambuhan

DERAJAT SERANGAN ASMA

Serangan Asma Ringan


Serangan Asma Sedang
Serangan Asma Berat

Serangan Asma Ringan


Serangan Sesak, masih bisa berjalan,

menangis keras, bicara kalimat masih


bisa. Posisi baring.
Kesadaran normal, mungkin iritable
Tidak sianosis
Wheezing sering pada akhir expirasi
Takipnu, retraksi dinding dada dangkal
(interkostal)
Nadi masih normal

Serangan Asma Sedang


Serangan Sesak, berjalan susah, tangis

pendek lemah, sulit minum. Bicara kalimat


terpenggal, Lebih suka duduk.
Kesadaran iritable
Tidak Sianosis
Wheezing nyaring sepanjang expirasi
Takipnu, retraksi dinding dada sedang,
retraksi interkostal, suprasternal
Nadi : takikardia

Serangan Asma Berat


Serangan sesak, istirahat, tidak mau

minum/ makan. Duduk bertopang lengan


Kesadaran iritable / gelisah
Sianosis
Wheezing sangat nyaring, terdengar
tanpa stetoskop. Napas berat.
Takipnu, retraksi dalam. NCH
Nadi takikardia

Serangan asma ringan


Nebulisasi sekali memberi respon baik
Observasi 1 jam baik, dipulangkan
Dibekali obat b.agonis hirupan atau oral
Steroid oral jangka pendek 3-5hari
Dianjurkan keklinik rawat jalan
Jika observasi I jam gagal, ditatalaksana
sebagai serangan asma sedang

Serangan Asma Sedang


Nebulisasi 2 kali , respon parsial, biasanya
rawat 1 hari. Oksigen tetap diteruskan
Nebulisasi b.agonis+antikolinergik
Diberikan steroid sistemik(oral) 3-5 hari
Selama observasi biasanya dipasangi
jalur intravena.
Bila dalam 12 jam tetap stabil, dapat
dipulangkan. Kontrol rawat jalan.

Serangan Asma Berat


Dengan nebulisasi 3 kali ber-turut2 tdk

menunjukkan repon, pasien dirawat inap.


Oksigen 2-4 l/menit
Dehidrasi, asidosis dikoreksi
Steroid intravena tiap 6-8 jam
Nebulisasi b.agonis+antikolinergik 4-6kali
Aminofilin intravena
Jika perbaikan dalam 24jam, steroid dan
aminofilin diganti peroral, dipulangkan

Obat2 yang sering


digunakan
b.agonis (Salbutamol. Terbutalin)
Dosis: ( 0.05-0,1mg/kbBB/kali)
Antikolinergik (Ipratropium bromide)
Steroid (prednison)
Dosis: 0,5-1mg.kgBB/hari (dibagi 4 dosis)
Gol.santin (teofilin)
Dosis: 15mg/kgBB/hari

Anda mungkin juga menyukai