Anda di halaman 1dari 34

Pertemuan

1:
Rekayasa
Lalu Lintas

Setelah mempelajari bab


ini, Mahasiswa diharapkan
Menjelaskan definisi rekayasa lalu lintas
mampu:
Mengetahui ruang lingkup rekayasa lalu lintas
Mengetahui dan menjelaskan masalah lalu lintas
Mengetahui dan menjelaskan konsep solusi
permasalahan lalu lintas

Rekayasa Lalu Lintas


serangkaian usaha dan kegiatan yang meliputi
perencanaan, pengadaan, pemasangan,
pengaturan, dan pemeliharaan fasilitas
perlengkapan Jalan dalam rangka mewujudkan,
mendukung dan memelihara keamanan,
keselamatan, ketertiban, dan kelancaran Lalu
Lintas (UU No. 22 Tahun 2009)
metode perancangan ruang lalu lintas jalan yang
aman dan nyaman bagi pengguna jalan dan
efisien dari sudut pandang
pembiayaan/penggunaan lahan menurut Putranto
(2008:2)

Rekayasa Lalu Lintas


suatu tahap dari rekayasa transportasi yang
menyangkut perancangan, perencanaan
geometri, dan operasi lalu lintas dari segala
macam jalan, terminal, tanah sekitarnya serta
hubungan dengan jenis angkutan lainnya
(Alamsyah (2005:1) yang dikutip dari Institute of
Transportation USA)

Konsep Rekayasa Lalu Lintas Masa Depan

Untuk mendapatkan hasil yang optimal traffic


engineering harus menentukan langkah-langkahnya
dalam penggunaan ketentuan-ketentuan di atas
berdasarkan landasan-landasan:
a) Menentukan obyek yang dilayani
b) Menentukan keuntungan yang akan didapat dan
konsekuensi yang harus ditanggung masyarakat
c) Menentukan perjanjian-perjanjian/kompromi yang
akan dipakai untuk pemilihan alternatif
d) Menentukan alternatif mana saja yang harus
dipertimbangkan
e) Menentukan perimbangan antara batas pelayanan
yang harus dicapai dengan besarnya sumber yang
dipakai
f) Menentukan perimbangan antara derajat ketelitian
hasil dan tingkatan sosial, ekonomi, dan teknologi
masyarakat

Studi karakteristik lalu


lintas, meliputi:

Faktor-faktor kendaraan dan manusia


Volume lalu lintas, kecepatan dan kerapatan
Arus lalu lintas, kapasitas jalan dan kerapatan
Pola perjalanan, faktor pertumbuhan dan asal
tujuan lalu lintas
Parkir dan terminal
Pelayanan fasilitas dan pemakainya
Analisis kecelakaan lalu lintas

Perencanaan transportasi,
meliputi:

Studi transportasi regional


Jaringan jalan, sistem transportasi
Peningkatan dan distribusi lalu lintas
Dampak lingkungan

Perencanaan geometrik
jalan, meliputi:

Perencanaan jalan baru, kecepatan rencana,


alinyemen horizontal, vertical, kelandaian,
kemiringan dan potongan melintang jalan
Perancangan ulang jalan dan persimpangan lama
untuk meningkatkan kapasitas dan keamanan

Penerapan operasi lalu


lintas dapat dilakukan
Peraturan perundang-undangan
melalui:
Alat-alat kontrol

Administrasi, meliputi:
Organisasi yang berwenang menjalankan tugas
peraturan lalu lintas
Kantor pelaksanan harian
Hubungan antar instansi terkait
Pengelolaan anggaran, kebutuhan personil dll

Masalah Lalu Lintas


Kombinasi dua atau lebih faktor yang saling
mempengaruhi situasi lalu lintas meliputi:
Faktor manusia
Faktor Kendaraan
Faktor Jalan
Faktor Lingkungan

Faktor manusia
Mental, perilaku, etika, sopan santun, toleransi,
kematangan dalam pengendalian emosi serta
kepedulian pengguna jalan yang membudaya
Pengetahuan dan pemahaman terhadap setiap
aturan dan karakteristik kendaraan.
Keterampilan mengendalikan kendaraan

Faktor Kendaraan
Kuantitas Kendaraan
Kualitas Kendaraan, pemeliharaan kendaraan
diharapkan dapat:
a) Mengurangi jumlah kecelakaan
b) Mengurangi jumlah korban kecelakaan pada
pemakai jalan lainnya
c) Mengurangi besar kerusakan pada kendaraan
bermotor
d) Kendaraan dapat tetap laik jalan
e) Komponen kendaraan selalu dalam kondisi
siap untuk dioperasionalkan

Faktor Jalan
Prasarana (Rambu-rambu, Marka
jalan, Alat pemberi isyarat lalu
lintas, Alat pengawasan,
pengendali dan alat pengamanan
pemakai jalan)
Lokasi Jalan (Dalam kota dan luar
kota)
Volume Lalu Lintas
Kelas Jalan
Fasilitas pendukung (fasilitas
pejalan kaki, parkir pada badan
jalan, halte, tempat istirahat, dan
penerangan jalan)

Faktor Lingkungan,

Lingkungan sebagai sumber informasi


Penglihatan
Sentuhan
Pendengaran
Kebisingan
Cuaca

Konsep Solusi
Permasalahan

Pelaksanaan pemecahan masalah lalu lintas


dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu (Alamsyah,
2005:6):
Penyelidikan
Tindakan secepatnya
Perencanaan akan datang

Untuk memecahkan masalah klasik lalu


lintas tersebut ada tiga kemungkinan
yang dapat dilaksanakan, yaitu:
membangun jalan secukupnya
batasi permintaan akan jalan dengan membatasi
jumlah kendaraan
gabungan antara a dan b

Pola Transportasi Makro (KepGub DKI


Jakarta Nomor 84 Tahun 2004):
Meningkatkan aksesibilitas di seluruh wilayah Propinsi
Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan sekitarnya dan
menata ulang moda transportasi secara terpadu.
Masyarakatkan sistem angkutan umum massal.
Menggalakkan penggunaan angkutan umum dan
kereta api.
Mengurangi penggunaan kendaraan pribadi yang
berlebihan.
Menambah jaringan jalan primer, Bus Priority, Light Rail
Transit (LRT) dan Mass Rapid Transit (MRT)
Meningkatkan jaringan jalan non tol dan membangun
jalan baru.

PTM akan mengintegrasikan


empat sistem transportasi
umum, yaitu:
Bus Priority (antara lain bus way)
Light Rail Transit/komuter

Mass Rapid Transit (MRT)/


Transportasi Cepat Massal

ASDP (Angkutan Sungai, Danau, dan


Penyeberangan)

Penelitian Busway di
Yogyakarta

Terdapat dua sistem yang digunakan dalam


transportasi: (1) multiple pick up and droop-off
points dan
(2) single pickup and drop-off points. (Harrell et al,
2000)

Pelaksanaan transportasi darat untuk


angkutan penumpang di Indonesia
mempunyai banyak masalah. (Nasution
Kemacetan
lalu lintas
H.M.N,
1996):
Trayek-trayek yang tumpang tindih
Tidak sesuainya jumlah bus pada suatu trayek
Volume pelayanan (dimensi bus tidak sesuai,
panjang trayek)
Jumlah penumpang yang berubah
Efisiensi yang rendah

Dengan simulasi, permasalahanpermasalahan transportasi yang dapat


dipecahkan pada umumnya berkaitan
Meminimalkan
antrian
dengan
upayajumlah
untuk:
Menentukan durasi traffic light
Menentukan waktu keberangkatan dan
kedatangan bus pada shelter
Menentukan jumlah optimal bus untuk suatu
trayek
Menentukan trayek optimum
Menentukan penjadwalan bus

Studi Kasus: Penentuan Jumlah Bus


Pada Perencanaan Busway Kota
Yogyakarta
Tahapan membangun model simulasi secara garis
besar meliputi:
Identifikasi masalah
Penentuan tujuan
Pengumpulan data
Membangun model
Verifikasi dan validasi
Eksperimen simulasi
Interpretasi output
Dokumentasi dan laporan

Untuk membangun
model simulasi tersebut
Data lokasi shelter busway
diperlukan
data
sebagai
Data waktu tempuh antar
shelter
Data waktu singgah di shelter antara
berikut:
Data waktu singgah di shelter keberangkatan
Data penumpang potensial
Peta rute busway

Gambar: Rute Busway Kota Yogyakarta


Sumber: Butar Butar (2008)

Gambar: Rancangan Tampilan Model Simulasi


Sumber: Butar Butar (2008)

Beberapa hal yang


diperhitungkan dari aspek
keuangan
(Sutojo,
2000)
yaitu:
Anggaran Investasi
(modal tetap
dan modal
kerja)
Struktur pembiayaan
Perkiraan biaya produksi
Kemampuan menghasilkan keuntungan (analisa
profitabilitas)
Analisis Break Event Point.

