Anda di halaman 1dari 42

BANTUAN HIDUP DASAR

&
RESUSITASI JANTUNG PARU

dr. Ratih Ayuningtiyas, MM

DEFINISI MATI
MATI KLINIS
1.
Tidak ada nafas dan
nadi.
2.
Reversibel.
3.
Punya waktu 4 6
menit untuk
dilakukan RJP.

MATI BIOLOGIS
1.

Kematian sel otak.

2.

Irreversibel.

3.

Terjadi 8 10 menit setelah henti


jantung.

TANDA-TANDA MATI PASTI


Lebam mayat (muncul antara 30 menit 2 jam,
maksimal dalam 8 12 jam)
Kaku mayat (muncul dalam 2 4 jam, maksimal
dalam 6 12 jam)
Pembusukan

BANTUAN HIDUP DASAR


Bantuan Hidup Dasar (BHD)adalah usaha
yang dilakukan untuk menjaga jalan nafas
(airway) tetap terbuka, menunjang pernafasan dan
sirkulasi dan tanpa menggunakan alat-alat bantu.
Usaha ini harus dimulai dengan mengenali secara
tepat keadaantanda henti jantungatau henti
nafas dan segera memberikan bantuan sirkulasi
dan ventilasi.

Tujuan dari pemberian Bantuan Hidup Dasar


(BHD) ini adalah memberikan bantuan dengan
cepat sehingga mempertahankan pasok oksigen ke
otak, jantung dan alat-alat vital lainnya sambil
menunggu pengobatan lanjutan.

Ketika akan memberikan bantuan dasar akan ini


maka hal ini memerlukan tanda dari henti jantung
yang berupa :
Kesadaran hilang (dalam 15 detik setelah henti
jantung).
Tak teraba denyut arteri besar (femoralis dan
karotis pada orang dewasa atau brakialis pada
bayi).

Henti nafas atau mengap-megap (gasping).


Terlihat seperti mati (death like appearance)
Warna kulit pucat sampai kelabu.
Pupil dilatasi (setelah 45 detik).

BANTUAN HIDUP DASAR


Langkah-langkah BHD
1.
Memastikan keamanan lingkungan bagi
penolong.
Sebelum melakukan pertolongan pada korban
yang mengalami henti napas dan henti
jantung, PASTIKAN keamanan baik untuk
penolong, korban maupun kondisi lingkungan.

2.
3.
4.

5.

Memastikan kesadaran dari korban.


Meminta pertolongan.
Memperbaiki posisi korban
Korban harus dalam posisi terlentang dan
berada pada permukaan yang rata dan keras.
Mengatur posisi penolong
Penolong dalam posisi berlutut sejajar dengan
bahu korban

A.

(Airways / jalan napas)


1. Pembukaan jalan napas.
Untuk mengetahui ada tidaknya sumbatan
jalan napas oleh benda asing.
Jika terdapat sumbatan harus dibersihkan
dahulu, kalau sumbatan berupa cairan
dapat dibersihkan dengan jari telunjuk atau
jari tengah yang dilapisi dengan
sepotong
kain,

Sumbatan oleh benda keras dapat dikorek


dengan menggunakan jari telunjuk yang
dibengkokkan. Mulut dapat dibuka dengan
tehnikCross Finger, dimana ibu jari diletakkan
berlawanan dengan jari telunjuk pada mulut
korban kemudian dapat dilakukan finger sweep.

2. Membuka jalan napas


Dapat
dilakukan dengan 2 metode, yaitu
Head Tilt Chin Lift (Angkat Dagu Tekan
Dahi) dan Jaw Thrust Maneuver
(Pendorongan Rahang Bawah)

a. Angkat Dagu Tekan Dahi :


Teknik ini dilakukan padakorban yang tidak
mengalami trauma pada kepala, leher maupun
tulang belakang.

b. Pendorongan Rahang Bawah


Digunakan sebagai pengganti teknik angkat
dagu tekan dahi. Teknik ini merupakanteknik
yang aman untuk membuka jalan nafas bagi
korban yang mengalami trauma pada tulang
belakang. Dengan teknik ini, kepala dan leher
korban dibuat dalam posisi alami / normal.

B (Breathing / Bantuan Napas)


Terdiri dari 2 tahap, yaitu :

Memastikan korban tidak bernapas.


Dengan cara melihat pergerakan naik turunnya
dada, mendengar bunyi napas dan merasakan
hembusan napas korban.

Memberikan

bantuan napas.

Prinsipnya adalah memberikan 2 kali


ventilasi (bantuan napas) sebelum kompresi
(penekanan dada) dan memberikan 2 kali
ventilasi per 10 detik pada saat setelah
kompresi. Tanda berhasilnya bantuan napas ini
diantaranya adalah naik turunnya dada dan
perut seirama dengan pernapasan.

Teknik yang digunakan untuk memberikan


bantuan pernafasan yaitu:
a. Menggunakan mulut penolong:
1. Mulut ke masker RJP
2. Mulut ke APD
3. Mulut ke mulut / hidung

b. Menggunakan alat bantu


Kantung masker berkatup (Bag Valve Mask /
BVM).

C ( Circulation / Bantuan Sirkulasi)


Terdiri dari 2 tahapan :
1.Memastikan ada tidaknya denyut jantung
korban.

2. Melakukan bantuan sirkulasi


Dilakukan saat tidak ditemukan nadi karotis.
Adapun tekniknya :
a.Dengan jari telunjuk dan jari tengah
penolong menelusuri tulang iga kanan atau kiri
sehingga bertemu dengan tulang dada
(sternum).

b. Dari pertemuan tulang iga (tulang sternum)


diukur kurang lebih 2 atau 3 jari ke atas. Daerah
tersebut merupakan tempat untuk meletakan
tangan penolong dalam memberikan bantuan
sirkulasi.

c. Letakkan kedua tangan pada posisi tadi


dengan cara menumpuk satu telapak tangan di
atas telapak tangan yang lainnya, hindari jarijari tangan menyentuh dinding dada
korban/pasien, jari-jari tangan dapat diluruskan
atau menyilang.

d. Dengan posisi badan tegak lurus, penolong


menekan dinding dada korban dengan tenaga
dari berat badannya secara teratur sebanyak 30
kali (dalam 15 detik = 30 kali kompresi) dengan
kedalaman penekanan berkisar antara 1.5 2
inci (3,8 5 cm).

e. Tekanan pada dada harus dilepaskan


keseluruhannya dan dada dibiarkan
mengembang kembali ke posisi semula setiap
kali melakukan kompresi dada. Selang waktu
yang dipergunakan untuk melepaskan kompresi
harus sama dengan pada saat melakukan
kompresi.

f.Tangan tidak boleh lepas dari permukaan dada


dan atau merubah posisi tangan pada saat
melepaskan kompresi.
g. Rasio bantuan sirkulasi dan pemberian napas
adalah 30 : 2 (Tiap 15 detik = 30 kompresi dan 2
kali tiupan nafas), dilakukan baik oleh 1 atau 2
penolong.

RESUSITASI JANTUNG PARU


(RJP)
Merupakan gabungan dari ketiga komponen A, B
dan C.
Rasio RJP
Dewasa 1 atau 2 penolong = 30 : 2
Anak dan bayi
Dengan satu penolong = 30 : 2
Dengan dua penolong = 15 : 2

Indikasi keberhasilan RJP :


o

o
o
o
o

Saat melakukan kompresi dada, suruh seseorang


menilai nadi karotis, bila ada denyut, berarti
tekanan kita cukup baik.
Gerakan dada terlihat naik turun dengan baik pada
saat memberikan bantuan pernapasan.
Reaksi pupil kembali normal.
Nadi akan berdenyut kembali
Korban mungkin akan menunjukkan refleks
menelan dan bergerak.

Macam komplikasi yang dapat terjadi pada RJP


Patah tulang dada/ iga
Bocornya paru-paru ( pneumothorak)
Perdarahan dalam paru-paru/ rongga dada
( hemothorak )
Luka dan memar pada paru-paru
Robekan pada hati

Keadaan dimana tindakan RJP di hentikan


Penderita pulih kembali
Penolong kelelahan
Diambil alih oleh tenaga yang sama atau yang
lebih terlatih
Jika ada tanda pasti mati

TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai