Kelompok 13 :
Annisa Oktaviani (1300802)
Devi Lestari (1300295)
Santi Dwi Permata Sari (1300590)
Peta
Konsep
Alkana
Memiliki
Senyawa
Turunan
Berdasarkan
Gugus Fungsi
Yaitu
Haloalkana
amina
Asam
Karboksilat
Aldehid
Alkohol
Eter
Keton
ester
Tata Nama
Sifat
Kegunaan
Pembuatan
Gugus Fungsi
Gugus
Isomer
Isomer
Rumus
Gugus
Fungsi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
-OH
-O-CHO
-CO-COOH
-COO-X
-NH2
Rumus
Senyawa
R-OH
R-O-R
R-CHO
R-CO-R
R-COOH
R-COOR
R-X
R-NH2
Nama Senyawa
Alkanol / Alkohol
Alkoksi Alkana / Eter
Alkanal / Aldehid
Alkanon / Keton
Asam alkanoat / Asam karboksilat
Alkil Alkanoat / Ester
Alkil Halida / Haloalkana
Amina
Haloalkana
Senyawa haloalkana disebut juga
alkil halida merupakan senyawa
turunan alkana yang salah satu atau
beberapa atom hidrogennya
digantikan dengan atom halogen.
Alkana
Haloalkana
Contoh
CH4
Metana
CH3Cl
klorometana atau metil klorida
C2H6
Etana
C2H5Cl
kloroetana atau etil klorida
klorometana
Metil klorida
CH2Cl2
diklorometana
Metil diklorida
CHCl3
triklorometana
Metil triklorida
Sifat-sifat Haloalkana
fisis
Sifat
alkan
a
Fluoroalk
ana
CH3X
-161,7 -78,4
-24,2
3,6
42,4
CH3CH2X
-88,8
37,7
12,3
38,4
72,3
CH3(CH2)2
X
-42,1
-2,5
46,6
71,0
102,5
CH3(CH2)3
X
-0,5
32,5
78,4
101,6
130,5
Sifat Kimia
Reaksi eliminasi
Pereaksi Grignard
Pembuatan Haloalkana
Adisi asam halida (HX) terhadap alkena atau alkuna (adisi
Kegunaan Haloalkana
CH2CH3
Pembuatan Amina
Kegunaan Amina
Amina banyak digunakan sebagai
bahan pewarna.
contoh : metil orange,direct brown,
sunset
yellow,ponceau.
Bermanfaat sebagai bahan pembuat
obat-obatan.
3,4-dimetil-2-pentanol
3,4-dimetil-pentil-2-alkohol
IUPAC
Trivial
Jenis-jenis Alkohol
Alkohol primer adalah
suatu alkohol dengan
gugus hidroksil (OH)
terikat pada atom karbon
primer
Jenis-jenis Alkohol
Alkohol tersier adalah
alkohol dengan gugus
hidroksil (OH) terikat
pada atom karbon
tersier
CH3CH2CHCH3 CH3CH=CHCH3
+H2O
OH
Pembuatan Alkohol
Mereduksi gas CO menggunakan gas
hidrogen dengan katalis oksida
logam.
Tahap 1:
(g) +O (g) + 3 (g)
Cr O
Tahap 2:
+ 2 (g) OH (l)
Fermentasi
(s) 2 OH (l) + 2 (g)
2
Kegunaan Alkohol
Rivanol
Spirtus
Etilen Glikol
IUPAC: Metoksi
propana
Trivial: Metil propil
eter
Eter
CH3 CH CH3
OH
2 propanol
Kegunaan Eter
Diethyl Ether
IUPAC
Trivial
Butanal
Butiraldehida
Pembuatan Aldehida
Oksidasi alkohol primer
Alkohol primer dapat teroksidasi
menghasilkan suatu aldehida dengan
katalis kalium bikromat dan asam sulfat
Pembuatan Aldehid
Mengalirkan uap alkohol primer di
atas tembaga panas
Uap alkohol primer teroksidasi
menghasilkan suatu aldehida dengan
katalis tembaga panas.
Kegunaan Aldehida
Alat Melamin
Formalian
IUPAC
Trivial
Butanon
Etil metil keton
Nama
Jumlah
Tl.(C )
Td. (C)
atom C
ALDEHIDA
HCHO
CH3CHO
formaldehid
a
-9
21
sangat larut
- 12
21
sangat larut
C4H8O
asetaldehida
76
sedikit larut
C6H5CHO
butiraldehid
-5
178
sedikit larut
a
benzaldehid
a
KETON
CH3COCH3CH3C
aseton
-9
56,1
Tidak larut
OCH2CH3
butanon
-8
79,6
sedikit larut
C6H3COCH3
asetofenon
21
202
tidak larut
C6H3COC6H5
benzofenon
13
306
tidak larut
OH
O
Distilasi kering garam alkanoat
Pembuatan Keton
Oksidasi alkohol sekunder
Oksidasi alkohol sekunder dengan katalis natrium bikromat
dan asam sulfat akan menghasilkan keton dan air.
Kegunaan Keton
Aseton
Pembuatan Asam
Karboksilat
Sumber Ester
Metil
Aroma
Asetat
Lembut sweety
Propionat
Buah-buahan
Isobutirat
Bunga-bungaan
Isovalerat
Apel
heksanoat
nanas
Etil
Aroma
Format
Rum
Asetat
Nanas
Isobutirat
Jeruk
Valerat
Apel
Isovalerat
Pembuatan Ester
Reaksi Esterifikasi
H2SO4
Kegunaan Ester
FORMALIN
Formalin adalah Larutan formaldehida atau larutan formalin
dengan rumus molekul CH2O mempunyai nama dagang
formalin, formol, atau mikrobisida mengandung kira-kira
37% gas formaldehida dalam air.
(Windholz et al.,1983 dalam Cahyadi, 2009)
Berat Molekul Formalin adalah 30,03, dengan Rumus Molekul
CH2O. Di pasaran, formalin dapat diperoleh dalam bentuk
yang sudah diencerkan yaitu dengan kadar formaldehidnya
40, 30, 20 dan 10 persen serta dalam bentuk tablet yang
beratnya masing-masing sekitar 5 gram. Di dalam formalin
terkandung sekitar 37% formaldehid dalam air. Biasanya
ditambahkan methanol hingga 15% sebagai pengawet.
(Handayani, 2006)
FORMALIN
BAHAYA FORMALIN
Formalin bisa menguap di udara, berupa gas yang
tidak berwarna, dengan bau yang tajam menyesakkan
sehingga merangsang hidung, tenggorokan, dan
mata. Bila uap formalin dengan konsentrasi 0,03-4 bpj
terhirup selama 35 menit, maka akan menyebabkan
iritasi membran mukosa hidung, mata, dan
tenggorokan. Selain itu, dapat juga terjadi iritasi
pernapasan parah, seperti batuk, disfagia, spasmus
laring, bronkhitis, pneumonia, asma, edema pulmonal,
dapat pula terjadi tumor hidung pada mencit.
(Cahyadi, 2009)
BAHAYA FORMALIN
jika kandungan formalin dalam tubuh tinggi, akan
bereaksi secara kimia dengan hampir semua zat di
dalam sel sehingga menekan fungsi sel dan
menyebabkan kematian sel yang mengakibatkan
keracunan
tubuh.
Keracunan
formalin
bisa
mengakibatkan iritasi lambung dan alergi. Formalin juga
bersifat karsinogen (bersifat kanker) dan mutagen
(menyebabkan perubahan fungsi sel). Dalam kadar
yang sangat tingi formalin bisa menyebabkan kegagalan
peredaran darah yang bermuara pada kematian.
(Cahyadi , 2012)
Terima Kasih