Anda di halaman 1dari 45

Refeksi Kasus Bagian THT-KL RSUD Banyumas

Nama

: Nn. Z A
Jenis kelamin
: Perempuan
Umur
: 34 tahun
Alamat
: Pekaja Kalibagor
Pekerjaan : No. RM
: 70-00-83

Keluhan utama : telinga kiri mengeluarkan cairan


RPS :
Sejak 2 bulan yang lalu telinga kiri mengeluarkan
cairan terutama pada malam hari, berwarna
kuning kental dan berbau. Telinga terasa nyeri,
terasa panas, terasa gatal dan penuh.
Pendengaran juga dirasakan berkurang serta ada
suara berdenging. Tidak merasa pusing berputar.
Tidak ada demam, batuk dan pilek akhir-akhir ini.
keluhan hidung disangkal
keluhan tenggorokan disangkal

RPD

Pernah menderita penyakit serupa pada

saat kecil, yakni sering keluar cairan dari


telinga, berobat ke dokter umum diberi
obat tetes telinga keluhan menghilang.
Riwayat trauma (-)
Riwayat alergi (-) Ht (-) DM(?)

Resume

Anamnesis:

AS : Otorhea (+) > 2 bulan, otalgia (+),

terasa penuh (+), tinnitus (+), itching


(+), deafness (+)
Vertigo (-)
Riwayat penyakit serupa (+)
Riw trauma (-) alergi (-) ht (-)

AS : inflamasi, deafness

KU : CM
VS : tdp

Status Lokalis
Telinga
AD
AS
Auricula
dbn
NT+
Planum mastoideum
dbn
NT+
Gld. Lymphatica
dbn
sdn
Canalis aud.ext
dbn
discharge+
Membran tympani dbn
sdn
Post suction perforasi

Kesan : otitis AS

dbn

hiperemis
perforasi

Discharge
mukopurulen (+)

Hidung
D
Discharge
Concha
dbn
Septum
dbn
Tumor
Sinus paranasal
NT Kesan : hidung dalam batas normal

S
dbn
dbn
NT

Tenggorokan
D
S
Palatum
dbn
dbn
Uvula
dbn
dbn
Tonsila palatina
dbn
dbn
Tonsila lingualis
sdn
sdn
Dinding belakang
sdn
sdn
Kesan : tenggorokan dalam batas normal

Tidak dilakukan pemeriksaan

Tidak dilakukan pemeriksaan

Rinne

AD
AS

+ (AC>BC)
- (AC<BC)

Weber

Lateralisasi ke AS

Scwabach

Tdp

Kesan

: CHL AS

Otitis media supuratif kronis benigna aktif


Conductive hearing loss

Suction discharge

Cuci telinga dengan perhidrol


3%

Ofloksasin 3 mg/ml 3 tetes


2 kali sehari

Saran :

pseudoefedrin

mukolitik

Tidak boleh kemasukan air pake ear plug


Kalau flu segera diobati
Kontrol 1 minggu kemudian

OMSK

adalah radang kronis


telinga tengah dengan perforasi
membrana timpani dan riwayat
keluarnya sekret dari telinga
(otoroe) lebih dari 2 bulan, baik
terus menerus atau hilang
timbul (Guideline Perhati-KL,
2002)

Prevalensi

OMSK di Indonesia
secara umum adalah 3,8 %
Pasien OMSK merupakan 25%
pasien-pasien yang berobat di
poliklinik THT rumah sakit di
Indonesia.
(Guideline Perhati-KL,
2002 )

Ekstrinsik

Gangguan
Fungsi Tuba

Resorbsi
udara

obstruksi

Intrinsik
Tekanan
negatif

Delayed & inadequte therapy,


low immunity,poor nutrition &
higiene, microbe virulency

Retraksi
m.timpani
transudat
infeksi
eksudat

OMSA

OMSK
6-12 mgg

perforasi

Gangguan fungsi tuba oleh ISPA, obstruksi


parsial/total
Perforasi MT (persisten)
Aerasi telinga tengah/mastoid yg mengalami
obstruksi
Skuestrasi atau osteomyelitis persisten dalam
mastoid
Faktor-faktor konstitusi (alergi, kelemahan
pertahanan tubuh)
(Ballenger,1994)

Bakteri penginfeksi seperti:


Stafilococcus
Proteus vulgaris
Pseudomonas aeruginosa
Bakteri anaerob terutama
bacteroides
(BOIES 1997)

(Bluestone, 1999)

Non Kolesteatoma

Kolesteatoma

Peradangan terbatas
pada mukosa

Peradangan mengenai
tulang

Perforasi di sentral

Perforasi di marginal,
sub total atau di attic

Kolesteatoma (-)
Jarang komplikasi

Kolesteatoma (+)
Sering komplikasi

Non kolesteatoma

kolesteatoma

Otitis

Media Kronik
kolesteatoma
Otitis Media Akut (OMA)
Otomikosis
Trauma yang menyebabkan
perforasi

Anamnesis
Riwayat otore kronis, discharge bersifat mukoid atau
mukopurulen, tidak berbau busuk
Telinga tidak nyeri, jika sudah komplikasi bisa terjadi
nyeri mastoid.
Penurunan pendengaran
Fokus infeksi (misal: infeksi saluran nafas)
Faktor predisposisi : kelainan konstitusional (misal DM,
dll)
Riwayat pengobatan sebelumnya
Tidak terdapat gejala komplikasi, misal:
Nyeri kepala atau pusing berputar
Demam persisten
Otore purulen berbau khas (bau kolesteatom)

Pemeriksaan Fisik
Px. Otoskopi
Discharge (+)
Perforasi membrana timpani
Kolesteatom (-)

Tes

fungsi pendengaran (garputala


atau audiometri) : kesan CHL

Konservatif:
Antibiotik sistemik
Antibiotik topikal
Cuci telinga

Non

Konservatif

Mastoidektomi
timpanoplasti

Antibiotik lini pertama : amoksisilin


Cotrimoksazol atau Ampisilin-Sulbaktam bila
tidak ada kecurigaan Pseudomonas.
Pada penderita dewasa bila curiga
Pseudomonas tanpa bakteri anaerob dapat
dipilih Fluoroquinolon (Ofloxacin atau
Ciprofloxacin).
Bila diduga kuman anaerob dapat dipilih
Metronidazol, Klindamisin, atau Kloramfenicol.
Bila sukar tentukan kuman penyebab dipilih
campuran Trimetoprim+Sulfametoksazol atau
Amoxicilin+Clavulanat.
Penderita berusia >18 tahun dapat dipilih
Ciprofloxacin atau Ofloxacin

Dapat dipakai sbg lini pertama dan obat


tunggal
Dosis lebih adekuat, namun
penggunaannya harus hati-hati
Bersifat ototoksik : Gentamisin, Neomisin,
Kloramfenikol
Ofloksasin terbukti aman, tidak toksik thd
labirin (Rekomendasi sbg obat lini pertama
baik dewasa maupun anak)

Cuci

telinga dilakukan dengan


irigasi telinga dengan cairan
pembersih, dan atau
membersihkan dengan cotton bud

Otitis

media supuratif kronis


adalah inflamasi kronis otitis
media dan kavum mastoid yang
disertai discharge telinga yang
berulang (otorrhoe) atau kronis
(>6-12 minggu) melalui perforasi
membran timpani.(WHO, 2004;
Parry, 2006)

OMSK

terjadi pada 65-330 juta


orang dengan otore. Sebanyak 60
% dari total tersebut mengalami
gangguan pendengaran yang
signifikan.
OMSK jarang terjadi di Amerika,
Eropa, Asia Tengah, dan Australia.
(WHO, 2004)

Bakteri yang ada pada OMA merupakan bakteri


patogen dari saluran nafas yang bergerak dari
nasofaring menuju telinga tengah melalui tuba
eustachia selama terjadi infeksi saluran nafas.
Sedangkan bakteri pada OMSK berbeda dengan
OMA. Bakteri pada OMSK sebenarnya sangat
sedikit pada kanalis eksterna, namun dapat
berproliferasi jika terjadi trauma, inflamasi,
laserasi, atau kelembaban tinggi. Bakteri ini
bergerak masuk ke telinga tengah melalui
perforasi kronis yang terjadi. (WHO, 2004)

Inflamasi

mukosa mencapai
periosteum
Penebalan lapisan subepithelial dan
proliferasi sel basal
Hipervaskularisasi
Prolifersi sel goblet
Hiperplasi sampai metaplasi kelenjar
submukosa

OTOREA KRONIS
OTOSKOPI

MT PERFORASI

MT UTUH
OTITIS EKSTERNA DIFUSA
OTOMIKOSIS
DERMATITIS/EKSIM
OTITIS EKSTERNA MALIGNA
MIRINGITIS GRANULOMATOSA

KOMPLIKASI (-)
KOLESTEATOM (-)
OMSK non kolesteatoma

OMSK
ONSET, PROGRESIVITAS, PREDISPOSISI
PENYAKIT SISTEMIK,
FOKUS INFEKSI,
RIWAYAT PENGOBATAN
GEJALA/TANDA KOMPLIKASI

KOMPLIKASI (+)

KOLESTEATOM (+)
OMSK kolesteatoma

ALGORITMA 1

ALGORITMA 2

ALGORITMA 1

OMSK NON
KOLESTEATOM

OMSK TENANG

OMSK AKTIF

STIMULASI
EPITELIALISASI
TIPE PERFORASI

PERFORASI
MENUTUP
Tuli Konduksi?
TIDAK
(sembuh)

OMSK BAHAYA
KOLESTEATOM

PERFORASI
MENETAP
RO MASTOID
(SCHULLER) X-RAY
AUDIOGRAM

TULI
KONDUKTIF (+)
IDEAL:
TIMPANOPLASTI TANPA/
DENGAN MASTOIDEKTOMI

Cuci telinga
Antibiotik sistemik
Lini 1 : Amoksisilin/sesuai
kuman penyebab
Antibiotik topikal
OTOREA MENETAP >1 MGG
ANTIBIOTIK BERDASAR
PX. MIKRO-ORGANISME
OTOREA MENETAP >3 BLN
IDEAL: MASTOIDEKTOMI +
TIMPANOPLASTI
PILIHAN
ATIKOTOMI ANTERIOR
TIMPANOPLASTI DINDING UTUH
TIMPANOPLASTI DINDING RUNTUH
ATIKOANTEROPLASTI
TIMPANOPLASTI BUKA TUTUP

ALGORITMA 2
OMSK + KOMPLIKASI

KOMPLIKASI
INTRA TEMPORAL

ABSES SUBPERIOSTEAL
LABIRINTISTIS
PARESIS FASIAL
PETROSITIS

ANTIBIOTIK DOSIS TINGGI


MASTOIDEKTOMI
DEKOMPRESI N. VII
PTROSEKTOMI

KOMPLIKASI
INTRA KRANIAL

ABSES EKSTRA DURA


ABSES PERISINUS
TROMBOFLEBITIS SINUS LATERAL
MENINGITIS
ABSES OTAK
MENINGITIS OTIKUS

RAWAT INAP
PERIKSA SEKRET TELINGA
ANTIBIOTIK I.V. DOSIS TINGGI 7-15 HARI
KONSUL SPESIALIS SARAF/SARAF ANAK
MASTOIDEKTOMI ANASTESI LOKAL/UMUM
OPERASI BEDAH SARAF

Otitis Media
Supurativa Akut
(OMSA)

Otitis
Media

Otitis Media Non


Supurativa
(OMNS)

Otitis Media Serosa/ Mukous


Otitis Media Kataralis

OMSK Benigna (OMSKB)


Otitis Media
Supurativa
Kronik (OMSK)
OMSK Maligna (OMSKM)

Bakteri

OMSA

Streptokokus
Pneumokokus
Baksilus Haemofilus Influenzae
Bakteri OMSA (+)

Etiologi

OMSKB

Pseudomonas Aerogimona (-)


Proteus (-)
Coli (-)

OMSKM

Kolesteatoma

Virus

OMNS

Alergi
Palatoskisis
Oklusi Tuba Eustachii
OMSA terapi tidak sempurna

Frekuensi

Banyak pada anak - anak


ISPA

Predisposisi

Umur
Sosial ekonomi
Cuaca

OMA

RAS

Patologi

ISPA

Obstruksi Tuba

Gangg. Ventilasi
Drainase
Invasi kuman (strept.,
Haemofilus influensa,
penumokokus) dari hidung
ke nasofarings ke telinga tengah

Supurative
Bulging m. tymp.

Gejala

Otalgi, pendengaran berkurang


Panas tinggi kejang-kejang- muntah

Tanda

Otoskopi :
m. tymp. Hiperaemis, udem,
melembung ke luar

OMA
Diagnosis

Otoskopi, gejala
Parasentesis

Terapi

antibiotik
analgetik

Prognosis

Baik

Frekuensi

OM
Sekretorik

Anak anak Sekolah

Etiologi

Viral, alergi, obstruksi tuba auditiva

Patologi

Sumbatan muara tuba auditiva (virus,

Gejala

alergi, palatoskisis, Ca nasofarings dll)


Otalgi (-)
Pendengaran berkurang ringan
Egofoni
Seperti ada cairan

Tanda
Diagnosis
Terapi

Otoskopi : m. timpani utuh, buram, ada


bayangan cairan dalam telinga tengah
Berdasar gejala & tanda
Parasintesis pasang tube (pipa)
Hilangkan obstruksi tuba

Prognosis

baik

Batasan :
Radang Kronik Mukosa Telinga Tengah
lebih dari 4 6 Minggu
Histopatologis : Timpanomastoiditis Sup. Kronis

Otitis Media
Supuratif
Kronik
(OMSK)

OMSK
Benigna
(Jinak)

Etiopatogenesis :
Lanjutan OMSK akibat terapi yg tidaktuntas
Kuman Resisten (Gram negatif)
Perforasi m. timpani reinfeksi
Sumber infeksi di sal. nafas atas

Patologi :
Mukosa Telinga Tengah hipertrofi/Hiperplasia
Tuli Sensorineural

OMSK
Maligna
(Ganas)

Gejala
Otore mukopurulen, tak berbau, kadang
disertai darah
Tidak ada otalgia
Kurang pendengaran, Tinnitus
(Tuli konduksi)

Tanda :
Cairan mukopurulen di Telinga Tengah, Darah
Perforasi membrana timpani (sentral total)
Lab & Rad.
Kuman

OMSK
Benigna
(Jinak)

gram negatif & anaerob

Ro. Foto : Mastoid Sklerotik

Diagnosis : OMSK Benigna


Terapi :
Toilet (Pembersih cairan) dgn perhidrol 3%

Otitis
Media
Supuratif
Kronik
(OMSK)

Tetes telinga (Antibiotik)


Tidak boleh kemasukan air

OMSK
Maligna
(Ganas)

Bila telah kering : Rekontruksi


pendengaran (Timpanoplastik)
Komplikasi
Mastoiditis Kronik
Abses subperiosteal

Kolesteatoma

Terapi : Mastoidektomi

Sinonim

Kolesteatoma
Jenis

kolesteatosis
epidermosis
keratosis
non maligna destruktif
kista epidermoid keratin

Kongenital (jaringan embrional epitelium)


akuisital
Metaplasi epitel
Invasif epitel
Perluasan langsung epitel
meatus via perforasi marginal
m.timpani
Retraksi m.timpani pars flaksida
Keratosis epitel meatus postor /
supor dan epitel m.timpani yg
berdekatan. Stratum
germinativum migrasi ke sub
mukosa epitel m.timpani pars
flaksida
Human papilloma virus (HPV)

Gejala :
otore berbau
kurang pendengaran

Kolesteatoma

Tanda :
m. timpani perforasi :
Pars flasida (altik)
Marginal superir-posterior
Cairan mukopurulen, bau
Deskuamasi epitel kompleks skuamous (dempul)
Terapi : Mastoidektomi

Ekstrakranial
Komplikasi
Intrakranial

fistel kanalis
semisirkularis
horisontal
parese nervus
fasialis
abses mastoid
petrositis
Meningitis
Abses otak

Anda mungkin juga menyukai