Gambar: Rancangan Tampilan Model


Gambar: Perbandingan Jumlah Bus
Simulasi Sumber: Butar Butar (2008)
Sumber: Butar Butar (2008)
Tabel: Hasil Evaluasi Analisa Keuangan

Kesimpulan
Model awal yaitu sistem dengan jadwal
keberangkatan bus pada menit ke-0, ke-5, ke-10,
ke-25 dan seterusnya. Model alternatif 1 dengan
jadwal keberangkatan bus setiap 5 menit, pada
alternatif 2 jadwal keberangkatan bus pada menit
ke-0, ke-5, ke-10, ke-18 dan seterusnya, serta
alternatif 3 dengan jadwal keberangkatan bus
setiap 3 menit
Hubungan antara jadwal keberangkatan, jumlah
bus dan keterangkutan penumpang dapat dilihat
pada tabel di bawah ini;

Hasil analisa keuangan dapat dilihat pada tabel di bawah ini;

Dari kapasitas penumpang per hari dan analisa


keuangan maka ditentukan jumlah bus yang
dibutuhkan sistem busway kota Yogyakarta sebanyak
24 unit. Dengan jadwal keberangkatan pada menit ke0, ke-5, ke-10, ke-18 dan seterusnya

Alamsyah, Alik Ansyori (2005), Rekayasa Lalu Lintas, Cetakan ke-1, Malang: Penerbit
Universitas Muhammadiyah
Anonim (2009), UU Lalu Lintas No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan
Ikhsan, Muhammad (2009), Lalu Lintas dan Permasalahannya, Materi Seminar
Program Pasca Sarjana (10 Juli 2009), Yogyakarta: Universitas Gajah Mada dan
POLDA DIY
Harrel, C.R, Mott, R.A., Bateman, RE., Bowden, G., Gogg, J., (1997), System
Improvement Using Simulation, Fifth edition, Promodel Corporation.
Homburger, Wolfgang S. and Kell, James H. (1981), Fundamentals of Traffic
Engineering, California: University of California, Institute of Transportation Studies,
Berkeley
Nasution H.M.N (1996), Manajemen Transportasi, Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia.
Putranto, Leksmono Suryo (2008), Rekayasa Lalu Lintas, Cetakan ke-1, Jakarta: PT.
Macanan Jaya Cemerlang
Sutojo, S., (2000), Studi Kelayakan Proyek (Konsep, Teknik dan Kasus), Seri
Manajemen Bank No.66, Edisi Baru, Damar Mulia Pustaka, Jakarta.
Susilo, Djoko (2009), Implementasi Transportasi Makro Di Jabodetabek: Merancang
Solusi Cerdas Di Tengah Keterbatasan, Jakarta: Polda Metro Jaya
Wells, G.R. (1993), Rekayasa Lalu Lintas, Cetakan ke-3, Edisi Bahasa Indonesia,
Jakarta: Penerbit Bhratara Niaga Media

Lalu lintas
Rekayasa lalu
lintas
Faktor manusia
Faktor jalan
Faktor kendaraan
Faktor lingkungan
Komuter

Angkutan massal
Mass rapid transit
Light rail transit
Metro subway
Monorail
Metro surface
Busway
Trem

Jelaskan apa yang dimaksud dengan rekayasa


lalu lintas dan apa manfaatnya bagi pengguna jalan raya ?
Definisi menurut siapa yang menurut anda paling sesuai
dengan kondisi lalu lintas di Indonesia ? Berikan alasannya !
Bagaimana sasaran rekayasa lalu lintas bila dihubungkan
dengan kondisi lalu lintas di Kota Kediri ?
Apa saja faktor-faktor yang berpengaruh pada permasalahan
lalu lintas?
Bagaimana mengatasi permasalahan lalu lintas yang ada di
Kota Surabaya ?
Apakah Kota Surabaya mampu mengaplikasikan konsep-konsep
moderen tentang rekayasa lalu lintas ? Berikan alasannya !

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai