Anda di halaman 1dari 49

Perhatikan gambar di bawah ini!

Apa fungsi
penambaha
n garam
pada salju ?

Perhatikan gambar di bawah ini!


Apa fungsi
penambaha
n garam
pada mesin
pembuat es
krim ?

Perhatikan gambar di bawah ini!


Mengapa
cairan infus
NaCl harus
memiliki
konsentrasi
yang
tertentu ?

SIFAT KOLIGATIF
LARUTAN
Kelompok 4
Kardian Rinaldi
Neysia Lavtania
Stella Vellanda

Jumlah
partikel
zat
terlarut
dalam
larutan

hanya
bergantung
pada

SIFAT KOLIGATIF
LARUTAN

Sifat koligatif
larutan elektrolit
dipengaruhi
oleh
ion-ion

Penuruna
Penuruna
n titik
n tekanan
beku
uap jenuh
berbandin
berdas
g lurus
ar
dengan
Hukum
Raoult

Fraksi
mol zat
terlarut

berupa

dapat
untuk
menghitun
g

Mr zat
terlarut
Derajat
disosiasi
Jumlah ion

Sifat koligatif
larutan nonelektrolit

terdiri atas

Kenaikan
titik didih
berbandin
g lurus
dengan
Molalit
as
larutan

dipengaruhi
oleh
molekulmolekul

Tekanan
osmotik
berbandin
g lurus
dengan
Suhu dan
molalitas
larutan

LARUTAN
Pelarut (solvent)

Larutan

terdiri atas

memiliki

Konsentrasi

Zat Terlarut (solute)

KONSENTRASI LARUTAN
Molaritas (M) : banyaknya mol zat terlarut

yang terkandung dalam 1 liter larutan

natau
M
V

g 1000
M x
M mL

KONSENTRASI LARUTAN
Hitunglah molaritas larutan yang dibuat dengan
melarutkan 1,8 gram sukrosa (C11H22O11, Mm = 180)
dalam air hingga volume larutan mencapai 500,0 mL.
Diketahui :
massa sukrosa = 1,8 g
Mm sukrosa = 180 g/mol
V larutan = 500,0 mL
Ditanyakan : molaritas larutan (M) = .... ?
Penyelesaian :

KONSENTRASI LARUTAN
Molalitas : banyaknya mol zat terlarut yang

terkandung dalam 1 kilogram pelarut

n
m atau
P

g
1000
x
M massa pelarut (g)

KONSENTRASI LARUTAN
Hitunglah molalitas larutan yang dibuat dengan
melarutkan 5,0 gram kalium iodida (KI, Mm = 166) ke
dalam 500,0 gram air.
Diketahui :
Massa KI = 5,0 g
Mm KI = 166 g/mol
Massa air = 500,0 g
Ditanyakan : molalitas larutan (m) = .... ?
Penyelesaian :

KONSENTRASI LARUTAN
Fraksi mol (X) : jumlah mol salah satu

komponen per jumlah mol total larutan


X

terlarut

X pelarut

n
terlarut
n terlarut
+n
pelarut

n pelarut

n terlarut + n
pelarut

X
terlarut

+ X pelarut = 1

KONSENTRASI LARUTAN
Suatu larutan terdiri atas 128 gram metanol
(CH3OH, Mm = 32) dan 108 gram air (H2O, Mm =
18). Hitunglah fraksi mol masing-masing
komponen.
Diketahui :
Massa metanol = 128 g
Mm metanol = 32 g/mol
Massa air = 108 g
Mm air = 18 g/mol
Ditanyakan : fraksi mol (X) CH3OH dan fraksi
mol (X) H2O = .... ?

KONSENTRASI LARUTAN
Penyelesaian :

SIFAT KOLIGATIF
LARUTAN
Sifat fisis larutan yang hanya bergantung

pada jumlah partikel zat terlarut dalam


larutan, namun tidak bergantung pada
jenis zat terlarut

0,1 mol NaOH

0,1 mol HCl


100
g air

100
g air

Amati perubahan sifat yang terjadi!

(Ingat! Percobaan dilakukan pada suhu 25C dan


tekanan 1 atm)
Sifat Fisik

Larutan
HCl

Larutan
NaOH

Rasa

Masam

Pahit

pH

<7

>7

Titik didih

101,04C

101,04C

beku
-3,72C
-3,72C
SifatTitik
koligatif
larutan
nonelektrolit
berbeda

dengan larutan elektrolit meskipun


konsentrasinya sama

1. PENURUNAN TEKANAN UAP


Dalam suatu wadah tertutup yang berisi

pelarut murni, terjadi kesetimbangan antara


partikel-partikel fasa uap dengan fasa cair dari
pelarut tersebut
Partikel-partikel fasa uap pelarut yang
terbentuk di atas permukaan cairannya
menimbulkan suatu tekanan yang disebut
tekanan uap pelarut (P0)

Penambahan zat terlarut nonvolatile ke

dalam pelarut murni akan menyebabkan


tekanan uap larutan lebih rendah daripada
tekanan uap pelarut murninya
Hal ini terjadi karena zat terlarut itu
mengurangi bagian atau fraksi dari pelarut
dalam volume total larutan, sehingga laju
penguapan berkurang

air murni

air murni + zat terlarut

Efek penambahan zat terlarut nonvolatile pada


pelarut murni terhadap tekanan uap larutan
(Pengamatan pada manometer)
Plarutan < P0

Selisih antara tekanan uap pelarut murni dengan

tekanan uap larutan disebut penurunan


tekanan uap (P)
P = P0 Plarutan
Francois Marie Raoult mengemukakan bahwa
tekanan uap larutan berbanding lurus dengan
fraksi mol pelarut. Hubungan ini dinyatakan
dengan Hukum Raoult
Plarutan = Xpelarut . P0pelarut
Karena Xpelarut + Xterlarut = 1 atau Xterlarut = 1
Xpelarut, maka :
P = P0 Plarutan = P0 (Xpelarut . Popelarut)
= P0 (1 Xpelarut)
= Xterlarut . P0

Berdasarkan hal tersebut, maka penurunan

tekanan uap larutan berbanding lurus


dengan jumlah partikel zat terlarut (yang
dinyatakan sebagai fraksi mol zat terlarut,
Xterlarut)

sehingga

Tekanan uap air pada suhu 28C adalah 28,35


mmHg. Hitunglah tekanan uap larutan yang
mengandung 68 g sukrosa (C12H22O11, Mm = 342
g/mol) dalam 1000 g air pada suhu tersebut.
Diketahui :
T = 28 C
P0 = 28,35 mmHg
Massa sukrosa = 68 g
Mm sukrosa = 342 g/mol
Massa air = 1000 g
Ditanyakan : Plarutan = . ?

Penyelesaian :

mol total = 0,1988 + 55,5556 = 55,7544 mol

Plarutan = P0 . Xpelarut
= (28,35 mmHg)(0,9964)
= 28,25 mmHg

2. KENAIKAN TITIK DIDIH


Titik didih suatu cairan adalah temperatur

pada saat tekanan uap cairan sama dengan


tekanan pada permukaan
Penurunan tekanan uap akibat penambahan
zat terlarut nonvolatile dalam larutan
berpengaruh pada titik didih larutan

Diagram P T untuk perubahan


fasa air dan larutan

Perhatikan titik

koordinat yang diberi


tanda!
Garis utuh
menunjukkan kurva
untuk pelarut murni
(air)
Garis putus-putus
menunjukkan kurva
untuk larutan
Dapat disimpulkan
bahwa titik didih
larutan lebih tinggi
daripada titik didih
pelarut murni

Selisih antara titik didih larutan dengan titik didih

pelarut murni disebut sebagai kenaikan titik


didih (Tb)
Sesuai Hukum Raoult, kenaikan titik didih suatu

pelarut akibat penambahan zat terlarut


nonvolatile berbanding lurus dengan jumlah
mol zat terlarut per kilogram pelarut (molalitas)
Tb = Kb . m
dengan :

Kb = tetapan kenaikan titik didih molal

m = konsentrasi larutan (dalam satuan


molal)
Nilai Kb memiliki satuan C/m

Tabel Tetapan Kenaikan Titik Didih Molal


Beberapa Senyawa Pelarut
Pelarut

Titik Didih (C)

Kb (C/m)

Air

100

0,512

Benzena

80,1

2,53

Asam asetat

118,1

3,07

Nitrobenzena

210,88

5,24

182

3,56

207,42

5,61

Fenol
Champora

Hitunglah titik didih larutan yang dibuat dengan


melarutkan 10,0 g urea, CO(NH2)2 (Mm = 60) dalam 125 g
air (Mm air = 18 ; Kb air = 0,512C/m).
Diketahui :
Massa urea = 10,0 g
Mm urea = 60 g/mol
Massa air = 125 g
Mm air = 18 g/mol
Kb air = 0,512C/m
Ditanyakan : Tb larutan = . ?
Penyelesaian :

Tb = Kb . m = (0,512 C/m)(1,33 molal) = 0,68 C


Tb larutan = Tb air + Tb = 100 + 0,68 = 100,68 C

3. PENURUNAN TITIK BEKU


Titik beku suatu cairan adalah temperatur di

mana terjadi kesetimbangan antara fasa cair


dengan fasa padat dari zat tersebut

Diagram P T untuk perubahan


fasa air dan larutan

Perhatikan titik

koordinat yang diberi


tanda!
Garis utuh
menunjukkan kurva
untuk pelarut murni
(air)
Garis putus-putus
menunjukkan kurva
untuk larutan
Dapat disimpulkan
bahwa titik beku
larutan lebih rendah
daripada titik beku
pelarut murni

Selisih antara titik beku pelarut murni dengan titik

beku larutan disebut sebagai penurunan titik


beku (Tf)
Sesuai Hukum Raoult, penurunan titik beku suatu

pelarut akibat penambahan zat terlarut


nonvolatile berbanding lurus dengan jumlah
mol zat terlarut per kilogram pelarut (molalitas)
Tf = Kf . m
dengan : Kf = tetapan penurunan titik beku
molal
m = konsentrasi larutan (dalam satuan
molal)
Nilai Kf memiliki satuan C/m

Tabel Tetapan Penurunan Titik Beku Molal


Beberapa Senyawa Pelarut
Pelarut

Titik Beku (C)

Kf (C/m)

1,86

Benzena

5,48

5,12

Asam asetat

16,6

3,90

Nitrobenzena

5,7

7,00

Fenol

43

7,40

178.40

40,0

Air

Champora

Hitunglah titik beku larutan yang dibuat dengan


melarutkan 10,0 g urea, CO(NH2)2 (Mm = 60) dalam 125 g
air (Mm air = 18 ; Kf air = 1,86C/m).
Diketahui :
Massa urea = 10,0 g
Mm urea = 60 g/mol
Massa air = 125 g
Mm air = 18 g/mol
Kf air = 1,86C/m
Ditanyakan : Tf larutan = . ?
Penyelesaian :

Tf = Kf . m = (1,86 C/m)(1,33 molal) = 2,47 C


Tf larutan = Tf air - Tf = 0 2,47 = - 2,47 C

4. TEKANAN OSMOTIK
particles

dilute

more
concentrated

Proses Osmosis

particles

Osmosis adalah proses spontan di mana

molekul pelarut berpindah dari larutan dengan


konsentrasi lebih rendah ke larutan dengan
konsentrasi lebih tinggi melewati suatu
membran semipermeabel
Membran semipermeabel adalah membran
yang mampu menahan beberapa partikel
suatu zat dan membiarkan beberapa partikel
zat yang lain menembus pori-pori membran
Tekanan yang digunakan untuk menghentikan
osmosis dari pelarut murni ke larutan
dinamakan tekanan osmotik larutan ()

Menurut Vant Hof, tekanan osmotik larutan-

larutan encer dapat dihitung dengan rumus


yang serupa dengan persamaan gas ideal
. V = n. R. T

n
RT
V
= MRT
dengan :
= tekanan osmotik larutan (atm)
M = konsentrasi larutan (dalam satuan molar)
R = tetapan gas = 0,0821 L.atm/mol.K
T = suhu mutlak larutan (K)

Tekanan osmotik meningkat seiring dengan :


Peningkatan suhu karena T memengaruhi
frekuensi tumbukan antara partikel pelarut
dengan membran per satuan waktu
Peningkatan molaritas larutan karena M
mempengaruhi perbedaan jumlah partikel
pelarut dari kedua sisi yang menumbuk pada
membran. Selain itu, M yang lebih tinggi akan
memberikan dorongan untuk menyetarakan
perbedaan konsentrasi dengan cara
pengenceran

Hitunglah tekanan osmotik dari 500 mL larutan yang


mengandung 9 gram glukosa (Mm = 180) pada suhu 27C
(R = 0,0821 L atm. mol-1. K-1 )
Diketahui :
Massa sukrosa = 9 g
Mm sukrosa = 180 g/mol
Volume larutan = 500 mL
R = 0,0821 L atm. mol-1. K-1
T = 27C = 300 K
Ditanyakan : = . ?
Penyelesaian :

= MRT = 0,1 M x 0,0821 L atm. mol-1. K-1 x 300 K


= 2,463 atm

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN


ELEKTROLIT
Dalam konsentrasi yang sama, sifat koligatif

larutan elektrolit lebih besar daripada sifat


koligatif larutan non-elektrolit.
Hal ini terjadi karena larutan elektrolit adalah
larutan yang dapat terdisosiasi atau terurai
menjadi ion ion. Akibat penguraian tersebut
maka jumlah partikel menjadi semakin
banyak.


AB (aq) A+ (aq) + B- (aq)
Penguraian larutan elektrolit menjadi ion-

ionnya merupakan reaksi kesetimbangan


karena adanya gaya tarik-menarik ion-ion
yang muatannya berlawanan.
Akibatnya, teori tentang kesetimbangan kimia
berlaku juga pada larutan elektrolit.

DERAJAT DISOSIASI ()
Untuk
menyatakan banyaknya zat elektrolit

yang terdisosiasi, digunakan istilah derajat


disosiasi ().

Larutan elektrolit kuat memiliki harga derajat

disosiasi mendekati satu karena hampir


terdisosiasi sempurna.
Larutan elektrolit lemah memiliki harga derajat
disosiasi yang relatif kecil karena hanya
terdisosiasi sebagian (parsial).

FAKTOR VANT HOFF

mengetahui banyaknya penambahan partikel


Untuk

zat elektrolit dalam larutan, maka dimisalkan suatu


elektrolit A akan terdisosiasi membentuk n ion B (B
adalah kumpulan kation dan anion).
A nB
Jika :
Banyaknya A yang dilarutkan = a mol
Derajat disosiasi =
maka :
Banyaknya A yang terdisosiasi= a mol
Banyaknya A yang tidak terdisosiasi = (a - a ) mol
Banyaknya ion-ion B yang terbentuk = n a mol


partikel dalam larutan terdiri dari banyaknya A
Banyaknya

yang tidak terdisosiasi dan banyaknya A yang terdisosiasi


(= banyaknya ion B yang terbentuk)
(a - a + n a ) mol = a (1 + n ) mol = a [1 + (n-1) ]
mol

Jika dibandingkan antara partikel zat setelah terdisosiasi

dengan sebelum disosiasi, terjadi penambahan mol


sebesar 1 + (n-1) kali. Penambahan ini disebut faktor
vant Hof (i).
Nilai n adalah jumlah ion setelah terjadi disosiasi, contoh :
Al2(SO4)3 (aq) 2 Al3+ (aq) + 3 SO42- (aq)
n=2+3=5

Penurunan tekanan uap jenuh

P = Xt . P0 . i
Kenaikan titik didih
Tb = Kb. m . i
Penurunan titik beku
Tf = Kf. m . i
Tekanan osmotik
= M.R.T.i
Ingat!
i = 1 + (n-1)

APLIKASI SIFAT KOLIGATIF


LARUTAN
Penurunan Titik Beku

Penurunan Titik Beku

Penambahan garam

Penambahan garam
pada salju

pada mesin pembuat


es krim

Penurunan Titik Beku dan Kenaikan Titik Didih

Penambahan etilen glikol pada pendingin


kendaraan bermotor

Tekanan Osmotik

isotonic
solution

hypotonic hypertonic
solution
solution

Pembuatan cairan infus

Tekanan Osmotik

Kehidupan ikan air tawar dan air laut

Tekanan Osmotik

Pembuatan manisan buah

SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai