Geriatri
Geriatri
Gangguan Tidur
Pada Usia Lanjut
Oleh :
Arif Luqman Hakim
Qashastia Sukma Pariupurna
Lilycia Elisabeth
Yogeswary Ramachandran
Latar Belakang
Sepertiga umur kita dihabiskan untuk tidur
Gangguan tidur mengantuk sepanjang
hari, faktor resiko untuk terjadinya
kecelakaan, penurunan stamina, dan
mengurangi produktivitas
Tidur enak dan nyaman indikator
kebahagiaan dan derajat kualitas hidup.
Gangguan pola tidur pada kelompok usia
lanjut cukup tinggi.
Kebutuhan Tidur :
kebutuhan tidur akan berkurang dengan semakin berlanjutnya
usia seseorang
1. Siklus Tidur Normal Manusia
2. Pola Fisiologi Tidur pada Usia
Lanjut
3. Definisi Gangguan Tidur pada
Usia Lanjut
4. Berbagai Gangguan Tidur pada
Usia Lanjut
5. Diagnosis Gangguan Tidur
pada Usia Lanjut
6. Penatalaksanaan Gangguan
Tidur pada Usia Lanjut
Non REM
75-80% dari waktu tidur
Tonic :
Atonia otot
Depresi reflek monosynaptic dan polysynaptic
Phasink :
Gerakan cepat mata menghilang
Kejang mioklonus
Detak jantung dan respirasi ireguler
(dengan tekanan darah bervariasi)
Aktivitas spontan dari otot telinga tengah
Irama Sirkandian
Stadium 1
Stadium 2
Stadium 3 dan 4
Stadium REM
Stadium dimana individu mengalami peristiwa
mimpi dengan intenitas tinggi sehingga panca
indera ikut terangsang
Dikatakan sebagai tidur ringan / paradoxical
sleep
Stadium 2
Stadium
3 dan 4
Irama Sirkandian
(siklus tidur dan bangun)
Polannya adalah bangun sepanjang hari saat cahaya terang dan tidur
sepanjang malam saat gelap perubahan Gelap dan Terang.
Jika cahaya pagi terang masuk melalui mata
mempengaruhi nucleus supra chiasma (NSC) dihipotalamus
pengeluaran hormon yang menstimulasi peningkatan temperatur badan,
cortisol dan growth hormone sehingga orang terbangun
Jika malam hari tiba NSC merangsang pengeluaran hormone melantonin
sehingga orang mengantuk dan tidur.
melantonin dikeluarkan dalam darah yang mempengaruhi
terjadinnya relaksasi dan penurunan temperatur badan serta cortisol.
EEG
EOG
Stadium
jaga
(wake)
Stadium I
Tidak terlihat
Gelombang campuran alfa,
beta dan kadang-kadang teta
aktivitas bola mata
Tidak terdapat kumparan tidur, yang cepat
kompleks K atau gelombang
delta.
Gerakan mata
berkurang
Kadang terdapat
artefak yang
disebabkan oleh
gerakan kelopak
mata.
Tidak terdapat
aktivitas bola mata
yang cepat.
EMG
Kadang-kadang
tonus otot meninggi
Kadang-kadang
terlihat
peningkatan tonus
otot secara tibatiba (belum
seluruhnya dalam
keadaan rileks)
EEG
EOG
EMG
Stadium III
Persentase gelombang
delta antara 20- 50 %.
Tampak kumparan tidur
Tidak tampak
Gambaran tonus
aktivitas bola mata otot yang jelas dari
yang cepat.
Stadium II
Stadium IV
Persentase gelombang
delta mencapai lebih dari
50%
Tampak kumparan tidur
Tidak tampak
Tonus otot
aktivitas bola mata menurun dari pada
yang cepat
stadium
sebelumnya
Stadium
REM
Terlihat gelombang
Terlihat gambaran
campuran alfa, beta dan
REM yang lebar
teta
Tidak tampak gelombang
delta, kumparan tidur dan
kompleks K.
ICDS-2
American Academy of Sleep 2005
DSM-IV
(Diagnostic And Statictical Manual of Mental Disorders)
ICD 10
(International Code of Diagnostic)
Insomnia :
1.Organik
2.Non organik :
- Dyssomnias : Gangguan pada lama, kualitas dan waktu tidur
- Parasomnias : Ada episode abnormal yang muncul selama tidur
seperti mimpi buruk, berjalan sambil tidur dll
Dyssomnias
Insomnia primer
Hiprsomnia primer
Narkolepsi
Gangguan tidur yang berhubungan
dengan pernafasan
Gangguan tidur irama sirkadian
Parasomnias
Gangguan
tidur primer
Faktor Resiko :
Non
farmakologi
Stimulus Control
1. Mengembangkan ritual tidur,
seperti melakukan relaksasi 30 menit sebelum tidur atau mandi dengan air
hangat 90 menit sebelum tidur
2. Membuat ruang tidur yang nyaman.
3. Segera ke tempat tidur bila terasa ngantuk.
4. Hindari latihan yang berat 2 jam sebelum tidur.
5. Hindari minuman atau makanan yang memecah tidur
seperti kaffein, nicotine, dan alcohol.
6. Menghindari aktifitas di tempat tidur yang membuat terjaga,
Gunakan ruang tidur untuk tidur dan sex
jangan menonton televisi di tempat tidur atau bekerja di tempat tidur.
7. Tidur hanya di ruang tidur.
8. Jika tidak bisa tidur tinggalkan kamar tidur dan kembali jika sudah mengantuk
9. Mempertahankan waktu tidur dan bangun.
Bangun pada waktu yang sama setiap hari tanpa memperhatikan jumlah
tidur malam hari.
Hindari tidur sebentar pada siang hari
Jika tidur pada siang hari batasi selama 30 menit
dan jika memungkinkan jangan tidur pada siang hari setelah jam 2 siang
Farmakologi
Kesimpulan
Kebutuhan tidur akan berkurang dengan semakin
berlanjutnya usia seseorang
Usia lanjut gangguan pola tidur pensiun, perubahan
lingkungan sosial, penggunaan obat-obatan yang
meningkat, penyakit-penyakit dan perubahan irama
sirkadian
ICD 10 organik dan non organik. Insomnia insomnia
kronik yang sudah diderita paling sedikit 1 bulan dan
sudah menyebabkan gangguan fungsi dan sosial1.
DSM-IV gangguan tidur primer, gangguan tidur
sekunder
Kesimpulan
Gangguan tidur primer : gangguan tidur kerena
gangguan pernafasan (sleep disorder breathing),
sindrome kaki kurang tenang (restless legs syndrome),
dan gangguan gerakan tungkai yang periodic (periodic
limb movement disorder), gangguan perilaku REM (REM
behavior disorder)
Gangguan tidur sekunder : gangguan tidur terkait
gangguan mental lain (gangguan mood), gangguan tidur
akibat kondisi medik umum, dan gangguan tidur akibat
zat.
Kesimpulan
Congnitive behavioral theraphy for insomnia CBT-I : sleep
hygine, stimulasi control, dan sleep restriction dengan cognitive
restructuring. Efektif bertahan 2 tahun atau lebih
short term : Triazolam 0,125 0,25 mg atau jenis
benzodiazepin lainnya yang bekerja cepat dan hilang cepat dari
tubuh.
long term : neuroleptika dosis kecil seperti klorpromazin,
levomepromazin, dan tioridazin.
insomnia dan depresi : antidepresan jenis tetrasiklik, serotonin
selective receptor inhibitor (SSRI), dan mono amino oxisidase
inhibitor (MAOI), misalnya Maprotiline 10 25 mg, Fluxetine 20
mg pada pagi hari, atau Moclobemide dua kali 150 mg